Endri Hermawan - Tanggapan Pendugaan Dampak
Endri Hermawan - Tanggapan Pendugaan Dampak
NPM : 1711021015
JURUSAN : EKONOMI PEMBANGUNAN
MATA KULIAH : ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
PEMBANGKIT Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B di Desa Tubanan, Kecamatan
Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah diproyeksikan menjadi pembangkit listrik
terbesar di Asia Tenggara dan akan mampu menyuplai hingga 4.640 megawatt.
Pembangunan PLTU Tanjung Jati B unit 5 dan 6 terus dilakukan dan diperkirakan akan
beroperasi pada 2020 mendatang. Sedangkan unit 1, 2, 3, dan 4 tetap beroperasi dengan
1
kapasitas mencapai 4 x 660 megawatt hingga mampu menyuplai energi listrik sistem
Jawa-Bali sebanyak 10%
Dengan penambahan dua unit lagi pembangkit yakni unit 5 dan 6, PLTU Tanjung Jati B
Jepara ini berkapasitas 2 x 1.000 megawatt. Hal itu akan menjadi sumber energi listrik
terbesar di Indonesia karena mampu menyuplai kebutuhan listrik sistem Jawa Bali
hingga 4.640 megawatt atau 12%.
Dua unit baru yang dikerjakan konsersium PT Bhumi Jati Power (BJP) yang merupakan
konsorsium PT United Tractors Tbk melalui anak usaha PT Unitra Persada Energia
bersama Sumitomo Corporation Group dan The Kansai Electric Power Co tersebut
direncanaksn selesai dan dapat beroperasi pada 2020 mendatang.
"PLTU Tanjung Jati B Jepara saat ini menjadi terbaik di Indonesia dan menjadi terbesar
di Asia Tenggara mampu menyuplai kebutuhan energi listrik hingga 4.640 megawatt,"
kata Executive Vice President Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Purnomo
Jaya.
Selain menjadi lumbung energi listrik terbesar di Indonesia, kata Purnomo, standar
pengelolaannya juga telah mencapai standar kelas dunia, yang pada akhirnya memberi
dampak positif dalam ikut memberikan pemenuhan energi listrik secara nasional."PLTU
ini nanti akan menyumbang 12% kebutuhan listrik di sistem Jawa Bali," tambahnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar
Pranowo, PLN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B memberikan
penyambungan listrik gratis kepada 1.000 rumah keluarga tidak mampu yang ada di 20
desa di Jepara.
Dari rencana penyambungan listrik gratis sebanyak 1.000 rumah di 20 desa itu, lanjut
Komang, telah tersambung 538 rumah tangga miskin di 10 desa yakni Desa Tubanan,
2
Kaliaman dan Kancilan (Kecamatan Kembang), Desa Bondo, Wedelan, Banjaragung,
Srikandang dan Papasan (Kecamatan Bangsri). Desa Tanjung (Kecamatan Pakis Aji)
serta desa Blingoh (Kecamatan Donorojo).
Selanjutnya, warga miskin yang akan menerima sambungan gratis berikutnya, katanya,
yakni Desa Jinggotan (Kecamatan Kembang), Desa Somosari dan Batealit (Kecamatan
Batealit), Desa Pancur, Bungu, Bandung dan Pule (Kecamatan Mayong), Desa Bategede
(Kecamatan Nalumsari), Desa Menawan (Kecamatan Gebog) serta Desa Banyuputih
(Kecamatan Kalinyamatan).
"Penerima sambungan baru diperoleh dari Basic Data Terpadu (BDT) Kementerian
ESDM 2016, kemudian PLN dan Pemkab Jepara melakukan survei ulang berdasar data
yang sudah ada agar bantuan tepat sasaran," tambahnya. (OL-2)
https://mediaindonesia.com/read/detail/215668-pltu-tanjung-jati-b-diproyeksi-jadi-terbesar-di-
asia-tenggara
3
ANALISIS PENDUGAAN DAMPAK
PLTU Tanjung Jati B merupakan pembangkit listrik tenaga uap yang dibangun di Desa
Jepara, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik Nasional untuk wilayah Jawa – Bali –
Madura.
Desa Tubanan yang terletak di pesisir pantai Bayuran dipilih karena lokasi yang dekat dengan
laut dan diperkirakan tidak ada pergerakan lempeng yang besar diwilayah pantai utara
tersebut. Namun alih alih dapat memberikan dampat yang signifikan bagi masyrakat dan juga
sebagai pemenuhan keterbutuhan listrik di pulau jawa, justru proyek ini berpotensi akan
menimbulkan dampak yang tidak baik bagi masyarakat yang berada disekitar proyek tersebut.
Mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar berasal dari sektor agraris dan nelayan
tentu saja akan mengalami banyak perubahan, karena di dalam pembangunan PLTU tersebut
tentunya memerlukan banyak lahan dan sektor yang tergusur adalah sektor pertanian.
Meskipun dalam proses pengalihan lahan setiap individu atau pemilik lahan sudah
mendapatkan uang pengganti. Tetapi hal tersebut masih membebani setiap para masyarakat
Sesuai teori yang telah dijelaskan, dalam menentukan langkah – langkah pendugaan dampak
lingkungan, terdapat aspek – aspek yang akan berpengaruh antara lain dalam aspek sosial
ekonomi, sosial budaya, biologis, dan aspek fisika kimia. Pendugaan dampak yang
4
dampak yang sangat terlihat dari segi sosial ekonomi dan sosial budaya, dampak tersebut
antara lain :
sampingan yang negatif yang tidak diharapkan, untuk pengaruh sampingan yang
negatif adalah masih banyak warga bekerja di PLTU yang menempati bagian
lapangan, SDM warga Desa Tubanan masih kalah bersaing dengan SDM luar daerah
Desa Tubanan karena latar belakang warga sebelumnya adalah para petani. Sehingga
terjadi alih fungsi pekerjaan yang mengakibatkan banyak warga yang tidak bisa
bekerja di PLTU Tanjung Jati, karena tidak memenuhi kualifikasi dan tidak dapat
Selain itu, keberadaan pembangkit listrik tenaga uap ini tentunya juga memberikan
masyarakat desa yang akan semakin meningkat. Selain itu, dengan bertambahnya
Dilihat dari dampaknya diduga akibat pembangunan pembangkit listrik tenaga uap ini
diduga bagi individu dilihat sisi biologis banyak warga yang merasakan dampak pada
aspek kesehatan akibat dari aktivitas pengerjaan aktivitas proyek, kemudian dilihat
dari sisi kenyamanan tentu masyarakat warga merasa kurang nyaman karena cuaca
yang panas, suara bising yang ditimbulkan oleh mesin PLTU membuat kualitas
Kemudian dilihat dari sisi organisasional yang di desa tersebut Terdapat organisasi
atau kelompok, dimana sebagian organisasi seperti kelompok ternak, kelompok tani,
5
tim sepakbola tersebut mendapatkan bantuan dari PLTU sebagai bentuk realisasi dari
pembangkit listrik tenaga uap ini juga akan memberikan dampak terhadap kualitas
lingkungan akibat dari limbah yang mana terjadi mengakibatkan pencemaran di air,