Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH JOURNAL READING KONSERVASI GIGI

Maturogenesis pada Gigi Permanen Immatur yang Tereksponasi Karies


menggunakan Kalsium Hidroksida untuk Perawatan Pulpotomi : Sebuah
Laporan Kasus

Disusun oleh:
Nursabrinah Mutiarasari / 160112160020

Dosen Pembimbing:

drg. Ika Destina Ulfa, Sp.KG

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2018
Maturogenesis pada Gigi Permanen Immatur yang Tereksponasi Karies

Menggunakan Kalsium Hidroksida untuk Perawatan Pulpotomi : Sebuah

Laporan Kasus

S.M. Abdulqader, Iqbal Bahar, dan K.M. Rownak Jahan

1. Pendahuluan

Apeksogenesis merupakan terapi pada pulpa vital yang dilakukan untuk

mendukung perkembangan fisiologis dan pembentukan ujung akar, yang dikenal

dengan istilah perawatan pulpa vital yakni pulp capping dan pulpotomi. Kedua

prosedur ini membantu dalam mempertahankan jaringan pulpa pada proses

perkembangan akar. Tujuan utama pulpotomi dalam membentuk apeksogenesis

adalah:

1. Mendukung perkembangan selubung epitel akar Hertwig’s, serta

mendukung perkembangan lanjutan dari panjang akar dalam mencapai

rasio mahkota akar ideal.

2. Menjaga vitalitas pulpa dan membiarkan lapisan odontoblast yang tersisa

untuk bekerja membentuk akar yang lebih tebal dan menurunkan resiko

fraktur akar.

3. Mendukung penutupan ujung akar, membentuk konstriksi apikal natural

untuk obturasi bila dibutuhkan.


Gambar 1. Radiografi preoperatif (10-12-2007).
Jembatan Dentin terbentuk pada sisi
pulpotomi.

Akhir-akhir ini, maturogenesis mendapatkan perhatian baru dan dijelaskan

sebagai perkembangan fisiologis akar yang tidak terbatas pada segmen apikal.

Deposisi dentin yang berkelanjutan terjadi di sepanjang akar, menyediakan

perpanjangan lebih besar dan resisten terhadap fraktur. Laporan kasus ini

membahas tentang vitalitas pulpa pada gigi yang dirawat dengan kalsium

hidroksida sebagai perawatan pulpotomi untuk mendapat suatu perkembangan

akar fisiologis.

2. Laporan kasus

Seorang anak perempuan berusia 8 tahun datang untuk berobat ke

Departemen Konservasi Gigi dengan keluhan utama terdapat karies yang sangat

besar dan sehingga sisa makanan mudah tersangkut pada gigi geraham besar

sebelah kanan. Tidak ada kelainan pada riwayat medis pasien. Pasien tidak

mengeluhkan adanya nyeri spontan, namun keluhan utama pasien adalah


sensitivitas terhadap rangsang dingin dan manis. Rasa nyeri dan sensitivitas

terlokalisir di rahang bawah sebelah kiri.

2.1 Pemeriksaan klinis

1. Gigi : 46
2. Karies : Profunda
3. Tes Perkusi :-
4. Tes Palpasi :-
5. Tes Mobility : -
6. Tes Vitalitas : + (dengan Ethyl Chloride dan Gutta Percha)

2.2 Pemeriksaan Radiologis

1. Mahkota : Terdapat gambaran radiolusen dari oklusal


sampai dengan ruang pulpa
2. Akar : Jumlah 2, Bentuk lurus, akar distal
menunjukkan apeks terbuka
3. Membran periodontal : menghilang pada 1/3 apikal
4. Lamina Dura : menghilang pada 1/3 apikal
5. Puncak Tulang Alveolar : DBN
6. Furkasi : DBN
7. Periapikal : DBN
8. Kesan : terdapat kelainan pada mahkota, akar,
membran periodontal, dan lamina dura
9. Radiodiagnosis : pulpitis irreversible gigi 46 disertai apeks
terbuka

2.3 Rencana Perawatan

Rencana perawatan awal adalah pembuangan lesi karies dan pemeriksaan

pada pulpa yang tereksponasi. Terapi pulpa vital dengan direct pulp capping atau
pulpotomi dengan kalsium hidroksida atau mineral trioxide aggregrate (MTA)

direncanakan untuk mengantisipasi terjadinya eksponasi pulpa. Persetujuan

tindakan medis diwakili oleh orang tua pasien sebab pasien masih di bawah umur.

2.4 Prosedur Perawatan

Pasien diberi anestesi lokal, kemudian diisolasi dengan cotton roll. Karies

dihilangkan dengan bur bundar diamond besar steril pada low speed handpiece

dengan irigasi air. Eksponasi tanduk pulpa dengan perdarahan sedang terlihat

setelah pembuangan karies. Bur fisur steril digunakan untuk membuang seluruh

atap kamar pulpa. Jaringan koronal pulpa dibuang dengan spoon excavator steril,

lanjutkan pembuangan dengan bur bundar steril sampai dengan batas kamar pulpa.

Cotton pellet steril yang lembab oleh saline normal diaplikasikan dengan tekanan

sedang pada pulpa yang tereksponasi selama 5 menit sehingga terjadi proses

hemostasis. Gunakan NaOCl 5,25% selama 2 menit untuk membersihkan dan

mendesinfeksi pulpa dan dentin yang tereksponasi. Kavitas yang sudah di

preparasi kemudian dibersihkan dengan saline normal steril untuk membuang

seluruh debris. Tekan kavitas dengan cotton pellet lembab untuk membuang

kelebihan cairan.

Kalsium hidroksida dengan merk dagang Hydro-C (Dentsply) dicampur

sesuai petunjuk pabrik dengan lapisan setebal 1-2 mm dan diletakkan pada pulpa

dan permukaan dentin disekitarnya. Gigi diberi tambalan sementara dengan semen

Zinc Oxide Eugenol dan disarankan untuk dilakukan foto rontgen. Pasien

dijadwalkan untuk kontrol setelah 7 hari untuk evaluasi tanda atau gejala klinis.
Apabila setelah kontrol 1 minggu pasien tidak memiliki keluhan, tambalan

sementara dihilangkan dan diganti dengan semen Glass Ionomer.

Gambar 2. Sesaat setelah perawatan

Gambar 3. 2 minggu setelah perawatan

Pasien dijadwalkan untuk kontrol setiap bulan untuk mengevaluasi

perkembangan akar dan memantau tanda dan gejala klinis. Satu bulan kemudian,

pemeriksaan klinis menunjukkan restorasi yang masih utuh tanpa ada kelainan.
Gambaran radiografi menunjukan perkembangan berlanjut dan maturasi pada akar

gigi.

Gambar 4. 1 bulan setelah perawatan

Tiga bulan kemudian, tidak ditemukan adanya kelainan, dan pemeriksaan

pulpa menunjukkan hasil normal. Gambaran radiografis periapikal menunjukkan

perkembangan akar terus berlanjut. Pasien dijadwalkan untuk kunjungan berkala

setiap bulan. Orang tua pasien diberi informasi mengenai perawatan saluran akar

lanjutan apabila ada tanda dan gejala klinis yang timbul kembali.
Gambar 5. 3 bulan setelah perawatan (12-03-2008)

3. Pembahasan

Pulpotomi dianggap sebagai pilihan utama perawatan pada gigi permanen

immatur dengan jaringan pulpa vital yang tereksponasi secara luas. Perawatan ini

mempertahankan fungsi pulpa untuk mempertahankan perkembangan akar. Sejak

tahun 1980, kalsium hidroksida merupakan bahan pilihan utama karena dapat

membentuk formasi jembatan dentin. Jaringan pulpa di sekitar lapisan kalsium

hidroksida pada awalnya mengalami nekrosis yang disebabkan oleh pH tinggi

(11-12) dari kalsium hidroksida. Proses nekrosis ini diikuti dengan perubahan

proses inflamasi akut pada jaringan dibawahnya. Lapisan odontoblast baru akan

terbentuk setelah 4 minggu dan diikuti dengan pembentukan jembatan dentin.

Penelitian terbaru menunjukkan tiga zona histologi yang teridentifikasi di

bawah kalsium hidroksida dalam waktu 4-9 hari, yaitu :

1. Koagulasi nekrosis
2. Daerah deep-staining basophilic dengan variasi osteodentin

3. Jaringan pulpa relatif normal, sedikit hiperemi, di bawah lapisan

odontoblast.

Gambar 6. 6 bulan setelah perawatan.

Penelitian Berk dan Brown melaporkan bahwa rata-rata keberhasilan kalsium

hidroksida untuk gigi sulung dan gigi permanen muda adalah 30 hingga 90%.

Perawatan pulpa dengan MTA secara konsisten menunjukkan pembentukan

jembatan tubuler lengkap, berkurangnya inflamasi pulpa, dan kemampuan

penutupan dan biokompatibel dengan jaringan yang terlibat di sekitarnya.

4. Kesimpulan

Penggunaan kalsium hidroksida telah terbukti secara klinis dengan

berbagai penelitian in vitro dan in vivo yang menunjukkan penyembuhan pulpa

setelah mengalami trauma. Gigi permanen immatur seharusnya mendapat


perawatan saluran akar untuk mendapat kesempatan maturasi secara lengkap

dengan penanganan yang lebih konservatif. Hasil akhir perawatan dengan pulpa

tereksponasi oleh karies masih dipertanyakan, dan apabila kasus ini gagal, maka

revaskularisasi pulpa dan apeksifikasi harus dipetimbangkan.


DAFTAR PUSTAKA

Quader, Abdul K. 2011. Maturogenesis of cariously exposed immature permanent


tooth using calcium hydroxide for pulpoyomy treatment : a case report.
Update Dental and College Hospital, Bangladesh. Vol.1 Issue 2.

Anda mungkin juga menyukai