Anda di halaman 1dari 10

Ulasan Kebijakan Pinisi

Volume 3, Edisi 2, Maret, 2020 Halaman. 165- 174


ISSN (Cetak): 2580-1309 dan ISSN (Online): 2580-1317

Pengaruh Bauran Produk, Bauran Promosi dan Citra Merek terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Produk Sari Roti di Selatan
Tangerang

Jasmani, Denok Sunarsi


Universitas Pamulang
Surel: dosen01770@unpam.ac.id

( Diterima: Desember-2019; Ditinjau: Januari-2020; Diterima: Februari-2020;

Avalaibel Online: Februari-2020; Dipublikasikan: Maret-2020)

Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons CC-BY-NC-4.0 ©
2020 oleh penulis (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)

ABSTRAK

Seiring dengan banyaknya jenis roti yang muncul saat ini, salah satunya adalah roti tawar. Perusahaan dituntut untuk membuat produk
roti yang dapat memenuhi keinginan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran produk, bauran promosi
dan citra merek terhadap keputusan pembelian konsumen produk Sari Roti di Tangerang Selatan. Metode yang digunakan adalah
penelitian eksplanatori dengan jumlah sampel 96 konsumen. Teknik analisis menggunakan analisis statistik dengan uji regresi,
korelasi, determinasi, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini bauran produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen sebesar 30,3%, uji hipotesis diperoleh signifikansi 0,000 <0,05. Bauran promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen sebesar 41,2%, uji hipotesis diperoleh signifikansi

0,000 <0,05. Citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar 26,8%, pengujian hipotesis
diperoleh signifikansi 0,000 <0,05. Bauran produk, bauran promosi, dan citra merek secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen sebesar 49,3%, pengujian hipotesis diperoleh signifikansi 0,000 <0,05.

Kata kunci: Bauran produk, bauran promosi, citra merek, keputusan pembelian konsumen

PENGANTAR

Konsep pemasaran muncul pada pertengahan 1950-an dan menentang banyak konsep sebelumnya. Alih-alih filosofi
yang berpusat pada produk dalam membuat dan menjual, kami beralih ke filosofi memahami dan menanggapi (Barat, 2009;
Constantinides, 2006). Saat ini, dimana tingkat persaingan sangat ketat, pola seperti di atas sudah lama ditinggalkan. Banyak
produsen sebelum barangnya diproduksi, terlebih dahulu melakukan riset pasar dengan berbagai cara, misalnya dengan
menguji pasar melalui iklan, seolah-olah barang tersebut sudah ada. Tujuannya tidak lain adalah untuk melihat kondisi
permintaan terkini terhadap produk yang akan diproduksi.

Seiring dengan banyaknya jenis roti yang muncul saat ini, salah satunya adalah roti tawar. Perusahaan dituntut
untuk membuat produk roti yang dapat memenuhi keinginan masyarakat. Karena kita tahu bahwa roti adalah makanan
yang bisa dikonsumsi kapan saja (pagi, siang, atau
166 Ulasan Kebijakan Pinisi
Volume 3, Edisi 2, Maret, 2020 Halaman. 165- 174

malam), dan juga bisa dikonsumsi oleh banyak orang, termasuk pelajar. Dengan kemasan yang praktis, dan tahan lama,
seringkali masyarakat memilih roti sebagai bekal untuk beraktifitas ketimbang nasi. Selain itu, gaya hidup saat ini telah
berubah, dari konsumsi nasi menjadi konsumsi roti dimana aktivitas masyarakat semakin ramai dan tidak sempat sarapan
sebelum melakukan aktivitas sehari-hari. Berbagai jenis roti tawar yang ditawarkan di pasaran antara lain Bread Talk,
Sari Roti, Lauw, Paparoti, Mr. Bread, Majestik, dan Holand Bakery. Mereka saling bersaing dalam hal rasa, kemasan,
harga, bahkan promosi untuk menarik konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

Segala sesuatu dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 2008; Peter & Olson, 2014; Sunyoto, 2014; Wahyuningsih &
Tanamal, 2008). Dalam perkembangan bisnisnya adalah tercapainya tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan
pelanggan. Dalam perkembangannya, konsumen merupakan penentu utama sukses tidaknya warganya dalam memasarkan.
Perusahaan harus mampu mengenali sejak dini kebutuhan dan harapan konsumen. Seorang manajer pemasaran harus
memiliki pengetahuan yang luas tentang perilaku konsumen agar dapat memanfaatkan peluang sekecil apapun yang tersedia
(Kilgour, 2006; Purba, 2012; Swastha, 2008)

80
75
70
65
60
55
Sari Roti
50
45 Braed Talk
40
35 Lauw
30
25 Holand Bakery
20
Keagungan
15
10
5
0

2016 2017 2018

Gambar 1
Indeks Merek Teratas Roti Tawar

Berdasarkan data grafik Top Brand Index terlihat bahwa Sari Roti pada tahun 2016 masih menjadi market leader
dengan 75,40% market management, namun pada 2017 turun menjadi 72,80% dan pada 2018 juga turun menjadi 68,40%.
Hal ini jelas harus menjadi perhatian perusahaan mengingat persaingan di industri ini sangat ketat dan kompetitif.

Dalam suatu bisnis, perusahaan perlu memikirkan bagaimana mengambil keputusan tentang bauran produk yang akan
diproduksi sekarang dan di masa yang akan datang (Al Badi, 2015; Riaz & Tanveer, 2012). Bauran produk merupakan salah satu
elemen yang harus diperhatikan oleh sebuah bisnis (Adi & Soepangkat, 2012; Mayer, Melitz, & Ottaviano, 2014; Shinta, 2011). Dengan
bauran produk yang baik maka perusahaan dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut (Kotler, 2013) product mix
terdiri dari lebar, panjang, dan kedalaman dengan konsistensi tertentu.

Bauran promosi merupakan sarana kegiatan promosi yang efektif dalam upaya meningkatkan penjualan produk dan
jasa (Hollensen, 2010; Mayer et al., 2014; Susanti, 2015; Wariki, Mananeke, & Tawas, 2015). Penggunaan bauran promosi
ini merupakan salah satu strategi membangun komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan meningkatkan
nilai dan membangun hubungan dengan konsumen. Menurut (Kotler dan Amstrong, 2008) berpendapat bahwa bauran
promosi adalah campuran spesifik dari alat-alat promosi yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai
pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan dengan pelanggan. Bangunan
Jasmani, Denok Sunarsi; Pengaruh Bauran Produk, Bauran Promosi dan Citra Merek… | 167

komunikasi dapat dilakukan dengan bentuk promosi periklanan. promosi penjualan, penjualan pribadi, hubungan masyarakat,
pemasaran langsung.
Citra merek memiliki peran penting dalam perkembangan sebuah merek (Keller, 2001; Mukherjee, 2011; Zhang,
2015). Citra merek menyangkut reputasi suatu produk sebagai pedoman bagi konsumen untuk mencoba dan
mengonsumsi produk atau jasa tertentu (Fristiana, 2012; Habibah & Sumiati, 2016; Tingkir, 2014).

Keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Proses keputusan pembelian merupakan solusi dari
permasalahan guna memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut (Alma, 2011), keputusan pembelian adalah
keputusan yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, fisik, orang dan
proses sehingga membentuk sikap kepada konsumen untuk mengolah segala informasi. dan menarik kesimpulan berupa
tanggapan yang muncul produk apa yang akan dibeli. Dalam memilih suatu produk, pelanggan harus mempertimbangkan
beberapa faktor seperti harga, kualitas produk, merek, dan lain sebagainya. Dengan adanya suatu merek maka masyarakat
akan lebih mudah mengingat suatu produk yang akan membedakannya dengan produk sejenis lainnya. Merek dalam
pergeseran perlu dipersepsikan sebagai produk berkualitas tinggi sehingga konsumen dapat memahami suatu produk hanya
melalui fungsi, citra, dan kualitas. Secara umum konsumen menghadapi kesulitan dalam menilai dan memahami kualitas suatu
produk secara rasional dan dalam arti yang sebenarnya (Jasmani, 2018)

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 96 konsumen yang membeli produk Sari Roti di Tangerang Selatan. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan menggunakan rumus (Purba, 2012),
dimana jumlah konsumen belum diketahui secara pasti. Dengan penggunaan rumus diperoleh sampel dalam penelitian
ini berjumlah 96 konsumen. Dalam menganalisis data digunakan uji instrumen, uji asumsi klasik, regresi, koefisien
determinasi dan uji hipotesis.

HASIL DAN DISKUSI

PT. Nippon Indosari Corpindo (Tbk) merupakan salah satu pelaku industri yang memproduksi roti. Dalam upaya
menjaga kualitas produk, perusahaan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk menawarkan produk yang bermutu
tinggi, higienis dan halal, oleh karena itu Perseroan menerapkan sistem GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP
(Sanitation Standard Operating Procedure), SJH (Sistem Jaminan Halal ), Standar ISO 9001: 2008 (Sistem Manajemen
Mutu), dan ISO 22000: 2005 (Sistem Manajemen Keamanan Pangan). Produk Sari Roti telah terdaftar di Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
168 Ulasan Kebijakan Pinisi
Volume 3, Edisi 2, Maret, 2020 Halaman. 165- 174

Analisis Deskriptif

Tes ini digunakan untuk mengetahui nilai minimum dan maksimum serta nilai rata-rata dan standar deviasi dari
masing-masing variabel. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif
N Minimum Maksimum Berarti Std. Deviasi
Campuran Produk (X1) 96 28 46 38.05 3.737
Bauran Promosi (X2) 96 31 46 37.80 3.849
Citra Merek (X3) 96 31 48 38.04 3.656
Keputusan Pembelian (Y) 96 30 47 38.57 3.565
Valid N (listwise) 96

Bauran produk memperoleh varian minimum 28 dan varian maksimum 46 dengan skor rata-rata 3,80
dengan kriteria baik dengan standar deviasi 3,737. Bauran promosi diperoleh varians minimum 31 dan
varians maksimum 46 dengan skor rata-rata 3,78 dengan kriteria baik dengan standar deviasi 3,849. Citra
merek diperoleh varian minimum 31 dan varian maksimum 48 dengan skor rata-rata 3,80 dengan kriteria baik
dengan standar deviasi 3,656. Keputusan pembelian konsumen diperoleh varians minimal 30 dan varians
maksimal 47 dengan mean skor 3,86 dengan kriteria baik dengan nilai standar deviasi 3,565.

Analisis Regresi Berganda

Uji regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan variabel dependen jika variabel independen berubah. Hasil
pengujiannya adalah sebagai berikut:
Meja 2
Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Koefisien Sebuah
Tidak standar Standar
Koefisien Koefisien
Model B Std. Kesalahan Beta t Sig.
1 (Konstan) 8.306 3.311 2.508 . 014

Campuran Produk (X1) . 211 . 089 . 221 2.363 . 020


Bauran Promosi (X2) . 369 . 091 . 398 4.043 . 000
Citra Merek (X3) . 218 . 085 . 224 2.565 . 012
Sebuah. Variabel Terikat: Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh persamaan regresi Y = 8,306 + 0,211X1 +
0,369X2 + 0,218X3 diperoleh. Konstanta sebesar 8,306 artinya apabila tidak terdapat bauran produk, bauran promosi, dan
citra merek, maka terdapat nilai keputusan pembelian konsumen sebesar
8.306 poin. Koefisien regresi variabel bauran produk sebesar 0,211 angka ini bertanda positif artinya setiap kali
terjadi peningkatan bauran produk sebesar 0,211 poin maka keputusan pembelian konsumen juga akan
meningkat sebesar 0,211 poin. Koefisien regresi dari variabel bauran promosi sebesar 0,369 angka ini bertanda
positif artinya setiap kali terjadi kenaikan bauran promosi sebesar 0,369 poin maka keputusan pembelian
konsumen juga akan meningkat sebesar 0,369 poin. Koefisien regresi variabel citra merek adalah 0,218, ini
Jasmani, Denok Sunarsi; Pengaruh Bauran Produk, Bauran Promosi dan Citra Merek… | 169

angka positif, artinya setiap kali terjadi peningkatan citra merek sebesar 0,218 poin, keputusan pembelian
konsumen juga akan meningkat sebesar 0,218 poin.

Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Hasil pengujiannya adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.
Hasil Uji Koefisien Korelasi Bauran Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

Korelasi b
Produk campuran Membeli
(X1) Keputusan (Y)
Campuran Produk (X1) Korelasi Pearson 1 . 551 **

Sig. (2-tailed) . 000


Keputusan Pembelian (Y) Korelasi Pearson . 551 ** 1
Sig. (2-tailed) . 000
* *. Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-tailed).
b. Listwise N = 96

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai korelasi sebesar 0,551 artinya bauran produk memiliki hubungan yang sedang
terhadap keputusan pembelian konsumen.

Tabel 4.
Hasil Uji Koefisien Korelasi Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

Korelasi b
Bauran Promosi Membeli
(X2) Keputusan (Y)
Bauran Promosi (X2) Korelasi Pearson 1 . 642 **

Sig. (2-tailed) . 000


Keputusan Pembelian (Y) Korelasi Pearson . 642 ** 1
Sig. (2-tailed) . 000
* *. Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-tailed).
b. Listwise N = 96

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai korelasi sebesar 0,642 artinya bauran promosi memiliki hubungan yang kuat
dengan keputusan pembelian konsumen.
170 Ulasan Kebijakan Pinisi
Volume 3, Edisi 2, Maret, 2020 Halaman. 165- 174

Tabel 5.
Hasil Uji Koefisien Korelasi Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

Korelasi b

Citra Merek Membeli


(X3) Keputusan (Y)
Citra Merek (X3) Korelasi Pearson 1 . 517 **

Sig. (2-tailed) . 000


Keputusan Pembelian (Y) Korelasi Pearson . 517 ** 1
Sig. (2-tailed) . 000
* *. Korelasi signifikan pada level 0,01 (2-tailed).
b. Listwise N = 96

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai korelasi sebesar 0,517 artinya citra merek memiliki hubungan yang kuat dengan
keputusan pembelian konsumen.

Tabel 6.
Hasil Uji Koefisien Korelasi Bauran Produk, Bauran Promosi, dan Citra Merek Secara Bersamaan terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen.

Ringkasan Model
R disesuaikan
Model R R Square Kotak Std. Kesalahan Perkiraan
1 . 702 Sebuah . 493 . 477 2.579
Sebuah. Predictors: (Constant), Brand Image (X3), Product Mix (X1), Promotion Mix (X2)

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai korelasi sebesar 0,702 artinya bauran produk, bauran promosi, dan citra
merek secara simultan memiliki hubungan yang kuat dengan keputusan pembelian konsumen.

Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 7.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Bauran Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
Ringkasan Model

R disesuaikan Std. Kesalahan dari


Model R R Square Kotak Memperkirakan

1 . 551 Sebuah . 303 . 296 2.991


Sebuah. Predictors: (Constant), Product Mix (X1),

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai determinasi sebesar 0,303 artinya bauran produk mempunyai kontribusi pengaruh
sebesar 30,3% terhadap keputusan pembelian konsumen.
Jasmani, Denok Sunarsi; Pengaruh Bauran Produk, Bauran Promosi dan Citra Merek… | 171

Tabel 8.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Bauran Promosi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

Ringkasan Model
R disesuaikan Std. Kesalahan dari
Model R R Square Kotak Memperkirakan

1 . 642 Sebuah . 412 . 406 2.748


Sebuah. Predictors: (Constant), Bauran Promosi (X2)

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai determinasi sebesar 0,412 artinya bauran promosi mempunyai kontribusi pengaruh
sebesar 41,2% terhadap keputusan pembelian konsumen.

Tabel 9.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

Ringkasan Model
R disesuaikan Std. Kesalahan dari
Model R R Square Kotak Memperkirakan

1 . 517 Sebuah . 268 . 260 3.067


Sebuah. Predictors: (Constant), Brand Image (X3)

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai determinasi sebesar 0,268 artinya citra merek memiliki kontribusi
pengaruh sebesar 26,8% terhadap keputusan pembelian konsumen.

Tabel 10.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Bauran Produk, Bauran Promosi dan Citra Merek terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen.
Ringkasan Model
Std. Kesalahan dari
Model R R Square R Square yang disesuaikan Memperkirakan

1 . 702 Sebuah . 493 . 477 2.579


Sebuah. Predictors: (Constant), Brand Image (X3), Product Mix (X1), Promotion Mix (X2)

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai determinasi sebesar 0,493 artinya bauran produk, bauran promosi, dan citra
merek secara simultan memiliki kontribusi pengaruh sebesar 49,3% terhadap keputusan pembelian konsumen, sedangkan
sisanya 50,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
172 Ulasan Kebijakan Pinisi
Volume 3, Edisi 2, Maret, 2020 Halaman. 165- 174

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dengan uji-t digunakan untuk mengetahui hipotesis parsial mana yang diterima.

Tabel 11.
Hasil Uji Hipotesis Bauran Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
Koefisien Sebuah
Tidak standar Standar
Koefisien Koefisien
Model B Std. Kesalahan Beta t Sig.
1 (Konstan) 18.578 3.140 5.917 . 000

Campuran Produk (X1), . 525 . 082 . 551 6.398 . 000


Sebuah. Variabel Terikat: Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh nilai t hitung> t meja atau (6.398> 1.986) diperoleh, dengan demikian
hipotesis pertama yang diajukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
bauran produk pada keputusan pembelian konsumen diterima.

Tabel 12.
Hasil Uji Hipotesis Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
Koefisien Sebuah
Tidak standar Standar
Koefisien Koefisien
Model B Std. Kesalahan Beta t Sig.
1 (Konstan) 16.092 2.783 5.782 . 000

Bauran Promosi (X2) . 595 . 073 . 642 8.119 . 000


Sebuah. Variabel Terikat: Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh nilai t hitung> t meja atau (8.119> 1.986) diperoleh, dengan demikian
hipotesis kedua diajukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
bauran promosi pada keputusan pembelian konsumen diterima.

Tabel 13.
Hasil Uji Hipotesis Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
Koefisien Sebuah
Tidak standar Standar
Koefisien Koefisien
Model B Std. Kesalahan Beta t Sig.
1 (Konstan) 19.379 3.289 5.892 . 000
Citra Merek (X3) .505 . 086 . 517 5.862 . 000
Sebuah. Variabel Terikat: Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 13 diperoleh nilai t hitung> t meja atau (5.862> 1.986) diperoleh, dengan demikian hipotesis ketiga
yang diajukan adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara brand image
keputusan pembelian konsumen diterima.
Pengujian hipotesis dengan uji F digunakan untuk mengetahui hipotesis simultan mana yang diterima.
Jasmani, Denok Sunarsi; Pengaruh Bauran Produk, Bauran Promosi dan Citra Merek… | 173

Tabel 14.
Hasil Uji Hipotesis Bauran Produk, Bauran Promosi dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.

ANOVA Sebuah
Model Jumlah Kotak df Mean Square F Sig.
1 Regresi 595.415 3 198.472 29.832 .000 b

Sisa 612.074 92 6.653


Total 1207.490 95
Sebuah. Variabel Terikat: Keputusan Pembelian (Y)
b. Predictors: (Constant), Brand Image (X3), Product Mix (X1), Promotion Mix (X2)

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, maka F hitung nilai> F meja atau (29,832> 2,470), dengan demikian hipotesis
keempat yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran produk, bauran promosi dan citra merek terhadap
keputusan pembelian konsumen diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, bauran produk berpengaruh signifikan terhadap konsumen


keputusan pembelian dengan kontribusi 30,3%. Pengujian hipotesis diperoleh t hitung> t meja atau (6.398> 1.986). Bauran
promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
dengan kontribusi pengaruh sebesar 41,2%. Pengujian hipotesis diperoleh t hitung> t meja atau (8.119>
1.986). Citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen dengan a
kontribusi 26,8%. Pengujian hipotesis diperoleh t hitung> t meja atau (5.862> 1.986). Bauran produk, bauran promosi, dan citra
merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
dengan kontribusi sebesar 49,3% sedangkan sisanya 50,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Pengujian hipotesis
diperoleh nilai F hitung> F meja atau (29.832> 2.470).

REFERENSI

Adi, P., & Soepangkat, BO (2012). Optimasi Keuntungan Dengan Menggunakan Bauran
Produk Di PT. XX. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI.

Al Badi, KS (2015). Dimensi Bauran Pemasaran. Manajemen dan Organisasi


Studi. https://doi.org/10.5430/mos.v2n1p136

Alma, B. (2011). Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Di Pemasaran dan Pemasaran Jasa.

