Anda di halaman 1dari 20

REGULASI DAN KEBIJAKAN KELAUTAN

ZONA
EKONOMI
EKSKLUSIF
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK

RATU PINASTY NING ANJARI (4445220007)


BAGUS SYAHRIL FAHLEVI (4445220008)
NADYA FITRIANI (4445220011)
DIMAS ALIF PAHLEVI (4445220013)
YUNITA SRI RAHMAWATI (4445220014)
EYA SYAH NOVAL DZAKY (4445220024)
DEFINISI

Suatu daerah di luar dan berdampingan dengan


laut teritorial yang tunduk pada rejim hukum
khusus yang ditetapkan berdasarkan pada hak-
hak dan yurisdiksi negara pantai dan hak-hak
serta kebebasan-kebebasan negara lain.

Bab V Zona Ekonomi Ekslusif Pasal 55 tentang Rezim hukum khusus ZEE
1

Ketentuan Hukum
1982 mengenai ZEE
Konvensi Hukum Laut PBB 1982 atau UNCLOS telah ditandatangani oleh
119 delegasi pada tanggal 10 Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica. ZEE
diatur pada Bab V dari UNCLOS 1982 yang terdiri atas 21 pasal, dari pasal
55 hingga pasal 75.

Zona ekonomi eksklusif (exclusive economic zone)


menurut Pasal 55 UNCLOS 1982 merupakan perairan
laut selebar 200 mil laut diukur dari garis pangkal
kepulauan atau 188 mil laut diukur dari batas luar laut
teritorial.
ZEE dalam Pasal 56 UNCLOS 1982 menyebutkan bahwa
Negara pantai mempunyai hak-hak berdaulat untuk
melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan
pengelolaan sumber daya alam, baik hayati maupun non
hayati, yang terkandung di perairan, dasar laut, dan subsoil.
Berkenan dengan pendirian bangunan laut, penelitian ilmiah
kelautan, dan perlindungan lingkungan laut.

Lebar ZEE bagi setiap negara pantai tidak lebih dari


200 mil sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 57
UNCLOS 1982 yang berbunyi “the exclusive
economic zone shall not extend beyond 200 nautical
miles from the baseline from which the breadth of
territorial sea is measured.
2

Ketentuan Konverensi
dan Pengelolaan SDI di
ZEE
Seperti yang sudah
ditetapkan oleh UNCLOS III

1. Negara Pantai diharuskan menetapkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan di ZEE dengan
didasari oleh bukti bukti ilmiah

2. Melakukan tindakan-tindakan untuk mencegah eksploitasi yang berlebihan

3. Negara Pantai menetapkan kemampuan mengambil SDI di ZEE-nya dan apabila


kemampuannya lebih dan cukup dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan maka pihak
asing memiliki akses untuk dapat mengeksploitasi kelebihan jumlah tangkapan yang
diperbolehkan
3

Hak Negara
Pantai di ZEE
Menurut Konvensi
Hukum Laut PBB Tahun 1982

Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eklploitasi


pengelolaan dan berupaya untuk melindungi, melestarikan
sumber daya alam yaitu menjaga dan memelihara keutuhan
ekosistem laut.

Hak untuk melaksanakan penegakan hukum dilakukan oleh


aparat yang menangani secara langsung, dalam upaya
untuk menciptakan, memelihara mempertahankan
perdamaian. Sanksi-sanksi yang diancam di perairan
berada di bawah kedaulatan penuh negara.
Hak untuk melaksanakan hot pursuit (pengejaran seketika) terhadap kapal kapal
asing yang melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan ZEEI.

Hak eksekutif untuk membangun, mengizinkan dan mengatur pembangunan,


pengoperasian dan pengunaan pulau-pulau buatan, instalasi-instalasi dan bangunan-
bangunannya. Di samping itu mempunyai yurisdiksi, namun tidak berakibat atas batas
laut territorial.

Hak untuk menentukan kegiatan ilmiah berupa penelitian-penelitian dengan


diterima/tidaknya permohonan yang diajukan pada pemerintah.
4

Kewajiban
Negara Pantai
di ZEE
Berdadarkan bagian 5 UNCLOS 1982

1. Tunduk dalam melaksanakan haknya


dalam skala yang wajar (Eksploitasi
SDA)

2. Memberikan kesempatan kepada negara


yang kurang beruntung secara geografis

3. Memberikan informasi terhadap pembangunan


atau pulau buatan di area ZEE
5

Pengaturan ZEE pada


dua negara atau lebih
atau laut lepas pantai.
menurut UNCLOS 1982 Pasal 74, penetapan batas ZEE negara
yang pantainya berhadapan atau berdampingan harus
berdasarkan persetujuan atas dasar hukum internasional

memberikan manfaat ekonomi melalui pengelolaan sumber daya


perikanan dan sumber daya alam lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

mendorong kerjasama antar kedua negara dalam pengelolaan


sumber daya alam hayati dan nonhayati , serta penelitian ilmiah
6

Implementasi atau
kegiatan ZEE di
Indonesia
kegiatan di Zona Ekonomi Eksplorasi Indonesia
diatur dengan UU No. 5 Tahun 1983 Pasal 5 tentang
Zona Ekonomi Ekslusif

Eksplorasi atau eksploitasi sumber daya alam oleh warga negara Indonesia atau
badan hukum Indonesia atau organisasi lain yang mengeksplorasi atau eksploitasi
ekonomi. Seperti produksi energi dari air, arus dan angin di ZEE Indonesia atas dasar
izin dari Pemerintah Indonesia.

Jika pihak asing atau negara luar baik orang ataupun organisasi maka wajib
berdasarkan pada persetujuan internasional antara Indonesia dan negara asing
yang bekaitan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai