0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan22 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982. ZEE merupakan zona laut yang luasnya 200 mil laut dari garis pantai dimana negara pantai memiliki hak atas sumber daya alam di dalamnya. Dokumen ini menjelaskan definisi, cakupan, hak dan kewajiban negara di ZEE sesuai dengan konvensi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982. ZEE merupakan zona laut yang luasnya 200 mil laut dari garis pantai dimana negara pantai memiliki hak atas sumber daya alam di dalamnya. Dokumen ini menjelaskan definisi, cakupan, hak dan kewajiban negara di ZEE sesuai dengan konvensi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982. ZEE merupakan zona laut yang luasnya 200 mil laut dari garis pantai dimana negara pantai memiliki hak atas sumber daya alam di dalamnya. Dokumen ini menjelaskan definisi, cakupan, hak dan kewajiban negara di ZEE sesuai dengan konvensi tersebut.
Zona Ekonomi Eksklusif ZEE dibahas berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut, UNCLOS 1982 Zona Ekonomi Eksklusif Definisi Cakupan Hak dan Kewajiban Negara di ZEE Definisi ZEE adalah suatu jalur laut yang terletak di luar dan berdampingan dengan laut teritrorialnya.(Bab V, Pasal 55) ZEE adalah zona yang luasnya 200 mil laut dari garis dasar pantai , yang mana dalam zona tesebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan alam di dalamnya , dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan bernavigasi, terbang di atasnya ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa. Cakupan Zona Maritim Zona maritim suatu negara diukur dari garis pangkal. Zona maritim meliputi: perairan pedalaman, laut teritorial, ZEE, laut bebas, landas kontinen (dasar laut) dan Kawasan (dasar laut dan dasar samudra serta tanah di bawahnya) Sumber: I Made Andi Arsana (2014) Cakupan Zona Maritim Kedaulatan dan Hak Berdaulat di Laut menurut UNCLOS 1982 Berdasarkan ketentuan UNCLOS 1982, zona laut dapat dibedakan berdasarkan kedaulatan (sovereignty) dan hak berdaulat (sovereign rights) suatu negara di wilayah laut. Kedaulatan adalah kewenangan penuh atas wilayah yang dalam hal ini meliputi semua wilayah daratan, perairan kepulauan dan laut territorial. Hukum nasional suatu negara berlaku pada wilayah tersebut. Kedaulatan dan Hak Berdaulat di Laut menurut UNCLOS 1982 Laut teritorial merupakan kawasan laut dengan lebar hingga 12 mil laut dari garis pangkal Di luar laut teritorial, sebuah negara pantai tidak memiliki kedaulatan penuh tetapi memiliki hak berdaulat yakni hak untuk mengelola dan memanfaatkan untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan SDA SDA baik hayati dan non-hayati dari perairan di atas dasar laut dan dari dasar laut dan tanah dibawahnya dan berkenaan dengan kegiatan lain untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi zona ekonomi tersebut, seperti produksi energi dari air, arus dan angin. Kedaulatan dan Hak Berdaulat di Laut menurut UNCLOS 1982 Kawasan berlakunya hak berdaulat ini dikenal dengan yurisdiksi. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), Indonesia tidak punya kedaulatan penuh tetapi berhak untuk mengelola kekayaan alamnya dan negara lain tidak berhak memanfaatkan kekayaan alam itu tanpa izin dari Indonesia. WILAYAH KEDAULATAN DAN HAK BERDAULAT NEGARA DI LAUT WILAYAH KEDAULATAN WILAYAH HAK BERDAULAT
◼ Perairan Pedalaman ◼ Zona Tambahan
◼ Perairan Kepulauan ◼ Zona Ekonomi ◼ Laut Teritorial Eksklusif ◼ Landas Kontinen HAK-HAK NEGARA DI ZONA MARITIM Laut Teritorial – Kedaulatan Kedaulatan mutlak Kegiatan asing harus meminta izin Zona tambahan – hak berdaulat Berdaulat di beberapa aspek terkait pengawasan untuk : mencegah pelanggaran peraturan perundang-undangan bea cukai, fiskal, dan imigrasi ZEE dan landasan kontinen – hak berdaulat Berdaulat di bidang eksploitasi dan eksplorasi SDA Hak navigasi dan hak pemasangan kabel/pipa Laut lepas Tidak ada kedaulatan maupun hak berdaulat negara pantai Hak-hak, Yurisdiksi, dan Kewajiban Negara Pantai di ZEE Hak-hak berdaulat 1. untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan alam, baik hayati maupun non- hayati, dari perairan di atas dasar laut dan dari dasar laut dan tanah di bawahnya Yurisdiksi berkenaan dengan : 1. pembuatan dan pemakaian pulau buatan, instalasi dan bangunan; 2. riset ilmiah kelautan; 3. perlindungan dan pelestarian lingkungan laut; Hak dan kewajiban lain sebagaimana ditentukan dalam Konvensi ini Pasal 56 HAK-HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA LAIN DI ZEE Semua negara, baik berpantai atau tak berpantai, menikmati kebebasan pelayaran dan penerbangan, serta kebebasan meletakkan kabel dan pipa bawah laut dan penggunaan laut lain yang sah, seperti penggunaan laut yang berkaitan dengan pengoperasian kapal, pesawat udara, dan kabel serta pipa di bawah laut, yang sejalan dengan ketentuan- ketentuan lain konvensi ini. Pasal 58 PULAU BUATAN, INSTALASI, DAN BANGUNAN DI ZEE (Pasal 60) Negara pantai mempunyai hak eksklusif untuk membangun dan untuk menguasakan dan mengatur pembangunan operasi dan penggunaan : 1. pulau buatan; 2. instalasi dan bangunan untuk keperluan sebagaimana ditentukan dalam pasal 56 dan tujuan ekonomi lainnya; 3. instalasi dan bangunan yang dapat mengganggu pelaksanaan hak-hak Negara pantai dalam zona tersebut. PULAU BUATAN, INSTALASI, DAN BANGUNAN DI ZEE (Pasal 60) Negara pantai mempunyai yurisdiksi eksklusif atas pulau buatan, instalasi dan bangunan demikian, termasuk yurisdiksi yang bertalian dengan peraturan perundang-undangan bea cukai, fiskal, kesehatan, keselamatan dan imigrasi. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN NEGARA PANTAI DALAM PENGELOLAAN ZEE
1.Konservasi sumber kekayaan hayati (psl.61)
2.Pemanfaatan sumber kekayaan hayati (psl.62) 3. Persediaan jenis ikan di ZEE dua negara pantai atau lebih, serta di zona yg berdekatan (psl.63) 4.Jenis ikan yg bermigrasi jauh (psl 64). 5.Mamalia laut (psl 65) 6.Persediaan jenis ikan anadrom (pasal 66) 7.Jenis ikan catadrom (psl 67) HAK NEGARA-NEGARA TAK BERPANTAI (Pasal 69) berperan serta atas dasar keadilan Persyaratan dan cara peran serta ditetapkan melalui perjanjian bilateral, sub-regional atau regional Penetapan pengaturan yg adil berdasarkan perjanjian tsb Negara maju tak berpantai Berperan serta atas dasar keadilan Dalam eksploitasi bagian yang pantas dari kelebihan sumber kekayaan hayati ZEE negara-negara pantai dalam sub-region atau region yang sama, Memperhatikan keadaan ekonomi dan geografi yang relevan semua negara yang berpentingan dan sesuai dengan ketentuan pasal ini dan pasal-pasal 61 dan 62. Penetapan Pengaturan yang Adil Berdasarkan Perjanjian Bilamana kapasitas tangkap suatu negara pantai mendekati suatu titik yang memungkinkan negara itu untuk menangkap seluruh jumlah tangkapan yang diperbolehkan dari sumber kekayaan hayati di ZEEnya, maka negara pantai dan negara- negara lain yang berkepentingan harus bekerjasama dalam menetapkan pengaturan yang adil atas dasar bilateral, sub- regional atau regional untuk memperbolehkan peran serta negara-negara berkembang tak berpantai di sub-region atau region yang sama dalam suatu eksploitasi sumber kekayaan hayati di ZEE negara-negara pantai di dalam sub-region atau region dengan memperhatikan persyaratan yang memuaskan semua pihak. Negara Maju Tak Berpantai Berhak untuk berperan serta dalam eksploitasi sumber kekayaan hayati hanya dalam ZEE negara pantai yang maju dalam sub-region atau region yang sama dengan memperhatikan sejauh mana negara pantai, dalam memberikan kesempatan kepada negara lain untuk memanfaatkan sumber kekayaan hayati di ZEEnya, telah memperhatikan kebutuhan untuk memperkecil akibat yang merugikan bagi masyarakat nelayan dan dislokasi ekonomi di negara yang warga negaranya telah bisa menangkap ikan dalam zona tersebut. Referensi UNCLOS 1982 C. Kastrisios, L. Tsoulosa. 2017. Maritime zones delimitation – Problems and solutions. Proceedings of the International Cartographic Association. https://doi.org/10.5194/ica-proc-1-59-2017 Terimakasih