Anda di halaman 1dari 12

Humairoh Okba Vekos Putri

0411181429043
Alpha 2014

1. Bagaimana histofisiologi dari kulit?

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkugan hidup
manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15 % berat badan. Kulit
mempunyai variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya : kulit yang longgar dan elastis terdapat
pada palpebra, bibir dan prepitium.

Kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis
terdapat pada muka, yang lembut dan leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada
kepala.

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama :

1. Lapisan epidermis / kutikel


2. Lapisan dermis / kutisvera
3. Lapisansubkutis

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya
jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.
1. Lapisan epidermis
a. Stratum korneum (lapisantanduk)
Lapisan kulit paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati,
tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk)

b. Stratum lusidum
Terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjad iprotein yang disebut
eleidin.Tampak lebih jelas pada telapak tangan dan kaki

c. Stratum granulosum ( lapisankeratohialin)


Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa
biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di
telapak tangan dan kaki

d. Stratum spinosum (stratum malphigi) / prickle cell layer (lapisanakanta)


Terdiri atas beberapa sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda
karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung
glikogen, dan inti terletak di tengah tengah. Sel sel ini makin dekat permukaan makin
gepeng bentuknya.
Diantara sel stratum spinosum terdapat jembatan antarsel (intercellular bridge) yang
terdiri atas protoplasma dan tonofibril / keratin. Perlekatan antar jembatan ini
membentuk penebalan kecil yang disebut nodulus bizzozero. Diantara sel - sel
stratum spinosum mengandung banyak glikogen

e. Stratum basale
Terdiri atas sel – sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertical pada
perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar. Merupakan lapisan epidermis
yang paling bawah. Sel - sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi reduktif.
Lapisan ini terdiri atas 2 jenis sel yaitu :
a) Sel – sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar,
di hubungkan dengan jembatan antarsel

b) Sel pembentuk melanin (melanosit) / clear cell berwarna muda, dengan


sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen
( melanosomes)

2. Lapisan dermis
Lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri
atas lapisan elastic dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selulaer dan folikel rambut.
Di bagi menjadi 2 bagian :
a. Pars papilare
Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah

b. Pars retikuler
Bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut
– serabut penunjang misalnya : serabutkolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks)
lapisan ini terdriri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di bagian
ini terdapat pula fibroblas.

Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan (bundel) yang


mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan
bertambahnya umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip
kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah
mengenbang serta lebih elastis.

3. Lapisansubkutis
Kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel – sel lemak di dalamnya,
sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sioplasma lemak
yang bertambah.

Sel – sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lainya oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel – sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi
sebagai cadangan makanan. Di lapisan – lapisan ini terrdapat ujung – ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama, bergantung
lokasinya.

Vaskularisasi di kulit di atur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di atas dermis
( pleksus superficialis) dan terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus di dermis
bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang terletak di subkutis
dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah
berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah
bening.
ADNEKSA KULIT

Adneksa kulit terdiri atas kelenjar- kelnjar kulit, rambut , dan kuku.

1. Kelenjarkulit,
Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, yang terdiri atas :
a. Kelenjar keringat
a) Kelenjar ekrin : kecil, di dermis, di pengaruhi oleh saraf kolinergik, factor
panas, dan stress emosional
b) Kelenjar apokrin : besar, sekret, dipengaruhi oleh saraf adrenergic

b. Glandula sebasea
Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali telapak tangan dan kaki.
Kelenjar sebasea disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret
kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel – sel kelenjar.
Kelenjar ini biasanya terletak di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada
lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak
bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon
androgen

2. Kuku
Adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Kecepatan
tumbuh kuku kira-kira 1 mm per minggu Terdapat bagian – bagian dari kuku terdiri
atas :
a. Nail root : bagian yang terbenam dalam kulit
b. Nail plate :bagianterbukadiatasjaringanlunak
c. Nail groove : alur kuku
d. Eponikium : kulit tipis yang menutupi kuku bagian proksimal disebut
e. Hiponikium : kulit yang di tutupi bagian kuku bebas disebut

3. Rambut
Terdiri atas akar rambut dan batang rambut. Macam – macam tipe rambut :
a. Lanugo : rambut halus , tidak mengandung pigmen, terdapat pada bayi
b. Terminal : lebih kasar, banyak pigmen, mempunyai medula, terdapat pada orang
dewasa
Rambut tumbuh secara siklik, melalui fase – fase, yaitu :
a. Fase anagen : pertumbuhan 2-6 tahun
b. Fase telogen : istirahat
c. Fase katagen : involusi temporer

FISIOLOGI KULIT

1. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap :
a. Gangguan fisis/ mekanis Mis.tekanan, gesekan, tarikan
b. Gangguan kimiawi, misalnya :zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan. Contoh :
lisol, karbol, dll
c. Gangguan yang bersifat panas, mis.radiasi,sengatan sinar ultraviolet
d. Gangguan infeksi luaràkuman/bakteri maupun jamur

Hal tersebut dimungkinkan karena adanya :


a. Bantalan lemak tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang
yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
b. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena stratum korneum yang
impermeabel terhadap pelbagai zat kimia dan air, dismping itu terdapat lapisan
keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. (terbentuk
dari hasil eskresi keringat dan sebum)
c. Keasaman kulit menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5-6.5 , sehingga
merupakan perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur
d. Proses keratinisasi sebagai sawar mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri
secara teratur

2. Fungsi Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang
mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak. Permeabilitas kulit
terhadap O2,CO2,dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi
respirasi.

Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan,
metabolisme dan jenis vehikulum.

Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis atau
melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis
daripada yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi/sisa metabolisme
dalam tubuh berupa NaCl,urea, as.urat,amonia.

4. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis :

a. Terhadap rangsangan panasàbadan-badan Ruffini di dermis dan subkutis


b. Terhadap rangsangan dinginàbadan-badan Krause di dermis
c. Terhadap rabaan halusàbadan taktil Meissner di papilla dermis
d. Terhadap rabaan kasaràbadan Merkel Ranvier di epidermis
e. Terhadap tekananàbadan Paccini di epidermis

5. Fungsi Pengatur Suhu Tubuh


Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot
berkontraksi) pembuluh darah kulit

6. Fungsi Pembentukan Pigmen


Sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lappisan basal, dan sel ini berasal dari rigi
saraf. Pada pulasan H.E. sel ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit, disebut
pula sebagai clear cell.

Melanosom dibentuk oleh alat Golgi dengan bantuan enzim tirosinase,ion Cu dan O2.
Pajanan sinar matahari memperngaruhi produksi melanosom.

Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit, sedangkan ke lapisan


dibawahnya dibawa oleh sel melanofag (melanofor)

Nb: warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh
tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, dan karoten.
7. Fungsi Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan
berpindah keatas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel
menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti
menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung
seumur hidup.

8. Fungsi Pembentukan Vitamin D


Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vit.D tidak cukup hanya dari hal tersebut,
sehingga pemberian vit.D sistemik masih tetap diperlukan.
Nb: pada manusia kulit dapat pula mengespresikan emosi karena adanya pembuluh
darah, kelenjar keringat, dan otot-otot dibawah kulit.

2. Bagaimana DD pada kasus?

Diagnosa banding dari pitiriasis rosea mencakup:

1. Sifilis stadium II (yang paling penting)


Sifilis stadium II dapat menyerupai pitiriasis rosea, namun biasanya pada sifilis
sekunder lesi juga terdapat di telapak tangan, telapak kaki, membran mukosa, mulut,
serta adanya kondiloma lata atau alopesia. Tidak ada keluhan gatal (99%). Ada
riwayat lesi pada alat genital. Tes serologis terhadap sifilis perlu dilakukan terutama
jika gambarannya tidak khas dan tidak ditemukan Herald patch.

2. Psoriasis gutata
Kelainan kulit yang terdiri atas bercak-bercak eritem yang meninggi (plak) dengan
skuama diatasnya. Eritem sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan
sering eritem yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama
berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan
bervariasi, jika seluruhnya atau sebagian besar lentikuler disebut sebagai psoriasis
gutata. Umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran napas bagian atas sehabis
influenza atau morbili, terutama pada anak dan dewasa muda.

3. Lichen planus
Dapat menyerupai pitiriasis rosea papular. Lesinya memiliki lebih banyak papul dan
berwarna violet/lembayung, ditemukan di membran mukosa mulut dan bibir.

4. Dermatitis numularis
Gambaran lesinya berbentuk seperti koin dengan skuama yang dapat menyerupai
pitiriasis rosea. Namun tidak terdapat koleret dan predileksi tempatnya pada tungkai,
daerah yang biasanya jarang terdapat lesi pada pitiriasis rosea.

5. Parapsoriasis (Pitiriasis lichenoides kronik)


Penyakit ini jarang ditemukan, pada bentuk yang kronis mungkin didapatkan
“cigarrete paper” atrofi. Penyakit ini dapat berkembang menjadi mikosis fungoides.

6. Dermatitis seboroik
Pada dermatitis seboroik, kulit kepala dan alis mata biasanya berskuama dan ruam
kulitnya ditutupi skuama yang berminyak dengan predileksi tempat di sternum, regio
intercapsular, dan permukaan fleksor dari persendian-persendian.

7. Tinea corporis
Herald patch atau bercak yang besar pada pitiriasis rosea dapat menyerupai tinea
corporis. Tinea corporis juga memiliki lesi papuloeritemaskuamosa yang bentuknya
anular, dengan skuama, dan central healing. Namun pada tepinya bisa terdapat papul,
pustul, skuama, atau vesikel. Bagian tepi lesi yang lebih aktif pada infeksi jamur ini
menunjukkan adanya hifa pada pemeriksaan sitologi atau pada kultur, yang
membedakannya dengan pitiriasis rosea. Tinea corporis jarang menyebar luas pada
tubuh.

8. Pitiriasis versikolor
Karakterisitk dari pitiriasis versikolor ialah bercak merah, putih, atau coklat
berbentuk anular dengan skuama. Skuama halus tampak terlihat saat pemeriksaan
menggoreskan kuku jari pada lesi. Diagnosa dapat ditegakkan dengan mencari
adanya hifa dan spora pada skuamanya dengan menggunakan lampu Wood dan
larutan KOH.

9. Erupsi kulit mirip pitiriasis rosea oleh karena obat


Senyawa emas dan captopril paling sering menimbulkan kelainan ini.Setelah
diketahui macam-macam obat yang bisa menginduksi timbulnya erupsi kulit mirip
pitiriasis rosea, kasusnya sudah berkurang sekarang. Gambaran klinisnya ialah
lesinya tampak lebih besar dengan skuama yang menutupi hampir seluruh lesi, sedikit
yang ditemukan adanya Herald patch, umumnya sering didapatkan adanya lesi pada
mulut berupa hiperpigmentasi postinflamasi. Sebagai tambahan, erupsi kulit mirip
pitiriasis rosea karena obat yang berlangsung lama dikatakan ada hubungannya
dengan AIDS.

3. Apa Working Diagnosis pada kasus?


Pitiriasis Rosea

4. Apa SKDI pada kasus?


SKDI pada kasus adalah 4A.

https://www.scribd.com/doc/91357487/Anatomi-Dan-Histologi-Kulit
https://www.scribd.com/doc/99377580/Pitiriasis-rosea

Anda mungkin juga menyukai