TINGGI
UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
Omnibus Law
IlmuPerundang Undangan
NIM. B10018363
JAMBI
2019
Kata Pengantar
Di awal kata, saya ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan juga berkat nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Terimakasih pula pada dosen – dosen pengampu saya mata kuliah Ilmu
Perundang Undangan yang memberikan saya tugas ini sehingga saya dapat
memahami maksud dan tujuan pembuatan makalah ini serta memaknai segala isi
pembahasan dalam makalah ini. Selain itu saya juga mengucapkan terimakasih
kepada teman – teman, kakak senior, dan yang pasti keluarga atas bantuan, saran,
masukan, pendapat dan berbagai kritikan nya.
Manusia tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan saya dan makalah ini. Oleh
karana itu, saya mohon kelapangan dada pembaca agar memahami makalah ini. Saya
juga berharap saran, kritikan, pendapat dan berbagai pesan untuk makalah ini
sehingga kedepannya saya bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Sekian dari
saya, Terimakasih….
Penulis
Cover ………………………………………………………………………. 1
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Pembahasan
Bab 3. Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….12
Daftar Pustaka………………………………………………………………13
Bab I
Pendahuluan
Dalam makalah ini, ada beberapa permasalahan yang akan saya dalami,
yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep omnibus law ?
2. Apa saja isi Rancangan Undang Undang Cipta Lapangan Kerja?
3. Bagaimana problematika dalam Rancangan Undang Undang Lapangan
Kerja ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Omnibus Law
Secara harfiah, kata omnibus berasal dari bahasa Latin omnis yang berarti banyak
dan lazimnya dikaitkan dengan sebuah karya sastra hasil penggabungan beragam
genre, atau dunia perfilman yang menggambarkan sebuah film yang terbuat dari
kumpulan film pendek. Di dalam Black Law Dictionary Ninth Edition Bryan
A.Garner disebutkan omnibus : “relating to or dealing with numerous object or item
at once ; inculding many thing or having varius purposes”. Menyesuaikan dengan
definisi tersebut jika dikontekskan dengan UU maka dapat dimaknai sebagai
penyelesaian berbagai pengaturan sebuah kebijakan tertentu, tercantum dalam dalam
berbagai UU, ke-dalam satu UU payung.
Selain itu bisa juga diketahui bahwa tujuan dimunculkan ide atau gagasan
Omnibus Law adalah (1) untuk mengatasi konflik peraturan perundang-
undangansecara cepat, efektif dan efisien; (2) menyeragamkan kebijakan pemerintah
baikditinkat pusat maupun daerah untuk menunjang iklim investasi; (3) agar
pengurusanperizinan lebih terpadu, efisien dan efektif; (4) untuk memutus mata
rantai birokrasiadministrasi yang berlama-lama; (5) untuk meningkatkan hubungan
koordinasi antarinstansi terkait karena telah diatur dalam kebijakan omnibus
regulation yangterpadu; dan (6) sebagai jaminan adanya kepastian hukum dan
perlindungan bagipengambil kebijakan.
Jadi Omnibus Law hendaknya menjawab dua hal sekaligus yaitu efisiensi hukum dan
harmonisasi
Kebijakan Omnibus law yang digulirkan oleh pemerintah terus berkembang dan
mewarnai jagat dunia nyata serta maya, diskursus dari kebijakan tersebut menuai
aksi pro dan kontra. Berbagai elemen baik dari akademisi, buruh, pengusaha, NGO,
dan elemen lainnya turut bersuara dalam mewarnai proses dialog dari kebijakan yang
disebut sebut sebagai senjata pamungkas untuk membawa Indonesia keluar dari
hambatan birokrasi dalam mengejar pertumbuhan ekonomi dan jebakan kelas
menengah(middle income trap).
Omnibus Law merupakan sebuah konsep yang akan diterapkan pada empat
Rancangan Undang-Undang yang kesemuanya merupakan usulan dari pihak
pemerintah. RUU yang menganut konsep omnibus law yakni RUU tentang Cipta
Lapangan Kerja, RUU tentang Perpajakan dan RUU tentang Ibu Kota Negara. Untuk
RUU cipta lapangan kerja sendiri memiliki 11 klaster pengaturan, dari 11 kluster
tersebut sedikitnya terdapat 3 kluster yang telah menjadi perhatian Ombudsman RI
yakni kluster penyederhanaan perizinan tanah, persyaratan investasi, dan kemudahan
berusaha.
Berikut ada beberapa isi dalam Rancangan Undang – Undang Cipta Lapangan
Kerja yang mana memang di marak menjadi pembicaraan dan problematika di
Indonesia :
Di Pasal 46D, tertuang manfaat JKP yang akan diterima pekerja yang kena PHK,
yakni berupa:
2. Pesangon
Jika pekerja di PHK (tidak melakukan tindak pidana atau kriminal), perusahaan
wajib membayar pesangon. Besarannya:
3. Bonus
“Pemanis” lain untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, disebutkan dalam
RUU Cipta Lapangan Kerja, yaitu berupa bonus atau uang penghargaan.
Besarannya dilihat dari masa kerja. Bonus atau uang penghargaan diberikan
dengan ketentuan:
Bonus akan diberikan 1 kali dalam jangka waktu 1 tahun sejak UU Cipta
Lapangan Kerja mulai berlaku.Ketentuan pemberian bonus ini hanya berlaku
untuk perusahaan menengah dan besar yang sudah punya banyak tenaga kerja.
Tapi tidak berlaku bagi usaha mikro dan kecil.
4. Libur
RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja juga mengatur ketentuan libur atau
waktu istirahat bagi pekerja. Disebutkan dalam Pasal 79:
Waktu istirahat antara jam kerja, minimal setengah jam setelah bekerja
selama 4 jam terus menerus. Istirahat ini tidak termasuk jam kerja
Istirahat mingguan 1 hari untuk 6 hari kerja dalam seminggu.
Jika dilihat dalam UU No. 13/2003 tertulis jatah istirahat mingguan bisa 1 hari
untuk 6 hari kerja atau 2 hari untuk 5 hari kerja dalam seminggu. Bagaimana
menurutmu?
Sementara untuk cuti tahunan sama saja, diberikan minimal 12 hari kerja
setelah masa kerja 1 tahun.
Selain itu, Iqbal ( Ketua KSPI ) menambahkan, jam kerja yang eksploitatif,
penggunaan karyawan kontrak yang tidak terbatas, serta potensi penggunaan buruh
kasar asing yang semakin bebas membuat buruh menolak
omnibus law ini. Kemudian, Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK yang
dipermudah, hilangnya jaminan sosial bagi pekerja buruh, dan terakhir tidak adanya
sanksi pidana bagi perusahaan atau pemberi kerja yang telat membayar upah buruh.
KSPI pun juga menolak terlibat dalam tim pembahas Omnibus Law yang
ditetapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Tim
yang juga berisi pengusaha ini dibentuk Airlangga pada 7 Februari 2020. "KSPI
tidak pernah dan tidak akan masuk tim dari Menko Perekonomian," kata Iqbal.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kata omnibus berasal dari bahasa Latin omnis yang berarti banyak dan lazimnya
dikaitkan dengan sebuah karya sastra hasil penggabungan beragam genre.
Dikatakan omnibus law merupakan metode atau konsep pembuatan peraturan yang
menggabungkan beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda, menjadi
suatu peraturan besar yang berfungsi sebagai payung hukum (umbrella act).
Omnibus Law hendaknya menjawab dua hal sekaligus yaitu efisiensi hukum dan
harmonisasi
Omnibus yang sejatinya bermaksud dalam efisisensi hukum dan harmonisai, namun
di Indonesia mendapat penolakan dan mangalami problemi terutama pada Racangan
Undang Undang Cipta Lapangan Kerja
Daftar Pustaka
https://brainly.co.id/tugas/2521424
https://unpak.ac.id/pdf/2019/mihradi_omnibus.pdf
https://business-law.binus.ac.id/2019/10/03/memahami-gagasan-omnibus-law/
https://www.academia.edu/41537217/MAKALAH_OMNIBUS_LAW
https://www.cermati.com/artikel/isi-ruu-omnibus-law-cipta-lapangan-kerja-pekerja-
untung-atau-rugi
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--omnibus-law-dalam-teori-dan-melompati-
praktik
https://www.academia.edu/38069190/Konseptualisasi_Omnibus_Law_Dalam_Menyelesaik
an_Permasalahan_Regulasi_Pertanahan
file:///C:/Users/DELL/Downloads/Daftar_UU_Omnibus_Law_Cipta_Lapangan_Ker.pdf
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/05/05312351/buruh-desak-jokowi-cepat-
merespons-penolakan-atas-ruu-cipta-k