Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan


Yang Maha Esa atas rakhmat dan berkat yang telah
dianugerahkan-Nya selama proses penyusunan buku ini,
sehingga penyusun dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Adapun penyusunan buku yang berjudul “Media Pembelajaran
Fisika SMP dari Alat-alat Sederhana” ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan
Media Pembelajaran IPA, yang diampu oleh Bapak I Wayan
Sukarjita.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada


Ayah dan Ibu, kakak, adik, dan teman-teman seperjuangan
yang telah dengan caranya masing-masing membantu
penyusun dari awal hingga akhir penyusunan buku ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam buku ini masih


banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknik
penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian, sangat penyusun nantkan. Akhirnya,
penyusun sampaikan selamat membaca dan belajar lewat
buku ini.

Kupang, Juni 2018

Penyusun

Kresensia Kurniawati Mala Pasa

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................ii
Rancangan 1 : Resonansi dan Amplitudo Bunyi.......................1
Rancangan 2 : Pembiasan Cahaya..........................................4
Rancangan 3 : Isolator atau Konduktor.....................................6
Rancangan 4 : Tegangan Permukaan......................................8
Rancangan 5 : Dispersi Cahaya.............................................11
Rancangan 6 : Induksi Muatan Listrik.....................................13
Rancangan 7 : Penghamburan: Penerimaan dan Penerusan
Cahaya....................................................................................16
Rancangan 8 : Gerak Rotasi Benda yang Berputar................20
DAFTAR PUSTAKA

ii
Rancangan 1 : Resonansi dan
Amplitudo Bunyi

Pensil ukuran
Pensil ukuran panjang
pendek

Kardus bekas Karet


Selotip

Alat dan Bahan

1. Kardus bekas
2. Karet
3. Pensil berukuran pendek dan agak panjang
4. Selotip
5. Pisau atau cutter
6. Lem

Langkah-langkah

1. Buatlah lubang seperti pada gitar di bagian atas kardus


dengan diameter 5 cm.
2. Rekatkan semua sisi kardus dengan lem.
3. Rekatkan pensil dengan selotip pada bagian ujung
atas kanan dan kiri.

1
4. Rekatkan juga karet pada bagian ujung atas kardus
dan tarik hingga ke bagian ujung satunya.
5. Petiklah gitarmu. Dengarkan bunyi yang dihasilkan.
6. Selipkan pensil berukuran agak panjang di dekat
lubang kardus. Petiklah gitarmu dengan pelan dan kuat
secara bergantian. Dengarkan bunyi yang dihasilkan,
apa perbedaan seutas senar gitar yang dipetik pelan
dengan dipetik kuat?
7. Selipkan pensil berukuran agak panjang di tengah
kardus. Petiklah gitarmu dengan pelan dan kuat secara
bergantian. Dengarkan bunyi yang dihasilkan.

Aplikasi Konsep

Sebagian besar alat-alat musik yang dijumpai dalam


kehidupan sehari-hari memiliki kolom udara, contohnya
perkusi, kecapi, seruling, gamelan, gitar, harmonika, biola dan
drum. Saat alat-alat musik itu digunakan, udara dalam kolom
udara pada alat-alat musik itu ikut bergetar sehingga bunyi
yang dihasilkan menjadi lebih keras.

Kolom udara dalam alat musik tersebut akan bergetar


ketika alat musik itu dimainkan. Bergetarnya kolom udara
dalam alat musik itu dihasilkan karena adanya resonansi.
Misalnya, ketika senar gitar dipetik, udara dalam kolom gitar
ikut bergetar sehingga frekuensi getaran kolom udara tersebut
sama dengan frekuensi senar gitar. Di kolom udara ini,
gelombang-gelombang bunyi mengalami penguatan karena
adanya pemantulan oleh dinding-dindingnya. Akibanynya,
resonansi terjadi dan suara atau bunyi yang dihasilkan lebih
keras. Peristiwa resonansi pulalah yang mengakibatkan kita
dapat mendengar bunyi tertentu yang msuk ke telinga kita.

