Anda di halaman 1dari 13

ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT, FILSAFAT PENDIDIKAN DAN

PANDANGANNYA TERHADAP KEBERADAAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN


MAKALAH
Kelompok 3
Annisa Devi
Atin Sopiatin
Gina Tirayanti
Muhammad Iqbal
Sahrul Fadhil
Sofi Siti Sofiah
A. Sebab-sebab Lahirnya Aliran dalam
Filsafat
1. Rasionalisme
Rasionaalisme adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa dasar sebuah
kebenaran adalah akal fikiran itu sendiri, merupakan usaha manusia untuk
memberikan akal suatu kedudukan yang ‘berdiri sendiri’. Rasionalisme
adalah aliran yang terlahir karna keraguan yang di alami oleh Rene descartes,
ia merasa ketidak pastian merajalela pada zaman itu dalam kalangan filosof.
Adapun metode yang ia gunakan adalah methode baru yaitu ‘keraguan’ yang
menuju ‘kepastian’ yang sebenarnya.
2. Empirisme
Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu "empiris" yang berarti pengalaman
indrawi. Oleh karena itu empirisme dinisbatkan kepada faham yang memilih
pengalaman sebagai sumber utama pengenalan dan yang dimaksudkan
dengannya adalah baik pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia
maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia.
A. Sebab-sebab Lahirnya Aliran dalam
Filsafat
3. Kritisisme
Immanuel kant seorang filosof jerman menjebatani dua ajaran yang
bertentangan antara rasionalisme dan empirisme. Menurut immanuel
kant Kritisisme adalah sebuah teory pengetahuan yang menjadi hasil
akhir  yang di peroleh dari kerja sama dua komponen.
4. Positivisme
Sementara itu muncullah sebuah aliran di Prancis yang disebut
Positivisme yang di tokohi oleh August comte. Filsafat comte anti-
metafisis, ia hanya menerima fakta yang di temukan secara positif-
ilmiah, dan menghindari semua yang membahas dan mengatasi bidang
ilmu yang positiv.
5. Aliran Filsafat Dewasa Kini
a. Materialisme
b. Pragmatisme
c. Eksistensialisme
B. Aliran-aliran dalam Filsafat
Pendidikan
1. Filsafat Realisme
Aliran filosofi realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa materi dunia
yang benar-benar ada atau terjadi. Dunia ini mempunyai hakikat realitas terdiri dari dunia fisik
dan dunia rohani. Pokok pemikiran realisme yaitu:
Suatu teori dianggap benar bila memang riil, dan secara subtantif ada, dan memang benar,
bukan menyajikan fiksi.
2. Filsafat Idealisme
Idealisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa kenyataan (realita) yang ada dalam
kehidupan alam bukanlah suatu kebenaran yang hakiki, melainkan hanya gambaran dari ide-
ide yang ada didalam jiwa atau spirit manusia.Idealisme berorientasi kepada ide-ide, kepada
jiwa, kepada spiritualitas, kepada hal-hal yang ideal (serba cita), kepada norma-norma yang
mengandung kebenaran muthlak dan kesedian berkorban serta kepada personalitas
(kepribadian) manusia.
3. Filsafal Esensialisme
Esensialisme merupakan filsafat pendidikan tradisional yang memandang nilai-nilai
pendidikan hendaknya bertumpu pada nilai-nilai yang jelas dan tahan lama, sehingga memiliki
kestabilan dan arah yang jelas.
B. Aliran-aliran dalam Filsafat
Pendidikan
4. Filsafat Parenialiesme
Aliran perenialisme sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokohnya: Plato, Aristoteles, dan Thomas
Aquinas. Asas yang dianut perenialisme bersumber pada filsafat kebudayaan yang berkiblat dua,
yaitu: yang pertama: perenialisme yang theologis bernaung di bawah supremasi geraja Katolik,
dengan orientasi pada ajaran dan tafsir Thomas Aquinas. Yang kedua: perenialisme sekuler
berpegang pada ide dan cita filosofis Plato dan Aristoteles. Pokok pikiran Plato tentang ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai adalah manifestasi dari pada hokum universal yang abadi dan
sempurna, yakni ideal, sehingga ketertiban sosial hanya akan mungkin bila ide itu menjadi ukuran,
asas normatif dalam tata pemerintahan. Maka tujuan utama pendidikan adalah membina
pemimpin yang sadar dan mepraktekkan asas-asas normatif itu dalam semua aspek kehidupan.
5. Filsafat Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan
dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Aliran
ini bersedia menerima suatu asal membawa akibat praktis, atau dengan kata lain patokannya
adalah “manfaat hidup praktis”. Tokoh utama aliran pragmatism adalah William james dan john
dewey di amerika serikat. Disamping itu, di inggris ada FC.Schiller, Charles S.pierce, dan George
Herbert mead.
B. Aliran-aliran dalam Filsafat
Pendidikan
6.Filsafat Progresivisme
Progresivisme juga disebut instrumentalisme dan eksperimentalisme. Dinamakan
instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelegensi manusia
sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan dan untuk mengembangkan kepribadiaan
manusia. Dinamakan eksperimentalisme, karena aliran ini menyadari dan mempraktekkan
asas eksperimen untuk menguji kebenaran suatu teori. Dan dinamakan environmentalisme,
karena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu memengaruhi pembinaan kepribadiaan.
7. Filsafat Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme seringkali diartikan sebagai rekonstruksi sosial merupakan
perkembangan dari filsafat pendidikan progresivisme. Rekonstruksionisme menganggap
progresivisme belum cukup jauh berusaha memperbaiki masyarakat.
8. Filsafat Positivisme
Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik.
Positivisme tidak mengenal adanya spekulasi, semua harus didasarkan padadata empiris.
B. Aliran-aliran dalam Filsafat
Pendidikan
9. Filsafat Empirisme
Aliran ini dipelopori oleh John Locke yang menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia
sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.Stimulan ini berasal dari alam bebas
ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
10. Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah salah satu reaksi terhadap peradaban manusia yang
hampir punah akibat perang dunia kedua. Aliran eksistensialisme bertujuan
mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi
yang dimiliki dan dihadapinya. Kierkegaard pencetus aliran eksistesialisme,
menyatakan bahwa aliran ini hendak memadukan hidup yang dimiliki dengan
pengalaman, dan situasi sejarah yang dialami, dan tidak mau terikat oleh hal-hal
yang sifatnya abstrak serta spekulatif. Anthony Flew, A Dictionary of Philosophy (
New York: Martin’s Press, 1989), 107.
C. Pandangan Aliran Filsafat Terhadap Keberadaan Manusia

1. Pandangan Psikoanalitik
Dalam pandangan psikoanalitik diyakini bahwa pada hakikatnya manusia
digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif.
Hal ini menyebabkan tingkah laku seorang manusia diatur dan dikontrol oleh
kekuatan psikologis yang memang ada dalam diri manusia.
2. Pandangan Humanistik
Para humanis menyatakan bahwa manusia memiliki dorongan-dorongan dari
dalam dirinya untuk mengarahkan dirinya mencapai tujuan yang positif. Mereka
menganggap manusia itu rasional dan dapat menentukan nasibnya sendiri.
3. Pandangan Martin Buber
Martin Buber mengatakan bahwa pada hakikatnya manusia tidak bisa disebut ‘ini’
atau ‘itu’. Menurutnya manusia adalah sebuah eksistensi atau keberadaan yang
memiliki potensi namun dibatasi oleh kesemestaan alam.
4. Pandangan Behavioristik
Pada dasarnya kelompok Behavioristik menganggap manusia sebagai makhluk
yang reaktif dan tingkah lakunya dikendalikan oleh faktor-faktor dari luar dirinya,
yaitu lingkungannya. Lingkungan merupakan faktor dominan yang mengikat
hubungan individu.
D. Pandangan Aliran Filsafat Terhadap
Pendidikan
Untuk merealisasikan pandangan filsafat tentang pendidikan terdapat beberapa unsur yang akan menjadi tonggak
untuk pengembangan pendidikan lebih lanjut, yaitu antara mengenai dasar pendidikan. Dimana dasar pendidikan
yaitu suatu aktifitas untuk mengembangkan dalam bidang pendidikan dan pengembangan kepribadian, tentunya
pendidikan memerlukan landasan kerja untuk memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar juga
dapat berfungsi sebagai semua sumber peraturan yang akan dicitakan sebagai pegangan hidup dan pegangan
langkah pelaksanaan dan langkah jalur yang menentukan. Tujuan pendidikan dapat diuraikan menjadi 4 macam,
yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan Pendidikan Nasional – mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.  (UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).
b. Tujuan Institusional Adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan suatu lembaga pendidikan.
c. Tujuan Kurikuler Adalah perumusan pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan yang harus dimiliki
oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
d. Tujuan Instruksional Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh peserta didik sesudah
ia menyelesaikan kegiatan instruksional yang bersangkutan.
E. Pandangan Aliran Filsafat Terhadap
Hubungan Manusia dan Pendidikan

1. Filsafat dan Manusia


Manusia adalah makhluk yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya dan yang berpolitik, berkeluarga dan
bermasyarakat mempunyai kampung halaman berbicara berdasarkan akal dan pikirannya ( the animal that reasons).
Manusia adalah makhluk dan negara. Karena manusia itu memiliki akal pikiran yang senantiasa berfikir, dan karena
situasi kondisi alam dimana dia hidup selalu berubah-ubah dan penuh dengan peristiwa-peristiwa penting bahkan
dahsyat, yang kadang-kadang dia tidak kuasa untuk menentang dan menolaknya menyebakan manusia itu termenung,
memikirkan segala hal yang terjadi di sekitar dirinya. Dipandangnya tanah tempat dia berpijak, dilihatnnya bahwa
segala sesuatu tumbuh diatasnya, berkembang, berbuah, dan melimpah ruah.
2. Filsafat dan Teori Pendidikan
Sebenarnya kita ketahui, ilmu jiwa bagi ilmunpendidikan adalah suatu komplementasi yang amat bernilai. Pedodogik
tanpa ilmu jasa, sama dengan praktek tanpa teori, pendidikan tanpa mengerti untuk apa, bagaimana dan mengapa
manusia di didik. Tanpa pengertian atas manusia baik sifat-sifat individualitasnya yang unik maupun potensi-potensi
yang justr akan di bina, pendidikan akan salah arah. Bahkan pengertian yang baik, memaksa kodrat manusia banyak
diantarah masalah-masalah kependidikan tersebut yang merupakan pertanyaan pertanyaan filosofos, yang
memerlukan pendekatan filosofispula dalam pemecahannya. Analisa filsafat terhadap masalah kependidikan tersebut,
dengan berbagai cara pendekatannya, akan dapat menghasilkan pandangan-pandangan tertentu mengenai masalah-
masalah kependidikan tersebut, dan asas dasar itu bisa disusun sistematis teori-teori pendidikan .
E. Pandangan Aliran Filsafat Terhadap
Hubungan Manusia dan Pendidikan

3. Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan


Manusia merupakan subjek pendidikan dan sebagai objek pendidikan, karena itu sikap untuk di didik
dan siap untuk mendidik dimilikinya berhasil tidaknya suatu usaha atau kegiatan banyak tergantung
pada jelas tidak adanya tujuan. Maka pendidikan di indonesia mempunyai tujuan pendidikan yang
berlandaskan pada filsafat hidup bangsa indonesia, yaitu pancasila yang menjadi pokok dalam
pendidikan, melalui usaha-usaha pendidikan, dalam keluarga masyarakat, sekolah dan perguruan
tinggi.
4. Kedudukan Filsafat dalam Kedudukan Kehidupan Manusia
Untuk memberikan gambaran sebagai mana kedudukan filsafat dalam kehidupan manusia maka
terlebih dahulu diungkapkan kembali pengertian filsafat. Dalam bahasan sebelumnya, filsafat
mengandung pengertian adalah suatu ikhtiar untuk berpikir secara radikal, dalam arti mulai dari
akarnya suatu gejala(hal kehendak permasalahan) sampai mencapi kebenaran yang dilakukan
dengan kesungguhan dan kejujuran melalui tahapan- tahapan pikiran. Oleh karna itu seorang yang
berfilsafat adalah orang yang berfikir secara sadar dan bertanggung jawab dengan terhadap diri
sendiri.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai