Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENGONTROLAN TRAFFIC LIGHT

PADA JALAN SIMPANG EMPAT DENGAN PROGRAMMABLE

LOGIC CONTROLLER TWIDO

Disusun Oleh :

Kelompok 1 :

1. David Josvin Surya : 13.03.0.038

2. Juardi : 13.03.0.050

3. Handy Dwiguna Sihotang : 13.03.0.0

4. Ria Vionita : 13.03.0.014

5. Taufan Sahrul Ramdani : 13.03.0.048

6. Zulhelmi : 13.03.0.010

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUANBATAM

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“PENGONTROLAN TRAFFIC LIGHT PADA JALAN SIMPANG EMPAT DENGAN

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER TWIDO“, makalah ini merupakan salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan Program mata kuliah Makatronika. Selanjutnya penulis

menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik isi, bentuk maupun

susunannya, maka dari itu seandainya ada kesalahan atau kekeliruan dari penulisan makalah

ini, maka koreksi ataupun kritik sehat sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah

ini.

Atas bantuan fasilitas serta bimbingan maupun nasehat-nasehat yang telah diterima dan

dipergunakan oleh penulis maka dengan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak , semoga

jasa-jasa yang baik yang telah diberikan, mendapat imbalan amal yang baik dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang

memerlukannya guna menambah ilmu pengetahuan.

Batam, November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 2

C. Batasan Masalah 3

D. Tujuan Penulisan 4

BAB II : PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

DAN PERALATAN PENGONTROLAN 6

A. Programmable Logic Controller 6

1. Latar belakang dan perkembangan PLC 6

2. Apakah itu PLC ? 8

3. Bagian-bagian PLC 12

4. Prinsip kerja programmable logic controller 16

5. Waktu scan 17

6. Bahasa pemrograman 18
B. PLC Twido 20

1. Bagian-bagian PLC Twido 24

C. Expansion I/O modules 25

D. TwidoSoft 26

1. Menginstall program TwidoSoft 28

2. Konfigurasi PLC Twido 34

3. Membuat aplikasi baru pada program TwidoSoft 36

E. Prinsip pemrograman TwidoSoft 38

1. Input 38

2. Output 38

3. Internal bits 39

4. Timer ON delay 40

F. Membuat ladder diagram pada TwidoSoft 43

1. Instruksi utama ladder diagram 43

2. Link elements 44

3. Programming grid 44

4. Ladder palette toolbar 45

G. Menyimpan Program 47

H. Transfer PC ke Controller 48

I. Switching to RUN 50

J. Animation Table 50

K. Komponen Peralatan Kontrol 52

1. MCB 52

2. Sakelar SPST 54

3. Relai 54
BAB III : PENGONTROLAN TRAFFIC LIGHT PADA

JALAN SIMPANG EMPAT DENGAN

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER 56

A. Sistem kerja traffic light pada jalan simpang empat 56

B. Diagram Signal Rangkaian 63

C. Peralatan kontrol 64

1. MCB 64

2. Relai 64

3. Sakelar SPST 65

4. Lampu 65

5. Penghantar 66

D. Programming Ladder Diagram (LD) Traffic Ligh Pada

Jalan Simpang Empat Dengan PLC TWDLCAA24DRF

Yang Ditambah Expansion I/O Modules

TWDDMM24DRF 67

E. Rangkaian Kontrol Traffic Light Pada Jalan Simpang

Empat Dengan PLC TWDLCAA24DRF Dan Expansion

I/O Modules TWDDMM24DRF 75

1. Bagian Input 75

2. Bagian Output 76

F. Rangkaian Utama Pengontrolan Traffic Light Pada

Jalan Simpang Empat 80

G. Mentransfer program yang tersimpang pada memori PC

ke dalam memori PLC 82

H. Membuat animation table input output pada software


TwidoSoft V2.5 83

I. Menjalankan Program Yang Tersimpan Pada Memori

PLC 84

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN 85

A. Kesimpulan 85

B. Saran 86

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Lampu lalu lintas sering kita jumpai terutama di jalan-jalan raya yang sangat padat lalu

lintasnya, umumnya kita jumpai di persimpangan-persimpangan jalan baik persimpangan tiga

ataupun persimpangan empat. Secara garis besar lampu lalu lintas atau traffic light berfungsi

untuk menertibkan kendaraan-kendaraan yang berada pada persimpangan jalan, Berdasarkan

fungsinya tersebut tentunya peran lampu lalu lintas sangatlah penting. Dapat kita bayangkan

karena sesuatu hal tiba-tiba lampu lalu lintas yang berada pada persimpangan tidak menyala,

tentunya pelanggaran terjadi dimanamana seperti saling mendahului dalam melewati suatu

persimpangan dan lain sebagainya, hal tersebut akan mengakibatkan kemacetan yang cukup

panjang di jalan dan sangat merugikan semua pihak apalagi dalam masalah waktu.

Memandang hal demikian diatas maka sangat diperlukan sekali pengaturan lampu lalu lintas

yang baik yang menggunakan peralatan yang handal, cepat, efisien, dan dapat bekerja dalam

waktu yang lama serta mudah dalam melakukan modifikasi jika terjadi perubahan deskripsi

kerja pada lampu lalu lintas tersebut. Dewasa ini teknologi semakin terus berkembang dan

begitu banyak peralatan-peralatan elektronik yang diciptakan. Salah satu contoh teknologi

baru tersebut adalah Programmable Logic Controller atau yang disingkat dengan PLC dimana

penggunaan PLC ini sangat cocok untuk rangkaian yang sangat rumit dan pemrogramannya

dapat dikombinasikan dengan PC (Personal Computer).

Untuk mengontrol sistem kerja lampu lampu lalu lintas, banyak cara yang dapat dilakukan

yaitu dengan menggunakan kontaktor magnit ataupun relai yang telah dikombinasikan

dengan peralatan TDR (time delay relai) atau dengan menggunakan PLC. Namun dengan

menggunakan PLC banyak keuntungan yang didapat dibanding dengan menggunakan

kontaktor maknit ataupun relai yang dikombinasikan dengan peralatan TDR. Salah satu

contohnya yaitu dengan menggunakan PLC perawatan akan lebih mudah, perubahan desain

lebih mudah, relatif tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk dan memiliki reliabilitas

yang tinggi serta aplikasi kendali yang luas. Karena itulah penulis memaparkan atau
memperdalam penulisan makalah ini dan penulis rasa sistem pengontrolan dengan

menggunakan PLC sangat perlu untuk dipelajari.

1.2 Identifikasi Masalah.

Pengontrolan traffic light pada jalan simpang empat dengan programmable logic controller

(PLC) adalah dengan memberikan program sesuai keperluan lampu lalu lintas tersebut yang

digunakan untuk mengontrol kendaraan yang berada pada jalan simpang empat. Untuk

memprogram PLC dapat digunakan alat pemograman (papan-tuts) atau dengan sebuah

personal computer (PC) yang telah diisi (di install) dengan program yang mensupport PLC

yang digunakan, biasanya program ini dikeluarkan/diproduksi oleh pabrik pembuat PLC

tersebut. Mesin PLC dapat digunakan untuk berbagai bermacam pengendalian sesuai dengan

yang diinginkan. Hanya saja PLC yang telah banyak dipasarkan harus kita lengkapi dengan

peralatan – peralatan kontrol seperti kontaktor magnit, sakelar, tombol tekan, pembatas arus,

pengaman, dan sebagainya. Dalam makalah ini hanya membahas tentang pengontrolan traffic

light pada jalan simpang empat dengan menggunakan PLC Twido. Berikut hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam membuat pengendalian tersebut :

1. Bagaimana membuat rangkaian ladder diagram dari pengontrolan tersebut melalui software

TwidoSoft version 2.5 yang sudah terinstall pada PC (personal computer) ?

2. Bagaimanakah membuat rangkaian utama dari pengontrolan traffic light pada jalan simpang

empat ?

3. Bagaimanakah membuat rangkaian kontrol dengan PLC ?

4. Bagaimanakah mentransfer program ladder diagram yang telah dibuat pada computer ke dalam

memori PLC ?

5. Bagaimanakah menjalankan program yang sudah tersimpan ke dalam memori

PLC untuk diuji kebenaran rangkaian ladder yang telah dibuat ?


1.3 Batasan Masalah

Mesin PLC dapat digunakan untuk mengendalikan berbagai macam aplikasi sesuai dengan

yang dikehendaki. Untuk itu penulis mencoba menyajikan pemakaian PLC untuk mengontrol

traffic light

1. Lampu yang digunakan adalah lampu INFRARED RAY 25 watt/220V.

2. Sakelar yang digunakan adalah relai dan sakelar SPST.

3. Pengaman yang digunakan adalah MCB satu phasa.

4. PLC yang digunakan adalah PLC Twido dengan tipe TWDLCAA24DRF.

5. Sebagai alat transfer dari PC ke Controller digunakan kabel TSXPCX1031.

6. Software yang digunakan untuk memprogram PLC Twido adalah Software PLC Twido

versio.

1.4 Tujuan Masalah.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dari Mata Kuliah Mekatronika 2, Universitas

Riau Kepulauan.

2. Untuk memperdalam dan mengembangkan pengetahuan yang penulis peroleh dalam

bentuk tulisan .

3. Untuk meningkatkan mutu calon-calon guru yang disesuaikan dengan perkembangan

ilmu dan teknologi zaman sekarang .

4. Agar melalui penulisan makalah ini, penulis semakin dapat mengembangkan

kemahiran untuk dapat menghasilkan makalah yang lain dengan judul yang berbeda

sebagaimana lazimnya.

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam menyusun laporan ini, penulis berusaha untuk memudahkan dalam membaca

serta memahami laporan yang dibuatnya kepada para pembaca yaitu dengan

menyediakan sistematika penulisan laporan. Antara lain seperti berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

tujuan pembahasan, metode penulisan makalah, serta sistematika

penulisan makalah.

BAB II LANDASAN TEORI

Menjelaskan Pengontrolan Traffic Light Pada Jalan Simpang Empat

Dengan Programmable Logic Controller Twido secara menyeluruh

seperti pengertian, prinsip kerja, dan sebagainya.

BAB III PEMBAHASAN

Menjelaskan hasil pengamatan dan menjelaskan analisa yang sudah

dilakukan pada saat praktek kerja di lapangan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Menarik kesimpulan dari apa yang sudah didapat oleh penulis.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Programmable Logic Controller.

2.1.2 PLC.
Sebelum adanya Programable Logic Controller, sudah banyak peralatan-peralatan kontrol yang

digunakan seperti cam switch dan drum. Dahulu panel kontrol dengan relai sudah menjadi

kontrol sekuensial yang utama kemudian diteruskan dengan munculnya transistor, dimana solid

state relai (SSR) dapat menggantikan relai elektromagnetik yang tidak cocok untuk kontrol

dengan kecepatan tinggi. Namun sekarang sistem kontrol sudah meluas keseluruh pabrik dan

kebutuhan akan sistem pengontrolan semakin mengharapkan yang lebih baik lagi, yang memiliki

aplikasi kendali yang luas dan sistem kontrol total dikombinasikan dengan kontrol dan

feedback, pemrosesan serta sistem monitor terpusat. Sistem kontrol logika konvensional tidak

dapat melakukan hal-hal tersebut untuk itu Programable Logic Controller dihadirkan untuk

menjawabnya . Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada

tahun 1969 oleh Richard E.Morley pendiri Modicon corporation. Modicon kependekan dari

Modular Digital Controller. Setelah itu muncul PLC model 184 yang mencapai kesuksesan,

diperkenalkan pada tahun 1973 yang dirancang oleh Michael Greenberg. Kemudian sampai

sekarang PLC terus

dikembangkan , yang mana sekarang divaisnya sudah berbasis computer, standar industri dan

menggantikan divais elektro-mekanik dan rangkaian yang mengontrol mesin-mesin proses

dan peralatan-peralatan. Begitupun dengan sistem pemrogramannya, jika dahulu

pemrogramannya hanya untuk merek spesifik PLC yang digunakan namun sekarang sistem

pemrograman PLC sudah dikombinasikan dengan personal computer (PC) melalui perangkat

lunak berbasis windows.

TABEL 1.

PERBANDINGAN ANTAR WIRED LOGIC DENGAN PROGRAMABLE

CONTROLLER
2.1.2

Apakah Itu PLC ?

Aplikasi pada industri dan kontrol proses sangat memerlukan relai sebagai elemen

kontrolnya, yang mana relai tersebut digunakan sebagai penghubung dari suatu rangkaian

kerangkaian lainnya dengan menggunakan pengawatan. Namun pada saat sebuah sistem

mengalami perubahan deskripsi kerja, pengawatan relai harus diubah juga terlebih dahulu.

Tentunya hal tersebut tidak efisien dan memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan

menggunakan PLC maka pada setiap terjadi perubahan deskripsi kerja sebuah sistem, maka

yang diubah adalah “Program “nya tanpa mengubah penginstalasiannya. Pada dunia otomasi

saat ini, pengendali logika terprogram (PLC) telah menjadi standart untuk dipergunakan

sebagai pengendali. PLC tidak hanya menggantikan pengendali konvensional yang sudah

ada sebelumnya, tetapi telah banyak mengambil alih banyak fungsi pengendali tambahan

lainnya karena didalam PLC sudah terdapat beberapa unit peralatan yang berfungsi sebagai

relai, coil, latching coil, timer, drum dan counter yang dapat digunakan untuk mengendalikan

peralatan dengan bantuan program yang dapat dibuat sesuai dengan yang diinginkan.
Gambar 1 di bawah memperlihatkan fungsi-fungsi yang dapat dikerjakan oleh PLC.

Gambar 1. Fungsi PLC

Programable Logic Controller dapat diartikan sebagai berikut :

PROGRAMABLE , PLC sebagai alat pengendali mempunyai kemampuan bahwa

programnya dapat diubah atau dimodifikasi berdasarkan deskripsi kerja yang diinginkan

tanpa mengubah sistem instalasinya.

LOGIC , PLC bekerja berdasarkan logika sehingga dapat melakukan fungsi timing ,

counting , sequencing dan aritmatika.

CONTROLLER , PLC mempunyai kemampuan untuk mengendalikan plant atau sistem

berdasarkan instruksi program.

Dalam melakukan pengendalian suatu peralatan pada dasarnya mencakup tiga bagian besar

yakni bagian INPUT, CONTROLLER, dan OUTPUT . Bagian input adalah peralatan-

peralatan yang memberikan masukan untuk menentukan proses kerja peralatan yang

dikontrol, contoh bagian input seperti tombol tekan, limit switch, flow switch dan sebagainya.

Sedangkan bagian output adalah peralatan-peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan

hasil dari suatu proses. Contoh bagian output yaitu motor, selenoid, led display, heater, lampu

dan sebagainya. Kemudian bagian controller berfungsi untuk melakukan perhitungan,

pengambilan keputusan, pengendalian dan lain sebagainya dari masukan untuk dikeluarkan
dibagian output dalam hal ini dilakukan oleh PLC. Gambar 2 di bawah memperlihatkan

diagram input output pada PLC.

Gambar 2. Diagram Input Output

Pada PLC .

Sistem kerja dari PLC adalah berdasarkan program yang dimasukkan kedalamnya dan secara

umum fungsi dari PLC sangatlah kompleks dan teliti diantaranya dapat mengingat, mendata,

mengolah/memproses data, berkomunikasi/berdialog, memutus dan menghubungkan

rangkaian secara otomatis. Selain itu program yang akan dimasukkan kedalam memori PLC

dapat dibuat kapan saja sesuai dengan keperlukan dan pada peralatan atau mesin yang akan

dikendalikan oleh PLC, dapat dikontrol, diatur, ditambah, dapat dikurangi, dan diganti

dengan mudah. Sekarang PLC cukup banyak digunakan terutama di industri-industri yang

banyak menggunakan sistem pengontrolan hal tersebut dikarenakan PLC sangatlah luas

penggunaannya. Berikut adalah beberapa contoh aplikasi PLC dan keuntungan menggunakan

PLC dalam otomatisasi .

a. Beberapa contoh aplikasi PLC antara lain sebagai berikut :

1). Manufaktur otomotif . 11). Sistem konveyor ( ban berjalan ).

2). Pabrik semen . 12). Pabrik rokok .

3). Pengendali lift / elevator . 13). Pabrik sepatu .


4). Pengairan / irigasi . 14). Otomatisasi bangunan .

5). Pengendali pembangkit listrik . 15). Pabrik keramik .

6). Penggilingan ( mesin giling ) . 16). Pabrik kaca .

7). Pengontrol lampu lalu lintas . 17). Pabrik kaleng makanan .

8). Sistem keamanan . 18). Pembuatan beton bertulang .

9). Pengendali robot . 19). Pabrik makanan .

10). Pabrik minuman ringan . 20). Pompa bensin .

2.1.3 Bagian-bagian PLC.

Bagian-bagian yang terdapat pada PLC tidak jauh berbeda dengan perangkat keras yang

dimiliki oleh sebuah computer, namun perbedaannya dengan personal computer yaitu pada

PLC sudah dilengkapi unit input-output digital yang bisa langsung dihubungkan keperangkat

luar (switch,sensor,relai,dll) kemudian PLC merupakan computer khusus untuk aplikasi

industri yang

digunakan untuk memonitor dan mengontrol proses industri untuk menggantikan hard-wired

control (rangkaian relai/kontaktor) dan memiliki bahasa pemrograman sendiri. Namun

perbedaan utama antara PLC dengan personal computer yaitu PLC dirancang untuk instalasi

dan perawatan oleh teknisi elektrik industri yang tidak harus mempunyai skill elektronika

yang tinggi. Gambar di bawah ini memperlihatkan konfigurasi antara Personal computer

dengan PLC.

Gambar 3. Konfigurasi Computer


Gambar 4. Konfigurasi PLC

2.2 Prinsip kerja Programable Logic Controller.

Sebuah PLC bekerja dengan cara menerima data-data dari peralatan input luar atau input

devices. Peralatan input luar secara umum disebut sensor yang terbagi menjadi dua jenis yaitu

sensor jenis kontak dan sensor jenis non kontak . Sensor jenis kontak contohnya yaitu push

button, sakelar, limit switch, level switch dan lain-lainnya, kemudian sensor jenis non kontak

yaitu sensor magnit, sensor induktif, sensor kapasitif, LDR dan lain sebagainya. Data-data

yang masuk dari peralatan input ini berupa sinyal-sinyal analog (berupa besaran listrik), yang

selanjutnya melalui input modules diubah menjadi sinyal digital untuk kemudian diolah oleh

CPU berdasarkan intruksi-intruksi program yang telah dibuat dan ditetapkan suatu keputusan

untuk dikirim ke output modules kemudian oleh output modules sinyal digital ini diubah

terlebih dahulu menjadi sinyal analog, sinyal analog inilah yang akan mengaktifkan output

devices yang berupa output kontrol seperti relai, kontaktor, selenoid, dll, dan output beban

seperti lampu, motor-motor dan lain sebagainya. Secara blok diagram, prinsip kerja PLC

dapat dilihat pada gambar 5 berikut :


Gambar 5. Skema prinsip kerja PLC .

2.3 Waktu Scan.

Selama setiap siklus bekerja, prosesor akan membaca semua input, mengambil nilai-nilai

tersebut, mengeksekusi pogram dan meng-update output. Proses ini disebut scanning. Proses scan

terjadi secara kontinyu dan berurutan dari pembacaan status input, pengevaluasian logika kontrol

dan memperbaharui output kemudian waktu yang diperlukan untuk membuat suatu scan

umumnya bervariasi mulai dari 1 milidetik sampai 30 milidetik hal tersebut tergantung dari

panjangnya program. Dari gambar 6 di bawah dapat dilihat PLC akan mengamati inputnya

kemudian membangkitkan respon kontrol yang tepat pada outputnya.

Gambar 6. Siklus scan secara umum .

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sistem kerja traffic light pada jalan simpang empat.

Gambar 7. Keadaan lampu lalu lintas pada persimpangan jalan .

Sistem kerja traffic light pada suatu persimpangan tidak selalu sama, hal tersebut tergantung dari

banyak persimpangan dan kondisi tata tertib jalan yang telah diatur oleh pemerintah yang

berwenang. Begitupun dengan lamanya waktu kendaraan bergantian berjalan, hal tersebut

disesuaikan dengan tingkat kepadatan dari kendaraan-kendaraan yang lalu-lalang di jalan

tersebut. Sebelum melewati suatu persimpangan para pengemudi diwajibkan untuk mematuhi

rambu-rambu yang telah ditetapkan, rambu-rambu tersebut berupa lampu petunjuk yang terdiri

dari tiga buah warna. Lampu tersebut dipasang dalam sebuah box yang diberi tiang dan

ditempatkan diujung sebelah kiri, ditengah-tengah ruas jalan atau diatas setiap jalan pada suatu

persimpangan sehingga memudahkan para pengemudi untuk melihatnya. Adapun warna lampu

yang digunakan pada traffic light untuk memberikan rambu-rambu kepada para pengemudi

adalah lampu merah, kuning dan hijau . Gambar 7 di bawah memperlihatkan arti dari kode-kode

warna yang digunakan pada traffic light.


Gambar 8. Arti warna-warna lampu lalu

lintas

Sesuai dengan judul makalah yang penulis ambil, lampu lalu lintas yang dikendalikan oleh

PLC Twido digunakan untuk mengontrol jalan simpang empat. Adapun lamanya waktu

kendaraan bergantian berjalan penulis mengambil salah satu sampel lampu lalu lintas yang

ada dikota medan yaitu lampu hijau menyala selama 30 detik, lampu kuning menyala selama

5 detik dan lampu merah menyala selama 105 detik. Gambar 52 di bawah memperlihatkan

penempatan traffic light pada jalan simpang empat .

Gambar 9. Penempatan traffic light pada jalan simpang empat.


Berikut di bawah menjelaskan prinsip kerja traffic light pada jalan simpang empat.

3.1.1 Kondisi pertama.

Pada saat lampu tanda warna hijau di jalan satu menyala dan lampu tanda untuk mobil dua,

tiga, dan empat berwarna merah. Mobil satu dapat menuju arah jalan A2, A3, dan A4

sementara mobil di jalan dua hanya dapat menuju jalan A3 dan mobil yang tidak menuju

jalan tersebut akan berhenti (STOP), mobil di jalan tiga hanya dapat menuju jalan A4 dan

mobil yang tidak

menuju jalan A4 akan berhenti begitupun untuk mobil di jalan empat hanya dapat menuju

jalan A1 dan mobil yang tidak menuju jalan A1 akan berhenti. Sampai lampu tanda berwarna

kuning di jalan satu menyala, mobil satu masih bisa berjalan dan akan berhenti jika lampu

tanda berwarna merah menyala. Gambar 9 di bawah memperlihatkan skema kerja saat lampu

di jalan satu

berwarna hijau.

Gambar 10. Skema kerja saat lampu di jalan satu berwarna hijau.
3.1.2 Kondisi kedua.

Saat lampu tanda warna merah pada jalan satu menyala, lampu hijau di jalan dua akan

menyala dan lampu-lampu tanda di jalan tiga dan empat masih tetap lampu berwarna merah

menyala. Mobil dua dapat menuju arah A1, A3, dan A4 sementara mobil di jalan satu, tiga,

dan empat berhenti dan hanya dapat berjalan menuju jalan kearah kiri dari jalan masing–

masing. Saat lampu tanda berwarna kuning di jalan dua menyala mobil dua dapat terus

berjalan dan akan berhenti sampai lampu tanda berwarna merah menyala. Gambar 10 di

bawah memperlihatkan skema kerja saat lampu di jalan dua berwarna hijau.

Gambar 11. Skema kerja saat lampu di jalan dua berwarna hijau .

3.1.3 Kondisi ketiga .

Saat lampu tanda di jalan dua berwarna merah menyala, lampu tanda berwarna hijau di jalan

tiga akan meyala dan lampu tanda di jalan empat , di jalan satu masih berwarna merah. Mobil

tiga dapat menuju jalan A1, A2, dan A4 , sedangkan mobil di jalan satu, dua, dan empat harus

berhenti dan hanya dapat menuju jalan kearah kiri dari jalan masing–masing. Saat lampu

tanda berwarna kuning di jalan tiga menyala mobil tiga dapat terus berjalan dan akan berhenti
sampai lampu tanda berwarna merah menyala. Gambar 11. di bawah memperlihatkan skema

kerja saat lampu di jalan tiga berwarna hijau.

Gambar 12. Skema kerja saat

lampu di jalan tiga berwarna hijau .

3.1.4 Diagram Signal Rangkaian.

Untuk lebih memahami sistem kerja lampu lalu lintas pada jalan simpang empat, dapat

digambarkan dalam bentuk diagram signal. Pada gambar diagram signal ini dapat dilihat

waktu kerja ( t ) masing -masing beban ( lampu ) .

Gambar 13. Diagram signal traffic light pada jalan simpang empat .
Ket :

Lampu hijau : Menyala selama 30 detik.

Lampu kuning : Menyala selama 5 detik.

Lampu merah : Menyala selama 105 detik.

3.2 Rangkaian Kontrol Pada Plc Twdlcaa24drf

Gambar 14. Rangkaian kontrol pada PLC TWDLCAA24DRF.

3.3 Rangkaian Utama pengontrolan traffic light pada jalan simpang empat.

Rangkaian utama adalah gambaran rangkaian beban dan rangkaian kontak-kontak relai

serta kontak breaker yang dihubungkan pada arus beban . Pada penginstalasian lampu lalu

lintas perlu dibuatkan gambar rangkaian utama , hal tersebut bertujuan untuk memudahkan

dalam melakukan penginstalasian atau menghubungkan komponen–komponen seperti lampu,

kontak relai dan pengaman ke sumber tegangan . Rangkaian utama ini terdiri dari dua bagian

yaitu bagian rangkaian yang dipasang didalam panel kontrol dan bagian rangkaian yang

dipasang diluar panel kontrol. Komponen–komponen yang dipasang didalam panel kontrol

adalah : PLC, relai, dan MCB. Sedangkan bagian yang dipasang diluar panel seperti jaringan

listrik dan beban (lampu).


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari isi dari tugas akhir ini mulai dari bab I sampai dengan bab III, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan mengunakan PLC, pengawatan (wiring) relatif lebih sedikit dibanding dengan

panel kontrol konvensional karena hubungan kontakkontak pada ladder diagram yang ada

dalam CPU PLC sudah terangkai secara elektronik sehingga penginstalasian secara hardwire

seperti pada rancangan kontrol konvensional tidak diperlukan lagi.

2. Membuat pengontrolan traffic light pada jalan simpang empat dengan menggunakan PLC

lebih mudah dan praktis dibanding dengan menggunakan kontaktor magnet. Dengan PLC

rangkaian kontrolnya lebih sederhana, sedangkan rangkaian utama tetap tidak berubah.

3. PLC dapat melakukan berbagai macam pengendalian seluas mungkin karena pada PLC

sudah terdapat beberapa unit peralatan yang berfungsi sebagai relai, coil, latching coil, timer,

drum dan counter sehingga memudahkan kita dalam merancang sebuah aplikasi baru.

B. Saran

1. Mengingat fungsi lampu lalu lintas pada persimpangan sangatlah penting, maka dalam

melakukan pengontrolan lampu lalu lintas, hendaknya peralatan pengontrol tersebut diberi

sumber cadangan. Hal ini mencegah terjadinya kemacetan di jalan apabila aliran listrik dari

PLN tiba-tiba terhenti .

2. Untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa khususnya dalam bidang

pengendalian peralatan dengan PLC, agar praktek khusus bengkel listrik IV di laboratorium

perlu ditingkatkan lagi.


DAFTAR PUSTAKA

1. Antono Tri . Materi Pelatihan PLC Tingkat Dasar . Padang . Politeknik Universitas

Andalas . 2003.

2. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan . Petunjuk Pengontrolan Motor Listrik Di

Industri. Jakarta. 1987

3. Fadilah, Kismet,Drs. dkk. Pembuatan Rangkaian Pengendali Dasar. Bandung. Angkasa.

2003 .

4. Naibaho, Mariden. Hand Out PLC Telemecanique TSX 17. PPPGT Medan .

5. Petruzella, Frank D . Elektronik Industri. Yogyakarta. Andi yogyakarta . 2001.

6. Thahjono, Anang. Programmable Logic Controller. Surabaya. PENS ITS. 1998 .

7. Wasito S. Teknik Denyut Opamp Thyristor. Jakarta. Karya Utama. 1980

8. Wasito S. Teknik Arus Searah. Jakarta. Karya Utama. 1987

9. Yahya, Zakir. Kontrol Motor Induksi. Padang. FPTK IKIP Padang. 1996

10. Schneider Electrric. Hardware Implementation Guide TWD USE 10AE eng Version 2.5.

11. Universitas Kristen Maranatha. Modul Pelatihan Basic PLC. Bandung. 2004.

12. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Petunjuk Praktek Pengontrolan Motor Listrik

Di Industri. Jakarta. 1987.

13. Schneider Electric. Software Setup Guide TWD USE eng Version 2.5.

14. Schneider Elentric. TwidoSoft Operation Guide Version 2.5.

15. Schneider Electric . Twido Training Course (Twido v.1). 2002.

Anda mungkin juga menyukai