Apa perbedaan seutas senar gitar ynag dipetik pelan


dengan dipetik kuat? Jawabannya adalah amplitudo. Saat
dipetk denag kuat, nada akan terdengar lebih keras (bukan

2
lebih tinggi). Karena senar yang dipetik adalah senar yang
sama, nada yang keluar pun akan sama atau frekuensinya
tetap.

Kuat lemah bunyi bergantung pada besarnya


amplitudo. Semakin besar amplitudo, semakin kuat bunyinya,
dan sebaliknya. Selain amplitudo, kuat bunyi bergantung juga
pada jarak antara sumber bunyi dan pendengar. Jika sumber
bunyi semakin jauh, semakin lemah bunyi yang terdengar.

3
Rancangan 2 : Pembiasan
Cahaya

Pensil

Air

Gelas

Alat dan Bahan

1. Air
2. Gelas Kaca
3. Pensil

Langkah-langkah

1. Isilah gelas dengan air secukupnya.


2. Masukkan pensil ke dalam gelas.

4
3. Amati pensil yang tercelup tersebut dari atas dan
bawah gelas.
4. Amati pensil yang tercelup tersebut dari samping
gelas.

Aplikasi Konsep

Setiap saat kita dapat melihat berbagai jenis benda


dengan mata kita karena ada cahaya. Akan tetapi, saat cahaya
tersebut melewati medium yang berbeda, misalnya medium air
dan udara, cahaya tersebut akan sedikit berubah arah. Cahaya
akan dibelokkan saat melewati medium air ke medium udara.
Peristiwa seperti ini disebut dengan pembiasan cahaya.

Pembiasan cahaya adalah peristiwa membeloknya


cahaya karena melalui dua medium yang berbeda
kerapatannya. Perbedaan kerapatan medium menyebabkan
perbedaan kecepatan cahaya medium tersebut. Medium
adalah zat yang dapat dilalui cahaya.

Pensil kelihatan patah atau bengkok karena cahaya


dari ujung pensil yang keluar ke udara mengalami pembelokan
arah. Akibatnya, ujung pensil yang dilihat tidak pada tempat
aslinya sehingga pensil kelihatan patah atau bengkok.

Jadi, cahaya bergerak lebih cepat pada medium yang


kurang padat. Faktor inilah yang menyebabkan pensil terlihat
patah atau bengkok di batas permukaan air. Cahaya yang
datang dengan sudut datang 90° (tegak lurus) melalui medium
yang berbeda tidak dibiaskan,tetapi diteruskan.

5
Rancangan 3 : Isolator atau
Konduktor

Lampu kecil Sekrup


berukuran
sedang

Kabel
penghubung
Karton berukuran
tebal kecil
atau
kardus

Baterai
kecil

Alat dan Bahan

1. Baterai kecil
2. Lampu kecil
3. Kabel penghubung berukuran kecil
4. Karton tebal atau kardus berukuran 5 cm × 5 cm
5. Sekrup berukuran sedang

6
Langkah-langkah

1. Lilitkan ujung kabel pada lampu kecil.


2. Hubungkan lampu dan baterai dengan menggunakan
kabel tersebut. Letakkan kardus atau karton tebal di
antara kedua benda tersebut seperti yang terlihat pada
gambar. Amatilah yang terjadi.
3. Hubungkan lampu dan baterai dengan menggunakan
kabel. Letakkan sekrup di antara kedua benda
tersebut. Amatilah yang terjadi.

Aplikasi Konsep

Pada saat kardus diletakkan di antara lampu dan


baterai, lampu tidak dapat menyala. Hal ini disebabkan karena
kardus termasuk isolator, yaitu benda-benda yang tidak dapat
menghantarkan listrik. Adapun contoh benda-benda lain yang
termasuk isolator, antara lain : kaca, karet, plastik, dan kertas.

Sedangkan pada saat sekrup diletakkan di antara


lampu dan baterai, lampu tetap dapat menyala. Hal ini dapat
disebabkan karena sekrup termasuk konduktor, yaitu benda-
benda yang dapat menghantarkan listrik. Adapun contoh
benda-benda lain yang termasuk konduktor antara lain :
tembaga, besi, baja, dan aluminium.

7
Rancangan 4 : Tegangan
Permukaan

Handuk
kertas Mangkuk
kaca

Klip
kertas
Air

Alat dan Bahan

1. Mangkuk
2. Air keran
3. Gunting
4. Handuk Kertas
5. Penjepit kertas ukuran kecil
6. Tusuk gigi

Langkah-langkah

1. Isi mangkuk dengan air hingga tiga perempatnya.


2. Potong tissue berukuran 5 cm × 5 cm.
3. Letakkan penjepit kertas di tengah-tengah tisu tadi.
4. Angkat tisu dari tepinya, lalu letakkan di atas
permukaan air pada mangkuk. Kertas tisu dengan

8
penjepit kertas di atasnya seharusnya mengapung di
air.
5. Dengan tusuk gigi, perlahan-lahan doronglah tisu ke
bawah hingga tenggelam, meninggalkan penjepit
kertas tetap berada di atas permukaan air.
6. Amati penjepit kertas yang terapung dan tentukan
bagian penjepit kertas yang tetap berada di atas
maupun di bawah permukaan air.

Aplikasi Konsep
Tegangan permukaan adalah kohesi (gaya tarik-
menarik antara molekul sejenis) antara molekul-molekul di
permukaan suatu cairan. Tegangan ini (gaya regang)
menyebabkan permukaan cairan menjadi elastis, seperti
ditutupi oleh kulit. Di bawah permukaan air, setiap molekul
air ditarik secara bersamaan ke segala arah oleh moleku-
molekul air di sekitarnya. Molekul-molekul ini tidak dapat
saling mendekat sebab moleku-molekul tersebut dikelilingi
di semua sisi. Akan tetapi di permukaan, lapisan molekul
air paling atas ditarik oleh molekul-molekul air yang berada
di sampingnya dan di bawahnya, tapi tidak di atasnya. Ini
menghasilkan gaya total ke bawah yang menyebabkan
lapisan air paling atas agak terkompresi. Lapisan yang
terkompresi tersebut berlaku seperti kulit atau film yang
direntangkan dengan kuat, sehingga cukup kuat untuk
menahan benda yang ringan. Benda akan mengapung
(keadaan melayang atau diam di atas permukaan suatu
fluida, yaitu setiap benda cair atau gas yang dapat
mengalir) ketika diletakkan dalam air, jika berat jenisnya
sama atau lebih kecil daripada berat jenis air.Akan tetapi
berat jenis klip kertas lebih besar daripada berat jenis air
yag menahannya. Ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa
tidak ada bagian klip kertas yang berada di bawah
permukaan air, melainkan berat klip kertas meregangkan
permukaan air ke bawah, seperti yang dapat diamati
bahwa permukaan air di sekitar klip kertas tertekan ke
bawah. Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari terkait

9
tegangan permukaan yaitu jangkrik, semut, dan silet yang
bisa terapung di pemukaan air, laba-laba dan serangga air
yang bisa berjalan bebas di permukaan air.

10
Rancangan 5 : Dispersi
Cahaya

Senter

Baskom
Cermin

Air

Alat dan Bahan

1. Cermin kecil
2. Baskom kaca
3. Air
4. Senter

Langkah-langkah

1. Letakkan cermin di dalam baskom dengan posisi


setengah miring dan aturlah posisinya agar
pantulannya mengenai dinding ruangan.
2. Tuangkan air ke dalam baskom kaca hingga setengah
bagian cermin terendam.

11
3. Sinarilah cermin tersebut dengan senter dari atas
dengan posisi tegak lurus. Amati yang terjadi pada
dinding ruangan yang terkena pantulan cahaya dari
cermin.

Aplikasi Konsep

Percobaan di atas dikatakan berhasil ketika terlihat


garis berwarna-warni yang terdiri dari warna merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Itulah warna-warni pelangi.
Terbentuknya pelangi karena proses pembiasan cahaya. Saat
cahaya mengenai cermin yang diletakkan di dalam air, maka
cahaya itu akan dibelokkan. Begitu juga saat cahaya itu keluar
dari dalam air untuk dipantulkan ke dinding.

Selain membiaskan cahaya, cermin juga akan


memisahkan cahaya putih dari matahari menjadi beberapa
jenis warna, yang disebut dengan peristiwa dispersi cahaya.
Jadi, sebenarnya warna putih pada cahaya matahari terdiri
atas beberapa jenis warna. Warna-warna itulah yang terdapat
pada pelangi, dan peristiwanya yang disebut dengan dispersi
cahaya.

12
Rancangan 6 : Induksi
Muatan Listrik

Sedotan
Kain
wol

Benang

Sisir

Stoples

Alat dan Bahan

1. Dua buah sedotan


2. Stoples kaca seperti stoples selai
3. Benang berukuran 20 cm
4. Sisir plastik
5. Kain wol
6. Gunting

13
Langkah-langkah

1. Ikatlah benang pada bagian tengan sedotan.


Kemudian letakkan sedotan pada mulut stoples
sehingga benang dapat menggantung beberapa
sentimeter di dalam stoples.
2. Potonglah sedotan kedua dengan ukuran yang lebih
kecil daripada ukurab diameter stoples sehingga
sedotan dapat masuk ke dalam stoples.
3. Ikatlah sedotan kedua pada ujung tali yang
menggantung pada sedotan pertama.
4. Gantungkan kedua sedotan pada mulut stoples
dengan posisi sedotan yang lebih kecil berada di
dalam stoples.
5. Dalam ruangan yang memiliki kelembapan rendah,
gosok sisir dengan kain wol. Kemudian, dekatkan sisir
pada stoples dan amati apa yang terjadi.
6. Ulangi beberapa kali dengan mendekatkan sisir pada
bagian lain dari stoples.

Aplikasi Konsep

Sisir yang digosokkan pada kain wol akan bermuatan


listrik negatif. Ketika sisir didekatkan pada stoples, sedotan
yang menggantung di dalam stoples akan berputar. Hal ini
terjadi karena muatan-muatan listrik positif pada sedotan
bereaksi dengan muatan listrik negatif pada sisir sehingga
terjadi tarik-menarik antara sisir dan sedotan. Karena terhalang
oleh stoples kaca, maka sedotan tersebut menjadi berputar.

Peristiwa ini merupakan salah satu metode untuk


memberikan muatan dengan cara induksi. Induksi merupakan
salah satu metode untuk memberikan muatan kepada suatu
benda tanpa menyentuh benda tersebut. Keberadaan benda
yang bermuatan listrik di dekat benda yang bermuatan netral

14
akan menimbukan gaya tarik-menarik sehingga benda yang
bermuatan netral akan bergerak mendekati benda yang
bermuatan listrik.

Ketika sebuah benda diberi muatan dengan cara


induksi, maka muatan yang diterima benda tersebut akan
berlawanan dengan muatan yang digunakan untuk
menginduksi benda tersebut sehingga terjadi gaya tarik-
menarik antara benda bermuatan dan benda yang diberi
muatan karena muatannya berbeda jenis.

15
Rancangan 7 : Penghamburan:
Penerimaan dan Penerusan Cahaya

Kertas Cangkir
poster berisi susu

Cangkir
berisi air

Kertas Senter
HVS

Alat dan Bahan

1. Satu lembar kertas HVS


2. Lampu senter
3. Dua cangkir plastik tidak berwarna yang transparan,
berukuran 300 ml

16
4. Air suling
5. Spidol permanen
6. Pipet
7. Susu kental
8. Sendok
9. Kertas poster putih berukuran 15 × 30 cm

Langkah-langkah

1. Letakkan lembaran kertas dan lampu senter di atas


meja sehingga ujung bola lampu senter berada di
tengah salah satu sisi kertas yang lebih panjang.
2. Isi cangkir plastik dengan air.
3. Dengan spidol permanen, tandai cangkir-cangkir
tersebut dengan huruf A dan B.
4. Tambahkan satu tetes susu ke dalam gelas B dan
aduk.
5. Lipat kertas poster menjadi menjadi dua dengan
mempertemukan ujung-ujung sisi pendeknya untuk
membentuk sebuah layar berdiri. Atur layar pada sisi
lain kertas yang berseberangan dengan lampu senter.
6. Dengan kondisi lampu senter menyala, buat ruangan
menjadi gelap dan amati warna lampu dari lampu
senter yang tampak pada layar kertas.
7. Letakkan cangkir A di tengah kertas di antara layar
kertas dan lampu senter, dan amati warna cahaya
pada layar setelah sinar dari lampu senter melalui air,
serta lihat ke dalam air untuk mengamati perubahan
warna air.
8. Ulangi langkah 7 dengan menggunakan cangkir B.

