Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN KEPERAWATAN LANJUT USIA

DISUSUN OLEH :

Annisa Laras Hati 181440105

Dani Rahmansyah 181440110

Dhinda Rozanita 181440113

Lela Meilani 181440122

Qurotul A’yun 181440132

Wulandari 171440141

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas segala
kemampuan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah
Perencanaan Keperawatan Lanjut Usia ini dengan lancar pada mata kuliah Keperawatan
Gerontik. Serta tak lupa sholawat dan salam kami haturkan kepada Baginda junjungaan kita Nabi
Besar Muhammad SAW atas petunjuk dan risalah-Nya lah yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-
pihak yang telah membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Kami sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini
dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi kita semua.

Pangkalpinang, 13 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................2

C. Tujuan....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Definisi Lansia.......................................................................................................3

B. Ciri-Ciri Lansia......................................................................................................3

C. Definisi Perencanaan Keperawatan Gerontik........................................................4

D. Prioritas Masalah Keperawatan.............................................................................4

E. Penentuan Tujuan dan Hasil yang Diharapkan......................................................6

F. Rencana Tindakan..................................................................................................6

BAB III PENUTUP..........................................................................................................15

A. Kesimpulan..........................................................................................................15

B. Saran....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas.Masalah yang biasa
dialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh menurun dan mengalami
menopause. Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh dalam
penilaian kebutuhan akan zat gizi.
Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit kronis. Di
samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri sendiri, sementara sebagian
lansia sangat bergantung pada “belas kasihan” orang lain. Kebutuhan zat gizi mereka
yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda dengan orang dewasa sehat.Namun penuaan
sangat berpengaruh terhadap kesehatan jika asupan gizi tidak dijaga.Oleh karena itu
asuhan keperawatan pada lansia sangat diperlukan agar perawat yang member asuhan
keperawatan pada lansia dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin.
Perawat professional akan memberikan asuhan keperawatan terbaik kepada setiap
kliennya, memberikan pelayanan dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan rasa hormat
terhadap harga diri klien. Pelayanan yang diberikan juga sesuai dengan kriteria dalam
standar praktik dan mengikuti kode etik.Didalam teori keperawatan yang diterapkan juga
menyertakan nilai sosial, kewenangan professional, komitmen masyarakat, dan sesuai
dengan prosedur yang selama ini didapat dalam ilmu pengetahuannya.
Untuk itu pada pembahasan ini akan dibahas mengenai perkembangan
keperawatan dari luar Indonesia maupun dari Indonesia itu sendiri, dan juga akan dibahas
mengenai Asuhan keperawatan pasien lansia dalam proses keperawatan. Karena pada
usia lansia, terjadi perubahan kondisi fisik/biologis, perubahan psikologis, serta
perubahan kondisi sosial karena mereka menganggap seakan-akan tugas-tugasnya sudah
selesai, mereka berhenti bekerja dan semakin mengundurkan diri dari pergaulan

1
masyarakat sehingga para usia lanjut akan merenungkan hakikat hidup mereka dengan
intensif dan hanya akan berfokus pada mendekatkan diri mereka kepada tuhan saja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari lansia?
2. Apa saja ciri-ciri lansia?
3. Apa definisi dari perencanaan keperawatan gerontik?
4. Apa saja prioritas masalah keperawatan gerontik?
5. Bagaimana penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan dalam keperawatan gerontik?
6. Bagaimana rencana tindakan yang dilakukan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi lansia
2. Untuk mengetahui apa saja cirri-ciri lansia
3. Untuk mengetahui apa definisi dari perencanaan keperawatan gerontik
4. Untuk mengetahui apa saja prioritas masalah keperawatan gerontik
5. Untuk mengetahui bagaimana penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan dalam
keperawatan gerontik
6. Untuk mengetahui bagaimana rencana tindakan yang dilakukan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No
13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang
bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak,
dewasa dan tua (Nugroho, 2006).

B. Ciri-Ciri Lansia
1. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis.Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia,
misalnya lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan.
2. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia
dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang

3
mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negative,
tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga
sikap sosial masyarakat menjadi positif.

3. Menua membutuhkan perubahan peran


Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal.Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar
keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.

C. Definisi Perencanaan Keperawatan Gerontik


Perencanaan keperawatan gerontik adalah suatu proses penyusunan berbagai
intervensi keperawatan yang berguna untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi
masalah-masalah lansia. Perencanaan keperawatan gerontik ini merupakan langkah
ketiga dalam proses keperawatan. Perawat memerlukan berbagai pengetahuan dan
keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan
kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya.
Pengetahuan dan keterampilan lain yang harus dimiliki perawat adalah kemampuan
memecahkan masalah, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan menulis tujuan
serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan,
menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan
perangkat kesehatan lain.