Barat, S. (2009). Manajemen Pemasaran Global. Jurnal Pemasaran Global.


https://doi.org/10.1080/08911760903022556

Constantinides, E. (2006). Bauran Pemasaran yang Ditinjau Kembali: Menuju Pemasaran Abad 21.
Jurnal Manajemen Pemasaran. https://doi.org/10.1362/026725706776861190

Fristiana, DA (2012). Pengaruh Citra Merek dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada
Ramai Swalayan Peterongan Semarang. Ilmu Administrasi Bisnis.

Habibah, U., & Sumiati. (2016). Pengaruh Kesadaran Merek Dan Citra Merek Pada
Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen AQUA di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Angkatan 2013). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis.

Hollensen, S. (2010). Manajemen pemasaran: Pendekatan hubungan. Pendidikan Pearson.


174 Ulasan Kebijakan Pinisi
Volume 3, Edisi 2, Maret, 2020 Halaman. 165- 174

Keller, KL (2001). Membangun Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan: Sebuah Cetak Biru untuk Menciptakan Kekuatan
Merek Membangun Ekuitas Merek Berbasis Pelanggan: Sebuah Cetak Biru untuk Menciptakan Merek yang Kuat.
Jurnal Komunikasi Pemasaran. https://doi.org/10.1080/13527260902757530

Kilgour, M. (2006). Manajemen Pemasaran: Perspektif Asia. Pemasaran Australasia


Jurnal (AMJ). https://doi.org/10.1016/s1441-3582(06)70062-3

Kotler. (2013). Manajemen Pemasaran Jilid 2. In Penerbit Erlangga.

Kotler dan Amstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid I. Dalam Erlangga.

Jasmani (2018). Pengaruh Persepsi Merek dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan (Studi Kasus Pada Pt. Bisma Narendra Di Jakarta). Jurnal Mandiri.
https://doi.org/10.33753/mandiri.v1i2.18

Mayer, T., Melitz, MJ, & Ottaviano, GIP (2014). Ukuran pasar, persaingan, dan produk
campuran eksportir. Tinjauan Ekonomi Amerika, 104 ( 2), 495–536.

Mukherjee, D. (2011). Dampak Dukungan Selebritas pada Citra Merek. SSRN Electronic
Jurnal. https://doi.org/10.2139/ssrn.1444814

Peter, JP, & Olson, JC (2014). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Di salemba
empat.

Purba, R. (2012). Mengukur Persepsi Konsumen Melalui Analisis Faktor ”. Orang Asia.

Riaz, W., & Tanveer, A. (2012). Bauran Pemasaran, Bukan Branding. Jurnal Bisnis Asia dan
Ilmu Manajemen. https://doi.org/10.1108/13612021111112368

Shinta, A. (2011). Manajemen Pemasaran (terjemahan). Di Edisi Millenium, Jilid 1.

Sunyoto, D. (2014). Dasar - Dasar Manajemen Pemasaran. Di dasar dasar manajemen


pemasaran.

Susanti, F. (2015). Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Klien Dalam Memilih Radio
Carano Sebagai Media Promosi Iklan. Jurnal Kbp, 3 ( 1), 104–115.

Swastha, B. (2008). Manajemen Pemasaran Modern. Di Liberty, Yogyakarta.


https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Tingkir, CF (2014). Pengaruh Identitas Merek Terhadap Loyalitas Merek Melalui Citra Merek
Dan Kepercayaan Merek Toyota. Jurnal Manajemen Pemasaran.
https://doi.org/10.9744/pemasaran.8.2.62-69

Wahyuningsih, W., & Tanamal, J. (2008). Sebuah studi tentang kepuasan pelanggan di seluruh informasi
tipologi perilaku pencarian. Jurnal Bisnis Internasional Gadjah Mada, 10 ( 1), 25–46.

Wariki, GM, Mananeke, L., & Tawas, H. (2015). Pengaruh Bauran Promosi, Persepsi Harga
Dan Lokasiadap Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Perumahan Tamansari Metropolitan
Manado. Jurnal EMBA: Bawal Widya Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3 ( 2).

Zhang, Y. (2015). Dampak Citra Merek terhadap Perilaku Konsumen: Tinjauan Literatur.
Buka Jurnal Bisnis dan Manajemen. https://doi.org/10.4236/ojbm.2015.31006

Anda mungkin juga menyukai