Aplikasi Konsep

Cahaya, seperti radiasi elektromagnetik lainnya,


menunjukkan gelombang dan juga sisi partikel.

17
Penyebaran atau gerakkannya menyerupai gelombang,
tetapi interaksinya dengan benda terjadi seolah-olah
radiasinya berjalan sebagai partikel-partikel yang terdiri
atas unit energi yang dihubungkan dengan masing-masing
frekuensi radiasi, yang disebut kuantum. Partikel-partikel
ini disebut foton, yaitu paket energi yang terdiri atas
sebuah kuantum radiasi elektromagnetik yang memilki
perilaku partikel dan juga gelombang. Karena foton
bergetar seperti sebuah gelombang, ukuran foton dianggap
sama dengan panjang gelombang cahaya ketika bertindak
sebagai sebuah gelombang.

Lampu senter merupakan sumber cahaya putih, yang


merupakan cahaya kasat mata (bagian dari spektrum
elektromagnetik yang membuat mata sensitif terhadapnya)
yang terbuat dari semua warna cahaya−¿semua panjang
gelombang mulai dari yang paling panjang, yaitu merah, ke
biru, sampai yang paling pendek, yaitu lembayung. Ketika
semua panjang gelombang cahaya digabungkan, mata
menerimanya dan otak menerjemahkan kombinasi tersebut
sebagai cahaya putih−¿tidak berwarna. Tanpa adanya
susu di dalam air, cahaya merambat melalui air tanpa
terlihat sebagai sebuah warna. Tetapi, dengan adanya
susu di dalam air, air memiliki warna kebiruan dan cahaya
yang diteruskan ke layar memiliki warna kekuningan
hingga orange. Perubahan ini disebabkan hamburan
(defleksi atau penyebaran sinar radiasi elektromagnetik
ketika sinar tersebut melewati suatu benda) dari beberapa
gelombang cahaya.

Hamburan dapat berupa kombinasi dari beberapa


macam proses, salah satunya adalah hamburan elastis
(pantula −¿lambungan), yaitu ketika foton bertumbukan
dengan partikel dan memantul, sepeti benturan dari dua
buah bola bilyar yang kemudian saling memantul. Sebuah
foton mengalami hamburan paling baik ketika berbenturan
dengan dengan partikel yang besarnya hampir sama.
Panjang gelombang yang pendek−¿lembayung dan biru
−¿sebagian besar dihamburkan oleh partikel-partikel susu

18
yang kecil di dalam air. Jadi, ketika cahaya putih merambat
melalui air susu, campuran panjang gelombang yang
memberikan sensasi keseluruhan warna biru pucat akan
dihamburkan. Warna lembayung−¿panjang gelombang
paling pendek−¿akan terdapat dalam campuran tersebut,
sama baiknya dengan warna lain yang memilki panjang
gelombang lebih panjang. Ketika cahaya datang (cahaya
yang mengenai permukaan benda) menumbuk partikel-
partikel susu, campuran panjang gelombang yang pendek
dihamburkan dari cahaya, dan sisa cahaya yang
diteruskan ke layar memiliki warna kuning hingga orange.
Jika partikel lebih besar daripada panjang gelombang yang
terbesar dalam cahaya tampak, maka cahaya yang
dihamburkan mengandung seluruh panjang gelombang,
sehingga cahaya yang ada adalah putih.

19
Rancangan 8 : Gerak Rotasi Benda
yang Berputar

Penggaris Kelereng
Handuk

Karton

Buku

Alat dan Bahan

1. Dua atau tiga buah buku


2. Kertas karton berukuran 30 × 90 cm (ukuran tidak
terlau penting; karton dengan ukuran sebanding juga
bisa digunakan)
3. Handuk
4. Spidol
5. Penggaris
6. Dua buah kelereng dengan jari-jari yang berbeda

20
Langkah-langkah

1. Tumpuklah buku di atas lantai, dan buatlah sebuah


lintasan miring (bidang miring) dengan salah satu
ujung karton bertumpu pada tumpukan buku.
2. Bentangkan handuk di lantai, tepat di ujung lintasan
miring karton tersebut. Ini akan membantu
menghentikan kelereng setelah bola melewati lintasan
mirig.
3. Gunakan spidol untuk menggambar garis melintang
terhadap lintasan miring sejauh 10 cm dari puncak
lintasan miring. Tahan ujung penggaris pada garis
tersebut, lalu letakkan kelerengnya di belakang
penggaris.
4. Angkat penggarisnya sehingga kelereng meluncur
melalui lintasan miring. Amati dan tentukan kelereng
mana yang mencapai ujung lintasan miring lebih dulu.

Aplikasi Konsep

Energi adalah kemampuan untuk mengerakkan


sesuatu. Dengan kata lain, energi merupakan kemampuan
untuk melakukan usaha. Energi Potensial (EP) merupakan
energi yang tersimpan dalam sebuah benda oleh karena posisi
atau kondisinya. Setiap benda memiliki energi potensial ketika
dikenai usaha, misalnya dengan mengangkat benda atau
menekan pegas. Benda dengan energi potensial memilki
kemampuan untuk melakukan usaha. Jika sebuah benda
berada di atas posisi yang energi potensialnya sama dengan
nol, maka benda tersebut memiliki energi potensial gravitasi.
Energi Kinetik (EK) adalah energi yang dimiliki sebuah benda
yang dihasilkan dari gerakan benda tersebut. Energi kinetik
benda dengan gerak translasi (gerak dimana pusat massa
benda bergerak dari satu tempat ke tempat lain) disebut energi
kinetik translasi. Rotasi adalah gerak perputaran benda pada

21
sumbunya, dan energi kinetik yang disebabkan oleh rotasi
dinamakan energi kinetik rotasi.

Energi mekanis (Em) adalah energi dari gerak, yaitu


energi dari benda yang sedang bergerak atau memilki
kemampuan untuk bergerak. Energi mekanis total adalah
penjumlahan energi potensial dan energi kinetik benda, yaitu
Em = EK + EP. Di puncak lintasan miring, kedua kelereng
memiliki energi mekanis total yang sama. Pada keadaan
sempuran tanpa adanya energi yang hilang karena tahanan
udara atau gaya gesek yang lain terhadap kelereng, maka
energi mekanis kelereng tetap tersimpan. Hal ini berarti
besarnya energi mekanis maksimum masing-masing kelereng
di puncak lintasan miring sama dengan energi mekanis
maksimum di dasar lintasan miring. Di puncak lintasan miring,
energi kinetik kelereng sama dengan nol, sehingga hanya
memilki energi potensial gravitasi (EPG). Saat kelereng
melintas dari lintasan miring, ketinggiannya berkurang dan
kecepatan rotasi (kecepatan benda yang berotasi pada
sumbunya) serta kecepatan translasi (kecepatan benda yang
bergerak dari satu tempat ke tempat lain) bertambah; saat EK
bertambah, maka EP berkurang, demikian seterusnya
sehingga kelereng mencapai dasar lintasan, maka EP sama
dengan nol. Hubungan antara EP + EK disebut hukum
kekekalan energi mekanis. Fakta bahwa kelereng dengan
ukuran yang berlainan dapat mencapai dasar lintasan miring
dengan waktu yang sama, menunjukkan bahwa ukuran tidak
mempengaruhi energi mekanisnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arifudin, M. Achya. 2007. Fisika, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA


Kelas X. Inter Plus:Bekasi.

Berry,C. E.1996. Widya Pertama Anak-anak, Percobaan


Sedehana, Alih Bahasa oleh Anzis

Puspita, Diana, dan Rohima,lip. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu


untuk SMP/MTS Kelas VII dan VIII. Leuser Citra Pustaka:
Jakarta.

Umar, Efrizon. 2007. Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran


Fisika untuk SMA/MA Kelas XI dan XII. Ganeca Exact: Jakarta.

Wijaya, Agung, dkk. 2009. Cerdas Belajar IPA untuk SMP/MTs


Kelas VII dan VIII. Grasindo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai