Anda di halaman 1dari 8

Triantami Wijayenti (0411181419019)

Analisis Masalah
1.1. Bagaimana hubungan antara jenis kelamin dan usia dengan keluhan pada kasus?
17
Berdasarkan data epidemiologi, pitiriasis rosea didapati pada semua umur, terutama
antara 15-40 tahun, jarang pada usia kurang dari 2 tahun dan lebih dari 65 tahun. Hal
ini sesuai dengan kasus yakni, pasien berusia 17 tahun. Insidens pada pria dan wanita
hampir sama, walaupun sedikit lebih banyak ditemukan pada wanita. Perbandingan
kasus pitiriasis pada perempuan dan laki-laki adalah 1,5:1.

2.2. Apa penyebab dan mekanisme meriang pada kasus? 6 1


Pityriasis rosea masih belum pasti diketahui etiologinya tetapi diduga berhubungan
dengan reaktivasi Human Herves Virus (HHV) 7 dan 6. Pada lebih dari 69% penderita
ditermui adanya gejala prodromal/awal berupa malaise, mualm hilang nafsu makan,
demam, meriang, nyeri sendi dan pembengkakan kelenjar limfe.

4.1. Apa penyebab dan mekanisme dari


b. Plak eritem multiple (lentikuler sampai numuler), berbentuk oval 1 7
Gejala klasik
Gejala klasik dari Pityriasis rosea mudah untuk dikenali. Penyakit dimulaidengan
lesi pertama berupa makula eritematosa yang berbentuk oval atau anular dengan
ukuran yang bervariasi antara 2-4 cm, soliter, bagian tengah ditutupi oleh skuama
halus dan bagian tepi mempunyai batas tegas yang ditutupi oleh skuama tipis yang
berasal dari keratin yang terlepas yang juga melepas pada kulit normal (skuama
collarette). Lesi ini dikenal dengan nama herald patch.

Gambar herald patch

Setelah timbul lesi primer, 1-2 minggu kemudian akan timbul lesi sekunder
generalisata. Pada lesi sekunder akan ditemukan 2 tipe lesi. Lesi terdiri dari lesi
dengan bentuk yang sama dengan lesi primer berukuran lebih kecil ( diameter
0,5 – 1,5 cm ) dengan aksis panjangnya sejajar dengan garis kulit dan sejajar
dengan kosta sehingga memberikan gambaran Christmas tree. Lesi lain berupa
papul-papul kecil berwarna merah yang tidak berdistribusi sejajar dengan garis
kulit dan jumlah bertambah sesuai dengan derajat inflamasi dan tersebar perifer.
Kedua lesi ini timbul secara bersamaan.
Gambaran menyerupai pine tree
(http://www.mayoclinic.com/health/medical/IM00515)

Gejala Atipikal
Terjadi pada 20% penderita Pityriasis rosea. Ditemukannya lesi yang tidak sesuai
dengan lesi pada Pityriasis rosea padaumumnya. Berupa tidak ditemukannya herald
patch atau berjumlah 2 atau multiple. Bentuk lesi lebih bervariasi berupa urtikaria,
eritema multiformis, purpura, pustul dan vesikuler. Distribusi lesi biasanya
menyebar ke daerah aksila, inguinal, wajah, telapak tangan dan telapak kaki.
Adanya gejala atipikal membuat diagnosis dari Pityriasis rosea menjadi lebih slit
untuk ditegakkan.

3. Apa diagnosis kerja dari kasus? 6 1


Pityriasis rosea

9. Bagaimana manifestasi klinis dari kasus?1 7


Gejala konstitusi pada umumnya tidak terdapat. Pada sebagian kecil pasien dapat
terjadi gejala menyerupai flu termasuk malaise, nyeri kepala, nausea, hilang nafsu
makan, demam, dan arthralgia. Sebagian penderita mengeluh gatal ringan. Pitiriasis
berarti skuama halus. Penyakit dimulai dengan lesi pertama (herald patch), umumnya di
badan, soliter, berbentuk oval dan anular, diameternya kira-kira 3 cm. Ruam terdiri atas
eritema dan skuama halus di pinggir. Lamanya beberapa hari hingga beberapa minggu.
Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama, memberi gambaran khas, sama
dengan lesi pertama hanya saja lebih kecil, susunannya sejajar dengan kosta, sehingga
menyerupai pohon cemara terbalik. Lesi tersebut timbul serentak atau dalam beberapa
hari. Tempat predileksi pada batang tubuh, lengan atas bagian proksimal, dan tungkai
atas, sehingga menyerupai pakaian renang perempuan zaman dulu.
Kecuali bentuk yang lazim berupa eritroskuama, pitiriasis rosea dapat juga
berbentuk urtika, vesikel dan papul, yang lebih sering terdapat pada anak-anak. Lesi
oral jarang terjadi. Dapat terjadi enantema dengan macula dan plak hemoragik, bula
pada lidah dan pipi, atau lesi mirip ulkus aftosa. Lesi akan sembuh bersamaan dengan
penyembuhan lesi kulit.
Laearning Issue

Histofisiologi kulit Regio Truncus Anterior


Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkugan
hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15 % berat badan.
Kulit mempunyai variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya : kulit yang longgar dan elastis
terdapat pada palpebra, bibir dan prepitium.
Kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang
tipis terdapat pada muka, yang lembut dan leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat
pada kepala.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama :
1. Lapisan epidermis / kutikel
2. Lapisan dermis / kutisvera
3. Lapisansubkutis

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan
adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.
1. Lapisan epidermis
a. Stratum korneum (lapisantanduk)
Lapisan kulit paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati,
tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk)
b. Stratum lusidum
Terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjad iprotein yang disebut
eleidin.Tampak lebih jelas pada telapak tangan dan kaki
c. Stratum granulosum ( lapisankeratohialin)
Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa
biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di
telapak tangan dan kaki
d. Stratum spinosum (stratum malphigi) / prickle cell layer (lapisanakanta)
Terdiri atas beberapa sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda
karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, dan inti terletak di tengah tengah. Sel sel ini makin dekat
permukaan makin gepeng bentuknya.
Diantara sel stratum spinosum terdapat jembatan antarsel (intercellular bridge)
yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril / keratin. Perlekatan antar jembatan ini
membentuk penebalan kecil yang disebut nodulus bizzozero. Diantara sel - sel
stratum spinosum mengandung banyak glikogen
e. Stratum basale
Terdiri atas sel – sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertical pada
perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar. Merupakan lapisan epidermis
yang paling bawah. Sel - sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi reduktif.
Lapisan ini terdiri atas 2 jenis sel yaitu :
a) Sel – sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan
besar, di hubungkan dengan jembatan antarsel
b) Sel pembentuk melanin (melanosit) / clear cell berwarna muda, dengan
sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen
( melanosomes)

2. Lapisan dermis
Lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini
terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selulaer dan
folikel rambut. Di bagi menjadi 2 bagian :
a. Pars papilare
Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh
darah
b. Pars retikuler
Bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas
serabut – serabut penunjang misalnya : serabutkolagen, elastin, dan retikulin.
Dasar (matriks) lapisan ini terdriri atas cairan kental asam hialuronat dan
kondroitin sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblas.
Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan (bundel) yang
mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur
dengan bertambahnya umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin
mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan
mudah mengenbang serta lebih elastis.

3. Lapisansubkutis
Kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel – sel lemak di
dalamnya, sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir
sioplasma lemak yang bertambah.
Sel – sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lainya oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel – sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi
sebagai cadangan makanan. Di lapisan – lapisan ini terrdapat ujung – ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama,
bergantung lokasinya.
Vaskularisasi di kulit di atur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di atas
dermis (pleksus superficialis) dan terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus di
dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang terletak di
subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh
darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran
getah bening.

ADNEKSA KULIT
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar- kelnjar kulit, rambut , dan kuku.
1. Kelenjar kulit,
Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, yang terdiri atas :
a. Kelenjar keringat
a) Kelenjar ekrin : kecil, di dermis, di pengaruhi oleh saraf kolinergik, factor
panas, dan stress emosional
b) Kelenjar apokrin : besar, sekret, dipengaruhi oleh saraf adrenergic
b. Glandula sebasea
Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali telapak tangan dan kaki.
Kelenjar sebasea disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan
sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel – sel kelenjar.
Kelenjar ini biasanya terletak di samping akar rambut dan muaranya terdapat
pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida,
asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi
oleh hormon androgen
2. Kuku
Adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Kecepatan
tumbuh kuku kira-kira 1 mm per minggu Terdapat bagian – bagian dari kuku terdiri
atas :
a. Nail root : bagian yang terbenam dalam kulit
b. Nail plate :bagianterbukadiatasjaringanlunak
c. Nail groove : alur kuku
d. Eponikium : kulit tipis yang menutupi kuku bagian proksimal disebut
e. Hiponikium : kulit yang di tutupi bagian kuku bebas disebut

3. Rambut
Terdiri atas akar rambut dan batang rambut. Macam – macam tipe rambut :
a. Lanugo : rambut halus , tidak mengandung pigmen, terdapat pada bayi
b. Terminal : lebih kasar, banyak pigmen, mempunyai medula, terdapat pada
orang dewasa
Rambut tumbuh secara siklik, melalui fase – fase, yaitu :
a. Fase anagen : pertumbuhan 2-6 tahun
b. Fase telogen : istirahat
c. Fase katagen : involusi temporer
FISIOLOGI KULIT
1. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap :
a. Gangguan fisis/ mekanis Mis.tekanan, gesekan, tarikan
b. Gangguan kimiawi, misalnya :zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan.
Contoh : lisol, karbol, dll
c. Gangguan yang bersifat panas, mis.radiasi,sengatan sinar ultraviolet
d. Gangguan infeksi luaràkuman/bakteri maupun jamur
Hal tersebut dimungkinkan karena adanya :
a. Bantalan lemak tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang
yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
b. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena stratum korneum yang
impermeabel terhadap pelbagai zat kimia dan air, dismping itu terdapat lapisan
keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. (terbentuk
dari hasil eskresi keringat dan sebum)
c. Keasaman kulit menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5-6.5 , sehingga
merupakan perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur
d. Proses keratinisasi sebagai sawar mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri
secara teratur
2. Fungsi Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan
yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2,CO2,dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembapan, metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis
atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel
epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi/sisa metabolisme
dalam tubuh berupa NaCl,urea, as.urat,amonia.
4. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis :
a. Terhadap rangsangan panasàbadan-badan Ruffini di dermis dan subkutis
b. Terhadap rangsangan dinginàbadan-badan Krause di dermis
c. Terhadap rabaan halusàbadan taktil Meissner di papilla dermis
d. Terhadap rabaan kasaràbadan Merkel Ranvier di epidermis
e. Terhadap tekananàbadan Paccini di epidermis

5. Fungsi Pengatur Suhu Tubuh


Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot
berkontraksi) pembuluh darah kulit
6. Fungsi Pembentukan Pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lappisan basal, dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Pada pulasan H.E. sel ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel
dendrit, disebut pula sebagai clear cell.
Melanosom dibentuk oleh alat Golgi dengan bantuan enzim tirosinase,ion Cu dan
O2. Pajanan sinar matahari memperngaruhi produksi melanosom.
Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit, sedangkan ke lapisan
dibawahnya dibawa oleh sel melanofag (melanofor)
Nb: warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal
tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, dan karoten.

7. Fungsi Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan
berpindah keatas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel
menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti
menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung
seumur hidup.
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vit.D tidak cukup hanya dari hal tersebut,
sehingga pemberian vit.D sistemik masih tetap diperlukan.
Nb: pada manusia kulit dapat pula mengespresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-otot dibawah kulit.

Anda mungkin juga menyukai