Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERENCANAAN KEPERAWATAN LANJUT USIA

DISUSUN OLEH :

Annisa Laras Hati 181440105

Dani Rahmansyah 181440110

Dhinda Rozanita 181440113

Lela Meilani 181440122

Qurotul A’yun 181440132

Wulandari 171440141

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas segala
kemampuan rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah
Perencanaan Keperawatan Lanjut Usia ini dengan lancar pada mata kuliah Keperawatan
Gerontik. Serta tak lupa sholawat dan salam kami haturkan kepada Baginda junjungaan kita Nabi
Besar Muhammad SAW atas petunjuk dan risalah-Nya lah yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-
pihak yang telah membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Kami sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini
dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi kita semua.

Pangkalpinang, 13 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Lansia
B. Ciri-Ciri Lansia
C. Definisi Perencanaan Keperawatan Gerontik
D. Prioritas Masalah Keperawatan
E. Penentuan Tujuan dan Hasil yang Diharapkan
F. Rencana Tindakan

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia adalah mereka yang telah berusia 65 tahun ke atas. Masalah yang biasa
dialami lansia adalah hidup sendiri, depresi, fungsi organ tubuh menurun dan mengalami
menopause. Status kesehatan lansia tidak boleh terlupakan karena berpengaruh dalam
penilaian kebutuhan akan zat gizi.
Ada lansia yang tergolong sehat, dan ada pula yang mengidap penyakit kronis. Di
samping itu, sebagian lansia masih mampu mengurus diri sendiri, sementara sebagian
lansia sangat bergantung pada “belas kasihan” orang lain. Kebutuhan zat gizi mereka
yang tergolong aktif biasanya tidak berbeda dengan orang dewasa sehat. Namun penuaan
sangat berpengaruh terhadap kesehatan jika asupan gizi tidak dijaga. Oleh karena itu
asuhan keperawatan pada lansia sangat diperlukan agar perawat yang member asuhan
keperawatan pada lansia dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin.
Perawat professional akan memberikan asuhan keperawatan terbaik kepada setiap
kliennya, memberikan pelayanan dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan rasa hormat
terhadap harga diri klien. Pelayanan yang diberikan juga sesuai dengan kriteria dalam
standar praktik dan mengikuti kode etik. Didalam teori keperawatan yang diterapkan juga
menyertakan nilai sosial, kewenangan professional, komitmen masyarakat, dan sesuai
dengan prosedur yang selama ini didapat dalam ilmu pengetahuannya.
Untuk itu pada pembahasan ini akan dibahas mengenai perkembangan
keperawatan dari luar Indonesia maupun dari Indonesia itu sendiri, dan juga akan dibahas
mengenai Asuhan keperawatan pasien lansia dalam proses keperawatan. Karena pada
usia lansia, terjadi perubahan kondisi fisik/biologis, perubahan psikologis, serta
perubahan kondisi sosial karena mereka menganggap seakan-akan tugas-tugasnya sudah
selesai, mereka berhenti bekerja dan semakin mengundurkan diri dari pergaulan
masyarakat sehingga para usia lanjut akan merenungkan hakikat hidup mereka dengan
intensif dan hanya akan berfokus pada mendekatkan diri mereka kepada tuhan saja.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari lansia?
2. Apa saja ciri-ciri lansia?
3. Apa definisi dari perencanaan keperawatan gerontik?
4. Apa saja prioritas masalah keperawatan gerontik?
5. Bagaimana penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan dalam keperawatan
gerontik?
6. Bagaimana rencana tindakan yang dilakukan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi lansia
2. Untuk mengetahui apa saja cirri-ciri lansia
3. Untuk mengetahui apa definisi dari perencanaan keperawatan gerontik
4. Untuk mengetahui apa saja prioritas masalah keperawatan gerontik
5. Untuk mengetahui bagaimana penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan dalam
keperawatan gerontik
6. Untuk mengetahui bagaimana rencana tindakan yang dilakukan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan
perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No
13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang
bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak,
dewasa dan tua (Nugroho, 2006).

B. Ciri-Ciri Lansia
1. Lansia merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia, misalnya
lansia yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan.
2. Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap
lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih
senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi
negative, tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain
sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran
dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar
keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka cenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk
perilaku yang buruk.

C. Definisi Perencanaan Keperawatan Gerontik


Perencanaan keperawatan gerontik adalah suatu proses penyusunan berbagai
intervensi keperawatan yang berguna untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi
masalah-masalah lansia. Perencanaan keperawatan gerontik ini merupakan langkah
ketiga dalam proses keperawatan. Perawat memerlukan berbagai pengetahuan dan
keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan
kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, peran dari tenaga kesehatan lainnya.
Pengetahuan dan keterampilan lain yang harus dimiliki perawat adalah kemampuan
memecahkan masalah, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan menulis tujuan
serta memilih dan membuat strategi keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan,
menulis instruksi keperawatan serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan
perangkat kesehatan lain.

D. Prioritas Masalah Keperawatan


Penentuan prioritas diagnose ini dilakukan tahap perencanaan setelah tahap
diagnosiskeperawatan. Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka perawat dapat
mengetahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang
segera dilakukan.
1. Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa)
Penentuan prioritas berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa) yang
dilatarbelakangi oleh prinsip pertolongan pertama, dengan membagi beberapa
prioritas yaitu prioritas tinggi, prioritas sedang dan prioritas rendah.
a. Prioritas tinggi
Prioritas tinggi mencerminkan situasi yang mengancam kehidupan (nyawa
seseorang) sehingga perlu dilakukan terlebih dahulu seperti masalah
bersihan jalan napas (jalan napas yang tidak efektif)
b. Prioritas sedang
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan tidak
mengancam hidup klien seperti masalah hygiene perseorangan
c. Prioritas rendah
Prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak berhubungan langsung
dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik, seperti masalah
keuangan atau lainnya.
2. Berdasarkan kebutuhan Maslow
Maslow menentukan prioritas diagnosis yang akan direncanakan berdasarkan
kebutuhan, diantaranya kebutuhan fisiologis keselamatan dan keamanan,
mencintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri. Untuk prioritas diagnosis
yang akan direncanakan, Maslow membagi urutan tersebut berdasarkan
kebutuhan dasar manusia, diantaranya:
a. Kebutuhan fisiologis
Meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri, cairan,
perawatan kulit, mobilitas, dan eliminasi
b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan
Meliputi masalah lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan,
pakaian, bebas dari infeksi dan rasa takut
c. Kebutuhan mencintai dan dicintai
Meliputi masalah kasih sayang, seksualitas, afiliasi dalam kelompok antar
manusia
d. Kebutuhan harga diri
Meliputi masalah respect dari keluarga, perasaan menghargai diri sendiri
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan
E. Penentuan Tujuan dan Hasil yang Diharapkan
Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosis
keperawatan, dengan kata lain tujuan merupakan sinonim kriteria hasil (hasil yang
diharapkan) yang mempunyai komponen sebagai berikut:
S (Subyek) : perilaku lansia yang diamati
P (Predikat) : kondisi yang melengkapi lansia
K (Kriteria) : kata kerja yang dapat diukur untuk menentukan tercapainya tujuan
K (Kondisi) : sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan
W (Waktu) : waktu yang ingin dicapai

Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) merupakan standart evaluasi yang merupakan
gambaran faktor-faktor yang dapat member petunjuk bahwa tujuan telah tercapai.
Kriteria hasil ini digunakan dalam membuat pertimbangan dengan ciri-ciri sebagai
berikut:

1. Setiap kriteria hasil berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan


2. Hasil yang ditetapkan sebelumnya memungkinkan dicapai
3. Setiap kriteria hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik
4. Kriteria cukup besar atau dapat diukur, hasilnya dapat dilihat, didengar dan
menggunakan kata-kata positif bukan negative

F. Rencana Tindakan
Setelah menetapkan tujuan, kegiatan berikutnya adalah menyusun rencana tindakan.
Berikut ini dijelaskan rencana tindakan beberapa masalah keperawatan yang lazim terjadi
pada lansia.
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Penyebab gangguan nutrisi pada lansia adalah penurunan alat penciuman dan
pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, gigi tidak lengkap, rasa penuh pada
perut dan susah buang air besar, otot-otot lambung dan usus melemah.
Rencana makanan untuk lansia:
a. Berikan makanan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan
b. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin
c. Berikan makanan yang mengandung serat
d. Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori
e. Batasi minum kopi dan the
2. Gangguan keamanan dan keselamatan lansia:
Penyebab kecelakaan pada lansia
a. Fleksibilitas kaki yang berkurang
b. Fungsi penginderaan dan pendengaran yang menurun
c. Pencahayaan yang berkurang
d. Lantai licin dan tidak rata
e. Tangga tidak ada pengaman
f. Kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak

Tindakan mencegah kecelakaan:

a. Anjurkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan


b. Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
c. Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur
d. Bila mengalami masalah fisik, latih klien untuk menggunakan alat bantu
berjalan
e. Bantu klien ke kamar mandi terutama untuk lansia yang menggunakan
obat penenang/deuretik
3. Gangguan kebersihan diri
Rencana tindakan untuk kebersihan diri, antara lain:
a. Bantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan diri
b. Anjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung
minyak atau berikan skin lotion
c. Ingatkan lansia untuk membersihkan telinga dan mata
d. Membantu lansia untuk menggunting kuku
4. Gangguan istirahat tidur

Rencana tindakan antara lain:

a. Sediakan tempat tidur yang nyaman


b. Mengatur waktu tidur dengan aktivitas sehari-hari
c. Atur lingkungan dengan ventilasi yang cukup, bebas dari bau-bauan
d. Latih lansia dengan latihan fisik ringan
e. Berikan minum hangat sebelum tidur
5. Gangguan hubungan interpersonal melalui komunikasi
Rencana tindakan yang dilakukan antara lain:
a. Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak mata
b. Mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan
c. Menyediakan waktu berbincang-bincang untuk lansia
d. Memberikan kesempatan lansia untuk mengekspresikan atau perawat
tanggap terhadap respon verbal lansia
e. Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan
lansia
f. Menghargai pendapat lansia
6. Masalah cemas
Rencana tindakan yang dilakukan antara lain:
a. Bantu lansia mengidentifikasi situasi yang mempercepat terjadinya cemas
b. Damping lansia untuk meningkatkan kenyamanan diri dan mengurangi
ketakutan
c. Identifikasi kondisi yang menyebabkan perubahan tingkat cemas
d. Latih klien untuk teknik relaksasi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Craven, R.F & Hirnle, C.J. 2003. Fundamental of nursing: Human health ang function. (4th. Ed.),
Philadelphia: Lippincott.

Sarif La Ode. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandar Nanda, NIC, NOC, Dilengkapi
dengan Teori dan Contoh Kasus Askep. Jakarta: Nuha Medika

NANDA, 2014. North American Nursing Diagnosis Association, Nursing Diagnosis, Definition
dan Classification 2015-2017. Pondicherry, India

Anda mungkin juga menyukai