Anda di halaman 1dari 6

SUMMARY GROUP

CASE 7 “DESIGNING SUBSTANTIVEF AUDIT TESTS: COMPENSATION PLANS”


TANGGAL: 9 DESEMBER 2020
GROUP E:
 Irawati (653)
 Alfonsus Rodriques Suninono (669)
 Nizma (664)
 Kenratri Anggana Raras (704)
 Aldila Berliana Putri (708)
 M Reissa Gian Romadhon (718)

Pengujian substantifve pada dasarnya dibuat oleh auditor dengan tujuan menguji atau
mendeteksi salah saji material yang mempengaruhi langsung ke saldo-saldo dalam laporan
keuangan. Salah saji material yang dimaksud disini yakni kesalahan pencatatan akuntansi yang
berpengaruh kepada pengguna laporan keuangan. Contoh salah saji material yakniadalah ;
kesalahan pencatatan piutang dari pelanggan. Misal, piutang penjualan kcomputer yang
seharusnya Rp .156 juta , tercatat menjadi Rp .165 juta akibat kesalahan analisipenulisan data.
Hal inilah yang menyebabkan aktiva perusahaan menjadi lebih besar dari seharusnya.

Dalam pengujian substantifve, ada bagian penting yang sangat berpengaruh terhadap
perusahaan yakni perencanaan kompensasi. Kompensasi seperti yang kita ketahui merupakan
hasil yang diterima oleh seorang pekerja/karyawan dari pekerjaanya dalam sebuah perusahaan.
Ada beberapa jenis kompensasi yaitu: (1) Kompensasi langsung yakni imbalan berwujud yang
didapat seorang pekerja dalam pekerjaannya, misalnya gaji, tunjangan, THR, insentif, dan bonus.
(2) Kompensasi tidak langsung yakni imbalan yang juga berwujud yang diberikan perusahaan
kepada pekerjanya secara tidak langsung. Misalnya, perusahaan mengikutsertakan karyawannya
dalam program perlindungan soscial dan kesehatan. (3) Kompensasi non-finansial yakni
kompensasi yang tidak ada kaitannya dengan uang melainmkan kompensasi bernilai positif
untuk karyawan. Misalnya, perusahaan menyediakan pelatihan karyawan, perusahaan
mensupport karyawan dengan jenjang karir yang pasti.

Dalam case 7 dikatakan bahwa, Mitchell (auditor senior KAP Abernethy and Chapman)
mempertimbangkan 2 faktor dalam mendesain pengujian substantifve yang spesifik pada
penugasan yakni: (1) Penilaian KAP mengenai risiko inheren dalam penugasan yang terjadi
karena kemungkinan perusahaan tidak memiliki pengendalian internal yang baik, yang
menyebabkan salah saji material. Misalnya: kas yang lebih rentan dicuri dari persediaan yang
menyebabkan pada pencatatan dalam laporan keuangan. (2) Taksiran perusahaan terhadap risiko
pengendalian. Risiko pengendalian yang dimaksud disini yakni mencakupi risiko salah saji
laporan keuangan tak tercegah atau tak terkemukakan pada waktu tertentu oleh struktur
pengendalian internal dan kebijakan. Risiko pengendalian pada hakikatnya dirancang untuk
menekan risiko-risiko yang tidak dinginkan yang dapat terjadi dalam organisasi atau perusahaan.
misalnya, KKN dan salah saji material.

Perlu kita pahami bahwa

Ssiklus penggajian memiliki beberapa perbedaan dengan siklus lainnya. Perbedaan yang
pertama yaitu dalam siklus penggajian hanya ada satu (1) golongan transaksi. Jika dibandingkan
dengan siklis penjualan, dalam siklus penjualan terdapat beberapa transaksi seperti penjualan,
penerimaan kas, retur penjualan, dan penghapusan piutang. Transaksi dalam siklus penggajian
yaitu pembayaran gaji kepada karyawan. Penggajian merupakan proses penunaian kewajiban
oleh perusahaan untuk memenuhi hak karyawan karena telah melaksanakan tugasnya. Perbedaan
yang kedua adalah pada pengendalian internal yang pada umumnya sudah efektif, bahkan dalam
perusahaan kecil sekalipun. Hal ini dikarenakan adanya undang-undang yang mengatur tentang
ketenagakerjaan dan penggajian, regulasi perpajakan, serta pengawasan yang ketat dari
pemerintah. Adanya regulasi-regulasi ini mendorong perusahaan untuk tertib dalam menunaikan
kewajibannya kepada karyawan. Perbedaan yang ketiga yaitu pada bagian jumlah saldo transaksi
yang biasanya jauh lebih signifikan. Akun-akun yang berkaitan dengan penggajian pada neraca
memiliki jumlah yang kecil dibandingkan dengan akun-akun penggajian pada laporan laba rugi.

Meskipun penggajian hanya memiliki satu golongan transaksi dan pengendalian


internalnya relatif baik, namun tetap perlu dilakukan pengujian substantif. Siklus penggajian
memiliki jumlah yang cukup besar pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Siklus ini juga
relatif rawan terjadinya kecurangan (fraud). Valuasi dan alokasi yang salah pada penggajian
dapat menyebabkan miss statement yang material pada laba bersih.NIZMA
Selanjutnya tujuan pengujian subtantif pada siklus penggajian yaitu auditor ingin meneliti
tentang apakah jumlah gajinya sudahudh benar apaatau belum blm, kemudian apakah rinciannya
juga sudah benar, trus rincinya jiga udh benar apa belum,juga perlu dipastikan smpai pada
apakah para karyawan yang nanti menerima gaji beneran ada atau tidakga? Mitchell menjelaskan
bahwa biaya Penggajiangaji merupakan biaya terbesar yang dicatat oleh perusahaan Lakeside.
Dimana pada tahun 2005 biaya gaji, komisi, bonus, dan pajak penghasilan terhitung sampai lebih
dari $1.000.000 dan diperkirakan akan meningkat sampai 9% di tahun 2006. Selanjutnya
pPerusahaan Lakeside ini normalnya hanya memiliki 48 karyawan saja diluar dari penambahan
karyawan di bulan Oktober sampai dengan Desember yang digunakan untuk menangani
kepadatan hari raya natal.

Kemudian dari 48 karyawan ini akan di gaji dengan dasar yang berbeda- beda sesuai
dengan fokus kerja dan tugas masing masing. Yaitu yYang pertama ada 11 full time salaried
employees penggajian mereka dibayarkan secara penuh seperti gaji bulanan (yang didapatkan
dari total gaji 1/12) atau bisa dikatakan mereka adalah / pegawai ttptap yang benar”benar di gaji
penuh. Kedua ada 5 full time hourly employees: penggajian mereka berdasarkan catatan berapa
jam karyawan tersebut bekerja didasarkan pada catatan weekly time ticket mereka. Melalui
(weekly time ticket: melalui weekly time ticket ini perusahaan tahu dalam satu minnnggu
karyawan tersebut telah bekerja berapa jam, yang biasanya time ticket ini diserahkan secara
mingguan). Ketiga ada 6 full time sales representatives: penggajian mereka dibayarkan
berdasarkan dari penjualan bersih yang mereka hasilkan kemudian dikali dengan totaltarif komisi
yang merekaditentukan dapatkan yaitu 6,5%. Ke empat ada 6 full time selaried store managers
dan 6 assistant store managers: dasar penggajian mereka sama yaitu berdarkan profit sharing
bonus (jadi total penjualan areanya berapa kemudian dibagi dua), dan yang terakhir ada 14 part
time hourly store employees: penggajiannya berdasarkan berapa jam karyawan itu bekerja (yang
biasanya karyawan paruh waktu ini rata rata mereka bekerja 25 jam dalam satu minggu). Seluruh
gaji karyawan dibayarkan setiap tanggal 15. Dari uraian tersebut dapat kita pahami bahwa siklus
penggajian bukanlah hal yang sederhana, dibutuhkan ketelitiann yang tinggi dalam setiap
perhitungannya. Sebagai seorang auditor juga harus benar-benar memahami sistem penggajian
kliennya.
Bagian selanjutnya adalah mengenai alur penggajian Lakeside. Setiap tanggal 10 Sarah
Sweet selaku karyawan Divisi Controller selalu menyelesaikan perhitungan gaji, termasuk
berapa gaji kotor karyawan beserta potongan-potongannya. Kemudian setelah perhitungan
selesai dilakukan, salinan dokumen perhitungan gaji tersebut diberikan kepada Mark Hayes
untuk direview apakah semua perhitungan sudah benar. Setelah semua perhitungannya sesuai
maka dokumennya akan ditandatangani oleh Mark Hayes. Dokumen yang sudah ditandangani
tersebut kemudian diserahkan kepada Brendan Davis selaku Treasurer. Tugas Davis adalah
menyiapkan satu cek untuk mengirim total net wages dari general cash fund ke payroll fund.
Setelah itu Bob Short selaku Assistant Treasurer akan menuliskan cek pembayaran karyawan ke
setiap karyawan berdasarkan perhitungan Sweet. Lalu cek ditinjau ulang dan ditandatangani oleh
Treasurer, lalu dikirimkan kepada karyawan. Pembayaran gaji dilakukan setiap tanggal 15.

Sarah Sweet juga mengerjakan tugas lain berkaitan dengan gaji sesuai yang diatur oleh
Federal and State Laws. Dia menginformasikan kepada Trasurer untuk melakukan pembayaran
income tax witholding, social security, unemployment taxes dan other payroll costs. Income tax
witholding merupakan pajak yang dipotong Lakeside dari gaji karyawannya, dalam hal ini
Lakeside yang akan membayarkan pajaknya kepada pemerintah. Social security berupa jaminan
sosial untuk para karyawan Lakeside. Pada intinya semua biaya ini dipotong dari gaji karyawan
kemudian dibayarkan Lakeside kepada pemerintah.

Menurut kami alur penggajian dan pembagian tugas terkait penggajian di Lakeside sudah
cukup baik. Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa sudah ada pemisahan tugas antara
bagian yang melakukan perhitungan gaji, pihak yang mereview perhitungan, bagian Treasurer
yang membuat cek untuk melakukan penarikan dana dari rekening kas umum ke rekening khusus
penggajian, kemudian dari dana tersebut baru didistribusikan ke masing-masing karyawan oleh
Assistant Treasurer. Selain itu juga dilakukan pengecekan ulang sebelum cek diberikan kepada
masing-masing karyawan. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah digunakannya rekening
yang berbeda antara kas umum dan kas khusus penggajian. Sistem ini sangat bermanfaat
diantaranya adalah meminimalisir jumlah dana yang akan dicuri dari rekening penggajian,
memudahkan dilakukannya pengendalian terkait gaji serta menyederhanakan proses rekonsiliasi
bank.
KENSetelah Sarah Sweet menghitung penggajian dan pajak perusahaan, kemudian
auditor yaitu Mitchell akan menggunakan dokumen-dokumen yang dihasilkan dari perhitungan
tersebut untuk melakukan prosedur substantif. Prosedur substantif yang dilakukan dapat dilihat
lebih jelas pada Exhibit 7-1 untuk perusahaan Lakeside. Sebagai contoh untuk karyawan
bernama Brenda Guthrie terdapat temuan oleh auditor bahwa Brenda tidak terdapat dalam daftar
pegawai, akan tetapi Brenda menerima gaji. Sebagai auditor tidak dapat langsung curiga atau
mengambil kesimpulan bahwa adanya kecurangan atau karyawan fiktif, akan tetapi etapi auditor
terlebih dahulu mengecek sistem penggajiannya. Terdapat kemungkinan bahwa Brenda ini
karena seorang karyawan store clerk (SC) dia mungkin bekerja di toko 1 atau 2 dan seterusnya
sehingga namanya tidak ditemukan pada sampel yang diambil.

Pada Exhibit 7-1 juga terdapat temuan pada Brenda dan K. Steinmuller bahwa cancelled
check tidak ditemukan. Cancelled check merupakan cek yang berasaldikembalikan oleh dari
bank yang menunjukkan bahwa gaji karyawan sudah dibayarkan, dan kemudian dikembalikan
kepada perusahaan sebagai bukti dan dokumentasi. Pada perusahaan Lakeside, cek tersebut tidak
ditemukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem pendokumentasian Lakeside ini adalah buruk.