D. Prioritas Masalah Keperawatan


Penentuan prioritas diagnosa ini dilakukan tahap perencanaan setelah tahap
diagnosiskeperawatan. Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka perawat dapat

4
mengetahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang
segera dilakukan.
1. Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)
Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa) yang
dilatarbelakangi oleh prinsip pertolongan pertama, dengan membagi beberapa
prioritas yaitu prioritas tinggi, prioritas sedang dan prioritas rendah.
a. Prioritas tinggi
Prioritas tinggi mencerminkan situasi yang mengancam kehidupan (nyawa
seseorang) sehingga perlu dilakukan terlebih dahulu seperti masalah
bersihan jalan napas (jalan napas yang tidak efektif)
b. Prioritas sedang
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan tidak
mengancam hidup klien seperti masalah hygiene perseorangan
c. Prioritas rendah
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak berhubungan langsung
dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik, seperti masalah
keuangan atau lainnya.

2. Berdasarkan kebutuhan Maslow


Maslow menentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan berdasarkan
kebutuhan, diantaranya kebutuhan fisiologis keselamatan dan keamanan,
mencintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri. Untuk prioritas diagnosis
yang akan direncanakan, Maslow membagi urutan tersebut berdasarkan
kebutuhan dasar manusia, diantaranya:
a. Kebutuhan fisiologis
Meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri, cairan,
perawatan kulit, mobilitas, dan eliminasi
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan
Meliputi masalah lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan,
pakaian, bebas dari infeksi dan rasa takut
c. Kebutuhan mencintai dan dicintai

5
Meliputi masalah kasih sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok antar
manusia
d. Kebutuhan harga diri
Meliputi masalah respect dari keluarga, perasaan menghargai diri sendiri
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan

E. Penentuan Tujuan dan Hasil yang Diharapkan


Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosis
keperawatan, dengan kata lain tujuan merupakan sinonim kriteria hasil (hasil yang
diharapkan) yang mempunyai komponen sebagai berikut:
S (Subyek) : perilaku lansia yang diamati
P (Predikat) : kondisi yang melengkapi lansia
K (Kriteria) : kata kerja yang dapat diukur untuk menentukan tercapainya tujuan
K (Kondisi) : sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan
W (Waktu) : waktu yang ingin dicapai

Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) merupakan standart evaluasi yang merupakan
gambaran faktor-faktor yang dapat member petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.
Kriteria hasil ini digunakan dalam membuat pertimbangan dengan ciri-ciri sebagai
berikut:

1. Setiap kriteria hasil berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan


2. Hasil yang ditetapkan sebelumnya memungkinkan dicapai
3. Setiap kriteria hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik
4. Kriteria cukup besar atau dapat diukur, hasilnya dapat dilihat, didengar dan
menggunakan kata-kata positif bukan negative

F. Rencana Tindakan
Setelah menetapkan tujuan, kegiatan berikutnya adalah menyusun rencana
tindakan.Berikut ini dijelaskan rencana tindakan beberapa masalah keperawatan yang
lazim terjadi pada lansia.

6
7
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi

1. Defisit Nutrisi(D.0019) Setelah dilakukan intervensi selama 3 hari, maka Manajemen Nutrisi
status nutrisi meningkat, dengan kriteria hasil : - Observasi, identifikasi status nutrisi
Definisi : Asupan nutrisi - Porsi makanan yang dihabiskan (5) - Identifikasi alergi dan intoleransi aktivitas
tidak cukup untuk - Kekuatan otot mengunyah (5) - Berikan makanan tinggi serat untuk
memenuhi kebutuhan - Kekuatan otot menelan (5) mencegah konstipasi
metabolisme - Penyiapan dan penyimpanan makanan yang - Berikan makanan tinggi kalori dan protein
aman (5) - Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang di programkan
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan, jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
2. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi selama 3 hari, maka pola Manajemen Jalan Napas
(D.0005) nafas membaik, dengan kriteria hasil : - Observasi monitor pola napas
- Penggunaan otot bantu napas (5) - Monitor bunyi napas tambahan dan
Definisi : Inspirasi dan / - Frekuensi napas (5) sputum
atau ekspirasi yang tidak - Kedalaman napas (5) - Pertahankan kepatenan jalan napas
memberikan ventilasi - Posisikan semi fowler/fowler
adekuat

7
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari jika
tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
espektoran, mukolitik, jika perlu
3. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 Dukungan Tidur
(D.0055) hari, maka pola tidur membaik dengan kriteria hasil: - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
- Keluhan sulit tidur (5)
Definisi: Gangguan kualitas dan/atau psikologis)
- Keluhan sering terjaga (5)
dan kuantitas waktu tidur - Identifikasi makanan dan minuman yang
- Kemampuan beraktivitas (1)
akibat factor eksternal mengganggu tidur (mis. kopi, teh,
alkohol, makanan mendekati waktu tidur,
minum banyak air sebelum tidur)
- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
- Modifikasi lingkungan (mis.
pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Fasilitasi menghilangkan stres sebelum
tidur
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat, pengaturan

8
posisi, terapi akupresur)
- Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau tindakan untuk menunjang siklus
tidur-terjaga
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman
yang mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap tidur
REM
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan pola tidur (mis.
psikologis:gaya hidup, sering berubah
shift bekerja)
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya

4. Risiko Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 Manajemen Cairan


Ketidakseimbangan hari, maka keseimbangan cairan meningkat dengan - Monitor status hidrasi
Cairan (D.0036) kriteria hasil: - Monitor berat badan harian

9
- Asupan cairan (5) - Monitor berat badan sebelum dan sesudah
Definisi : Berisiko - Kelembaban membran mukosa (5) dialisis
mengalami penurunan, - Turgor kulit (5) - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
peningkatan atau percepatan - Monitor status dinamik
perpindahan cairan dari - Catat intake output dan hitung balance
intravaskuler, interstisial cairan
atau intraselular - Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu
- Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
5. Risiko jatuh (D.0143) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3 hari Pencegahan Jatuh
dengan faktor resiko maka tingkat jatuh menurun dengan kriteria hasil : - Identifikasi risiko jatuh (mis. >65 tahun,
usia>65tahun (pada dewasa) - Jatuh saat berdiri (5) penurunan tingkat kesadaran, defisit
atau <2 tahun (pada anak) - Jatuh saat berjalan (5) kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan
- Menopang berat badan (5) keseimbangan, gangguan pengelihatan,
Definisi : Berisiko neuropati)
mengalami kerusakan fisik - Monitor kemampuan berpindah dari
dan gangguan kesehatan tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya
akibat terjatuh. - Atur tempat tidur mekanis pada posisi
terendah
- Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh

6. Risiko intoleransi aktifitas Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 Manajemen Energi

10
dengan faktor resiko hari maka toleransi aktivitas meningkat dengan - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
riwayat intoleransi aktifitas kriteria hasil : selama melakukan aktivitas
sebelumnya - Kemudahan dalam melakukan aktifitas sehari- - Lakukan latihan rentang gerak pasif dan
D.0060 hari (5) aktif
- Kecepatan berjalan (5) - Anjurkan melakukan aktifitas secara
Definisi : Berisiko - Kekuatan tubuh bagian bawah (5) bertahap
mengalami ketidakcukupan - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
energy untuk melakukan meningkatkan asupan makanan
aktivitas sehari-hari
7. Risiko distress spiritual Setelah dilakukan intervensi selama 3 hari, maka Dukungan Perkembangan Spiritual
(D. 0100) status spiritual membaik, dengan kriteria hasil: - Identifikasi perasaan khawatir, kesepian
- Kemampuan beribadah (5) dan ketidakberdayaan
Definisi : Berisiko - Interaksi dengan orang terdekat/pemimpin - Identifikasi ketaatan dalam beribadah
mengalami gangguan spiritual (5) - Berikan kesempatan mengekspresikan
keyakinan atau sistem nilai - Kewaspadaan berlebihan (1) perasaan tentang penyakit dan kematian
pada individu atau - Berikan kesempatan dan mengekspresikan
kelompok berupa kekuatan, meredakan marah secara tepat
harapan, dan makna hidup - Anjurkan berinteraksi dengan keluarga,
teman dan orang lain
- Ajarkan metode relaksasi, meditasi dan
imajinasi terbimbing
- Atur kunjungan dengan rohaniawan
8. Kesiapan Peningkatan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 Edukasi Kesehatan

11
Pengetahuan hari makatingkat pengetahuan membaik dengan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
( D.0113) kriteria hasil : menerima informasi
- Menunjukan perilaku sesuai anjuran (5) - Sediakan materi dan media pendidikan
Definisi : Perkembangan - Mengungkapkan kemampuan menjelaskan kesehatan
Informasi Kognitif yang pengetahuan tentang suatu topik (5) - Berikan kesempatan bertanya
berhubungan dengan topik - Menunjukkan perilaku sesuai dengan - Jelaskan faktor risiko yang dapat
spesifik cukup untuk pengetahuan (5) mempengaruhi kesehatan
memenuhi tujuan kesehatan Promosi Kesiapan Penerimaan Informasi
dan dapat ditingkatkan. - Identifikasi informasi yang akan
disampaikan
- Identifikasi pemahaman tentang kondisi
saat ini
- Berikan edukasi berupa alur, leaflet, atau
gambar untuk memudahkan pasien
mendapatkan informasi kesehatan.
9. Kesiapan Peningkatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari Edukasi Nutrisi
Nutrisi (D. 0026) diharapkan status nutrisi klien meningkat. Dengan - Pemantauan tanda vital
kriteria hasil sebagai berikut : - Tentukan status gizi klien dan
Definisi : Pola asupan - Meningkatnya pengetahuan tentang pilihan kemampuan klien untuk memenuhi
nutrisi yang cukup untuk makanan dan minuman yang sehat untuk kebutuhan gizi.
memenuhi kebutuhan Diabetes Mellitus Tipe II (5) - Identifikasi adanya alergi dan intoleransi
metabolisme dan dapat - Meningkatnya pengetahuan tentang standar terhadap makanan.
ditingkatkan asupan nutrisi yang tepat (5) - Beri pengetahuan tentang makanan yang

12
- Meningkatnya sikap terhadap makanan/minuman diperbolehkan dan dilarang
sesuai dengan tujuan kesehatan (5) - Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
- Indeks Masa Tubuh (IMT) dalam batas normal kesehatan
(5) - Ajarkan diet yang diprogramkan
- Ajarkan cara melaksanakan diet sesuai
program
10. Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan intervensi selama 3 hari, maka Edukasi Kesehatan
manajemen kesehatan (D. manajemen kesehatan meningkat, dengan kriteria - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
0112) hasil : menerima informasi
- Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor - Sediakan materi dan media pendidikan
Definisi : Pola pengaturan resiko (5) kesehatan
dan pengintegrasian - Aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
program kesehatan kedalam tujuan kesehatan (5) kesepakatan
kehidupan sehari-hari yang - Menerapkan program perawatan (5) - Berikan kesempatan untuk bertanya
cukup untuk memenuhi - Jelaskan faktor resiko yang dapat
tujuan kesehatan dan dapat mempengaruhi kesehatan
ditingkatkan. - Ajarkan perilaku hidup bersih sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
11. Sindrom Pasca Trauma Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka - Identifikasi kehilangan yang dihadapi
(D.0104) ketahanan personal meningkat, dengan kriteria hasil : - Identifikasi proses berduka yang alami
- Verbilisasi harapan yang positif (5) - Tunjukan sikap menerima dan empati

13
Definisi : Respon - Mengungkapkan strategi koping yang efektif (5) - Motivasi agar mau mengungkapkan
maladaptif yang - Verbilisasi perasaan (5) perasaan kehilangan
brekelanjutan terhadap - Menunjukkan harga diri yang positif (5) - Motivasi untuk menguatkan dukungan
kejadian trauma - Mengambil tanggung jawab (5) keluarga atauorang terdekat
- Mencari dukungan emosional (5) - Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa
- Menganggap kesulitan sebagai dari tantangan (5) sikap mengingkari , marah, tawar
menawar,sepresi dan menerima adalah
wajar dalam menghadapi kehilangan
- Anjurkan mengidentifikasi ketakutan terbesar
pada kehilangan
- Anjurkan mengekspresikan perasaan tentang
kehilangan

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses
yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses
menurunnya daya tahan tubuh.Perencanaan keperawatan gerontik adalah suatu proses
penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang berguna untuk mencegah, menurunkan
atau mengurangi masalah-masalah lansia. Perencanaan keperawatan gerontik ini
merupakan langkah ketiga dalam proses keperawatan. Dalam menyusun perencanaan,
perawat harus mampu menentukan prioritas masalah.Penentuan prioritas diagnosa ini
dilakukan tahap perencanaan setelah tahap diagnosiskeperawatan. Prioritas diagnosa atau
masalah ini dibagi menjadi berdasarkan tingkat kegeawatdaruratan dan sesuai dengan
kebutuhan Maslow.

B. Saran
Dalam tahap perencanaan ini diharapkan perawat dapat memberikan asuihan
keperawatan yang komprehensif dan secara teliti dengan penyusunan perencanaan yang
sesuai dengan yang dibutuhkan klien.Perawat memerlukan berbagai pengetahuan dan
keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan
kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Craven, R.F & Hirnle, C.J. 2003. Fundamental of nursing: Human health ang function. (4th. Ed.),
Philadelphia: Lippincott.

Sarif La Ode. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandar Nanda, NIC, NOC, Dilengkapi
dengan Teori dan Contoh Kasus Askep. Jakarta: Nuha Medika

NANDA, 2014.North American Nursing Diagnosis Association, Nursing Diagnosis, Definition


dan Classification 2015-2017. Pondicherry, India

Tim Prokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI

Tim Prokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI

Tim Prokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI

16
17

Anda mungkin juga menyukai