UI
Oleh:
MUT’AH MUTMAINAH_
NIM: 1 0 7 0 1 1 0 0 0 4 1 0
Disusun Oleh:
Mut’ah Mutmainah_
NIM: 107011000410
Dosen Pembimbing:
Bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Bidang Studi Sejarah Kebbudayaan Islam (SKI) Di MTs N 19 Jakarta” adalah
benar hasil karya saya sendiri dibawah bimbingan dosen:
Mut’ah Mutmainah
ABSTRAK
Mut’ah Mutmainah, Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 19
Jakarta . Skripsi. Jakarta : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan pengaruh motivasi belajar
siswa terhadap hasil belajar siswa dalam mempelajari SKI di MTs Negeri 19 Jakarta.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif,
sedangkan metode penelitiannya adalah korelasional deskriftip. Metode korelasional
deskriptif ini diharapkan dapat diperoleh gambaran sesungguhnya mengenai variabel-
variabel penelitian sehingga dapat diketahui hubungan antara dua variabel tersebut.
Adapaun jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 renponden yang diambil
dari kelas VII masing-masing- 20 siswa.
Berdasarkan Hasil penelitian dapat di tarik kesimpulan bahwa motivasi belajar
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi
Sejarah Kebudayaan Islam. sMotivasi belajar siswa MTs N 19 Jakarta tinggi. Hasil
belajar siswa MTs. N 19 Jakarta berjalan dengan cukup baik
Hal ini Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai r Hitungnya sebesar 0,4231.
Jika nilai r Hitung dibandingkan dengan nilai r Tabel yang didapat sebesar 0,354 pada
taraf signifikan 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai r Hitung > r Tabel, begitu juga
dengan hasil uji t dimana t Hitung lebih besar dari t Tabel (4,00 >2,84) dengan
demikian Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs Negeri 19 Jakarta.
signifikannya masuk pada kategori sedang yaitu pada kisaran atau skala antara 0,40-
0,69.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Hasil Belajar Siswa.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Tuhan semesta alam yang
telah memberikan berbagai macam nikmat serta taufik dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skrisi ini sebagai salah satu syarat untuk menjadi
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Shalawat dan salam semoga senantiasa tersampaikan kepada jujungan kita Nabi
Muhammad Saw. Karena dengan perantara beliau, kita dapat terselamatkan dari bencana
yang besar yaitu kemusyrikan dengan datangnya agama islam yang tidak diragukan lagi
kebenarannya. Serta dengan shalawat ini mudah-mudahan kita akan mendapat syafa’at beliau
di hari kiamat kelak amiin.
Penulis menyadari bahwa membuat skripsi bukanlah hal yang mudah dan tidak
semudah membalik telapak tangan melainkan butuh semangat yang tinggi serta keyakinan
yang mendalam. Namun berkat dorongan, bimbingan serta bantuan yang tak ternilai dan tak
terhingga dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berdo’a semoga bantuan dan dukungan tersebut menjadi amal ibadah di sisi Allah
Swt. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, memotivasi serta memberikan sumbangan baik
moril maupun materil kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. Bapak Dr. Abdul
Majid Khon, M. Ag. dan Ibu Marhamah Saleh, Lc., M.A.
4. Ibu Dra. Hj.Eri Rossatria, M.A. dosen pembimbing penulis yang telah banyak
meluangkan waktu, fikiran dan kesabaran yang teramat tulus disela-sela
kesibukannya yang luar biasa untuk memberikan bimbingan kepada penulis
selama menyelesaikan skripsi. Terima kasih bu...!
5. Para dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dengan ikhlas dan
sabar selama masa kuliah.
6. Drs. Wawan M, M. Pd kepala MTs. Negeri 19 Jakarta yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
i
7. Ahmad Syukron, S. Pd.I, selaku Guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Seluruh teman-temanku yang seperjuangan dan sepenanggungan yaitu anak-
anak PAI khususnya kelas A. thank for you all dan sukses selalu.
9. Kepada kedua orang tua penulis yang sangat penulis cintai ayah H. Hapas dan
Umi Hj. Aisyah. Terlalu banyak pemberian yang kalian berikan dari sejak baru
lahir sampai sekarang rasanya penulis tidak bisa membalasnya. Penulis hanya
bisa berdo’a kepada Allah Swt, sebab hanya Allah lah yang mampu
membalasnya.
10. Kepada Suami penulis kakanda Bambang Haryono, adik Nurhidayati, serta M.
Hayzkil yang selalu memotivasi dalam penulisan skripsi ini.
Mut’ah Mutmainah
Nim: 107011000410
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah..........................................................................1
B. Identifikasi masalah ...............................................................................7
C. Pembatasan masalah...............................................................................8
D. Perumusan masalah ................................................................................8
E. Tujuan dan manfaat penelitian ...............................................................9
iii
C. Variabel Penelitian ...............................................................................37
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................36
E. Teknik Analisa Data.............................................................................38
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Variabel X
Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Variabel X dan Y
Tabel. 3 Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment untuk df
Tabel 4. Nukilan Nilai “t” untuk berbagai df
v
BAB I
PENDAHULUAN
berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era
globalisasi dewasa ini.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu
penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3
yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.4
Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu
bidang pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk
diusahakan perwujudan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah
satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai
perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai
perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan
dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang
dimilikinya.
Terkait dengan pendidikan, untuk menciptakan manusia yang
berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar
yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai
siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan
bersama.
Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator
yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan
tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa sangat
dipengaruhi oleh faktor motivasi. Oleh karena itu bila motivasi siswa tinggi
4
Undang-Undang Sisdiknas, RI. No. 20 Tahun 2003 dan peraturan
pelaksanaannya,(Jakarta:Sinar Grafika.2008) Cet. I, hal. 4.
3
maka prestasi belajar akan meningkat, sebaliknya bila motivasi rendah maka
prestasi belajar akan menurun.
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku
peserta didik, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya
adalah faktor motivasi yang berfungsi sebagai usaha dalam pencapaian
prestasi. Biasanya seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam proses belajar akan mendapatkan hasil yang
baik pula. Dengan kata lain, jika ada usaha yang tekun serta dilandasi motivasi
yang kuat, maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang
baik. Artinya Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasinya dalam belajar.
Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid untuk belajar,
karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil yang baik.
Di samping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus
di hadapi dan di pecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan
saksama.5
Dimyati dan Mudjiono, mengungkapkan motivasi belajar siswa
dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi
belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan
rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat
terus-menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada
tempatnya di ciptakan suasana belajar yang menggembirakan.6
Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya
semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang
dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.
Pada umumya dapat di katakan bahwa siswa terangsang untuk belajar.
