Anda di halaman 1dari 2

Nama : Elma Yunita Nambela

Nim : B10018363
Kelas : H

Hukum Laut Internasional

International Sea-Bed Authority adalah organisasi otonom yang memiliki fungsi sebagai alat legitimasi
formil untuk menyetujui kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di kawasan dasar laut serta bersama-sama
mengelola hasil kekayaannya. Karena diketahui bahwa kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di kawasan
dasar laut menghasilkan industri yang besar, maka Otorita didirikan sebagai badan yang membatasi dan
mencegah kesewenang-wenangan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan oleh negara maju.

International Seabed Authority ini selanjutnya dikenal dengan istilah “Otorita”, Otorita Kawasan Dasar
Laut lahir dari implementasi Bab XI Unclos 1982 dan Perjanjian 1994, Ketentuannya sudah ditetapkan
dalam Pasal 1 ayat (2) “Authority, means the International Seabed Authority” yang artinya Otorita adalah
Badan Otorita Internasional, dan diatur lebih khusus lagi ke dalam bentuk perjanjian “Implementing
Agreement 1994”. Otorita adalah organisasi di mana Negara Pihak pada Konvensi, sesuai dengan rezim
untuk dasar laut dan tanah dibawahnya di luar batas yurisdiksi nasional (Kawasan) diatur pada Bagian
XI , mengatur dan kegiatan pengendalian di Daerah, terutama dengan tujuan untuk mengelola sumber
daya di Kawasan.

ISA berdiri pada tanggal  16 November 1994 dan beroperasi penuh pada Juni 1996. Otorita memiliki
kantor pusat di Kingston, Jamaika, setelah berlakunya Konvensi 1982. Otorita mulai beroperasi secara
penuh sebagai organisasi internasional otonom pada bulan Juni 1996, ketika mengambil alih tempat dan
fasilitas di Kingston, Jamaika yang sebelumnya digunakan oleh Kantor Hukum Laut PBB, Kingston.
Rapat Otorita diadakan di Pusat Konferensi Jamaika di pusat kota Kingston.

Dalam rangka Implementasi Bab XI Konvensi Hukum Laut 1982, negara peserta konvensi membuat
suatu aturan mengenai Kawasan. Indonesia juga ikut mengembangkan dan merumuskan Implementing
Agreement 1994 tentang Seabed Mining, dan telah meratifikasinya dengan Keppres Nomor 178 Tahun
1999 tentang Pengesahan Agreement Relating to the Implementation of Part XI of the United Nations
Convention on the Law of the Sea 1982, dan mendaftarkannya ke PBB tanggal 2 Juni 20008 . Sekarang
Indonesia menjadi anggota Dewan untuk periode empat tahun (2015-2018)

Badan Otorita ini mempunyai badan-badan utama (principal organ), yaitu Majelis (an Assembly),
Dewan (a Council), Sekretariat (a Secretariat),Komisi Hukum dan Teknik , Komite Keuangan  dan
Perusahaan (the Enterprise). Sampai pada tanggal 8 Januari 2013 ada 165 negara anggota dari the
International Seabed Authority (ISA).

Memiliki Fungsi utama, yaitu untuk mengatur penambangan dasar laut dalam dan untuk memberikan
penekanan khusus untuk memastikan bahwa lingkungan laut dilindungi dari efek berbahaya yang
mungkin timbul selama kegiatan pertambangan, termasuk eksplorasi, sehingga Perlu dilakukan
pengawasan. Pengawasan produksi dilakukan oleh Badan Otorita Internasional atas kekayaan di Kawasan
yang di dalamnya terdapat minyak, gas, dan mineral lainnya. Pihak yang melakukan produksi di Kawasan
adalah negara atau perusahaan setelah mendapat izin dari ISBA tersebut sebagaimana diatur oleh Pasal
151 Konvensi Hukum Laut 1982.
Sebagai bagian dari program kerja substantif, Sekretariat Otorita juga melaksanakan penilaian sumber
daya rinci pada area dicadangkan untuk Otorita; mempertahankan database khusus (POLYDAT) data dan
informasi tentang sumber daya wilayah laut internasional dan memantau arus status pengetahuan ilmiah
lingkungan laut, seperti laut dalam sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan dan perumusan data
Repositori Pusat. Otoritas juga memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan dan mendorong
penelitian ilmiah kelautan di wilayah laut internasional dan untuk menyebarluaskan hasil penelitian
tersebut.

Dalam kerangka penyelesaian sengketa tentang pemanfaatan kekayaaan di Kawasan tersebut telah
dibentuk Kamar Sengketa Dasar Laut yang merupakan bagian dari Pengadilan Internasional Hukum Laut
(Sea-Bed Disputes Chamber of the International Tribunal for the Law of the Sea). Kamar Sengketa Dasar
Laut tersebut mempunyai jurisdiksi atas kegiatan di Kawasan yang dilakukan oleh Negara, perusahaan,
organisasi internasional atau kontrak-kontrak antara ISBA dengan pihak lainnya sebagaimana diatur oleh
Pasal 186-187 Konvensi Hukum Laut 1982. Demikian juga Chamber harus memberikan pendapat berupa
nasihat (advisory opinion) atas permintaan Majelis atau Dewan mengenai persoalan hukum yang timbul
dalam ruang lingkup kegiatan di Kawasan sebagaimana ditegaskan oleh Pasal 191 Konvensi Hukum Laut
1982. Salah satu Kebijakan kelautan baru Jepang dalam menekankan kebutuhan untuk mengembangkan
hidrat metana dan deposit hidrotermal dalam zona ekonomi eksklusif Jepang dan rencana komersialisasi
sumber daya dalam 10 tahun ke depan dilaporkan kepada ISBA pada bulan April 2008.

Pada tahun 2008, Otorita menerima dua aplikasi baru untuk otorisasi dalam mengeksplorasi nodul
polimetalik, datang untuk pertama kalinya dari perusahaan-perusahaan swasta dalam mengembangkan
negara pulau di Daerah Pasifik . Kegiatan ini disponsori oleh pemerintah masing-masing dan kontraknya
selama 15 tahun ,yaitu Nauru Ocean Resources Inc.( 22 Juli 2011) dan Tonga Offshore Mining Limited
(12 Januari 2012).

Anda mungkin juga menyukai