Gerontik Fix
Gerontik Fix
‘’ ANSIETAS ‘’
Disusun Oleh :
6. Mutiara 09170000064
PRODI S1 KEPERAWATAN 7B
1 Mandi
Mandiri:
Bantuan hanya pada satu bagian
mandi (seperti punggung atau √
ekstremitas yang tidak mampu)
atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung:
Bantuan mandi lebih dari satu
bagian tubuh, bantuan masuk dan
keluar dari bak mandi, serta tidak
mandi sendiri
2 Berpakaian
Mandiri:
Mengambil baju dari lemari, √
memakai pakaian,
mengancingi/mengikat pakaian
Tergantung:
Tidak dapat memakai baju sendiri
atau hanya sebagian
3 Ke Kamar Kecil
Mandiri:
Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia
sendiri √
Tergantung:
Menerima bantuan untuk masuk ke
kamar kecil dan menggunakan
pispot
4 Berpindah
Mandiri:
Berpindah ke dan dari tempat tidur
untuk duduk, bangkit dari kursi
sendiri √
Bergantung:
Bantuan dalam naik atau turun dari
tempat tidur atau kursi, tidak
melakukan satu, atau lebih
berpindahan
5 Kontinen
Mandiri:
BAK dan BAB seluruhnya
dikontrol sendiri
Tergantung: √
Inkontinensia parsial atau total;
penggunaan kateter, pispot, enema
dan pembalut (pampers)
6 Makan
Mandiri:
Mengambil makanan dari piring
dan menyuapinya sendiri
Bergantung: √
Bantuan dalam hal mengambil
makanan dari piring dan
menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parental (NGT|)
Keterangan:
Beri tanda (√) pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis Hasil:
Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAK/BAB)
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian
Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi
tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian,
dan satu fungsi tambahan
Nilai E: Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian,
ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian,
ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
F. Pengkajian Barthel Indeks
9 Mengenakan pakaian 5 10
G. Pengkajian SPSMQ
Jumlah 0
Interpretasi:
Salah 0-3: fungsi intelektual utuh
Salah 4-5: fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8: fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10: fungsi intelektual kerusakan berat
H. Pengkajian MMSE
Orientasi
Registrasi
Meminta
Bahasa
I. Pengkajian Keseimbangan
10 Berjalan menyimpang 4
11 Berjalan mundur 4
Jumlah 54
Keterangan
4: mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3|: mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2: mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1: tidak mampu melakukan aktifitas
Nilai:
42-54: mampu melakukan aktifitas
28-41: mampu melakukan sedikit bantuan
14-27: mampu melakukan bantuan maksimal
14: tidak mampu melakukan
II. Analisa Data
1 Ansietas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
masalah ansietas teratasi dengan kriteria hasil: - Gunakan pendekatan yang menenangkan.
- Ansietas berkurang dibuktikan dengan tingkat ansietas - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien.
ringan sedang berat. - Jelaskan semua produser murrotal dan apa yang
- Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas dirasakan selama prosedur.
dibuktikan dengan indikator: - Berikan terapi dzikir untuk mengurangi kecemasan.
- Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
Indikator 1 2 3 4 5 mengurangi takut.
- Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
Wajah tampak rileks
prognosis.
Tidur ada gangguan tidur - Libatkan keluarga untuk mendampingi klien.
Tidur ada √
gangguan tidur
Terjadi penurunan √
TD (TTV dalam
rentang normal)
https://jurnal.ugm.ac.id/gamajpp
DOI: 10.22146/gamajpp.13543
Latar belakang:
Penurunan fisik, penurunan psikologis, dan tidak terpenuhinya aspek spiritual
menyebabkan kecemasan pada lansia penghuni panti wreda. Penurunan fungsi fisik
menyebabkan lansia rentan mengalami gangguan fisik dan penyakit. Penurunan
sistem tubuh menyebabkan lansia rentan mengalami stres dan kecemasan (Papalia,
Olds, & Feldman, 2009). Perubahan fungsi psikologis juga berkontribusi pada
kecemasan. Penurunan kondisi psikologis lansia yang ditandai perasaan–perasaan
negatif seperti mudah marah, tersinggung, dan khawatir memicu kecemasan
(Laksmana, 2013). Faktor lain yaitu tidak terpenuhinya aspek spiritual. Lansia yang
religiusitasnya tinggi memiliki kecenderungan lebih rendah mengalami kecemasan.
Subjek:
Lansia di sebuah panti wreda di Surakarta berpartisipasi sebagai subjek
penelitian. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan
kriteria: (1) Berusia 60 hingga 75 tahun; (2) Beragama Islam; (3) Tinggal di panti
wreda tidak lebih dari 5 tahun; (4) Memiliki fungsi kognitif normal berdasarkan
pengukuran dengan Mini Mental State Examination (MMSE) dari Folstein, Folstein,
dan McHugh (1975). Hal tersebut dilakukan sebab zikir memerlukan pemahaman
akan kandungan dari bacaan zikir; (5) Mengalami kecemasan ringan hingga berat
berdasarkan pengukuran (pretest) dengan Geriatric Anxiety Inventory (GAI).
Pengukuran awal dilakukan pada 37 lansia. Adapun yang memenuhi kriteria
akhir yaitu 10 orang yang kemudian dibagi secara random dalam kelompok
eksperimen dan kontrol. Jumlah akhir subjek pada kelompok eksperimen yaitu 5
orang dan pada kelompok kontrol sebanyak 4 orang, sebab ada satu orang yang
gugur.
Hasil Penelitian:
Hasil penelitian membuktikan bahwa terapi zikir mampu menurunkan
kecemasan lansia di panti wreda. Hal ini konsisten dengan penelitian pendahulu yang
menemukan bahwa intervensi religius atau terkait spiritualitas memberi efek positif
pada kesehatan mental, seperti menurunkan kecemasan (Goncąlves, Lucchetti,
Menezes, & Vallada, 2015; Ross, Kennedy, & Macnab, 2015).
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, 4 subjek kelompok eksperimen
mengalami penurunan kecemasan setelah mendapatkan terapi zikir. Adapun satu
subjek yaitu subjek SOI tidak mengalami penurunan kecemasan karena subjek
sedang kurang sehat. Kondisi tersebut sesuai Ramaiah (2003) yang menyebutkan
bahwa salah satu pemicu kecemasan adalah faktor fisik berupa kelemahan fisik dan
keadaan sakit.
Kesimpulan
Terapi zikir sebagai intervensi ditemukan mampu menurunkan kecemasan
pada lansia di panti wreda. Menurunnya kecemasan ditunjukkan oleh adanya
penurunan skor kecemasan dari pretest ke posttest pada kelompok eksperimen.