Situasi belajar cenderung dapat memuaskan salah satu atau lebih dari
kebutuhannya. Karena organisasi manusia itu kompleks maka kebutuhannya
5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 167-168
6
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajran, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) , h. 239
4
7
Abu Ahmadi, Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT Rineka cipta, 2013), h. 159
5
8
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. 20, h. 75.
6
motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil. Tingginya motivasi
dalam belajar berhubungan dengan tingginya prestasi belajar.
Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Nurhidayati dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lemah atau rendah terhadap
prestasi belajar dengan motivasi belajar siswa dalam bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam, Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang studi
SKI tidak ada hubungannya atau tidak di pengaruhi oleh tinggi rendahnya
motivasi belajar siswa tersebut.
Mengingat begitu pentingnya motivasi dalam membangkitkan gairah
belajar siswa sehingga prestasi belajar meningkat. Apalagi bila melihat prilaku
para pelajar dewasa ini yang suka berperilaku negatif seperti tawuran antar
pelajar, narkoba serta seks bebas sudah sangat memperihatinkan. Tingkah laku
yang menyimpang ditunjukan sebagian generasi muda yang merupakan
harapan masa depan, sekalipun jumlahnya relatif rendah dari jumlah pelajar
secara keseluruhan, tetapi sangat disayangkan dan telah mencoreng dunia
pendidikan dewasa ini.
Hal ini patut kita renungkan bersama, Ada apa dengan pendidikan kita
sekarang ini? Adakah kesalahan dalam sistem penerapannya?, dan Bagaimana
mengatasi hal ini?, Mengingat begitu banyaknya lembaga-lembaga yang
berkecimpung dalam masalah ini.
Akan tetapi dewasa ini hal tersebut sudah mulai bergesar bahkan
cenderung ditinggalkan. Buktinya adalah terlalu banyaknya siswa-siswi yang
tidak menyukai pelajaran sejarah dan itu bisa dibuktikan dengan nilai raport
dan kepribadiannya. Padahal sangat banyak manfaat yang bisa diambil dari
mempelajari sejarah masa lalu. Salah satu contohnya adalah keberhasilan
Rasulallah dalam menyampaikan ajaran islam dalam waktu yang relative
singkat, dan masih banyak hal-hal yang dapat diambil hikmahnya guna
diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Maka hal ini menjadi pertanyaan
untuk kita semua terkhusus guru bidang studi sejarah; apakah pembelajaran
sejarah sudah efektif dalam rangka menumbuhkan semangat atau motivasi
siswa dalam mempelajarinya!
7
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja di
ciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang bergairah belajar,,
guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan
memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap
diri guru di mana pun dan kapan pun, tidak semua keinginan guru itu terkabul
semuanya karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah
satu deretan dari sederetan faktor yang menyebabkan itu.1
Dalam membahas tentang motivasi, sering kita temukan beberapa istilah
yang mengandung relevansi dengan makna motivasi. Diantara istilah yang penulis
maksudkan adalah motif, kebutuhan, dorongan dan instink. Motivasi adalah suatu
konstruk (contruct) terjadinya tingkah laku. Kata motif, dipakai untuk
menunjukan keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari akibat suatu
kebutuhan. Motif sebagai pendorong yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling kait-
mengait dengan faktor-faktor lain. Hal-hal yang mempengaruhi motif adalah
motivasi. Kalau orang tersebut mengetahui mengapa orang berbuat atau
berprilaku ke arah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka orang tersebut akan
terkait dengan motivasi atau prilaku yang termotivasi.
Seagian para ahli mengemukakan pengertian motivasi, memulai dengan
apa yang di maksud dengan “needs atau wants, motive dan baru kemudian
1
Syaiful Bahri, Aswan Zein,Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hal.147-148
11
motivasi”. Needs berarti potensi instrinstik yang bersifat sangat internal, motive
berarti menggerakkan atau mengarahkan perilaku seseorang dan motivasi berarti
konstruksi dan proses interaksi antara harapan dan kenyataan masa yang akan
datang baik dalam jangka pendek, sedang atau pun panjang.2 Menurut Mc. Donald
: “motivation is an energy change within the person characterized by affective
arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah perubahan energy dalam
diri (pribadi ) seseorang yang di tandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan”.3
2
Sahlan Asnawi, Teori Motivasi, (Jakarta: Studia Press, 2007), Cet. 3, h. 11-17
3
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2001), h.158.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), Cet. 3, h. 756.
5
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1985), Cet.
2, h. 64.
6
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h. 85.
7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h. 137.
12
munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi
terkandung tiga unsur penting, yaitu :
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam diri manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa , afeksi seseorang. Dalam hal
ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan
emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Motivasi akan
dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
3. Motivasi mengarahkan perbuatan seseorang atau bertindak melakukan
sesuatu, dalam hal ini mengarahkan perbuatan belajar.
Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam dirinya sendiri
ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan dipelajari dan
tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka kegiatan belajar
mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau dorongan inilah yang
disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja
mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan,
kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini sangat penting karena dapat
menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi
segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar.
Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya
dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya
pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi.
Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa
malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun
mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai motivasi
yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan
tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan
jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun.
13
8
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h.
97.
9
Dimyati dan Mudjiono, Op.cit , h. 97.
14
2. Teori-teori Motivasi
Para ilmuan psikologi dalam memaknai motivasi tertadapat banyak
perbedaan sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka dalami serta sudut
pandangnya. Dibawah ini, penulis akan memberikan beberapa teori tentang
motivasi yaitu :
10
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h.
97-100.
11
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h.
97-100.
15
a. Teori Hedonisme
Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau
kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang
bersifat duniawi.
Pendekatan semacam ini di istilahkan dengan hedonisme di definisikan
sebagai pencarian kesenangan dan penghindaran kepada ketidak senangan.teori
ini menekankan gagasan bahwa rangsangan selalu mempunyai sifat motivasional
dan berhubungan dengan pengalaman positif atau negatif.
b. Teori instings
Insting merupakan suatu bentuk perilaku yang di motivasi, baik pada
manusia maupun binatang.
c. Drive Theory
Dorongan sebagai konsep motivasional, biasanya di hubungkan dengan
mempertahankan keseimbangan homeostatis organisme. Woodwort berpendapat
apabilla terjadi suatu kondisi di manna terjadinya kekurangan atau kelebihan
organik, maka dorongan untuk mengembalikan kepada keseimbangan tubuh akan
segera di aktifkan
d. Teori Motivasi insentif
Pada hakikatnya konsep dorongan merupakan alat pertama yang dapat di
pakai untuk menjelaskan motivasi perilaku. Beberapa eksperimen menunjukkan
bahwa obyek eksternal juga memotivasi perilaku, sehingga memperkuat
modifikasi sistem.12
e. Teori Kebutuhan
Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkatan kebutuhan, yaitu:
1). Kebutuhan Fisiologis, Yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan
vital, menyangkut fungsifungsi biologis, seperti kebutuhan akan
pangan, sandang dan papan, kesehatan dan kebutuhan seks.
12
Sahlan Asnawi, Teori Motivasi, (Jakarta: Studia Pres, 2007),cet. 3, h. 41-56
16
2). Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security). Seperti
perlindungan dari bahaya dan ancaman, penyakit, perang, kelaparan,
dan perlakuan tidak adil.
3). Kebutuhan sosial Yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai,
diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok,
rasa setia kawan dan kerja sama.
4). Kebutuhan akan penghargaan Termasuk kebutuhan dihargai karena
prestasi, kemampuan, status, pangkat.
5). Kebutuhan akan aktualisasi diri Seperti antara lain kebutuhan
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan diri
secara maksimum, kreativitas dan ekspresi diri.13
Dari teori motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa teori motivasi itu
terdapat tujuh teori yaitu, teori hedonisme yang mengatakan bahwa manusia itu
memiliki tujuan hidup yang utama yaitu untuk mencari kesenangan. Sedangkan
teori naluri mempunyai naluri yang bersifat bawaan sehingga semua pemikiran
dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri, teori reaksi yang dipelajari
merupakan teori apabila akan memotivasi seseorang maka terlebih dahulu harus
mengetahui latar belakang baik kehidupan ataupun kebiasaannya.
4. Fungsi Motivasi
Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar siswa,
karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh
siswa. Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta
mengubah kelakuan.
Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha , tampak gigih, tidak
mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk
memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak
acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka
13
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 265
17
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar,
karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai
baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi
apa yang dilakukannya itu.16
Menurut Oemar Hamalik, yang tergolong bentuk motivasi belajar
ekstrinsik antara lain:
a. Angka kredit.
b. Ijazah.
c. Tingkatan hadiah.
d. Medali pertentangan.
e. Persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridicule, dan hukuman.17
Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah bentuk
motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Yang tergolong dalam
motivasi intrinsik adalah:
a. Belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk masalah selengkap-
lengkapnya.
b. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang
studi pada penghayatan kebutuhan dan siswa berdaya upaya melui
kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi
dengan belajar giat.
Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa
untuk melibatkan diri. Motivasi yang kuat akan membuat siswa sanggup bekerja
keras untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya, dan motivasi itu muncul
karena dorongan adanya kebutuhan. Dorongan seseorang untuk belajar menurut
Morgan dan di tulis kembali oleh S. Nasution manusia hidup dengan memiliki
berbagai kebutuhan sebagai berikut:
1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas, hal ini dapat di
hubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu
akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.
16
Ibid., h. 89-91.
17
Oemar Hamalik, op. Cit., h. 163.
19
18
Sardiman. loc. cit. h. 78-79
19
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006),cet. V, hal. 213
20
Sardiman. loc. cit. h. 92-95
20
Ada beberapa indikator siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi hal ini
dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah.
a. Kesadaran akan tujuan belajar SKI
Kesadaran dalam pembelajaran SKI merupakan Indikator dalam motivasi,
siswa akan memiliki kesadaran untuk mempelajari SKI karena mengetahui
akan tujuan untuk mempelajari SKI.
b. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
pelajaran SKI misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang
berhubungan dengan SKI. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk
mempelajari bidang tersebut.
c. Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator dari motivasi.
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap
pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang
lain dari pada itu. Seseorang yang termotivasi pada objek tertentu maka
dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya,
seorang siswa menaruh perhatian terhadap pelajaran SKI, maka ia
berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya.
d. Faktor Pendorong Motivasi yaitu Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang
Menarik.
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor
motivasitnya sendiri. Ada yang termotivasi terhadap bidang pelajaran
tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan pelajaran
yang menarik. Sehingga tidak bisa dipungkiri hasil belajarnya sangat
memuaskan dengan mendapatkan nilai yang diatas rata-rata.
kepada siswa bila SKI tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga
dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca pelajaran SKI maka siswa
tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam pelajaran SKI
tersebut.
f. Kesadaran akan adanya manfaat
Kesadaran akan adanya manfaat merupakan indikator dari motivasi belajar
dengan adanya kesadaran, siswa dapat merasakan adanya manfaat dari
pelajaran SKI yang di pelajarinya.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu upaya pembelajaran untuk mengembangkan seluruh
kepribadiannya, baik fisik maupun psikis. Belajar juga di maksudkan untuk
mengembangkan seluruh aspek intelegensi, sehingga anak didik akan menjadi
manusia yang utuh, cerdas secara initelegensi, cerdas secara emosi, cerdas
psikomotornya, dan memiliki keterampilan hidup yang bermakna bagi dirinya. 21
Proses belajar dapat di artikan sebagai tahapan perubahan perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut
bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan
sebelumnya.22 Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya
evaluasi yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang telah
dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah
ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru dapat melakukan
tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar yang bukan
hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga mencakup nilai tingkah laku
siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia
pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari
hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar
peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya
21
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), cet.
I, h. 165
22
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), cet. I, h. 98
22
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata,
yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan hasil
yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat
dipisahkan dari pengertian belajar .
Menurut Oemar Hamalik, hasil dan bukti bahwa seseorang telah belajar
ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.23
Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari pengertian
prestasi belajar, diantaranya bahwa .prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau materi yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Hasil belajar
menurut Nana Sudjana adalah kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.24
Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya
dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Jadi,
hasil belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya
yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat
diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya
dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah hasil
kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan
yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf.
Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang
dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang
baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang
dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain
itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong
dalam proses pencapaian hasil belajar.
23
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h. 30.
24
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992),
Cet. 4, h. 22.
23
25
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV,
h. 239-247.
24
a. Faktor Internal
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan /kondisi jasmani
dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni :
1). Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) Kondisi umum jasmani
dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak
mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh,
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.
2). Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)Banyak faktor yang
termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat
intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi
siswa.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan
lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa adalah :
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf administrasi dan
teman-teman sekelasnya, yanf dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkmpungan
siswa juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa. Namun lingkungan social yang
lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar sisa ialah orang tua dan keluarga
siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan
keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang di capai siswa.
25
Jadi, keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik,
pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam
pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan
strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang
memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib,
teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam
pembelajaran.
Masyarakat kita sekarang ini pada satu sisi adalah masyarakat pertanian,
pada sisi lain sudah memasuki era globalisasi yang terdiri dari era industri,
teknologi dan informasi. Perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya
berlangsung cepat. Perubahan cepat ini membawa dampak besar bagi kehidupan
masyarakat baik positif maupun negatif.
Pola kehidupan positif adalah melihat perubahan itu sebagai sesuatu yang
harus diterima dan dihadapi. Di dalamnya ada hal-hal yang dapat dianggap
sebagai sesuatu yang baik, memberi kemudahan dan kenyamanan serta
peningkatan martabat hidup manusia. Manusia juga melihat adanya tantangan dan
peluang bagi kemajuan hidup manusia. Oleh sebab itu, manusia membangun dan
melengkapi diri dengan memperkuat keimanan, mental, budaya, disiplin,
26
Muhibbin Syah, op.cit., h.130-140
26
27
Andewi Suhartini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,
2009) hal. 3-6
27
28
Murodi, , Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009), h.10
29
Murodi, , Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009), h.9
28
30
http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=850
30
31
Dimyati. Op. cit, h. 101-108.
33
Motivasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa akan dapat cepat
membantu dalam proses belajar dan untuk meraih apa yang diinginkan. Karena
dengan belajar dengan kesadaran diri maka secara otomatis akan termotivasi
secara lebih baik dibandingkan dengan motivasi belajar ekstrinsik yaitu belajar
yang dilakukan karena keterpaksaan, gengsi, atau karena pujian dan ajakan teman
maka siswa lambat dalam belajar dan tidak dapat meraih apa yang diinginkan
secara cepat.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi pada dirinya. Namun
sebagaimana potensi itu bisa berkembang baik tergantung individu masingmasing
serta lingkungan yang berpengaruh. Begitu juga dengan belajar, seseorang secara
langsung dan tidak langsung telah mengalami proses belajar baik itu disengaja
maupun tidak. Dalam belajar, motivasi memegang peranan penting.
Motivasi belajar adalah sebagai pendorong siswa dalam belajar. Intensitas
belajar siswa sudah barang tentu dipengaruhi oleh motivasi belajar. Siswa yang
ingin mengetahui sesuatu dari apa yang dipelajarinya adalah sebagai tujuan yang
ingin siswa capai selama belajar. Karena siswa mempunyai tujuan ingin
mengetahui sesuatu itulah akhirnya siswa terdorong untuk mempelajarinya.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut diperhitungkan
dalam meraih sebuah prestasi belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar tidak dapat
dipisahkan dari aktivitas belajar siswa. Siswa tidak akan mempelajari sesuatu bila
hal itu tidak menyentuh kebutuhannya. Motivasi belajar dan prestasi adalah dua
hal yang saling berpengaruh. Sebab pada dasarnya manusia itu tidak terlepas dari
motivasi yang akan mendorong manusia untuk senantiasa berbuat dan mencari
sesuatu. Dengan mengetahui motivasi belajar seorang siswa akan lebih mudah
menentukan bagaimana dia harus belajar dengan baik. Dengan demikian dapat
peneliti simpulkan bahwasannya mengenali motivasi belajar merupakan faktor
yang sangat berpengaruh dalam pencapaian prestasi belajar.
34
B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan
adalah korelasional deskripstif. Dengan metode korelasional deskriptif ini dapat
diperoleh gambaran sesungguhnya mengenai variabel-variabel penelitian sehingga
dapat diketahui hubungan antara dua variabel tersebut, yaitu Motivasi belajar (X)
dan Hasil belajar siswa (Y).
Jakarta yang berjumlah 370 siswa, sedangkan yang menjadi populasi target hanya
kelas VII yang berjumlah 60 siswa .
Sampel adalah kelompok kecil bagian dari target populasi yang mewakili
populasi dan secara riil di teliti.1 Apabila subyek yang diteliti besar atau lebih dari
100 orang, maka sampel dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 %. Dalam
penelitian ini penulis hanya mengambil 20 % dari jumlah siswa kelas VII yaitu
sebanyak 60 orang. Adapun teknik pengambilan sample yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik random sampling yakni pengambilan sampel secara
acak.
1
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 266
37
Berikut ini adalah skor dari alternatif jawaban dari variabel X yaitu
Motivasi Belajar
Variabel X
Motivasi
Skor
No Alternatif Jawaban
Pernyataan + Pernyataan -
1 Sangat Setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak Setuju 2 3
4 Sangat Tidak Setuju 1 4
Berikut ini adalah Hail belajar siswa yang di peroleh melalui data nilai
semester VII di MTs N 19 Jakarta
Variabel Y
Hasil belajar siswa
Perhatian - Memberikan
dalam perhatian lebih
belajar - Mau berkonsentrasi 2
- Mengikuti 1
penjelaskan guru
38
- Mengerjakan tugas 1
dari guru 1
2
2
................(Sudjana, 1989:369)
Keterangan:
X : Variabel pengaruh motivasi
Y : Variabel hasil belajar siswa
rxy : Angka indeks korelasi ‘r’ produk moment
N : Jumlah respondent
∑XY : Jumlah hasil perkalian antaran skor X dan Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
Interpretasi nilai koefisien korelasi di atas adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai koefisien korelasi positif, maka hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat adalah hubungan yang searah, dengan
kata lain meningkatnya variabel bebas maka meningkat pula variabel
terikat
2) Jika nilai koefisien korelasi negatif, maka ada hubungan berlawanan
antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan kata lain
meningkatnya variabel bebas maka diikuti dengan menurunnya
variabel terikat.
Keterangan:
D=Koefisien determinasi
r = koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat
40
...............................................(Sudjana, 1989:369)
Sedangkan untuk menentukan nilai t tabel digunakan kriteria:
1). Taraf signifikan (α) sebesar 0,05
2). Derajat kebebas (dk) = n-2
40
BAB 1V
HASIL PENELITIAN
2. Visi-Misi MTs N 19
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang pendidikan, tujuan - tujuan
pendidikan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
pada masa yang akan datang. Berikut ini adalah Visi dari Madrasah
Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta
Visi:
42
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga
dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi pendidikan adalah tujuan dan
alasan mengapa pendidikan itu ada. Misi juga akan memberikan arah
sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Berikut ini adalah misi dari
Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta.
Misi:
1. Mengembangkan potensi minat dan kompetensi dasar siswa secara
optimal dalam proses pembelajaran.
2. Meningkatkan kompetensi standar ketenagaan yang profesional.
3. Melaksanakan layanan prima dalam penyelenggaraan pendidikan dan
Kegiatan Belajar Mengajar yang bermutu.
4. Mewujudkan sekolah yang berwawasan wiyata mandala untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pencapaian prestasi.
5. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pencapaian prestasi
tingkat nasional.
6. Mewujudkan sistem penilaian yang berstandar nasional.
7. Mewujudkan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang relevan untuk
meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik.
8. Mewujudkan ruang belajar yang representatif.
9. Mewujudkan pengembangan kemampuan seni budaya yang kompetitif
dan mampu bersaing di tingkat nasional.
10. Mewujudkan pengembangan berbagai club mata pelajaran untuk
menghasilkan output yang kompetitif di tingkat kota.
11. Mengembangkan hidden silabi dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
keagamaan.
Berada dekat dengan perbatasan Jakarta Selatan dan kabupaten Bogor, sehingga
keadaan cuaca terasa sejuk dan tidak terlalu panas dan cukup mendukung dalam
kegiatan belajar mengajar.
Letak Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta cukup strategis dan mudah
di jangkau karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Jl. R.S. Fatmawati yang
berjarak kurang lebih 200 M. lokasi Madrasah berada di lingkungan pendidikan
karena disekitarnya banyak terdapat lembaga pendidikan mulai Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Madrasah Ibtida’iyah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas.
Kelas
No Mata Pelajaran
VII VIII IX
1 Al Qur’an Hadits 2 2 2
2 Aqidah Akhlak 2 2 2
3 Fiqih 2 2 2
4 Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
5 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
6 Bahasa Indonesia 4 4 4
7 Bahasa Arab 4 4 4
8 Bahasa Inggris 4 4 4
9 Matematika 4 4 4
44
Dari tabel kurikulum di atas dapat di ketahui bahwa terdapat enam belas
mata pelajaran yang harus di ajarkan kepada siswa di MTs Negeri 19 Jakarta,
dengan alokasi waktu yang sama untuk kelas VII, VIII, dan IX.
Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas
dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah (yang biasa
dikenal sebagai pengawai tata usaha).
Dalam setiap organsasi di perlukannya suatu struktur yang menggambarkan suatu
kejelasan garis intruksi dan koordinasi antara pemimpin dan anggota. Begitu pula dengan
Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta. Berikut ini adalah struktur organisasi Madrasah
Tsanawiyan Neger 19 Jakarta:
Tabel 3
Tabel Data Guru MTs NEGERI 19 Jakarta
Laki-laki 1 9 4 14
Perempuan 16 3 19
Total 1 25 7 33
Dari data di atas dapat di ketahui bahwa MTs Negeri 19 Jakarta memiliki
tenaga pendidik berjumlah 33 orang, terdapat 6 tenaga pendidik lulusan S2, 26
tenaga pendidik lulusan S1, dan 1 tenaga pendidik lulusa D3. Dari data tersebut
masing-masing guru mengajarkan sesuai dengan keahliannya atau sesuai dengan
mata pelajaran yang di ajarkan. Dapat di simpulkan bahwa Madrasah Tsanawiyah
Negeri 19 Jakarta memiliki tenaga pengajar yang profesional karena memberikan
pengajaran kepada peserta didik sesuai dengan keahlian masing-masing sesuai
dengan kebutuhan para siswa.
Dalam membantu kegiatan administrasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri
19 Jakarta, Tata usaha sangat berperan aktif demi terlaksananya kegiatan
administrasi di MTs Negeri 19 Jakarta. Dengan adanya tata usaha proses
administrasi berjalan dengan baik dan lancar. Berikut ini tabel data tata usaha di
MTs Negeri 19 Jakarta:
Tabel 4
TABEL DATA TATA USAHA
No Nama Jabatan
1 Amiruddin, A.Md. Kepala Urusan Tata Usaha
2 Ohan Jauhari, S.HI Bendahara DIPA
3 Santi Marta, S.Kom Bendahara BOP
4 Herman Sutisna PPABP, Kepegawaian
5 Yulnieti Arsiparis
6 Wiwik Hastuty Petugas BMN
7 Rusminah Petugas SAI
48
Dari tabel tersebut terdapat 9 orang yang membantu dalam bidang ke tata
usahaan d MTs Negeri 19 Jakarta, dengan lulusan S1 sebanyak 3 orang, lulusan D3
sebanyak 1 orang, dan 5 orang lulusan SMA/SMK. Dari tbel tersebut kepala tata
usaha di pegang oleh seseorang yang sesuai dengan keahliannya dalam bidang ke
tata usahaan.
Keadaan Siswa-siswi di MTs Negeri 19 Jakarta sangat bervariatif artinya
sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup untuk menunjang proses
pembelajaran. Berikut ini tabel siswa MTS Negeri 19 Jakarta:
Tabel 5
DATA TABEL SISWA MTS NEGERI 19 JAKARTA
TAHUN 2011-2012
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
L P
1 VII 54 71 125
2 VIII 41 49 90
3 IX 72 83 155
Total 370
Dari tabel data siswa di atas seluruh jumlah murid MTs Negeri 19 Jakarta
berjumlah 370 siswa yang terdiri dari 167 siswa laki-laki dan 203 siswa perempuan.
Dengan rincian kelas VII memiliki 3 kelas, kelas VIII memiliki 3 kelas dan kelas
IX sebanyak 4 Kelas.
Tabel 6
Sarana dan Prasarana MTs. N 19 Jakarta
No Ruang Sekolah Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Wakil dan Staf -
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang Guru 1
5 Ruang Belajar 10
6 Ruang Audio Visual -
7 Ruang LAB Komputer 1
8 Ruang LAB IPA 1
9 Ruang LAB Bahasa -
10 Ruang Perpustakaan 1
11 Ruang Konseling/ BP -
12 Ruang UKS -
13 Ruang informasi/Siaran Radio Sekolah -
14 Ruang OSIS -
15 Masjid -
16 Lapangan Olah Raga 1
17 WC Guru dan Siswa 5
18 Kantin 6
19 Koperasi -
20 Sarana Parkir 1
21 Taman Penghijauan dan Toga 1
22 Gudang 1
50
23 Lubang Biopori -
24 Sarana Praktik IPA(Kolam Ikan) -
25 Rumah Jaga 1
Tabel 2.
Mengikuti pelajaran SKI dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari
pihak lain
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 26 43,4 %
b. Setuju 32 53,4 %
c. Tidak Setuju 1 1,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 1 1,6 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kesadaran siswa terhadap
pelajaran SKI yaitu dengan mengikuti pelajaran SKI dengan kesadaran
sendiri tanpa paksaan dari pihak lain. Artinya bahwa secara sadar dan mereka
53
jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju hanya sebesar 6,6 % dan 3,4 %.
Artinya sebagian besar siswa tetap membaca guna memahami isi-isi materi
yang terkait dengan mata pelajaran SKI sekalipun dalam kondisi guru tidak
ada.
Tabel 5.
Pejaran SKI merupakan mata pelajaran yang membosankan
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju - -
b. Setuju 3 5%
c. Tidak Setuju 25 41,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 32 53,4 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa intensitas jawaban para siswa
terhadap pelajaran SKI merupakan pelajaran yang membosankan sangat
rendah hal ini dapat di ketahui dengan jawaban para siswa yakni jawabn
setuju sebesar 5 %, tidak setuju 41,6 % dan jawaban sangat tidak setuju
sebesar 53,4 %. Hal ini menunjukkan para s iswa sangat tidak setuju bahwa
pelajaran SKI merupakan mata pelajaran yang sangat membosankan.
Tabel 6.
Selalu bolos ketika ada pelajaran SKI
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju - -
b. Setuju 2 3,4 %
c. Tidak Setuju 39 65 %
d. Sangat Tidak Setuju 19 31,6 %
Jawaban 60 100
Bila di perhatikan dengan seksama bahwa intensitas siswa untuk
mengikuti mata pelajaran SKI sangatlah tinggi. Hal tersebut terbukti dengan
banyaknya siswa yang member jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju
untuk melakukan prilaku bolos saat ada pelajaran SKI yaitu mencapai 65 %
dan 31,6 %. Adapun untuk siswa yang memberikan jawaban setuju hanya 3,4
% atau hanya 2 orang saja. Dengan demikian dapat dipahami bahwa motivasi
siswa untuk mempelajari SKI sangat tinggi
Berdasarkan tabel-tabel di atas berdasarkan jawaban para siswa dapat di
simpulkan bahwa intensitas siswa terhadap pelajaran SKI dalam kategori
55
tinggi walaupun ada sebagian kecil dari jawaban mereka yang memiliki
jawaban yang tidak sesuai atau dalam katagori rendah.
Tabel 8.
Terpaksa mengikuti pelajaran SKI karena diwajibkan oleh sekolah
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 2 3,4 %
b. Setuju 12 20 %
c. Tidak Setuju 39 65 %
d. Sangat Tidak Setuju 7 11,6 %
Jawaban 60 100
56
Tabel 9.
Mengikuti pelajaran SKI dengan penuh perhatian
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 8 13,4 %
b. Setuju 31 51,6 %
c. Tidak Setuju 14 23,4 %
d. Sangat Tidak Setuju 7 11,6 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa perhatian siswa terhadap
pelajaran SKI cukup baik, hal ini dapat di lihat dari tabel bahwa presentase
siswa yang memerikan jawaban sangat setuju sebesar 13.4 %, setuju 51,6 %,
tidak setuju sebesar 23,4 % dan yang memberikan jawaban sangat tidak
setuju sebesar 11,6 %.
Tabel 10.
Selalu mengulang-ulang materi-materi yang sudah dipelajari di rumah
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 23 38,4 %
b. Setuju 20 33,3 %
c. Tidak Setuju 7 11,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 10 16,7%
Jawaban 60 100
Berdasarkan tabel tersebut dapat di ketahui bahwa intensitas siswa
untuk mengulang materi SKI yang sudah di pelajari di rumah berjalan baik.
57
Hal ini terlihat dalam presentase siswa dengan jawaban sangat setuju sebesar
38,4 %, setuju 33,3 %, tidak setuju11,6 % dan sangat tidak setuju 16,7 %.
3. Intensitas siswa terhadap guru dan mata pelajaran SKI
Motivasi yang tinggi membuat intensitas siswa terhadap guru dan mata
pelajaran SKI tinggi. Dengan adanya motivasi membuat siswa untuk lebih
giat mempelajari SKI.
Tabel 11.
Selalu melihat catatan teman bila berhalangan hadir pada pelajaran
SKI
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 12 20 %
b. Setuju 36 60 %
c. Tidak Setuju 11 18.4 %
d. Sangat Tidak Setuju 1 1,6 %
Jawaban 60 100
Tabel 12.
Pelajaran SKI berisi kisah-kisah para tokoh, yang dapat dijadikan contoh karena
sangat relevan dengan kondisi sekarang
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 17 28,4 %
b. Setuju 36 60 %
c. Tidak Setuju 7 11,6 %
d. Sangat Tidak Setuju - -
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa siswa dapat mencontoh
tokoh-tokoh dalam pelajaran SKI sangat baik, hal ini berdasarkan pada
presentase jawaban sangat setuju sebesar 28,4 %, setuju 60 %, dan tidak
setuju 11,6%.
Tabel 13.
58
Tabel 14.
Merasa bosan karena dalam menyampaikan materi guru lebih banyak bercerita
sehingga membosankan
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 2 3,4 %
b. Setuju 6 10 %
c. Tidak Setuju 35 58,3 %
d. Sangat Tidak Setuju 17 28,3 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat di pahami bahwa dalam menyampaikan materi guru
lebih banyak berceriita sehingga membosankan sangat baik, yaitu sangat setuju 3,4
%, setuju 10 %, tidak setuju 58,3 %, dan sangat tidak setuju sebesar 28,3 %.
Tabel 15.
Pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran favorit karena isi materinya lebih
banyak kisah-kisah sehingga mudah dipahami
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 1 1,3 %
b. Setuju 12 20 %
c. Tidak Setuju 27 45 %
d. Sangat Tidak Setuju 10 16,7 %
Jawaban 60 100
59
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa para siswa memiliki tingkat
kesadaran yang rendah akan manfaat mempelajari SKI hal ini dapat di buktikan
dengan jawaban para siswa yaitu sangat setuju 1,6%, setuju 55%, tidak setuju 41,7
%, dan sangat tidak setuju sebesar 1,6 %.
Tabel 18.
Tingkat kesadaran siswa dalam mempelajari SKI sangat tinggi hal itu terlihat
antusias mereka dalam mengikuti pelajaran SKI
antusias mengkuti pelajaran SKI
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 17 28,4 %
b. Setuju 19 31,6 %
c. Tidak Setuju 13 21,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 11 18,4 %
Jawaban 60 100
Berdasarkan tabel di atas tingkat kesadaran para siswa cukup baik hal itu
dapat di lihat dengan presentase siswa sangat setuju sebesar 28,4 %, setuju 31,6 %,
tidak setuju 21, 6 % dan sangat tidak setuju sebesar 18,4 %.
Tabel 19.
