Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisa Laras Hati

Nim : 181440105
Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik

A. Perubahan Kognitif Pada Lansia


Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara kemampuan yang
menurun secara linier atau seiring dengan proses penuaan adalah:
1. Daya Ingat, berupa penurunan kemampuan penamaan dan kecepatan mencari
kembali informasi.
2. Intelegensia Dasar yang berarti penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara
lain berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal.

B. Defenisi Demensia
Dimensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanyaberkembang secara
perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.
1. Kondisi Demensia
Gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan
dalam hubungan dengan masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan
minat intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri.
2. Tandanya
a. Pelupa
b. Sering mengulang kata-kata
c. Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan
d. Cepat marah dan sulit di atur.
e. Kehilangan daya ingat
f. Kesulitan belajar dan mengingatin formasi baru
g. Kurang konsentrasi
h. Kurang kebersihan diri
i. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
j. Mudah terangsang
k. Tremor
l. Kurang koordinasi gerakan.

3. Pengenalan Dini Demensia


Pengenalan dini demensia berarti mengenali :
a. Kondisi normal (mengidentifikasi BSF dan AAMI): kondisi kognitif pada
lanjut usia yang terjadi dengan adanya penambahan usia dan bersifat
wajar. Contoh: keluhan mudah – lupa secara subyektif, tidak ada
gangguan kognitif ataupun demensia.
b. Kondisi pre-demensia (mengidentifikasi CIND dan MCI): kondisi
gangguan kognitif pada lanjut usia dengan cirri mudah lupa yang makin
nyata dan dikenali (diketahui dan diakui) oleh orang dekatnya. Mudah
lupa subyektif dan obyektif serta ditemukan performa kognitif yang
rendah tetapi belum ada tanda-tanda demensia.
c. Kondisi demensia : kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan
berbagai jenis gangguan seperti mudah lupa yang konsisten, disorientasi
terutama dalam hal waktu, gangguan pada kemampuan pendapat dan
pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan dengan masyarakat,
gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan
dalam pemeliharaan diri.

C. Strategi Latihan Kognitif


1. Menurunkan cemas
2. Tehnik relaksasi
3. Biofeed back, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan memodifikasi
respon perilaku.
4. Systematic desenzatization. Dirancang untuk menurunkan perilaku yang
berhubungan dengan stimulus spesifik misalnya karena ketinggian atau perjalanan
melalui pesawat. Tehnik ini meliputi relaksasi otot dengan membayangkan situasi
yang menyebabkan cemas.
5. Flooding. Klien segera diekspose pada stimuli yang paling memicu cemas (tidak
dilakukan secara berangsur-angsur) dengan menggunakan bayangan/imajinasi.
6. Pencegahan respon klien. Klien didukung untuk menghadapi situasi tanpa
melakukan respon yang biasanya dilakukan.

D. Terapi Kognitif
4. Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan pertanyaan, memberikan
salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
5. Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku yang tidak
diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang membuat
cemas atau penolakan pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan klien.
6. Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis tentang apa
definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap perilaku itu jika
dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan
konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak diinginkan.

E. Contoh terapi kognitif pada lansia yang bisa dilakukan seperti berikut ini :
1. Terapi Dengan Puzzle
Satu hal yang dapat dilakukan pada lansia secara kognitif adalah dengan
mengajak mereka bermain puzzle. Ha ini bertujuan untuk melatih organ otak
untuk mengingat hal dan tidak mudah pikun.
2. Terapi Teka Teki
Contoh terapi kognitif pada lansia berikutnya adalah dengan mengajak
bermain teka teki, materi atau bahan teka teki dapat didapat dari apa saja.
3. Terapi Bermain Catur
Permainan berikutnya yang bisa dilakukan oleh para lansia adalah dengan
bermain catur. Tujuan permainan ini sama dengan permainan lainnya, untuk
menyegarkan daya ingat, serta melatih otak untuk tetap berfungsi dengan baik.
4. Terapi Dengan Ketrampilan
Salah satu contoh terapi kognitif pada lansia yang bisa dilakukan yaitu
dengan membuat ketrampilan yang bertujuan meningkatkan daya ingat. Contoh
ketrampilan itu berupa merajut kain, menyulan benang, membuat kerajian buang-
bungaan dan lain sebagainya.
5. Terapi Bermain Tebak-tebakan
Satu lagi permainan yang dapat dilakukan para lansia yaitu dengan
bermain tebak-tebakan. Permainan ini cukup asyik dan juga menantang, para
lansia harus menebak apa yang menjadi tebakannya. Permainan ini dapat
meningkatkan daya ingat, memori, juga menjaga perasaan menjadi lebih tenang
dan juga atraktif.
6. Terapi Belajar
Berikut ini contoh terapi kognitif pada lansia lainnya yaitu dengan terapi
belajar, ada banyak cara untuk dilakukan seperti belajar menggambar, belajar
mengerjakan sebuah pola, belajar mengerjakan pekerjaan rumah dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai