Anda di halaman 1dari 3

Nama : Febi Nuradina

NIM : 1710516220007

1. Karakteristik Limbah
Tahu merupakan makanan yang digemari masyarakat, baik masyarakat kalangan
bawah hingga atas. Keberadaannya sudah lama diakui sebagai makanan yang sehat,
bergizi dan harganya murah. Hampir ditiap kota di Indonesia dijumpai industri tahu.
Umumnya industri tahu dan tempe termasuk ke dalam industri kecil yang dikelola oleh
rakyat.
Untuk limbah industri tahu ada dua hal yang perlu diperhatikan yakni
karakteristik fisika dan kimia. Karakteristik fisika meliputi padatan total, suhu, warna
dan bau. Karakteristik kimia meliputi bahan organik, bahan anorganik dan gas. Suhu
buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai. Suhu limbah cair tahu
pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu 400C sampai 46 0C. Suhu yang
meningkat di lingkungan perairan akan mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan
oksigen dan gas lain, kerapatan air, viskositas, dan tegangan permukaan.
Baku Mutu Air Limbah Tahu
Industri Tahu
No. Parameter
Kadar Max (mg/lt) Beban Pencemaran Max (kg/yon kedelai)
1. Temperature 38oC -
2. BOD 150 3
3. COD 275 5,5
4. TSS 100 2
5. pH 6,0 – 9,0
6. Debit Max 20 m3/ton kedelai

Suhu buangan industri tahu berasal dari proses pemasakan kedelai. Suhu limbah
cair tahu pada umumnya lebih tinggi dari air bakunya, yaitu 40 oC sampai 46oC. Suhu
yang meningkat di lingkungan perairan akan mempengaruhi kehidupan biologis,
kelarutan oksigen dan gas lain, kerapatan air, viskositas, dan tegangan permukaan.
Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam buangan industri tahu tempe pada
umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat
berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Di antara senyawa-senyawa tersebut,
protein dan lemaklah yang jumlahnya paling besar (Nurhasan dan Pramudyanto, 1987),
yang mencapai 40% - 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan 10% lemak (Sugiharto,
1987). Semakin lama jumlah dan jenis bahan organik ini semakin banyak, dalam hal ini
akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit diuraikan oleh
mikroorganisme di dalam air limbah tahu tempe tersebut. Untuk menentukan besarnya
Nama : Febi Nuradina
NIM : 1710516220007

kandungan bahan organik digunakan beberapa teknik pengujian seperti BOD, COD dan
TOM. Uji BOD merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat
pencemaran bahan organik, baik dari industri ataupun dari rumah tangga (Greyson,
1990; Welch, 1992).
Air buangan industri tahu tempe kualitasnya bergantung dari proses yang
digunakan. Apabila air prosesnya baik, maka kandungan bahan organik pada air
buangannya biasanya rendah (Nurhasan dan Pramudya, 1987). Pada umumnya
konsentrasi ion hidrogen buangan industri tahu tempe ini cenderung bersifat asam.
Komponen terbesar dari limbah cair tahu yaitu protein (N-total) sebesar 226,06 sampai
434,78 mg/l. sehingga masuknya limbah cair tahu tempe ke lingkungan perairan akan
meningkatkan total nitrogen di peraian tersebut.
Gas-gas yang biasa ditemukan dalam limbah adalah gas nitrogen (N2 ), oksigen
(O2 ), hidrogen sulfida (H2S), amonia (NH3 ), karbondioksida (CO2 ) dan metana
(CH4). Gas-gas tersebut berasal dari dekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di
dalam air buangan.

2. Rancangan Desain Teknologi Pengolahan Limbah


Limbah tahu (whey) yang dihasilkan dari industri pengolahan tahu memiliki
potensi untuk dimanfaatkan menjadi nata de soya. Sebagaimana diketahui bahwa
limbah tahu (whey) merupakan limbah cair hasil pemisahan curd serta limbah cair yang
keluar saat pengepresan curd. Nurhassan (1991) mengatakan bahwa whey memberikan
beban pencemaran terbesar dibandingkan limbah cair yang lain. Pemanfaatan whey
menjadi nata de soya dengan pertimbangan : pertama, kontinuitas ketersediaannya
cukup terjamin, kedua, ketersediaan nutrisi hampir sama dengan air kelapa dan pH
cukup rendah yang mendekati pH optimal untuk pertumbuhan bakteri A.xylinium.
Pembuatan nata de soya selain menghasilkan produk yaitu nata, namun juga
menimbulkan limbah. Nutrisi media fermentasi akan menentukan pertumbuhan A.
xylinium dan kemampuannya mengubah komponen dalam media menjadi nata,
sehingga komposisi nutrisi dalam media fermentasi juga akan berpengaruh terhadap
karakteristik nata yang dihasilkan serta karakteristik limbah yang ditimbulkan dari
proses pembuatan nata. Pemilihan yang tepat terhadap sumber nitrogen yang merupakan
faktor penting untuk pertumbuhan A. xylinium maka akan didapatkan karakteristik nata
Nama : Febi Nuradina
NIM : 1710516220007

yang maksimal serta beban pencemaran limbah yang minimal sehingga dapat menjadi
pertimbangan dalam pengembangan industri nata de soya.
Proses Pembuatan Nata De Soya
WHEY TAHU

Diendapkan dan disaring beberapa lapis kain kassa

Dipanaskan sampai mendidih sambil diaduk-aduk

Ditambah asam asetat glacial 10 ml/L whey

Gula 80 g/L whey

WHEY ASAM BERGULA

Ammonium sulfat 5g/L whey

asam bergula, atau

ekstrak kecambah kacang hijau

MEDIA NATA

dipindah dalam wadah plastik yang ditutup kertas

ditambah starter (50-100 ml starter/L media nata)

disimpan selama 10 hari pada suhu kamar

NATA DE SOYA

Anda mungkin juga menyukai