Merasa bahwa pelajaran SKI merupakan pelajaran yang tidak begitu penting
dibandingkan dengan pelajaran lainnya
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 17 28,3 %
b. Setuju 19 31,6 %
c. Tidak Setuju 13 21,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 11 18,3 %
Jawaban 60 100
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa menurut para siswa
pelajaran SKI tidak begitu penting di bandingkan dengan pelajaran lainnya. Hal ini
sesuai dengan jawaban para siswa sebagian besar setuju dengan presntase sebesar
31,6 %, sangat setuju 28,3 %, ada juga yang menjawab tidak setuju sebesar 21,6 %
dan yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 18,3 %.
Tabel 20.
Sangat tersentuh bila mendengarkan kisah-kisah yang terdapat dalam pelajaran
SKI karena banyak hikmah yang bisa diambil dari mempelajari SKI
61
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 17 28,4 %
b. Setuju 19 31,6%
c. Tidak Setuju 13 21,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 11 18,4 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa para siswa merasa tersentuh dengan
kisa-kisah yang terdapat dalam pelajaran SKI. Hal ini dapat dilihat dengan jawaban
pa siswa yakni sangat setuju sebesar 28,4%, setuju 31,6 %, tidak setuju 21,6 % dan
sangat tidak setuju sebesar 18,4 %.
Dengan demikian iintensitas kesadaran siswa dalam mempelajari SKI dalam
kategori yang cukup tinggi berdasarkan jawaban para siswa. Dari tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs N 19
Jakarta rata-rata sedang, bahkan ada beberapa aspek yang tergolong rendah yaitu
pada tabel 13 pada aspek ketertarikan siswa mengikuti pelajaran SKI karena dalam
menyampaikan materi guru menggunakan metode yang variatif jawaban para siswa
tidak setuju sebesar 58,3 %. Kemudian pada aspek merasa bosan karena dalam
menyampaikan materi, guru lebih banyak bercerita sehingga membosankan,
kemudian pada aspek pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran favorit karena
isi materinya lebih banyak kisah-kisah sehingga mudah di pahami.
C. Hasil Belajar
Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi yang
lebih baik dalam beajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain bahwa
dengan usaha yang tekun yang didasari adanya motivasi, akan dapat melahirkan
prestasi yang baik.Berikut ini adalah hasil belajar siswa Madrasah Tsanawiyah
Negeri 19 Jakarta Semester I kelas VII.
62
Tabel 21
Variabel Y
Daftar Hasil Nilai Semester I Kelas VII
38 Biyan Tito 60 65
39 Devi Fitri 70 65
40 Difa Maulaya 70 65
41 Dwi Sulistiyawati 65 65
42 Fazarullah 65 65
43 Geby Septi 65 65
44 Ilham Hafidz 60 65
45 Indah Widiastuti 70 65
46 Khairun Nisa 70 65
47 Lulu Fathiyah 60 65
48 Muhammad Haikal 60 65
49 Maulana Ishak 60 65
50 Meilina 70 65
51 Muhammad Fiikri 60 65
52 Mohammad Yusril Azim 70 65
53 Muhammad Zharfan 60 65
54 Nabilah Oktaviani 65 65
55 Nur Alifia 70 65
56 Nurmala budiarti 75 65
57 Oktaviani 65 65
58 Raihanah 60 65
59 Rendi Meliyanto 67 65
60 Rina Azizah 70 65
Jumlah 4200
Rata-rata 7.0
Tabel di atas menunjukkan bahwa KKM untuk nilai bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam yaitu 65, ini menunjukkan KKM tersebut masih tergolong
rendah, dengan rata-rata nilai siswa 7,0. Dari tabel diatas nilai siswa MTs N 19
secara keseluruhan di atas KKM, tetapi ada 11 siswa yang nilainya ada di bawah
KKM.
Data yang telah terkumpul melalui hasil penyebaran angket yang dilakukan
oleh peneliti, selanjutnya akan dilakukan penghitungan guna mengetahui hubungan
antara variabel X dan Y. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus korelasi
product moment yang nantinya akan diketahui ada atau tidaknya hubungan antara
dua variabel tersebut.
64
Tabel 22.
Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment
Respondent X X2 Y Y2 XY
1 70 4900 90 8100 6300
2 60 3600 80 6400 4800
3 61 3721 80 6400 4880
4 71 5041 70 4900 4970
5 60 3600 80 6400 4800
6 67 4489 70 4900 4690
7 63 3969 77 5929 4851
8 70 4900 68 4624 4760
9 64 4096 76 5776 4864
10 66 4356 80 6400 5280
11 66 4356 81 6561 5346
12 67 4489 80 6400 5360
13 68 4624 85 7225 5780
14 60 3600 79 6241 4740
15 60 3600 42 1764 2520
16 63 3969 70 4900 4410
17 66 4356 71 5041 4686
18 63 3969 83 6889 5229
19 64 4096 78 6084 4992
20 62 3844 76 5776 4712
21 60 3600 82 6724 4920
22 68 4624 67 4489 4556
23 55 3025 70 4900 3850
24 69 4761 67 4489 4623
25 65 4225 81 6561 5265
26 56 3136 60 3600 3360
27 55 3025 70 4900 3850
28 62 3844 65 4225 4030
29 54 2916 65 4225 3510
30 55 3025 60 3600 3300
31 53 2809 70 4900 3710
32 53 2809 70 4900 3710
33 57 3249 70 4900 3990
34 57 3249 70 4900 3990
35 57 3249 60 3600 3420
36 56 3136 70 4900 3920
37 61 3721 80 6400 4880
65
( ) ( )
rxy = { ( ) ( )} { ( ) ( )
=
( ) ( )
=
√
=
√
66
=
,
= 0,4231
Berdasarkan hasil perhitungan kerelasi product moment dapat diketahui
bahwa hubungan antara variabel motivasi belajar siswa (X) dengan hasil belajaar
SKI (Y) sebesar 0,4231 dalam arah positif, dengan kata lain jika motivasi belajar
semakin baik maka pengaruhnya terhadap hasil belajar semakin baik juga.
Koefisien korelasi sebesar 0,4231 tersebut jika diinterpretasikan dalam bentuk tabel
koefisien korelasi termasuk dalam kategori sedang.
Tabel 23.
Interpretasi koefisien korelasi
Interval Kategori
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,69 Sedang
0,70 – 0,89 Kuat
0,90 – 1,00 Sangat kuat
Setelah mendapatkan nilai korelasi sebesar 0,4231 kemudian nilai tersebut
dikonsultasikan pada nilai r tabel dengan rumus: df = N – nr = 60 – 2 = 58 maka
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 24.
Jumlah sampel Df r-Hitung r –Tabel Kesimpulan
N=60 Df=N-nr 0,423 1% = 0,354 Ha diterima dan
60-2=58 Ho ditolak
1. Uji t
Selanjutnya akan dilakukan uji t hal ini dilakukan adalah untuk lebih
meyakinkan hasil perhitungan korelasi di atas, dengan perhitungan sebagai berikut:
(N − 2)
t Hitung = r
1−r )
(60 − 2)
= 0,4231
1 − 0,354
58
= 0,4231
0,646
= 0,4231 √89,78
= 0,4231 (9,475)
= (4,008)
Tabel 25.
Signifikansi koefisien korelasi (Uji t)
N α t Hitung t Tabel Kesimpulan
60 1% 4,00 2,84 Signifikan
= 0,1789 x 100%
= 17,89 = 18 %
Tabel 26.
Nilai Koefisien Determinasi
R R2 Prosentase
0,4231 17,89 18%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini di
tunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,4231 jika di interpretasikan
dalam bentuk tabel koefisien korelasi termasuk dalam kategori sedang.
2. Motivasi belajar siswa untuk bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam yang
dilaksanakan di Mts N 19 Jakarta pada umumnya sedang. Artinya secara
umum siswa-siswinya memiliki motivasi yang sedang untuk mempelajari
bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini dibuktikan dengan hasil
jawaban dari angket-angket yang telah disebar oleh peneliti, tetapi pada
beberapa aspek hasil presentase jawaban siswa memiliki motivasi yang
rendah yaitu pada tabel 13 pada aspek ketertarikan siswa mengikuti
pelajaran SKI karena dalam menyampaikan materi guru menggunakan
metode yang variatif jawaban para siswa tidak setuju sebesar 58,3 %.
Kemudian pada aspek merasa bosan karena dalam menyampaikan materi,
guru lebih banyak bercerita sehingga membosankan, kemudian pada aspek
pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran favorit karena isi materinya
lebih banyak kisah-kisah sehingga mudah di pahami.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka cipta, 2013.
Nata, Abudin, Tafsir ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Cet. 2, 1985.
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. 3, 2007.
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada,Cet. 20, 2011.
Soyomukti, Nurani, Teori-teori pendidikan, Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010.
Interviewer Interview
NO ITEM SOAL X X2 Y Y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 70 4900 90 8100
2 4 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 4 60 3600 80 6400
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 61 3721 80 6400
4 3 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 71 5041 70 4900
5 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 60 3600 80 6400
6 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 67 4489 70 4900
7 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 63 3969 77 5929
8 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 70 4900 68 4624
9 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 4 4 64 4096 76 5776
10 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 66 4356 80 6400
11 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 66 4356 81 6561
12 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 67 4489 80 6400
13 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 68 4624 85 7225
14 4 2 3 4 3 3 4 3 1 3 2 4 1 2 4 3 3 3 4 4 60 3600 79 6241
15 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 60 3600 42 1764
16 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 63 3969 70 4900
17 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 66 4356 71 5041
18 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 4 3 3 63 3969 83 6889
19 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 4 64 4096 78 6084
20 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 2 3 4 62 3844 76 5776
21 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 4 2 4 2 2 3 4 4 60 3600 82 6724
22 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 68 4624 67 4489
23 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 3 4 3 3 55 3025 70 4900
24 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69 4761 67 4489
25 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 65 4225 81 6561
26 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 1 1 3 4 2 3 3 3 56 3136 60 3600
27 4 1 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 2 1 4 3 3 3 3 1 55 3025 70 4900
28 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 2 1 2 2 4 2 4 3 4 3 62 3844 65 4225
29 4 1 3 3 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 54 2916 65 4225
30 4 1 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 4 3 2 3 55 3025 60 3600
31 4 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 1 1 2 4 3 3 3 3 4 53 2809 70 4900
32 4 1 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 4 3 3 2 2 53 2809 70 4900
33 4 3 4 3 3 3 4 4 4 1 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 57 3249 70 4900
34 4 2 4 4 4 3 3 3 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 4 57 3249 70 4900
35 4 1 4 4 4 4 4 4 2 1 1 1 2 2 2 4 4 3 3 3 57 3249 60 3600
36 4 1 4 1 4 4 4 3 2 2 4 3 1 2 2 3 3 2 4 3 56 3136 70 4900
37 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 61 3721 80 6400
38 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 3 2 4 4 54 2916 60 3600
39 3 2 3 4 3 4 2 4 3 4 2 1 1 3 3 4 2 3 3 3 57 3249 70 4900
40 4 2 4 4 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 56 3136 70 4900
41 4 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 57 3249 65 4225
42 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 4 3 4 3 2 3 56 3136 65 4225
43 4 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 54 2916 65 4225
44 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 1 4 3 3 3 3 3 52 2704 60 3600
45 4 1 4 4 3 4 4 3 2 3 1 2 2 2 3 3 4 3 3 4 59 3481 70 4900
46 4 2 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 1 2 3 2 4 3 3 4 59 3481 70 4900
47 4 2 4 4 3 3 4 3 1 3 1 3 1 2 2 4 1 2 3 4 54 2916 60 3600
48 4 2 4 3 3 2 2 4 1 3 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 53 2809 60 3600
49 3 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 3 3 2 3 3 57 3249 60 3600
50 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 4 58 3364 70 4900
51 4 1 3 4 3 3 4 4 3 2 1 3 2 2 3 3 3 1 2 4 55 3025 60 3600
52 4 1 4 3 3 4 3 4 2 2 1 1 1 2 3 4 3 2 2 3 52 2704 70 4900
53 3 1 3 4 4 4 3 3 2 2 1 1 1 1 4 4 3 3 3 4 54 2916 60 3600
54 4 1 3 4 3 3 4 4 2 3 1 2 1 2 3 3 4 3 2 3 55 3025 65 4225
55 4 1 4 3 3 3 4 3 3 3 1 2 2 1 3 3 4 3 2 4 56 3136 70 4900
56 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 57 3249 75 5625
57 4 1 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 1 2 3 3 4 3 2 3 57 3249 65 4225
58 4 1 4 4 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 56 3136 60 3600
59 4 1 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 59 3481 67 4489
60 3 3 2 3 3 1 4 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 2 3 51 2601 70 4900
∑ 230 125 211 213 193 195 216 205 174 181 151 168 151 135 205 199 204 194 200 222 1954 109296 2317 154289
XY
6300
4800
4880
4970
4800
4690
4851
4760
4864
5280
5346
5360
5780
4740
2520
4410
4686
5229
4992
4712
4920
4556
3850
4623
5265
3360
3850
4030
3510
3300
3710
3710
3990
3990
3420
3920
4880
3240
3990
3920
3705
3640
3510
3120
4130
4130
3240
3180
3420
4060
3300
3640
3240
3575
3920
4275
3705
3360
3953
3570
129493