Auditor berkonsentrasi atau membuktikan 5 asersi manajemen, pada kasus 7 ini


mengenai asersi manajemen tentang penggajian. 5 asersi penggajian manajemen tersebut adalah
yang pertama, pencatatan pembayaran gaji untuk pekerjaan yang benar-benar dilakukan atau
dikerjakan oleh pegawai yang ada (keberadaan atau keterjadian). Kedua, transaksi penggajian
yang ada telah dicatat (kelengkapan). Ketiga, transaksi penggajian yang sudah dicatat, seperti
mengenai jumlah jam kerja, tarif gaji, dan potongan gaji sudah dihitung dengan tepat (ketepatan).
Ke empat, penilaian jam kerja oleh karyawan sudah benar dan transaksi penggajian telah
dimasukkan atau dicatat di bagian penggajian (penilaian dan pengalokasian). Kelima, transaksi
penggajian telah disajikan secara wajar dan cukup (pengungkapan).

Pada perusahaan Lakeside kasus 7, Mitchell lebih berfokus pada 2 asersi, yaitu
keberadaan dan penilaian. Hal tersebut dikarenakan menurut Mitchell terdapat potensi atau
kemungkinan adanya karyawan yang dapat menerima cek lebih dari satu karena terdapat
karyawan fiktif (keberadaan). Alasan kedua yaitu menurut Mitchell terdapat potensi penilaian
jam kerja yang lebih dari yang sesungguhnya (penilaian).
Berdasarkan asersi-asersi manajemen tentang penggajian, auditor dapat melakukan
pengujian substantif untuk membuktikan asersi-asersi tersebut. Pertama, untuk asersi keberadaan
dan keterjadian, auditor dapat mencocokkan nama dari daftar pegawai sumber daya manusia
dengan nama yang tertera pada cek gaji. Kedua, untuk asersi kelengkapan, auditor dapat
melakukan rekonsiliasi bank untuk mencocokkan pengeluaran gaji di perusahaan dan di bank.
Ketiga, untuk asersi ketepatan, auditor dapat melakukan perhitungan terkait jam kerja, tarif gaji,
dan potongan gaji apakah sudah sesuai atau belum. Ke empat, untuk asersi penilaian dan
alokasis, auditor dapat mencocokkan jumlah waktu atau jam kerja yang berada di cek gaji
dengan daftar pendokumentasian jam kerja atau time ticket. Ke lima, untuk asersi pengungkapan,
auditor dapat menggunakan dokumen-dokumen perhitungan gaji untuk membuktikan apakah
memang biaya gaji yang disajikan oleh manajemen sudah wajar dan cukup.

REISSA Dalam kasus lakeside ini direktur Rogers memberlakukan sistem profit-sharing
bonus yang bertujuan untuk merangsang para manajer di keenam toko lakeside untuk dapat
menghasilkan laba bersih yang besar sehingga manajer akan mendapatkan bonus yang tinggi.
Bonus yang didapatkan para manajer ini akan di bayarkan awal tahun berikutnya atau berupa
annual cash reward dengan persentase bonus 2% di tahun 2005 dan 4% di tahun 2004 dari laba
bersih yang dihasilkan setiap toko lakside dan rasio bonus 3:1 untuk manajer dan asisten
manajer.

Profit-sharing bonus yang dilakukan oleh perusahaan lakeside ini mendapatkan perhatian
khusus dari Mitchell karena sistem profit-sharing bonus ini rentan adanya kecurangan seperti
penjualan fiktif. Hal ini bertujuan agar setiap toko lakeside memperoleh laba bersih yang besar
sehingga manajer dan asissten manajer akan mendapatkan bonus yang besar berdasarkan
persentase dari laba bersih yang diterima oleh setiap toko. Oleh karena itu untuk mencegah
terjadinya kecurangan, maka KAP Abernethy dan Chapman perlu mengevalusi terkait
pengendalian internal perusahaan.

Pada Exhibit 7-1 ditemukan bahwa Brenda dan K. Steinmuller bahwa cancelled check
tidak ditemukan. Hal ini terjadi karena pengendalian internal perusahaan lakeside yang kurang
baik sehingga terdapat beberapa dokumen yang tidak dapat ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai