Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengertian sederhana istilah sampah adalah padatan yang sudah tidak


terpakai lagi dan dibuang. Sampah dapat berasal dari kegiatan kita
sehari-hari atau berasal dari industri, tempat-tempat komersial, pasar,
taman dan kebun, dsb. Dari kandungan materinya, sampah
dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu sampah organik (sampah yang
berasal dari bagian hewan, tumbuhan dan manusia) dan sampah
anorganik (sampah yang barella dari bahan mineral seperti logam,
kaca, plastik, dsb).

Pertumbuhan penduduk menyebabkan pertambahan jumlah sampah.


Semakin banyak jumlah penduduk dalam suatu kota, maka semakin
kompleks pula kegiatan dan usahanya, sehingga akan semakin besar
pula permasalahan sampah yang harus ditanggulangi (Iriani, 1994).

Sumber sampah yang terbanyak dari pemukiman dan pasar


tradisional. Sampah pasar seperti sayur mayur, buah-buahan, ikan,
dan lain – lain, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga
lebih mudah untuk ditangani dan bisa diurai oleh mikroba. Sedangkan
sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam,
tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan
sisanya anorganik (Sudradjat, 2006).
Pada umumnya penanganan sampah di Indonesia saat ini cenderung
menggunakan sistem dumping, yaitu suatu sistem pembuangan sampah
dengan metode menumpuk sampah pada lahan terbuka. Sistem ini
memerlukan lahan yang luas serta menimbulkan pencemaran
lingkungan dan berkembangnya sumber penyakit. Bila ini dibiarkan
maka bisa mengakibatkan pencemaran dan upaya untuk mengatasi hal
ini salah satunya adalah dengan mengambil gas
metana dari biogas dari hasil degradasi senyawa organik secara
anaerobik yang dilakukan oleh mikroorganisme.

Sampah organik mengandung berbagai macam zat seperti karbohidrat,


protein,

lemak, mineral, vitamin, dab. Secara alami, zat-zat tersebut mudah


terdekomposisi oleh pengaruh fisik, kimia, enzim yang dikandung oleh
sampah itu sendiri dan enzim yang dikeluarkan oleh organisma yang
hidup di dalam sampah.

Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan


kesehatan manusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan
bagi manusia. Hal ini didasari oleh pandangan bahwa sampah adalah
sumber daya yang masih bisa dimanfaatkan dan bahkan memiliki nilai
ekonomi. Pandangan tersebut muncul seiring dengan semakin
langkanya sumber daya alam dan semakin rusaknya lingkungan.

1.2. Tujuan Penulisan

a. Mengetahaui pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik yang baik.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Limbah/Sampah

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi


baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam
UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan
sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik
bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah
tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.

Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :

a. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman


biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal
disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan
biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang
bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.

b. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat


umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang
berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut
mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah
termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis
sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa
makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan
kaleng-kaleng serta sampah lainnya.

2.2. Jenis-jenis Sampah

Jenis-jenis sampah jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup


beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah
industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah
perkebunan, sampah peternakan, sampah institusi/ kantor/sekolah, dan
sebagainya.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
yaitu sebagai berikut :

a. Sampah organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan


hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat
biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui
proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan
bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari
dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan
plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu,
pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik
seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.

b. Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-


bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses
teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik
dibedakan menjadi : sampah logam dan produk-produk olahannya,
sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah
detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/
mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara,
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik,
botol gelas, tas plastik, dan kaleng, (Gelbert dkk, 1996).

Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal tiga macam sampah atau


limbah yaitu : limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Contoh
limbah cair yaitu air cucian, air sabun, minyak goreng sisa, dll. Contoh
limbah padat yaitu bungkus snack, ban bekas, botol air minum, dll.
Contoh limbah gas yaitu karbon dioksida (CO2), karbon monoksida
(CO), HCl, NO2, SO2 dll.

2.3. Dampak Sampah

Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap


manusia dan lingkungan yaitu:
1. Dampak terhadap kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan


sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat
dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :

a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus


yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic
fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.

b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu


contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing
pita(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan
binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.

2. Dampak terhadap lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai


akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati
sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di
buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair
organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada
konsentrasi tinggi dapat meledak.

3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial


dan Ekonomi Dampak-dampak tersebut
adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya


tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah
meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit).
b. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau
tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan.
Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.

2.4. Pengelolaan Sampah Dengan Konsep 3R

Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,


pengertian pengelolaan sampah 3R secara umum adalah upaya
pengurangan pembuangan sampah, melalui program menggunakan
kembali (Reuse), mengurangi (Reduce), dan mendaur ulang (Recycle).

a. Reuse (menggunakan kembali) yaitu penggunaan kembali sampah


secara langsung,baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.

b. Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang


menyebabkan timbulnya sampah.

c. Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah


setelah mengalami proses pengolahan.

2.5. Pemanfaatan Sampah Organik

a. Biogas
Limbah-limbah kantin memiliki potensi untuk menjadi sumber energi
terbarukan, yaitu biogas. Limbah sisa makanan dan aktifitas dapur
dalam jumlah yang cukup dari kantin di lingkungan fakultas teknik
Undip

dikumpulkan, dilakukan perlakuan seperti penghalusan dan


homogenisasi, lalu tahap memasukkan substrat beserta ekstrak rumen sapi
sebagai sumber bakteri anaerob kedalam batch reactor dengan penambahan

air sebagai variasi. (Wisnu,Wardana, I et al., 2012).

Salah satu penanggulangan banyaknya sampah pasar tradisional yaitu


dengan mengolahnya menjadi biogas. Penelitian biogas ini di buat dari
pencampuran antara sampah organik sayur-sayuran dengan kotoran
sapi dan

penambahan urea pada starter secara anaerobik pada reaktor batch.


(Natalia, M and Panca Nugrahini, 2014).

b. Energi Alternatif Biodisel

Limbah tahu cair dapat dimanfaatkan sebagai media kultivasi


mikroalga. Nannochloropsis sp merupakan mikroalga yang mampu
menghasilkan lipid yang besar tersebut dapat dikonversi menjadi salah
satu energi alternatif biodiesel. (Widayat and Hadiyanto, 2015).

c. Alternatif Bahan Bangunan

Hasil pengelolaan sampah, seperti sampah styrofoam, sekam padi,


kertas, plastik dan serbuk kayu dapat dijadikan sebagai alternatif bahan
bangunan, dan telah teruji kelebihannya, baik secara fisik maupun
mekanik. (Rifany Kurniaty, D and Mohamad Rizal, 2011).

d. Kompos

Pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara pengomposan


merupakan pelaksanaan kaidah daur ulang dalam upaya ikut
menyelamatkan lingkungan. Manfaat kompos sangat banyak, antara
lain untuk kebersihan, kesehatan, kelestarian lingkungan dan tambahan
pendapatan. (Munawir, 2015).
e. Briket Sampah

Sampah organik yang bersifat keras seperti ranting dan batok kelapa
dapat dijadikan briket bahan bakar. (Wahyono, S, 2011).

f. Pelet Pakan Ternak

Sisa-sisa makanan dari warung makan atau restoran dapat


dimanfaatkan menjadi pelet. (Wahyono, S, 2011).
KESIMPULAN

Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah membusuk dan


berpotensi mencemari lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Pengelolaan dan pengolahan-nya mutlak diperlukan sehingga
lingkungan menjadi bersih dan kesehatan masyarakat dapat dijaga.

Berbagai teknologi pengolahan sampah organik cukup beragam


dengan berbagai kelemahan dan kelebihannya. Pemilihan jenis
teknologi yang akan diaplikasikan hendaknya disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan lokal. Sebaiknya teknologi yang dipilih
sifatnya tepat guna, sederhana dan mudah dioperasikan. Contoh dari
teknologi tersebut adalah

a. Teknologi pengkomposan. Dengan penerapan teknologi ini,


disamping masalah sampah organik tertangani, dihasilkan juga
produk yang bernilai komersial berupa pupuk kompos.

b. Biogas

c. Energi alternatif biodisel


d. Alternatif ahan bangunan

e. Briket sampah

f. Pelet pakan ternak


DAFTAR PUSTAKA

Munawir. (2012). Pengelolaan sampah rumah tangga di rt.04 / rw.01


cipadu, larangan, tangerang. Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi, vol.
7, no. 14.

Natalia, M.; Nugrahini, P. (2014). Pengolahan sampah organik


(sayur-sayuran) pasar tugu menjadi biogas dengan menggunakan
starter kotoran sapi dan pen-garuh penambahan urea secara
anaerobik pada reaktor batch. SNTMUT, isbn: 978-602-70012-0-6.

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Tentang Pengelolaan


Sampah.

Jakarta : Sekretariat Negara.

Rifany Kurniaty, D.; Rizal, M. (2011). Pemanfaatan hasil pengelolaan


sampah sebagai alternatif bahan bangunan konstruksi. Jurnal
SMARTek, vol. 9, no. 1, p. 47 - 60.

Widayat.; Hardiyanto. (2015). Pemanfaatan limbah cair industri tahu


untuk produksi biomassa mikroalga nannochloropsis sp sebagai
bahan baku biodiesel. Jurnal Reaktor, vol.15, no. 4, p. 253-260.
Wisnu Wardana, I.; Junaidi.; Fadilah Soeroso, R.; Sahid Akbar, P.
(2012). Sampah untuk energi : kelayakan pemanfaatan limbah organik
dari kantin di lingungan undip bagi produksi energi dengen
menggunakan reaktor biogas skala rumah tangga. Jurnal Presipitasi,
vol 9, no. 2, issn 1907-187x.

Wahyono, S. (2011). Pengolahan Sampah Organik dan Aspek


Sanitasi. Jurnal Teknologi Lingkungan, vol 2, no. 2, p. 113-118.

Anda mungkin juga menyukai