Anda di halaman 1dari 107

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI


SEJARAH KEUDAYAAN ISLAM (SKI) DI MTS N 19 JAKARTA

Skripsi Ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan


Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Islam

UI

Oleh:

MUT’AH MUTMAINAH_
NIM: 1 0 7 0 1 1 0 0 0 4 1 0

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI
SEJARAH KEUDAYAAN ISLAM (SKI) DI MTS N 19 JAKARTA

Skripsi Ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan


Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (SP.d.I)

Disusun Oleh:

Mut’ah Mutmainah_
NIM: 107011000410

Dosen Pembimbing:

Ibu. Dra. Hj. Eri Rossatria, M.A


NIP:

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :Mut‘ah Mutmainah


Nim : 107011000410
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Semester : XIV (Empat Belas)
Tahun Angkatan : 2007
Alamat : Jalan Cilandak Tengah III RT.001 RW.01 No. 47 kelurahan:
Cilandak Barat, Kecamatan:Cilandak, Jakarta Selatan.kode pos:
12430

Bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Bidang Studi Sejarah Kebbudayaan Islam (SKI) Di MTs N 19 Jakarta” adalah
benar hasil karya saya sendiri dibawah bimbingan dosen:

Nama : Dra. Hj. Eri Rossatria, M. A


NIP :
Status : Dosen Pendidikan Agama Islam
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya menerima
konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan karya saya atau menjiplak karya orang
lain.

Jakarta, 30 Juni 2014


Yang Menyatakan

Mut’ah Mutmainah
ABSTRAK

Mut’ah Mutmainah, Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 19
Jakarta . Skripsi. Jakarta : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan pengaruh motivasi belajar
siswa terhadap hasil belajar siswa dalam mempelajari SKI di MTs Negeri 19 Jakarta.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif,
sedangkan metode penelitiannya adalah korelasional deskriftip. Metode korelasional
deskriptif ini diharapkan dapat diperoleh gambaran sesungguhnya mengenai variabel-
variabel penelitian sehingga dapat diketahui hubungan antara dua variabel tersebut.
Adapaun jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 renponden yang diambil
dari kelas VII masing-masing- 20 siswa.
Berdasarkan Hasil penelitian dapat di tarik kesimpulan bahwa motivasi belajar
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi
Sejarah Kebudayaan Islam. sMotivasi belajar siswa MTs N 19 Jakarta tinggi. Hasil
belajar siswa MTs. N 19 Jakarta berjalan dengan cukup baik
Hal ini Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai r Hitungnya sebesar 0,4231.
Jika nilai r Hitung dibandingkan dengan nilai r Tabel yang didapat sebesar 0,354 pada
taraf signifikan 5% dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai r Hitung > r Tabel, begitu juga
dengan hasil uji t dimana t Hitung lebih besar dari t Tabel (4,00 >2,84) dengan
demikian Ha diterima dan Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs Negeri 19 Jakarta.
signifikannya masuk pada kategori sedang yaitu pada kisaran atau skala antara 0,40-
0,69.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Hasil Belajar Siswa.
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Tuhan semesta alam yang
telah memberikan berbagai macam nikmat serta taufik dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skrisi ini sebagai salah satu syarat untuk menjadi
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Shalawat dan salam semoga senantiasa tersampaikan kepada jujungan kita Nabi
Muhammad Saw. Karena dengan perantara beliau, kita dapat terselamatkan dari bencana
yang besar yaitu kemusyrikan dengan datangnya agama islam yang tidak diragukan lagi
kebenarannya. Serta dengan shalawat ini mudah-mudahan kita akan mendapat syafa’at beliau
di hari kiamat kelak amiin.
Penulis menyadari bahwa membuat skripsi bukanlah hal yang mudah dan tidak
semudah membalik telapak tangan melainkan butuh semangat yang tinggi serta keyakinan
yang mendalam. Namun berkat dorongan, bimbingan serta bantuan yang tak ternilai dan tak
terhingga dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berdo’a semoga bantuan dan dukungan tersebut menjadi amal ibadah di sisi Allah
Swt. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, memotivasi serta memberikan sumbangan baik
moril maupun materil kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. Bapak Dr. Abdul
Majid Khon, M. Ag. dan Ibu Marhamah Saleh, Lc., M.A.
4. Ibu Dra. Hj.Eri Rossatria, M.A. dosen pembimbing penulis yang telah banyak
meluangkan waktu, fikiran dan kesabaran yang teramat tulus disela-sela
kesibukannya yang luar biasa untuk memberikan bimbingan kepada penulis
selama menyelesaikan skripsi. Terima kasih bu...!
5. Para dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dengan ikhlas dan
sabar selama masa kuliah.
6. Drs. Wawan M, M. Pd kepala MTs. Negeri 19 Jakarta yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

i
7. Ahmad Syukron, S. Pd.I, selaku Guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
8. Seluruh teman-temanku yang seperjuangan dan sepenanggungan yaitu anak-
anak PAI khususnya kelas A. thank for you all dan sukses selalu.
9. Kepada kedua orang tua penulis yang sangat penulis cintai ayah H. Hapas dan
Umi Hj. Aisyah. Terlalu banyak pemberian yang kalian berikan dari sejak baru
lahir sampai sekarang rasanya penulis tidak bisa membalasnya. Penulis hanya
bisa berdo’a kepada Allah Swt, sebab hanya Allah lah yang mampu
membalasnya.
10. Kepada Suami penulis kakanda Bambang Haryono, adik Nurhidayati, serta M.
Hayzkil yang selalu memotivasi dalam penulisan skripsi ini.

Jakarta, 30 Juni 2014

Mut’ah Mutmainah
Nim: 107011000410

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah..........................................................................1
B. Identifikasi masalah ...............................................................................7
C. Pembatasan masalah...............................................................................8
D. Perumusan masalah ................................................................................8
E. Tujuan dan manfaat penelitian ...............................................................9

BAB II KAJIAN TEORI


A. Motivasi
1. Pengertian motivasi........................................................................10
2. Teori-Teori Motivasi......................................................................14
3. Fungsi motivasi ..............................................................................16
4. Jenis-jenis motivasi ........................................................................17
B. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar ..................................................................20
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ............................22
C. Hakikat Pembelajaran SKI
1. Pengertian SKI ...............................................................................25
2. Kompetensi Bidang Studi SKI.......................................................27
3. Strategi Pembelajaran SKI .............................................................28
D. Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil
Belajar siswa ........................................................................................29
E. Hasil Penelitian yang relevan...............................................................33
F. Kerangka Berpikir................................................................................33
G. Hipotesis...............................................................................................34

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Metode Penelitian.................................................................................35
B. Populasi dan Sampel ............................................................................35

iii
C. Variabel Penelitian ...............................................................................37
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................................36
E. Teknik Analisa Data.............................................................................38

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdiri MTs N 19 Jakarta.................................................40
2. Visi dan Misi MTs N 19 Jakarta ...................................................41
3. Letak Geografis MTs N 19 Jakarta ...............................................42
4. Kurikulum MTs N 19 Jakarta........................................................43
5. Struktur Organisasi MTs N 19 Jakarta..........................................45
6. Keadaan Guru dan Murid MTs N 19 Jakarta ................................47
7. Sarana-Prasarana MTs N 19 Jakarta .............................................50
B. Analisa Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar Siswa
1. Angket tentang Motivasi Siswa.....................................................51
2. Angket tentang Hasil Belajar Siswa Bidang Studi SKI ................61
C. Deskripsi Data
1. Variabel Motivasi siswa (X) .........................................................64
2. Variabel Hasil Belajar Siswa Bidang Studi SKI (Y).....................65
3. Uji Hipotesis..................................................................................66

BAB V KESIMPULAN DAN PENUTUP


A. Kesimpulan ..........................................................................................68
B. Saran.....................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................70


LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Variabel X
Tabel 2. Hasil Rekapitulasi Variabel X dan Y
Tabel. 3 Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment untuk df
Tabel 4. Nukilan Nilai “t” untuk berbagai df

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah upaya membina jasmani dan rohani manusia dengan
segenap potensi yang ada pada keduanya secara seimbang sehingga dapat di
lahirkan manusia seutuhnya.1 Pendidikan bukan hanya menekankan segi
pengetahuan saja, tetapi juga harus menekankan segi emosi, rohani, hidup
bersama, dan lain-lain. Pendidikan yang hanya menekankan segi pengetahuan,
akan mengakibatkan anak didik tidak dapat berkembang menjadi manusia yang
utuh. Akibatnya terjadi macam-macam tindakan yang tidak baik seperti yang
akhir-akhir ini terrjadi: tawuran, perang, ketidak adilan, menyontek dan lain-
lain.2
Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam
situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Aspek-aspek yang di
pertimbangkan antara lain: Penyadaran, pencerahan, pemberdayaan, perubahan
perilaku.3Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input,
proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan
aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan
output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses
pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
1
Abudin Nata, Tafsir ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 47
2
Paul Suparno, Reformasi Pendidikan, ((Yogyakarta: Kanisius, 2002), hal. 13
3
Nurani Soyomukti. Teori-teori pendidikan, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010), hal. 27
2

berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era
globalisasi dewasa ini.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu
penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3
yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.4
Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu
bidang pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk
diusahakan perwujudan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah
satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai
perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai
perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan
dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang
dimilikinya.
Terkait dengan pendidikan, untuk menciptakan manusia yang
berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar
yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai
siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan
bersama.
Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator
yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan
tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa sangat
dipengaruhi oleh faktor motivasi. Oleh karena itu bila motivasi siswa tinggi

4
Undang-Undang Sisdiknas, RI. No. 20 Tahun 2003 dan peraturan
pelaksanaannya,(Jakarta:Sinar Grafika.2008) Cet. I, hal. 4.
3

maka prestasi belajar akan meningkat, sebaliknya bila motivasi rendah maka
prestasi belajar akan menurun.
Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku
peserta didik, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Diantaranya
adalah faktor motivasi yang berfungsi sebagai usaha dalam pencapaian
prestasi. Biasanya seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam proses belajar akan mendapatkan hasil yang
baik pula. Dengan kata lain, jika ada usaha yang tekun serta dilandasi motivasi
yang kuat, maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang
baik. Artinya Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasinya dalam belajar.
Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid untuk belajar,
karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil yang baik.
Di samping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus
di hadapi dan di pecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan
saksama.5
Dimyati dan Mudjiono, mengungkapkan motivasi belajar siswa
dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi
belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan
rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat
terus-menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada
tempatnya di ciptakan suasana belajar yang menggembirakan.6
Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar
memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya
semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang
dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.
Pada umumya dapat di katakan bahwa siswa terangsang untuk belajar.
Situasi belajar cenderung dapat memuaskan salah satu atau lebih dari
kebutuhannya. Karena organisasi manusia itu kompleks maka kebutuhannya

5
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), h. 167-168
6
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajran, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) , h. 239
4

pun kompleks. Walaupun demikian dapatlah dikatakan bahwa manusia itu


butuh aktivitas, butuh stimulus yang bervariasi, butuh mengerti mengartikan
keadaan dan lain-lain. Jadi siswa harus memperhatikan stimulus belajar yang
mengandung pesan dan harus mereka terima untuk berlangsungnya kegiatan
belajar. Karena itu sesuatu yang penting dalam kegiatan belajar dan untuk
mempertahankan perhatian di perlukan motivasi sehingga kegiatan belajar
berlangsung dan berhasil baik. 7
Motivasi merupakan faktor dominan yang mendorong individu untuk
melakukan kegiatan yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar,
kebutuhan berprestasi menggerakan dan mengarahkan perbuatan, menopang
tingkah laku dan menyeleksi perbuatan individu yang berorientasi kepada
keberhasilan. Sehingga motivasi berprestasi merupakan potensi individu yang
menjadi landasan utama terhadap proses pembinaan, pengembangan
kepribadian dan kemampuannya, dimana hal tersebut menjadi sangat dominan
dalam menentukan tingkat keberhasilan seseorang.
Dalam belajar-mengajar, motivasi merupakan faktor yang sangat
penting, karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar
peserta didik. Bagi peserta didik yang memiliki motivasi yang kuat akan
mempunyai energi untuk melaksanakan kegiatan belajar. Sehingga boleh jadi
peserta didik yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal
karena sebab motivasinya lemah, sebab hasil belajar itu akan optimal bila
terdapat motivasi yang tinggi. Karenanya, bila peserta didik mengalami
kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa tetapi
mungkin guru gagal memberikan motivasi yang mampu membangkitkan
semangat belajar pada bidang studi tersebut. Sebab Motivation is an essential
condition of learning. Hasil belajar akan menjadi lebih optimal bila ada
motivasi.
Begitu pula dalam proses belajar mengajar dalam mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dalam

7
Abu Ahmadi, Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT Rineka cipta, 2013), h. 159
5

mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tentunya akan memberikan pengaruh


terhadap hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata
pelajaran yang materinya berisikan peristiwa sejarah masa lalu, sehingga di
sekolah guru sering terjebak menggunakan metode pengajaran yang digunakan
lebih mengarah kepada metode ceramah dan cerita saja. Padahal kedua metode
tersebut dapat mendatangkan kebosanan bagi siswa. apabila guru yang
memberikan materi tersebut tidak dapat menyesuaikan dengan kondisi atau
keadaan siswa. selain itu metode tersebut membuat siswa kurang kreatif dalam
menggunakan semua aspek kecerdasannya. Karena itu jika terjadi kebosanan
pada siswa maka akan berpengaruh pada minat mereka untuk mengikuti
pembelajaran.
Pembelajaran SKI yang seperti ini cukup kontekstual dari sisi
kebutuhan siswa untuk belajar mengembangkan dirinya, sebab belajar yang
berangkat dari kebutuhan siswa akan mudah membangkitkan minat siswa
terhadap mata pelajaran tersebut, sehingga mereka dapat meraih prestasi yang
lebih optimal.
Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat,
kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan
semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar bahwa : "Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat di katakana sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai."8
Motivasi sangat berperan dalam proses belajar siswa, dengan motivasi
siswa menjadi tekun sehingga dengan motivasi itu pula hasil belajar siswa
dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai

8
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. 20, h. 75.
6

motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil. Tingginya motivasi
dalam belajar berhubungan dengan tingginya prestasi belajar.
Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Nurhidayati dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang lemah atau rendah terhadap
prestasi belajar dengan motivasi belajar siswa dalam bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam, Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang studi
SKI tidak ada hubungannya atau tidak di pengaruhi oleh tinggi rendahnya
motivasi belajar siswa tersebut.
Mengingat begitu pentingnya motivasi dalam membangkitkan gairah
belajar siswa sehingga prestasi belajar meningkat. Apalagi bila melihat prilaku
para pelajar dewasa ini yang suka berperilaku negatif seperti tawuran antar
pelajar, narkoba serta seks bebas sudah sangat memperihatinkan. Tingkah laku
yang menyimpang ditunjukan sebagian generasi muda yang merupakan
harapan masa depan, sekalipun jumlahnya relatif rendah dari jumlah pelajar
secara keseluruhan, tetapi sangat disayangkan dan telah mencoreng dunia
pendidikan dewasa ini.
Hal ini patut kita renungkan bersama, Ada apa dengan pendidikan kita
sekarang ini? Adakah kesalahan dalam sistem penerapannya?, dan Bagaimana
mengatasi hal ini?, Mengingat begitu banyaknya lembaga-lembaga yang
berkecimpung dalam masalah ini.
Akan tetapi dewasa ini hal tersebut sudah mulai bergesar bahkan
cenderung ditinggalkan. Buktinya adalah terlalu banyaknya siswa-siswi yang
tidak menyukai pelajaran sejarah dan itu bisa dibuktikan dengan nilai raport
dan kepribadiannya. Padahal sangat banyak manfaat yang bisa diambil dari
mempelajari sejarah masa lalu. Salah satu contohnya adalah keberhasilan
Rasulallah dalam menyampaikan ajaran islam dalam waktu yang relative
singkat, dan masih banyak hal-hal yang dapat diambil hikmahnya guna
diterapkan dalam kehidupan sehari hari. Maka hal ini menjadi pertanyaan
untuk kita semua terkhusus guru bidang studi sejarah; apakah pembelajaran
sejarah sudah efektif dalam rangka menumbuhkan semangat atau motivasi
siswa dalam mempelajarinya!
7

MTs Negeri 19 yang berdomisili di Jakarta Selatan adalah salah satu


pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan islam. Siswa siswi yang
belajar di lembaga tersebut cukup banyak. Fenomena yang terjadi di lapangan
sehubungan dengan motivasi belajar pada mata pelajaran SKI menunjukkan
perilaku sebagai berikut: membolos, datang terlambat,tidak mengerjakan PR,
sikap yang kurang baik,malas-malasan dalam belajar SKI. Fenomena tersebut
mengisyaratkan kurangnya motivasi belajar yang di miliki oleh siswa tersebut.
Apabila kenyataan seperti itu di abaikan dan di biarkan terus menerus, maka
proses belajar mengajar di MTs N 19 tidak akan berjalan dengan baik dan
tujuan pendidikan tidak akan tercapai.
Maka berdasarkan alasan tersebut penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian secara lebih mendalam terkait dengan seberapa besar motivasi siswa
dalam mempelajari sejarah kebudayaan islam. Maka penulis memberi judul
yaitu: “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI SKI DI MTs N 19
JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Identifikasi Masalah
a. Rendahnya motivasi siswa untuk mempelajari mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam hal itu bisa dibuktikan dengan
rendahnya nilai raport dan kepribadian.
b. Anggapan bahwa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tidak
terlalu penting sehingga minat mereka belajar kurang.
c. Kurangnya fasilitas pembelajaran yang tersedia, sehingga guru
tidak dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa secara
maksimal
d. Guru tidak Variatif menyampaikan materi, terlalu monoton
sehingga cenderung membosankan.
e. Ketidak-sesuaian metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran SKI sehingga motivasi berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa.
8

f. Metode yang digunakan guru cenderung membuat siswa bosan.


g. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di sekolah masih bersifat
kognitif sehingga pengamalannya masih kurang.
h. Anggapan bahwa sejarah merupakan cerita masa lalu saja, tidak
perlu di pelajari.
2. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luasnya masalah yang ingin penulis teliti sehingga
tidak memungkinkan bagi peneliti untuk meneliti kesemuanya itu, agar
penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi
masalah yaitu hanya meneliti signifikansi motivasi belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa yang meliputi:
a. Motivasi belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan
Islam di MTs. N 19 Jakarta kelas VII Semester I, yang di teliti
mencakup: Kesadaran akan tujuan, perasaan senang, perhatian
dalam belajar, Faktor pendorong motivasi, Manfaat dan fungsi
mata pelajaran.
b. Hasil belajar siswa MTs N 19 Jakarta kelas VII Semester I,
dilihat dari aspek kognitif yaitu nilai Ujian Akhir Semester I.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah:
Apakah motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
hasil belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs. N 19 Jakarta?
Adapun pertanyaan penelitian yang mendukung masalah ini:
a. Bagaimana motivasi belajar siswa pada bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam kelas VII?
b. Bagaimana hasil belajar siswa MTs N 19 Jakarta pada bidang studi
SKI?
9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menggambarkan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa dalam mempelajari SKI di MTs N 19 Jakarta.
2. Menggambarkan Motivasi belajar siswa MTs N 19 Jakarta Kelas
VII pada bidang studi SKI.
3. Menggambarkan Hasil Belajar Siswa pada bidang studi SKI di MTs
N 19 Jakarta kelas VII Semester VII.
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Bagi penulis guna menambah wawasan serta pengalaman mengenai
penelitian, baik dalam teoritis maupun praktis
2. Bagi sekolah yang bersangkutan sebagai informasi serta bahan
masukan guna menerapkan pola pendidikan yang lebih baik
terutama pada bidang studi SKI yang menyangkut motivasi siswa
dan hasil belajar siswa MTs N 19 Jakarta.
3. Bagi fakultas dan universitas penelitian yang sudah dikemas dalam
bentuk skripsi ini dapa menambah koleksi kepustakaan, yang
bermanfaat bagi para mahasiswa dan para pengguna perpustakaan
lainnya yang membutuhkan informasi khususnya tentang masalah
pengaruh motivasi terhadp hasil belajar siswa pada bidang studi
Sejarah Kebudayaan Islam.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja di
ciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang bergairah belajar,,
guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan
memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Keinginan ini selalu ada pada setiap
diri guru di mana pun dan kapan pun, tidak semua keinginan guru itu terkabul
semuanya karena berbagai faktor penyebabnya. Masalah motivasi adalah salah
satu deretan dari sederetan faktor yang menyebabkan itu.1
Dalam membahas tentang motivasi, sering kita temukan beberapa istilah
yang mengandung relevansi dengan makna motivasi. Diantara istilah yang penulis
maksudkan adalah motif, kebutuhan, dorongan dan instink. Motivasi adalah suatu
konstruk (contruct) terjadinya tingkah laku. Kata motif, dipakai untuk
menunjukan keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari akibat suatu
kebutuhan. Motif sebagai pendorong yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling kait-
mengait dengan faktor-faktor lain. Hal-hal yang mempengaruhi motif adalah
motivasi. Kalau orang tersebut mengetahui mengapa orang berbuat atau
berprilaku ke arah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka orang tersebut akan
terkait dengan motivasi atau prilaku yang termotivasi.
Seagian para ahli mengemukakan pengertian motivasi, memulai dengan
apa yang di maksud dengan “needs atau wants, motive dan baru kemudian

1
Syaiful Bahri, Aswan Zein,Strategi Belajar Mengajar,( Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hal.147-148
11

motivasi”. Needs berarti potensi instrinstik yang bersifat sangat internal, motive
berarti menggerakkan atau mengarahkan perilaku seseorang dan motivasi berarti
konstruksi dan proses interaksi antara harapan dan kenyataan masa yang akan
datang baik dalam jangka pendek, sedang atau pun panjang.2 Menurut Mc. Donald
: “motivation is an energy change within the person characterized by affective
arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah perubahan energy dalam
diri (pribadi ) seseorang yang di tandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan”.3

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai usaha-


usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
untuk melakukan seseuatu, karena ingin mencapai tujuan yang ingin
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.4 M. Ngalim
Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan, menjelaskan bahwa Motivasi
adalah Segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu.5 Menurut M. Alisuf Sabri, Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi
pendorong timbulnya suatu tingkah laku.6
Menurut Muhibbin Syah, Motivasi adalah keadaan internal organism baik
manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam
pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku
secara terarah..7
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. Dapat disimpulkan bahwa motivasi
sebagai suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

2
Sahlan Asnawi, Teori Motivasi, (Jakarta: Studia Press, 2007), Cet. 3, h. 11-17
3
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2001), h.158.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2007), Cet. 3, h. 756.
5
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1985), Cet.
2, h. 64.
6
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, h. 85.
7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h. 137.
12

munculnya perasaan dan didahului dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi
terkandung tiga unsur penting, yaitu :
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam diri manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa , afeksi seseorang. Dalam hal
ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan
emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Motivasi akan
dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.
3. Motivasi mengarahkan perbuatan seseorang atau bertindak melakukan
sesuatu, dalam hal ini mengarahkan perbuatan belajar.
Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam dirinya sendiri
ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan dipelajari dan
tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka kegiatan belajar
mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau dorongan inilah yang
disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan terdorong untuk bekerja
mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan,
kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini sangat penting karena dapat
menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu menghadapi
segala tuntutan, kesulitan serta menanggung resiko dalam belajar.
Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya
dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya
pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi.
Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa
malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun
mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang yang mempunyai motivasi
yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat yang besar dalam mengerjakan
tugas, membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat melalui penyusunan
jadual belajar dan melaksanakannya dengan tekun.
13

Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar agar pembelajaran yang


dilakukan berjalan dengan baik dengan memperoleh nilai yang maksimal. Dalam
hal ini ada beberapa Indikator motivasi yang mesti dipahami terutama bagi para
guru agar kegiatan pembelajaran berhasil, unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar yaitu :
a. Cita-Cita
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan
belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut mainan.dapat membaca,
dapat menyanyi. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut, menumbuhkan
kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam
kehidupan. Timbulnya cita-cita di barengi oleh perkembangan akal, moral,
kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan yang juga menimbulkan adanya
perkembangan kepribadian.8
Dengan adanya cita-cita maka siswa akan termotivasi untuk belajar, cita-
cita memberikan semangat untuk para siswa mengikuti proses pembelajaran yang
baik di sekolah. Cita-cita membuat para siswa dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran SKI.
b. Kemampuan siswa.
Keinginan seorang anak perlu di barengi dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu di barengi dengan
kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Secara ringkas dapat
di katakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa.
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan
mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seseorang siswa yang sehat, kenyang,
dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.9

8
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h.
97.
9
Dimyati dan Mudjiono, Op.cit , h. 97.
14

Kondisi siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar, jika kondisi siswa


baik, maka proses pembelajaran akan baik pula sehingga siswa termotivasi untuk
melakukan kegiatan pembelajaran.
d. Kondisi lingkungan.
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat
maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, lingkungan
yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengangu
kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa
yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar.10
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar.
Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal,
dan pergaulan juga mengalami perubahan.lingkungan budaya siswa yang berupa
surat kabar, majalah, radio, televise, dan film semakin menjangkau siswa. Ke
semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.
f. Upaya guru membelajarkan siswa.
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah.
Upaya pembelajaran meliputi hal-hal berikut. Menyelenggarakan tertib belajar di
sekolah, membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, membina belajar tertib
pergaulan11

2. Teori-teori Motivasi
Para ilmuan psikologi dalam memaknai motivasi tertadapat banyak
perbedaan sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka dalami serta sudut
pandangnya. Dibawah ini, penulis akan memberikan beberapa teori tentang
motivasi yaitu :

10
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h.
97-100.
11
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV, h.
97-100.
15

a. Teori Hedonisme
Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau
kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang
bersifat duniawi.
Pendekatan semacam ini di istilahkan dengan hedonisme di definisikan
sebagai pencarian kesenangan dan penghindaran kepada ketidak senangan.teori
ini menekankan gagasan bahwa rangsangan selalu mempunyai sifat motivasional
dan berhubungan dengan pengalaman positif atau negatif.
b. Teori instings
Insting merupakan suatu bentuk perilaku yang di motivasi, baik pada
manusia maupun binatang.
c. Drive Theory
Dorongan sebagai konsep motivasional, biasanya di hubungkan dengan
mempertahankan keseimbangan homeostatis organisme. Woodwort berpendapat
apabilla terjadi suatu kondisi di manna terjadinya kekurangan atau kelebihan
organik, maka dorongan untuk mengembalikan kepada keseimbangan tubuh akan
segera di aktifkan
d. Teori Motivasi insentif
Pada hakikatnya konsep dorongan merupakan alat pertama yang dapat di
pakai untuk menjelaskan motivasi perilaku. Beberapa eksperimen menunjukkan
bahwa obyek eksternal juga memotivasi perilaku, sehingga memperkuat
modifikasi sistem.12
e. Teori Kebutuhan
Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkatan kebutuhan, yaitu:
1). Kebutuhan Fisiologis, Yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan
vital, menyangkut fungsifungsi biologis, seperti kebutuhan akan
pangan, sandang dan papan, kesehatan dan kebutuhan seks.

12
Sahlan Asnawi, Teori Motivasi, (Jakarta: Studia Pres, 2007),cet. 3, h. 41-56
16

2). Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security). Seperti
perlindungan dari bahaya dan ancaman, penyakit, perang, kelaparan,
dan perlakuan tidak adil.
3). Kebutuhan sosial Yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai,
diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok,
rasa setia kawan dan kerja sama.
4). Kebutuhan akan penghargaan Termasuk kebutuhan dihargai karena
prestasi, kemampuan, status, pangkat.
5). Kebutuhan akan aktualisasi diri Seperti antara lain kebutuhan
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan diri
secara maksimum, kreativitas dan ekspresi diri.13
Dari teori motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa teori motivasi itu
terdapat tujuh teori yaitu, teori hedonisme yang mengatakan bahwa manusia itu
memiliki tujuan hidup yang utama yaitu untuk mencari kesenangan. Sedangkan
teori naluri mempunyai naluri yang bersifat bawaan sehingga semua pemikiran
dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri, teori reaksi yang dipelajari
merupakan teori apabila akan memotivasi seseorang maka terlebih dahulu harus
mengetahui latar belakang baik kehidupan ataupun kebiasaannya.
4. Fungsi Motivasi
Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar siswa,
karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh
siswa. Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta
mengubah kelakuan.
Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha , tampak gigih, tidak
mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk
memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak
acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka

13
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 265
17

mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami


kesulitan belajar. 14
Hal ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun
dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta
dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar.
Menurut Sardiman fungsi motivasi adalah :
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai,
dengan demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.15
Dari pendapat di atas sangat jelas bahwa motivasi sangat penting dalam
proses belajar mengajar, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar
mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut diperlukan suatu upaya yang
dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa yang bersangkutan dapat
mencapai hasil belajar yang optimal.
5. Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi merupakan sebuah dorongan yang timbul dari dalam diri dan luar
diri seseorang yang mengakibatkan respon untuk melakukan suatu perbuatan.
Dalam hal ini para ilmuan psikologi mengklasifikasikan jenis-jenis motivasi
belajar, diantaranya yaitu :
Menurut Sardiman AM, motivasi dibagi menjadi dua tipe atau kelompok
yaitu intrinsik dan ekstrinsik :
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya
seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh atau mendorongnya,
ia sudah rajin membaca buku-buku untuk dibacanya.
14
Abu Ahmadi, Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta. Rineka Cipta, 2013),Cet. 3. h. 83.
15
Sardiman. A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), h.
85.
18

b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar,
karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai
baik, atau agar mendapatkan hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan
kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi
apa yang dilakukannya itu.16
Menurut Oemar Hamalik, yang tergolong bentuk motivasi belajar
ekstrinsik antara lain:
a. Angka kredit.
b. Ijazah.
c. Tingkatan hadiah.
d. Medali pertentangan.
e. Persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridicule, dan hukuman.17
Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah bentuk
motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Yang tergolong dalam
motivasi intrinsik adalah:
a. Belajar karena ingin mengetahui seluk-beluk masalah selengkap-
lengkapnya.
b. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang
studi pada penghayatan kebutuhan dan siswa berdaya upaya melui
kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi
dengan belajar giat.
Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa
untuk melibatkan diri. Motivasi yang kuat akan membuat siswa sanggup bekerja
keras untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya, dan motivasi itu muncul
karena dorongan adanya kebutuhan. Dorongan seseorang untuk belajar menurut
Morgan dan di tulis kembali oleh S. Nasution manusia hidup dengan memiliki
berbagai kebutuhan sebagai berikut:
1) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas, hal ini dapat di
hubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu
akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.
16
Ibid., h. 89-91.
17
Oemar Hamalik, op. Cit., h. 163.
19

2) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain.


3) Kebutuhan untuk mencapai hasil.18
Guna berperanan untuk menetapkan kebutuhan dan motives murid-murid
berdasarkan tingkah laku yang tampak. Masalah bagi guru adalah bagaimana
menggunakan motives dan needs murid-murid untuk mendorong mereka bekerja
mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha mencapai tujuan itu, tugas guru ialah
memotivasi murid untuk belajar demi tercapainya tujuan yang di harapkan, serta
di dalam proses memperoleh tingkah laku yang di inginkan.19
Dari berbagai macam kebutuhan tersebut, ada cara untuk merangsang
motivasi belajar siswa yang merupakan dorongan intrinsik. Menurut Sardiman
beberapa cara menumbuhkan motivasi belajar di sekolah adalah dengan:
a. Memberikan angka sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
b. Hadiah
c. Persaingan / kompetisi baik individu maupun kelompok.
d. Ego-invoicement, sebagai tantangan untuk mempertaruhkan harga diri.
e. Memberi ulangan
f. Mengetahui hasil
g. Pujian
h. Hukuman
i. Hasrat untuk belajar
j. Minat
k. Tujuan yang diakui.20
Dari penjelasan para tokoh psikologi dapat dipahami dan ditarik
kesimpulan bahwa motivasi merupakan motor penggerak seseorang dalam
melakukan suatu tindakan. Dalam proses belajar, motivasi yang tinggi akan
berdampak pada tingginya semangat seseorang dalam belajar sehingga sehingga
hasil belajar akan semakin baik dan berprestasi
6. Indikator Motivasi Belajar
Indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk
/keterangan. Kaitannya dengan motivasi belajar adalah sebagai alat untuk
menstimulasi yang dapat memberikan petunjuk guna terciptanya suatu perbuatan.

18
Sardiman. loc. cit. h. 78-79
19
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2006),cet. V, hal. 213
20
Sardiman. loc. cit. h. 92-95
20

Ada beberapa indikator siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi hal ini
dapat dikenali melalui proses belajar dikelas maupun dirumah.
a. Kesadaran akan tujuan belajar SKI
Kesadaran dalam pembelajaran SKI merupakan Indikator dalam motivasi,
siswa akan memiliki kesadaran untuk mempelajari SKI karena mengetahui
akan tujuan untuk mempelajari SKI.
b. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
pelajaran SKI misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang
berhubungan dengan SKI. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk
mempelajari bidang tersebut.
c. Perhatian dalam Belajar
Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator dari motivasi.
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa kita terhadap
pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang
lain dari pada itu. Seseorang yang termotivasi pada objek tertentu maka
dengan sendirinya dia akan memperhatikan objek tersebut. Misalnya,
seorang siswa menaruh perhatian terhadap pelajaran SKI, maka ia
berusaha untuk memperhatikan penjelasan dari gurunya.
d. Faktor Pendorong Motivasi yaitu Bahan Pelajaran dan Sikap Guru yang
Menarik.
Tidak semua siswa menyukai suatu bidang studi pelajaran karena faktor
motivasitnya sendiri. Ada yang termotivasi terhadap bidang pelajaran
tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelas, bahan pelajaran
yang menarik. Sehingga tidak bisa dipungkiri hasil belajarnya sangat
memuaskan dengan mendapatkan nilai yang diatas rata-rata.

e. Daya atau energi.


Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam belajar dan juga bahan
pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya daya atau pengerak
untuk mengikuti pelajaran SKI juga merupakan salah satu indikator
motivasi. contoh misalnya pelajaran SKI banyak memberikan manfaat
21

kepada siswa bila SKI tidak hanya dipelajari di sekolah tetapi juga
dipelajari sebaliknya bila siswa tidak membaca pelajaran SKI maka siswa
tidak dapat merasakan manfaat yang terdapat dalam pelajaran SKI
tersebut.
f. Kesadaran akan adanya manfaat
Kesadaran akan adanya manfaat merupakan indikator dari motivasi belajar
dengan adanya kesadaran, siswa dapat merasakan adanya manfaat dari
pelajaran SKI yang di pelajarinya.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar adalah suatu upaya pembelajaran untuk mengembangkan seluruh
kepribadiannya, baik fisik maupun psikis. Belajar juga di maksudkan untuk
mengembangkan seluruh aspek intelegensi, sehingga anak didik akan menjadi
manusia yang utuh, cerdas secara initelegensi, cerdas secara emosi, cerdas
psikomotornya, dan memiliki keterampilan hidup yang bermakna bagi dirinya. 21
Proses belajar dapat di artikan sebagai tahapan perubahan perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut
bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan
sebelumnya.22 Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya
evaluasi yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang telah
dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah
ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru dapat melakukan
tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar yang bukan
hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga mencakup nilai tingkah laku
siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia
pendidikan. Istilah tersebut lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari
hasil belajar. Dimana penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar
peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya
21
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), cet.
I, h. 165
22
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), cet. I, h. 98
22

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata,
yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan hasil
yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat
dipisahkan dari pengertian belajar .
Menurut Oemar Hamalik, hasil dan bukti bahwa seseorang telah belajar
ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.23
Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa rumusan dari pengertian
prestasi belajar, diantaranya bahwa .prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau materi yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Hasil belajar
menurut Nana Sudjana adalah kemampuan yang dimiliki siswa, setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.24
Dalam dunia pendidikan, bentuk penilaian dari suatu prestasi biasanya
dapat dilihat atau dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka. Jadi,
hasil belajar adalah hasil yang diraih oleh peserta didik dari aktivitas belajarnya
yang ditempuh untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat
diwujudkan dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dan pada umumnya
dinyatakan dalam bentuk simbol huruf atau angka-angka.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah hasil
kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan
yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf.
Keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang
dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang
baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang
dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain
itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong
dalam proses pencapaian hasil belajar.

23
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h. 30.
24
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992),
Cet. 4, h. 22.
23

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Belajar merupakan sebuah proses latihan untuk menjadikan seseorang
dewasa baik secara fisik, psikis maupun emosional. Dalam hal ini banyak faktor
yang mempengaruh hasil belajar peserta didik. Dibawah ini penulis akan
mengemukanan pendapat para ahli terkait hal-hal yang menjadi faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar peserta didik, diantaranya yaitu :
Menurut Dimyati dan Mudjiono ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik, antara lain:
a. Sikap terhadap belajar.
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu,
yang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentang
sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau
mengabaikan kesempatan belajar tersebut.
b. Motivasi belajar.
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar.
c. Konsentrasi belajar.
Kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran.
d. Mengolah bahan belajar.
Merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara
pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.
e. Menyimpan perolehan hasil belajar.
Kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan.
f. Menggali hasil belajar yang tersimpan.
g. Kemampuan berprestasi.
h. Rasa percaya diri siswa
i. Intelegensi
j. Kebiasaan belajar
k. Cita- cita siswa.25
Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat
kecerdasan siswa saja, tetapi juga didukung oleh lingkungan keluarga dan sekolah
dimana guru dan alat belajar dijadikan sebagai sumber belajar bagi kelancaran
proses belajar mengajar.
Menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu .Faktor internal,
faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar.

25
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2010),Cet. IV,
h. 239-247.
24

a. Faktor Internal
Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan /kondisi jasmani
dan rohani siswa. Faktor ini meliputi 2 aspek, yakni :
1). Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) Kondisi umum jasmani
dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi jasmani yang tidak
mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh,
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.
2). Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)Banyak faktor yang
termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Diantaranya adalah tingkat
intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi
siswa.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi/keadaan
lingkungan di sekitar siswa. Adapun faktor eksteren yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa adalah :
1) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial siswa di sekolah adalah para guru, staf administrasi dan
teman-teman sekelasnya, yanf dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
Masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar perkmpungan
siswa juga termasuk lingkungan sosial bagi siswa. Namun lingkungan social yang
lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar sisa ialah orang tua dan keluarga
siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan
keluarga dan letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang di capai siswa.
25

2) Lingkungan Non Sosial


Lingkungan non social ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat
tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Tercapainya hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas
siswa dalam belajar. Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk menunjang ke
efektifan dan efesiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu 26.

Jadi, keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik,
pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam
pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan
strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang
memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib,
teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam
pembelajaran.
Masyarakat kita sekarang ini pada satu sisi adalah masyarakat pertanian,
pada sisi lain sudah memasuki era globalisasi yang terdiri dari era industri,
teknologi dan informasi. Perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya
berlangsung cepat. Perubahan cepat ini membawa dampak besar bagi kehidupan
masyarakat baik positif maupun negatif.
Pola kehidupan positif adalah melihat perubahan itu sebagai sesuatu yang
harus diterima dan dihadapi. Di dalamnya ada hal-hal yang dapat dianggap
sebagai sesuatu yang baik, memberi kemudahan dan kenyamanan serta
peningkatan martabat hidup manusia. Manusia juga melihat adanya tantangan dan
peluang bagi kemajuan hidup manusia. Oleh sebab itu, manusia membangun dan
melengkapi diri dengan memperkuat keimanan, mental, budaya, disiplin,

26
Muhibbin Syah, op.cit., h.130-140
26

keterampilan dan pengetahuan. Dengan demikian, manusia mampu bertahan dan


menghadapi gelombang perubahan yang cepat tersebut.
Sementara pola kehidupan negatif adalah melihat perubahan itu sebagai
ancaman yang membahayakan kehidupan. Menutupi diri terhadap perubahan akan
tertinggal dan terbelakang. Pada sisi lain, tanpa membekali diri secara positif
seperti di atas, manusia ikut arus dan menikmati perubahan yang terjadi. Akan
tetapi, hal itu membawa dampak negatif dalam sikap dan perilaku serta
kehampaan batiniahnya. Oleh karena itu, para siswa pada masa sekarang ini,
menghadapi begitu banyak ancaman dan tantangan. Prestasi yang dicapai dalam
pembelajaran pun terhambat dan belum optimal.
C. Sejarah Kebudayaan Islam
1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah secara etmologi berasal dari bahasa arab “Syajara” yang berarti
terjadi, atau “syajarah” yang berarti pohon, atau “syajarah al-nasab” yang berarti
pohon silsilah. Dalam bahasa latin dan yunani, sejarah berasal dari kata historia,
yang berarti orang pandai. Sedangkan menurut Zuhairini, dkk. Kata sejarah dalam
bahasa arab di sebut tarikh yang berarti ketentuan masa dan perhitungan tahun.
Dengan demikian secara etimologis, sejarah adalah catatan-catatan yang
berhubungan dengan kejadian-kejadian masa lampau.
Secara terminologis, ada yang mengartikan sejarah sebagai keterangan
yang terjadi di kalangan umat manusia pada masa yang telah lampau atau pada
masa yang masih ada. Sejarah Pendidikan Isslam adalah proses pewarisan dan
pengembangan budaya umat manusia di bawah sinar bimbingan ajaran islam,
yaitu yang bersumber dan berpedomankan ajaran islam sebagaimana termaktub
dalam Al-qur’an dan terjabar dalam sunah rasul dan bermula sejak Nabi
Muhammad SAW menyampaikan (membudayakan) ajaran tersebut kepada (ke
dalam budaya) umatnya.27
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan keseluruhan aktivitas manusia
muslim dan hasilnya yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,

27
Andewi Suhartini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,
2009) hal. 3-6
27

kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang di


dapat seseorang sebagai anggota masyarakat.28
Pengertian Sejarah kebudayaan Islam yang terdapat di dalam
kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah: .Salah satu bagian mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah
Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya
(way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan
pengalaman dan pembiasaan.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam mempunyai fungsi yang dapat
menjelaskan ketercapaian yang tercantum dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang diterapkan di madrasah. Fungsi dasar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam meliputi:
a. Fungsi Edukatif
Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang keharusan menegakkan
nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari.
b. Fungsi Keilmuan
Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai
tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya.
c. Fungsi Transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam
merancang transformasi masyarakat.
Mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah
memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Melihat dan menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
sekarang, tetapi juga masa-masa yang akan dating.
b. Mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari perjalanan suatu tokoh
atau generasi terdahulu.
c. Mengambil hikmah, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah.
d. Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan
akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk, berdasarkan cermatnya
atas fakta sejarah yang ada.
e. Memperoleh inspirasi dan motivasi untuk mengenal, memahami,
menghayati Sejarah Kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai
kearifan yang dapat di pergunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk
sikap, watak dan kepribadian muslim yang baik.29

28
Murodi, , Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009), h.10
29
Murodi, , Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009), h.9
28

2. Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam


Acuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran dan memantau
perkembangan mutu pendidikan adalah standar kompetensi. Standar kompetensi
dapat didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan
dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
Standar Kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam MTs berisi
mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh Sejarah
Kebudayaan Islam di MTs. Kemampuan ini berorientasi pada perilaku aspek
afektif , peserta didik memiliki: keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWt.
Sesuai ajaran Agama Islam yang tercermin dalam perilaku sehari-hari memiliki
nilai-nilai demokrasi, toleransi, dan humaniora, serta menerapkannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik lingkup nasional
maupun global.
Berkenaan dengan aspek kognitif, menguasai ilmu, teknologi, dan
kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Berkenaan dengan aspek psikomotorik, memiliki keterampilan
berkomunikasi, kecakapan hidup, mampu beradaptasi dengan perkembangan
lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal, regional, maupun
global, memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk
melaksanakan tugas /kegiatan sehari-hari.
Standar kompetensi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam juga
mengacu pada struktur keilmuan mata pelajaran Sejarah kebudayaan Islam.
Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut, Standar Kompetensi mata pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam MTs adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap,
menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang sjarah
pembentukan dinasti Umayah, biografi dan kebijakan khalifah-
khalifah dinasti Umayah (Muawiyah bin Abi Sofyan, Abdul Malik
bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Azis dan
Hisyam bin Abdul Malik), kemajuan dinasti Umayah (bidang
politik dan militer).
b. Kemampuan membiasakan untuk mencari, menyerap,
menyampaikan, dan menggunakan informasi tentang kemajuan
29

dinasti Umayah bidang (ilmu agama islam) dan mengkaji sebab-


sebab keruntuhannya, sejarah terbentuknya dinasti Abbasiyah,
geografi dan kebijakan khalifahkhalifah Abbasiyah, geografi dan
kebijakan khalifah-khalifah Abbasiyah yang terkenal (Abu Ja’far al
Mansur, Harun al Rasyid dan Abdullah al Makmun), kemajuan
dinasti Abbasiyah (bidang sosial budaya, politik dan militer).
c. Kemampuan membiasakan diri untuk mencari, menyerap,
menyampaikan dan menggunakan informasi tentang kemajuan-
kemajuan Dinasti Abbasiyah (bidang ilmu pengetahuan dan bidang
ilmu agama islam), dan mengkaji sebab-sebab keruntuhannya serta
kemajuan-kemajuan dinasti Al Ayubiyah.30

3. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Secara Efektif


Sejarah Kebudayaan Islam secara substansial memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk memperaktekan nilai-nilai keyakinan keagamaan
(tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataannya,
setelah ditelusuri, pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam menghadapi beberapa
kendala, antara lain: waktu yang disediakan terbatas sedangkan materi begitu
padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga
terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan tuntunan terhadap
mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi Sejarah Kebudayaan Islam, lebih
terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan
sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi pencapaian
kemampuan kognitif, kurang mengakomodasikan kebutuhan afektif.
Kendala lain adalah lemahnya sumber daya guru Sejarah Kebudayaan
Islam dalam pengembangan pendekatan, metode yang lebih variatif serta dalam
mengusahakan media yang digunakan untuk mengefektifkan kegiatan belajar
mengajar (KBM) dan minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan
bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam. Padahal guru Sejarah Kebudayaan Islam
merupakan tenaga kependidikan dan salah satu komponen dalam kegiatan belajar
mengajar (KBM) yang mempunyai kedudukan strategis dan menentukan
keberhasilan pembelajaran di sekolah. Untuk itu, guru Sejarah Kebudayaan Islam

30
http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=850
30

harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat


mengelola kegiatan pembelajaran secar efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran baru dapat berlangsung secara efektif dan efisien,
jika Guru harus dapat mengetahui keadaan yang tepat untuk memulai proses
belajar mengajar. Keadaan siswa yang memiliki konsentrasi atau perhatian yang
penuh tentu akan dapat dengan mudah menerima pelajaran yang diberikan
kepadanya. Siswa yang memiliki konsentrasi penuh akan belajar lebih cepat dan
lebih mudah. Selain itu, mereka mengingat informasi lebih lama.
D. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Siswa dalam melakukan kegiatan belajar di sekolah maupun di rumah
membutuhkan dukungan, dorongan atau motivasi belajar. Motivasi belajar sangat
menentukan anak dalam meraih cita-citanya. Tanpa motivasi belajar, siswa akan
kesulitan untuk mengeluarkan keinginan atau gairah belajar yang timbul dari
dalam dirinya. Karena motivasi belajar perlu dilakukan untuk merangsang siswa
untuk melakukan aktivitas belajar.
Untuk mengetahui siswa berhasil atau tidak dalam belajar, akan terlihat
dari prestasi belajarnya. Dengan memberikan motivasi belajar yang tepat maka
siswa dapat berhasil. Untuk meningkatkan gairah belajar siswa maka sebaiknya
diberikan motivasi belajar yang tepat baik ketika siswa berada di rumah ataupun
berada di sekolah.
Bentuk pemberian motivasi belajar di sekolah antara lain guru harus dapat
memberikan hasil belajar siswa agar siswa termotivasi untuk belajar, memberikan
pengarahan kepada siswa tentang pentingnya belajar dan tujuan belajar yang
dilakukan sekolah, minat siswa dalam pelajaran tertentu akan membuat siswa
senang mempelajarinya karena merupakan pelajaran yang disenanginya,
memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan sekolah atau
memberikan hukuman pada siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah akan
tetapi hukuman harus bersifat positif yaitu dengan memberikan hukuman mencari
kliping atau mereview.
Orang tua siswa merupakan salah satu motivator juga dalam menentukan
prestasi belajar siswa karena orang tua memberikan dorongan material dan juga
31

imaterial yang berupa dorongan dan dukungan untuk belajar, memberikan


perhatian pada siswa, menanyakan pelajaran yang sudah dipelajari di sekolah,
memberikan fasilitas belajar yang memadai.
Begitu juga guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan
bermacammacam motivasi belajar, oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk
meningkatkan motivasi belajar. Adapun upaya dalam meningkatkan kegiatan
belajar antara lain:
a. Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain :
1) Belajar akan lebih bermakna bila siswa memahami tujuan belajar.
2) Belajar akan lebih bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan
masalah yang menentangnya.
3) Belajar akan lebih bermakna apabila guru mampu memusatkan segala
kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu.
b. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran.
Guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur dinamis yang ada dalam diri
siswa dan yang ada dilingkungan siswa. Upaya optimalisasi tersebut:
1) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan
dalam belajar yang dialaminya.
2) Memelihara minat kemauan dan semangat belajarnyasehingga
terwujud tindak belajar.
3) Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberi
kesempatan siswa untuk mengaktualisasi diri dalam belajar.
4) Memanfaatkan unsur lingkungan yang mendorong belajar.
5) Menggunakan waktu secara tertib.
6) Guru merangsang siswa dengan penguatan memberi rasa percaya diri
bahwaia dapat mengatasi segala hambatan.
c. Optimalisasi Pemanfaatan dan Kemampuan Siswa.
Guru adalah fasilitator belajar, guru diharapkan dapat memantau dan
membantu mengatasi kesukaran belajar sebelum siswa putus asa, guru wajib
menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa
32

belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat


dilakukan sebagai berikut:
1) Siswa ditugaskan membaca bahan pelajaran sebelumnya dan mencatat
hal-hal yang dianggap sukar.
2) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.
3) Guru memecahkan hal yang sukar.
4) Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian
mengatasi kesukaran.
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang mampu
memecahkan masalah untuk membantu rekan yang mengalami
kesukaran.
6) Guru memberi penguat kepada siswa yang berhasil mengatasi
kesukarannya sendiri.
7) Guru menghargai pengalaman siswa agar belajar secara mandiri.
d. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar.
Guru adalah pendidik, upaya mendidikkan dan mengembangkan cita-cita
belajar tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.
2) Guru mengikut sertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas
belajar.
3) Guru mengajak serta siswa membuat perlombaan unjuk belajar seperti;
lomba karya tulis ilmiah, lomba baca dan sebagainya.
4) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas
belajar.31
Siswa dalam proses belajar untuk meraih prestasi belajar sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang ada di sekitar sekolah. Lingkungan
sekolah yang tidak mendukung misalnya sekolah yang berada di dekat
pembangunan gedung, pasar atau jalan raya, sehingga siswa tidak dapat
konsentrasi dengan baik, dan akan mengganggu aktivitas belajar di kelas.
Lingkungan sekolah yang sejuk danjauh dari keramaian akan membuat siswa
nyaman dalam proses belajar. Keadaan fisiologis dan psikologis juga termasuk
sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.

31
Dimyati. Op. cit, h. 101-108.
33

Motivasi belajar yang timbul dari dalam diri siswa akan dapat cepat
membantu dalam proses belajar dan untuk meraih apa yang diinginkan. Karena
dengan belajar dengan kesadaran diri maka secara otomatis akan termotivasi
secara lebih baik dibandingkan dengan motivasi belajar ekstrinsik yaitu belajar
yang dilakukan karena keterpaksaan, gengsi, atau karena pujian dan ajakan teman
maka siswa lambat dalam belajar dan tidak dapat meraih apa yang diinginkan
secara cepat.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi pada dirinya. Namun
sebagaimana potensi itu bisa berkembang baik tergantung individu masingmasing
serta lingkungan yang berpengaruh. Begitu juga dengan belajar, seseorang secara
langsung dan tidak langsung telah mengalami proses belajar baik itu disengaja
maupun tidak. Dalam belajar, motivasi memegang peranan penting.
Motivasi belajar adalah sebagai pendorong siswa dalam belajar. Intensitas
belajar siswa sudah barang tentu dipengaruhi oleh motivasi belajar. Siswa yang
ingin mengetahui sesuatu dari apa yang dipelajarinya adalah sebagai tujuan yang
ingin siswa capai selama belajar. Karena siswa mempunyai tujuan ingin
mengetahui sesuatu itulah akhirnya siswa terdorong untuk mempelajarinya.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut diperhitungkan
dalam meraih sebuah prestasi belajar. Oleh karena itu, motivasi belajar tidak dapat
dipisahkan dari aktivitas belajar siswa. Siswa tidak akan mempelajari sesuatu bila
hal itu tidak menyentuh kebutuhannya. Motivasi belajar dan prestasi adalah dua
hal yang saling berpengaruh. Sebab pada dasarnya manusia itu tidak terlepas dari
motivasi yang akan mendorong manusia untuk senantiasa berbuat dan mencari
sesuatu. Dengan mengetahui motivasi belajar seorang siswa akan lebih mudah
menentukan bagaimana dia harus belajar dengan baik. Dengan demikian dapat
peneliti simpulkan bahwasannya mengenali motivasi belajar merupakan faktor
yang sangat berpengaruh dalam pencapaian prestasi belajar.
34

E. Hasil Penelitian yang Relevan


Dalam Penelitian yang di lakukan oleh Nurhidayati , tahun 2006,
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul skripsi hubungan antara minat
dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi sejarah kebudayaan islam di
Madrasah Tsanawiyah Nurussalam pondok pinang menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang lemah atau rendah terhadap prestasi belajar dengan
minat belajar siswa dalam bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam, Tinggi
rendahnya prestasi belajar siswa dalam bidang studi SKI tidak ada
hubungannya atau tidak di pengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi belajar
siswa tersebut, melakukan interpretasi sederhana dan melakukan interpretasi
dengan membandingkan nilai rxy dengan r tabel ternyata tidak terdapat
korelasi antara minat belajar siswa dengan hasil belajar siswa dalam bidang
studi Sejarah Kebudayaan Islam, yaitu korelasi yang tidak signifikan. Pada
hasil perhitungan interpretasi sederhana sebesar 0,252 ini pada kisaran 0,20-
0,40, sifat hubungan antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau
rendah.
F. Kerangka Berpikir
Di tengah-tengah era globalisasi di mana sains dan teknologi sudah
semakin berkembang dan maju, sudah tentu akan menjadi warna baru bagi pola
kehidupan manusia, terlebih lagi dengan begitu leluasanya budaya asing yang
masuk ke negeri ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berbahaya
terkhusus bagi para pelajar-remaja bila dalam penerapannya tidak dilandasi oleh
iman yang kuat serta akhlak atau budi pekerti yang luhur. Apalagi sekarang anak
suka meniru atau mengidolakan seseorang yang sebenarnya tidak layak untuk di
idolakan, sebab mengidolakan berarti menjadikan seseorang sebagai suri tauladan
yang harus di ikuti.
Motivasi merupakan dorongan dari seseorang untuk melakukan sesuatu
yaitu belajar, tidak hanya hasil belajar yang baik di harapkan oleh guru, peserta
didik dan orang tua. Tetapi pengamalan dari belajar sejarah serta penanaman budi
35

pekerti/akhlak yang paling penting perlu di tanamkan ketika meneladani tokoh


dalam sejarah Islam.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dan dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar. Motivasi yang tinggi, cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya motivasi belajar yang kurang, akan
menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila seorang siswa mempunyai
motivasi yang tinggi terhadap suatu bidang studi ia akan memusatkan perhatian
lebih banyak dari temannya.kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif
terhadap materi itulah, yang memungkinkan siswa tadi untuk dapat belajar lebih
giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang tinggi pada bidang studi tersebut.
Maka dalam hal ini, penanaman nilai- nilai luhur yang terkandung dalam
sejarah islam sangat penting. Sebab belajar sejarah berarti kita mengkaji sejarah
orang-orang terdahulu, karena banyak tokoh yang kita bahas mulai dari yang baik
sampai kepada orang yang tidak baik. Dan ini semua bisa kita ambil hikmah dari
pembelajaran sejarah islam yang nantinya dapat di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari
Dengan mempelajari sejarah seseorang akan mencontoh atau mengikuti
tokoh-tokoh yang ada dalam sejarah khususnya sejarah Islam, seperti Rasullullah
beserta sahabat-sahabatnya yang begitu indah budi pekerti serta akhlaknya.
F. Hipotesiss
Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, penulis mengajukan hipotesa
yang nantinya akan di uji kebenarannya. Hipotesa tersebut adalah sebagai berikut:
Ha : Motivasi belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa
Ho : Motivasi belajar siswa tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di MTs N 19 Jakarta selama kurang lebih enam
bulan, dimulai dari bulan November 2012 dan berakhir pada bulan Oktober 2013,
dengan tahapan sebagai berikut:
NO Waktu Kegiatan
1 November 2012 Melakukan surveiw ke objek penelitian sekaligus
menyerahkan surat izin penelitian dari pihak
akademik terhadap sekolah yang bersangkutan.
2 Februari 2013 Penyebaran angket kepada siswa atau kelas yang
menjadi sampel dalam penelitian.
3 Maret 2013 Mengadakan wawancara

4 April 2013 Melakukan pengolahan dan analisis data.


5 Juni 2013 Menulis laporan hasil penelitian (Finishing)

B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan
adalah korelasional deskripstif. Dengan metode korelasional deskriptif ini dapat
diperoleh gambaran sesungguhnya mengenai variabel-variabel penelitian sehingga
dapat diketahui hubungan antara dua variabel tersebut, yaitu Motivasi belajar (X)
dan Hasil belajar siswa (Y).

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah jumlah atau keseluruhan subyek penelitian. Adapun yang
menjadi populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi MTs N 19
36

Jakarta yang berjumlah 370 siswa, sedangkan yang menjadi populasi target hanya
kelas VII yang berjumlah 60 siswa .
Sampel adalah kelompok kecil bagian dari target populasi yang mewakili
populasi dan secara riil di teliti.1 Apabila subyek yang diteliti besar atau lebih dari
100 orang, maka sampel dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 %. Dalam
penelitian ini penulis hanya mengambil 20 % dari jumlah siswa kelas VII yaitu
sebanyak 60 orang. Adapun teknik pengambilan sample yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik random sampling yakni pengambilan sampel secara
acak.

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa metode /teknik antara lain:
1. Quesioner atau angket yang merupakan daftar pertanyaan kepada siswa berbentuk
non tes , untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada bidang studi SKI kelas
VII di MTs N 19 Jakarta.
2. Wawancara yaitu dengan cara melakukan interview atau komunikasi
secara langsung kepada guru mata pelajaran SKI dengan menggunakan
pedoman wawancara, untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran SKI di
MTs N 19 Jakarta.
3. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke MTs
Negeri 19 Jakarta, melalui pedoman observasi untuk mengetahui keadaan
MTs Negeri 19 Jakarta, baik siswa, guru, sarana dan prasarana serta
struktur organisasi.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
instrument angket (koisioner). Angket tentang motivasi berjumlah 21 Item,
sedangkan angket tentang hasil belajar siswa berjumlah 14 Item. Masing-masing
Item disediakan empat alternative jawaban dengan pemberian skor sebagai
berikut:

1
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 266
37

Berikut ini adalah skor dari alternatif jawaban dari variabel X yaitu
Motivasi Belajar

Variabel X
Motivasi
Skor
No Alternatif Jawaban
Pernyataan + Pernyataan -
1 Sangat Setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak Setuju 2 3
4 Sangat Tidak Setuju 1 4

Berikut ini adalah Hail belajar siswa yang di peroleh melalui data nilai
semester VII di MTs N 19 Jakarta

Variabel Y
Hasil belajar siswa

Data Nilai semester VII

Kisi-Kisi Insturmen Pengumpulan Data Variabel


X (Motivasi belajar) dan Y (Hasil belajar siswa)
Item Pernyataan
No Variabel Dimensi Indikator
Positif Negative
1 Motivasi Kesadaran - Isi pelajaran 1
Belajar akan tujuan menantang untuk
SKI belajar SKI dikaji
(Variabel
X)
2
1 1
- Menerima pelajaran 2
Perasaan dengan senang 1
Senang - Terus-menerus
belajar
- Tidak terpaksan 2 2
dalam belajar 1
- Tidak merasa bosan 2 1
2

Perhatian - Memberikan
dalam perhatian lebih
belajar - Mau berkonsentrasi 2
- Mengikuti 1
penjelaskan guru
38

- Mengerjakan tugas 1
dari guru 1
2
2

Ketertarikan - Pelajaran berisi 2 1


contoh sesuai dengan
pada materi 2
keadaan sekarang
dan guru - Pelajaran berisi
sesuai dengan
kebutuhan siswa
- Materi pelajaran SKI 2 1
menarik 2 1
- Penjelasan guru
mudah dipahami 1 1

Daya atau - Mengikuti


energI penjelaskan guru
berupa - Mengerjakan tugas
tindakan dari guru
dalam
belajar SKI.
-
-Bisa mengambil
Kesadaran pelajaran SKI dari
akan adanya peristiwa masa lalu
manfaat - Tahu akan adanya
contoh-contoh
keteladanan
pembelajaran SKI
- Membuang-buang
waktu
2 Hasil Nilai - Dokumentasi data
Belajar Semester nilai Semester 1
Siswa kelas VII
(Variabel
Y)

E. Teknik Analisa Data


1. Analisis Inferensial
Untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel bebas dengan
variabel terikat digunakan rumus korelasi sederhana atau korelasi product
moment.
39

Langkah-langkah pengujian korelasi adalah sebagai berikut:


a. Menguji koefisien korelasi
Uji koefisien korelasi digunakan untuk menguji arah hubungan variabel
bebas dengan variabel terikat. Rumus umumnya adalah sebagai berikut:

................(Sudjana, 1989:369)
Keterangan:
X : Variabel pengaruh motivasi
Y : Variabel hasil belajar siswa
rxy : Angka indeks korelasi ‘r’ produk moment
N : Jumlah respondent
∑XY : Jumlah hasil perkalian antaran skor X dan Y
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
Interpretasi nilai koefisien korelasi di atas adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai koefisien korelasi positif, maka hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat adalah hubungan yang searah, dengan
kata lain meningkatnya variabel bebas maka meningkat pula variabel
terikat
2) Jika nilai koefisien korelasi negatif, maka ada hubungan berlawanan
antara variabel bebas dengan variabel terikat, dengan kata lain
meningkatnya variabel bebas maka diikuti dengan menurunnya
variabel terikat.

b. Menguji Koefisien Determinasi


Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar varians
variabel terikat dipengaruhi oleh varians variabel bebas, atau dengan kata
lain seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rumus
umumnya adalah:

Keterangan:
D=Koefisien determinasi
r = koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat
40

c. Menguji hipotesis dengan uji t


Hipotesis yang hendak diuji adalah:
1) H0: ρ=0, yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara
variabel bebas dengan variabel terikat
2) Ha: ρ≠0, berarti ada hubungan signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat
Rumus umum uji t hitung untuk menguji hipotesis di atas adalah sebagai
berikut:

...............................................(Sudjana, 1989:369)
Sedangkan untuk menentukan nilai t tabel digunakan kriteria:
1). Taraf signifikan (α) sebesar 0,05
2). Derajat kebebas (dk) = n-2
40

BAB 1V
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Objek Penelitian


1. Sejarah Berdiri Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta
Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta, merupakan lembaga
pendidikan yang setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) berciri
khas Islam. Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 ini juga berfungsi sebagai
lembaga pengembangan dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat.
Sebagai lembaga pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta
tidak hanya terpaku pada kegiatan penggalian ilmu pengetahuan semata, tetapi
juga menjadi wahana “pelatihan” untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan
pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di madrasah ini tidak hanya
mengarah pada keunggulan akademis, tetapi justru menegaskan pada orientasi
pembentukan karakter (character building) yang berasaskan pada prinsip
akhlaq al-karimah. Sebagai lembaga pengembangan dakwah, madrasah yang
berada di wilayah DKI Jakarta ini dengan sendirinya menjadi salah satu guru
syiar agama dan penyebaran ajaran agama sekaligus tampil sebagai komponen
penting dari gerakan amar ma’ruf nahi munkar.
Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, Madrasah Tsanawiyah
Negeri 19 Jakarta berperan dalam pengembangan masyarakat sekitar terutama
terkait dengan masalah keagamaan maupun pemberdayaan sektor non
keagamaan. Hal ini adalah merupakan ciri khas dari madrasah ini karena ia
lebih merupakan pendidikan berbasis masyarakat. Dengan demikian salah satu
komponen penting dari sistem madrasah ini adalah peran aktifnya dalam
41

pemberdayaan masyarakat sekitar dan sebaliknya peran aktif masyarakat dalam


pengembangan madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta sangat penting juga.
Lembaga Pendidikan Islam ini berada di bawah pembinaan langsung dari
Departemen Agama Republik Indonesia.
Keberadaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta sebelumnya
adalah kelas jauh dari Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Mampang Jakarta
Selatan yang berlokasi di Mampang Prapatan. Kegiatan belajar mengajar
pertama dimulai pada tahun pelajaran 1995/1996 dengan menempatkan siswa
kelas I Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Mampang Jakarta Selatan, dan sebagai
pimpinan lokasi nya adalah H. Mahfudz Ismail, BA.
Pada tahun 1996 Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta resmi
menjadi madrasah negeri mandiri lepas dari madrasah induknya yaitu
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Mampang Jakarta Selatan. Madrasah
Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta berlokasi di Jl. Pinang Kalijati Pondok Labu
Jakarta Selatan, sebagai Kepala yang pertama adalah Drs. Mahdi. Sejak
diresmikannya menjadi MTs Negeri 19 Jakarta, madrasah ini sudah mengalami
5 (lima) kali pergantian kepala madrasah, seperti yang disebutkan di bawah ini:
Tabel. 1
NO NAMA KEPALA TAHUN
1 DRS. H. MAHDY 1995 Sampai 2002
2 DRS. H. WANDIN, AS 2002 Sampai 2004
3 DRS.H.BUDIHAERAWAN, M.SI 2004 Sampai 2007
4 DRS. LUTFI 2007 Sampai 2011
5 DRS. H. WAWAN. M, M.Pd 2011 Sampai sekarang

2. Visi-Misi MTs N 19
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang pendidikan, tujuan - tujuan
pendidikan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut
pada masa yang akan datang. Berikut ini adalah Visi dari Madrasah
Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta
Visi:
42

“Terwujudnya madrasah berprestasi, cerdas, terampil dan berakhlak


mulia”.

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga
dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi pendidikan adalah tujuan dan
alasan mengapa pendidikan itu ada. Misi juga akan memberikan arah
sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Berikut ini adalah misi dari
Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta.
Misi:
1. Mengembangkan potensi minat dan kompetensi dasar siswa secara
optimal dalam proses pembelajaran.
2. Meningkatkan kompetensi standar ketenagaan yang profesional.
3. Melaksanakan layanan prima dalam penyelenggaraan pendidikan dan
Kegiatan Belajar Mengajar yang bermutu.
4. Mewujudkan sekolah yang berwawasan wiyata mandala untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pencapaian prestasi.
5. Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pencapaian prestasi
tingkat nasional.
6. Mewujudkan sistem penilaian yang berstandar nasional.
7. Mewujudkan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang relevan untuk
meningkatkan prestasi baik akademik maupun non akademik.
8. Mewujudkan ruang belajar yang representatif.
9. Mewujudkan pengembangan kemampuan seni budaya yang kompetitif
dan mampu bersaing di tingkat nasional.
10. Mewujudkan pengembangan berbagai club mata pelajaran untuk
menghasilkan output yang kompetitif di tingkat kota.
11. Mengembangkan hidden silabi dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
keagamaan.

3. Letak Geografis MTs N 19


Madarasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta terletak di wilayah Pinang Kali
Jati, kelurahan Pondo Labu kecamatan Cilandak, kota madya Jakarta Selatan.
43

Berada dekat dengan perbatasan Jakarta Selatan dan kabupaten Bogor, sehingga
keadaan cuaca terasa sejuk dan tidak terlalu panas dan cukup mendukung dalam
kegiatan belajar mengajar.
Letak Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta cukup strategis dan mudah
di jangkau karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Jl. R.S. Fatmawati yang
berjarak kurang lebih 200 M. lokasi Madrasah berada di lingkungan pendidikan
karena disekitarnya banyak terdapat lembaga pendidikan mulai Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Madrasah Ibtida’iyah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas.

1. Kurikulum dan mata pelajaran MTs N 19


Kegiatan Pembelajaran di MTs Negeri 19 Jakarta menggunakan
Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan )untuk Semua jenjang
Kelas. KTSP adalah kurikulum operasional yang di susun dan di laksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP di lakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang di kembangkan oleh BSNP. Dan dalam kegiatan
pembelajaran Menggunakan metode pendekatan CTL.
Tabel. 2

Kelas
No Mata Pelajaran
VII VIII IX
1 Al Qur’an Hadits 2 2 2
2 Aqidah Akhlak 2 2 2
3 Fiqih 2 2 2
4 Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
5 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
6 Bahasa Indonesia 4 4 4
7 Bahasa Arab 4 4 4
8 Bahasa Inggris 4 4 4
9 Matematika 4 4 4
44

10 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4


11 Ilmu Pengetahuan Sosil 4 4 4
12 Seni Budaya 1 1 1
13 Pendidikan Jasmani 2 2 2
14 TIK 2 2 2
15 PLKJ 1 1 1
16 Tata Boga 1 1 1
JUMLAH 41 41 41

Dari tabel kurikulum di atas dapat di ketahui bahwa terdapat enam belas
mata pelajaran yang harus di ajarkan kepada siswa di MTs Negeri 19 Jakarta,
dengan alokasi waktu yang sama untuk kelas VII, VIII, dan IX.

2. Struktur Organisasi MTs N 19 Jakarta


Organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni
dalam penyusunan/ penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan
maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-
hak dan tanggung jawab masing-masing. Penentuan struktur, hubungan tugas dan
tanggung jawab itu dimaksudkan agar tersusun suatu pola kegiatan untuk menuju ke arah
tercapainya tujuan bersama.
Organisasi sekolah yang baik menghendaki agar tugas-tugas dan tanggung jawab
dalam menjalankan penyelenggaraan sekolah untuk mencapai tujuannya dibagi secara
merata dengan baik sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang telah ditentukan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sesudah semestinya mempunyai organisasi yang
baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Kita mengetahui unsur
personal di dalam lingkungan sekolah adalah, kepala sekolah, guru, karyawan, dan murid.
Di samping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal ada di bawah instansi atasan
baik itu kantor dinas atau kantor wilayah departemen yang bersangkutan. Di negara kita,
kepala sekolah adalah jabatan tertinggi di sekolah itu, sehingga ia berperan sebagai
pemimpin sekolah dan dalam struktur organisasi sekolah ia didudukkan pada tempat
paling atas.
45

Melalui struktur organisasi yang ada tersebut orang akan mengetahui apa tugas
dan wewenang kepala sekolah, apa tugas guru, apa tugas karyawan sekolah (yang biasa
dikenal sebagai pengawai tata usaha).
Dalam setiap organsasi di perlukannya suatu struktur yang menggambarkan suatu
kejelasan garis intruksi dan koordinasi antara pemimpin dan anggota. Begitu pula dengan
Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta. Berikut ini adalah struktur organisasi Madrasah
Tsanawiyan Neger 19 Jakarta:

Struktur Organisasi MTs N 19 Jakarta


Tahun Ajaran 2012-2013

KEPALA SEKOLAH KOMITE SEKOLAH


Drs. Wawan M, M,Pd Drs. H. Hanafi H.N

TATA USAHA (TU)


Amiruddin, A.Md

WAKA BID. WAKA KESISWAAN WAKA BID. SARANA-HUMAS


KURIKULUM H. Ahmad Bukhori, Dra. Hj. Yeni Triasih, M.Pd.
M. Alwi, S.Ag. S.Ag.

BAG. PERPUS Pembina Osis


Nurhayati, S.Pd.I Ahmad Syukron, S.Pd.I
46

Guru MTs Negeri 19

Siswa MTs Negeri 19

Dari Struktur tersebut dapat di pahami bahwa kepala sekolah memilki


peran yang sangat penting dalam kepemimpinan di MTs Negeri 19 Jakarta, di mana
kepala sekolah berkoordinasi terhadap tata usaha, wakil bidang kurikulum, wakil
kesiswaan, wakil bidang sarana humas,bagian perpus, pembina osis, guru MTs
Negeri 19, dan siswa/i MTs Negeri 19 Jakarta. Kepala sekolah juga berkoordinasi
kepada komite sekolah.
Dengan organisasi sekolah ini diharapkan terjadi pembidangan dan
pembagian kerja sebagai kegiatan pengendalian sehingga memungkinkan
terjalinnya kerjasama antara kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah dan
semua wali kelas bahkan dengan guru dan murid, antar wali kelas, antar guru dan
sebagainya.
3. Keadaan Guru dan Murid Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta
Madrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta memiliki guru dan tenaga kependidkan yang
bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan, maupun pendidikan seperti tabel berikut:
47

Tabel 3
Tabel Data Guru MTs NEGERI 19 Jakarta

Jenis Kelamin Pendidikan


Diploma 3 Strata 1 Strata 2 Jumlah
(S1) (S2)

Laki-laki 1 9 4 14

Perempuan 16 3 19

Total 1 25 7 33

Dari data di atas dapat di ketahui bahwa MTs Negeri 19 Jakarta memiliki
tenaga pendidik berjumlah 33 orang, terdapat 6 tenaga pendidik lulusan S2, 26
tenaga pendidik lulusan S1, dan 1 tenaga pendidik lulusa D3. Dari data tersebut
masing-masing guru mengajarkan sesuai dengan keahliannya atau sesuai dengan
mata pelajaran yang di ajarkan. Dapat di simpulkan bahwa Madrasah Tsanawiyah
Negeri 19 Jakarta memiliki tenaga pengajar yang profesional karena memberikan
pengajaran kepada peserta didik sesuai dengan keahlian masing-masing sesuai
dengan kebutuhan para siswa.
Dalam membantu kegiatan administrasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri
19 Jakarta, Tata usaha sangat berperan aktif demi terlaksananya kegiatan
administrasi di MTs Negeri 19 Jakarta. Dengan adanya tata usaha proses
administrasi berjalan dengan baik dan lancar. Berikut ini tabel data tata usaha di
MTs Negeri 19 Jakarta:
Tabel 4
TABEL DATA TATA USAHA

No Nama Jabatan
1 Amiruddin, A.Md. Kepala Urusan Tata Usaha
2 Ohan Jauhari, S.HI Bendahara DIPA
3 Santi Marta, S.Kom Bendahara BOP
4 Herman Sutisna PPABP, Kepegawaian
5 Yulnieti Arsiparis
6 Wiwik Hastuty Petugas BMN
7 Rusminah Petugas SAI
48

8 Ening Yeni Perpustakaan


9 Supriyadi, S.Pd.I. Umum

Dari tabel tersebut terdapat 9 orang yang membantu dalam bidang ke tata
usahaan d MTs Negeri 19 Jakarta, dengan lulusan S1 sebanyak 3 orang, lulusan D3
sebanyak 1 orang, dan 5 orang lulusan SMA/SMK. Dari tbel tersebut kepala tata
usaha di pegang oleh seseorang yang sesuai dengan keahliannya dalam bidang ke
tata usahaan.
Keadaan Siswa-siswi di MTs Negeri 19 Jakarta sangat bervariatif artinya
sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup untuk menunjang proses
pembelajaran. Berikut ini tabel siswa MTS Negeri 19 Jakarta:
Tabel 5
DATA TABEL SISWA MTS NEGERI 19 JAKARTA
TAHUN 2011-2012
Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
L P
1 VII 54 71 125
2 VIII 41 49 90
3 IX 72 83 155
Total 370

Dari tabel data siswa di atas seluruh jumlah murid MTs Negeri 19 Jakarta
berjumlah 370 siswa yang terdiri dari 167 siswa laki-laki dan 203 siswa perempuan.
Dengan rincian kelas VII memiliki 3 kelas, kelas VIII memiliki 3 kelas dan kelas
IX sebanyak 4 Kelas.

4. Sarana Perasarana MTs N 19


Untuk keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di
sekolah tidak terlepas dari sarana prasarana yang memadai. Suatu kegiatan tidak
dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sarana prasarana yang dibutuhkan.
Sarana prasarana yang dimiliki MTs Negeri 19 dapat dilihat pada tabel berikut:
Data Fasilitas Sekolah
49

Luas Tanah : 2.484,33 m2


Luas Bangunan : 845,06 m2
Jumlah Ruang Kelas : 10

Tabel 6
Sarana dan Prasarana MTs. N 19 Jakarta
No Ruang Sekolah Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Wakil dan Staf -
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang Guru 1
5 Ruang Belajar 10
6 Ruang Audio Visual -
7 Ruang LAB Komputer 1
8 Ruang LAB IPA 1
9 Ruang LAB Bahasa -
10 Ruang Perpustakaan 1
11 Ruang Konseling/ BP -
12 Ruang UKS -
13 Ruang informasi/Siaran Radio Sekolah -
14 Ruang OSIS -
15 Masjid -
16 Lapangan Olah Raga 1
17 WC Guru dan Siswa 5
18 Kantin 6
19 Koperasi -
20 Sarana Parkir 1
21 Taman Penghijauan dan Toga 1
22 Gudang 1
50

23 Lubang Biopori -
24 Sarana Praktik IPA(Kolam Ikan) -
25 Rumah Jaga 1

Dari data tabel di atas adrasah Tsanawiyah Negeri 19 Jakarta memiliki


sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran,
dengan adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai maka kegiatan
pebelajaran akan berjalan dengan baik.
B. Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang studi SKI
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Seseorang dikatakan berhasil dalam belajar apabila didalam dirinya
sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab tanpa mengerti apa yang akan
dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut perlu dipelajari, maka
kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai keberhasilan. Keinginan atau
dorongan inilah yang disebut sebagai motivasi. Dengan motivasi orang akan
terdorong untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan
sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa motivasi ini
sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang positif
sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta menanggung
resiko dalam belajar.
Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi sangat erat hubungannya
dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar
pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai
prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka
akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses
belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru. Orang
yang mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul minat
yang besar dalam mengerjakan tugas, membangun sikap dan kebiasaan
51

belajar yang sehat melalui penyusunan jadual belajar dan melaksanakannya


dengan tekun.
Motivasi sangat dibutuhkan dalam proses belajar agar pembelajaran
yang dilakukan berjalan dengan baik dengan memperoleh nilai yang
maksimal. Selanjutnya Intensitas siswa terhadap pelajaran SKI sesuai dengan
jawaban siswa sebagai berikut.
52

1. Intensitas siswa terhadap pelajaran SKI


Dengan adanya motivasi, maka siswa mempunyai semangat
untuk mengikuti pelajaran SKI. Motivasi siswa yang tinggi membuat
intensitas belajar siswa terhadap pelajaran SKI meningkat atau tinggi.
Sebaliknya apabila motivasi belajar siswa rendah maka intensitas siswa
terhadap pelajaran SKI menurun atau rendah.Ini akan terlihat dari tabel-tabel
berikut ini:
Tabel 1.
Senang mengikuti pelajaran SKI
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 11 18,4 %
b. Setuju 49 81,6%
c. Tidak Setuju - -
d. Sangat Tidak Setuju - -
Jawaban 60 100
Bila di lihat hasil presentase dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa
secara umum intensitas para siswa dalam mengikuti pembelajaran SKI
berjalan dengan sangat baik yaitu mengikuti. Hal ini bisa dilihat dari kategori
siswa yang memberikan jawaban sangat setuju mencapai 18,4% sedangkan
untuk siswa yang memberikan jawaban setuju mencapai angka 81,6%. Tidak
ada siswa yang tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak terdapat . Hal ini
menunjukan bahwa secara keseluruhan para siswa senang mengikuti
pelajaran sejarah kebudayaan islam.

Tabel 2.
Mengikuti pelajaran SKI dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari
pihak lain
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 26 43,4 %
b. Setuju 32 53,4 %
c. Tidak Setuju 1 1,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 1 1,6 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kesadaran siswa terhadap
pelajaran SKI yaitu dengan mengikuti pelajaran SKI dengan kesadaran
sendiri tanpa paksaan dari pihak lain. Artinya bahwa secara sadar dan mereka
53

memhami bahwa semua mata pelajaran yang sudah tercantum dalam


kurikulum semua sama penting untuk dipahami lebih mendalam. Hal ini bisa
di lihat dari jumlah kategori siswa yang memberikan jawaban sangat setuju
43,4 %, setuju 53,4% dan ada juga siswa yang memberikan jawaban tidak
setuju sebesar 1,6 % sedangkan kategori siswa yang memberikan jawaban
sangat tidak setuju 1,6 %. Dengan demikian bahwa secara keseluruhan para
siswa memiliki intensitas yang tinggi terhadap mata pelajaran SKI tanpa ada
paksaan dari pihak lain.
Tabel 3.
Bila ada tugas selalu ke perpustakaan guna mencari bahan-bahan SKI
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 40 66,7 %
b. Setuju 14 23,3 %
c. Tidak Setuju 6 10 %
d. Sangat Tidak Setuju - -
Jawaban 60 100
Bila di perhatikan lebih detail lagi, maka dapat dipahami bahwa secara
keseluruhan siswa MTs N 19 jakarta menyadari bahwa mata pelajaran SKI
merupakan pelajaran yang penting. Hal ini dibuktikan dengan kategori siswa
yang memberikan jawaban sangat setuju berjumlah 66,7 % dan bagi mereka
yang menjawab setuju 23,3 % sedangkan untuk siswa yang menjawab untuk
kategori tidak setuju hanya 10 % saja. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa intensitas siswa dalam mengerjakan tugas-tugas pada mata pelajaran
SKI sangat baik.
Tabel 4.
Tetap belajar walaupun tidak ada guru
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 17 28,4 %
b. Setuju 37 61,6 %
c. Tidak Setuju 4 6,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 2 3,4%
Jawaban 60 100
Secara umum, bila di perhatikan jawaban siswa terkait dengan
semangat mereka dalam mempelajari SKI sangatlah baik. Hal ini dibuktikan
dengan banyak siswa yang memberikan jawaban sangat setuju dan setuju
masing-masing 28,4 % dan 61,6 %. Sedangkan untuk mereka yang meberikan
54

jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju hanya sebesar 6,6 % dan 3,4 %.
Artinya sebagian besar siswa tetap membaca guna memahami isi-isi materi
yang terkait dengan mata pelajaran SKI sekalipun dalam kondisi guru tidak
ada.
Tabel 5.
Pejaran SKI merupakan mata pelajaran yang membosankan
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju - -
b. Setuju 3 5%
c. Tidak Setuju 25 41,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 32 53,4 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa intensitas jawaban para siswa
terhadap pelajaran SKI merupakan pelajaran yang membosankan sangat
rendah hal ini dapat di ketahui dengan jawaban para siswa yakni jawabn
setuju sebesar 5 %, tidak setuju 41,6 % dan jawaban sangat tidak setuju
sebesar 53,4 %. Hal ini menunjukkan para s iswa sangat tidak setuju bahwa
pelajaran SKI merupakan mata pelajaran yang sangat membosankan.
Tabel 6.
Selalu bolos ketika ada pelajaran SKI
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju - -
b. Setuju 2 3,4 %
c. Tidak Setuju 39 65 %
d. Sangat Tidak Setuju 19 31,6 %
Jawaban 60 100
Bila di perhatikan dengan seksama bahwa intensitas siswa untuk
mengikuti mata pelajaran SKI sangatlah tinggi. Hal tersebut terbukti dengan
banyaknya siswa yang member jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju
untuk melakukan prilaku bolos saat ada pelajaran SKI yaitu mencapai 65 %
dan 31,6 %. Adapun untuk siswa yang memberikan jawaban setuju hanya 3,4
% atau hanya 2 orang saja. Dengan demikian dapat dipahami bahwa motivasi
siswa untuk mempelajari SKI sangat tinggi
Berdasarkan tabel-tabel di atas berdasarkan jawaban para siswa dapat di
simpulkan bahwa intensitas siswa terhadap pelajaran SKI dalam kategori
55

tinggi walaupun ada sebagian kecil dari jawaban mereka yang memiliki
jawaban yang tidak sesuai atau dalam katagori rendah.

2. Tingkat perhatian siswa terhadap mata pelajaran SKI


Motivasi sangat penting dalam proses pembelajaran, dengan adanya
motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan sesuatu guna
meningkatkan pemahaman atau pengetahuan khususnya dalam pelajaran SKI.
Dengan adanya motivasi yang tinggi maka tingkat perhatian siswa terhadap
mata pelajaran SKI tinggi. Sebaliknya motivasi yang rendah membuat tingkat
perhatian siswa terhadap pelajaran SKI rendah.
Tabel 7.
Selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 14 23,4 %
b. Setuju 38 63,3 %
c. Tidak Setuju 3 5%
d. Sangat Tidak Setuju 5 8,3 %
Jawaban 60 100
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa tingkat perhatian
siswa terhadap mata pelajaran SKI sangat baik. Hal ini dapat di ketahui
dengan presentase jawaban para siswa yaitu dengan jawaban setuju sebesar
63,3 % sangat setuju 23,4 % dan tidak setuju sebesar 5 %, dan presentase
jawaban siswa yang memberikan jawaban sangat tidak setuju sebesar 8,3 %.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa selalu mengerjakan tugas-tugas yang di
berikan oleh guru.

Tabel 8.
Terpaksa mengikuti pelajaran SKI karena diwajibkan oleh sekolah
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 2 3,4 %
b. Setuju 12 20 %
c. Tidak Setuju 39 65 %
d. Sangat Tidak Setuju 7 11,6 %
Jawaban 60 100
56

Bila di perhatikan lebih lanjut dari tabel di atas. Dapat dimengerti


bahwa secara umum siswa mengikuti pelajaran SKI berdasarkan kemauan
sendiri. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan presentase jawaban siswa yang
memberikan jawaban tidak setuju mencapai 65 % dan untuk kategori sangat
tidak setuju 11.6 %. Adapun siswa yang memberikan jawaban setuju dan
sangat setuju hanay mencapai angka 20 % dan 3,4 %. Artinya sebagian besar
siswa menyadari bahwa mereka mengikuti pembelajaran SKI bukan karena
sebuah kewajiban yang mesti diikut, malainkan adanya tingkat kesadaran
bahwa bahwa pelajaran SKI juga penting untuk dipelajari secara lebih
mendalam.

Tabel 9.
Mengikuti pelajaran SKI dengan penuh perhatian
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 8 13,4 %
b. Setuju 31 51,6 %
c. Tidak Setuju 14 23,4 %
d. Sangat Tidak Setuju 7 11,6 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa perhatian siswa terhadap
pelajaran SKI cukup baik, hal ini dapat di lihat dari tabel bahwa presentase
siswa yang memerikan jawaban sangat setuju sebesar 13.4 %, setuju 51,6 %,
tidak setuju sebesar 23,4 % dan yang memberikan jawaban sangat tidak
setuju sebesar 11,6 %.
Tabel 10.
Selalu mengulang-ulang materi-materi yang sudah dipelajari di rumah
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 23 38,4 %
b. Setuju 20 33,3 %
c. Tidak Setuju 7 11,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 10 16,7%
Jawaban 60 100
Berdasarkan tabel tersebut dapat di ketahui bahwa intensitas siswa
untuk mengulang materi SKI yang sudah di pelajari di rumah berjalan baik.
57

Hal ini terlihat dalam presentase siswa dengan jawaban sangat setuju sebesar
38,4 %, setuju 33,3 %, tidak setuju11,6 % dan sangat tidak setuju 16,7 %.
3. Intensitas siswa terhadap guru dan mata pelajaran SKI
Motivasi yang tinggi membuat intensitas siswa terhadap guru dan mata
pelajaran SKI tinggi. Dengan adanya motivasi membuat siswa untuk lebih
giat mempelajari SKI.

Tabel 11.
Selalu melihat catatan teman bila berhalangan hadir pada pelajaran
SKI
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 12 20 %
b. Setuju 36 60 %
c. Tidak Setuju 11 18.4 %
d. Sangat Tidak Setuju 1 1,6 %
Jawaban 60 100

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas siswa terhadap


mata pelajaran SKI sangat baik yakni selalu melihat catatan teman apabila
berhalangan hadir sangat baik, hal ini dapat di lihat dengan presentase
jawaban para siswa yaitu sangat setuju sebesar 20%, setuju 60%, tidak setuju
18,4 %, dan sangat tidak setuju sebesar 1,6 %.

Tabel 12.
Pelajaran SKI berisi kisah-kisah para tokoh, yang dapat dijadikan contoh karena
sangat relevan dengan kondisi sekarang
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 17 28,4 %
b. Setuju 36 60 %
c. Tidak Setuju 7 11,6 %
d. Sangat Tidak Setuju - -
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa siswa dapat mencontoh
tokoh-tokoh dalam pelajaran SKI sangat baik, hal ini berdasarkan pada
presentase jawaban sangat setuju sebesar 28,4 %, setuju 60 %, dan tidak
setuju 11,6%.

Tabel 13.
58

Sangat tertarik mengkuti pelajaran SKI karena dalam menyampaikan materi


guru menggunakan metode yang variatif
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju - -
b. Setuju 11 18,4 %
c. Tidak Setuju 35 58,3 %
d. Sangat Tidak Setuju 14 23,3 %
Jawaban 60 100
Dari tabel tersebut dapat di simpulkan bahwa sebagian siswa tidak
menyukai penyampaian materi yang tidak variatif sehinggan pembelajaran
menjadi tidak menarik. Hal ini berdasarkan presentase siswa dengan jawaban
setuju 18,4 %, tidak setuju 58,3 %, dan sangat tidak setuju sebesar 23,3 %.

Tabel 14.
Merasa bosan karena dalam menyampaikan materi guru lebih banyak bercerita
sehingga membosankan
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 2 3,4 %
b. Setuju 6 10 %
c. Tidak Setuju 35 58,3 %
d. Sangat Tidak Setuju 17 28,3 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat di pahami bahwa dalam menyampaikan materi guru
lebih banyak berceriita sehingga membosankan sangat baik, yaitu sangat setuju 3,4
%, setuju 10 %, tidak setuju 58,3 %, dan sangat tidak setuju sebesar 28,3 %.

Tabel 15.
Pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran favorit karena isi materinya lebih
banyak kisah-kisah sehingga mudah dipahami
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 1 1,3 %
b. Setuju 12 20 %
c. Tidak Setuju 27 45 %
d. Sangat Tidak Setuju 10 16,7 %
Jawaban 60 100
59

Berdasarkan data tersebut pelajaran SKI bukan merupakan pelajaran favorit


para siswa ini di buktikan dengan presentase jawaban para siswa yaitu sangat setuju
1,3 %, setuju 20 %, tidak setuju 45%, dan sangat tidak setuju sebesar 16,7 %.
Tabel 16.
Ketika mendapatkan nilai rendah merasa biasa-biasa saja karena pelajaran SKI
tidak terlalu penting bagi saya
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju - -
b. Setuju 13 21,6 %
c. Tidak Setuju 33 55 %
d. Sangat Tidak Setuju 14 23,4 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pelajaran SKI merupakan
pelajaran yang pentig bagi siswa, hal ini dapat dilihat engan jawaban para siswa
dengan presentase siswa sebesar setuju 21,6 %, tidak setuju 55 %, sangat tidak
setuju 23,4 %.

Dari tabel-tabel diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas siswa terhadap


guru dan mata pelajaran SKI cukup tinggi, ini di buktikan dari jawaban para siswa
yang menjawab pertanyaan dari tabel-tabel tersebut.
4. Intensitas kesadaran siswa dalam mempelajari SKI
Motivasi sebagai penggerak berperan penting dalam keadaan siswa,
dimana kesadaran siswa dalam mempelajari SKI menunjukkan kesadaran
yang tinggi atau sebaliknya menunjukkan kesadaran yang rendah. Berikut
ini tabel-tabel berkaitan dengan intensitas kesadaran siswa dalam
mempelajari SKI.
Tabel 17.
Sadar bahwa mempelajari SKI memiliki banyak manfaat berupa informasi terkait
perkembangan ilmu pengetahuan pada masa lalu
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 1 1,6 %
b. Setuju 33 55 %
c. Tidak Setuju 25 41,7 %
d. Sangat Tidak Setuju 1 1,6 %
Jawaban 60 100
60

Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa para siswa memiliki tingkat
kesadaran yang rendah akan manfaat mempelajari SKI hal ini dapat di buktikan
dengan jawaban para siswa yaitu sangat setuju 1,6%, setuju 55%, tidak setuju 41,7
%, dan sangat tidak setuju sebesar 1,6 %.

Tabel 18.
Tingkat kesadaran siswa dalam mempelajari SKI sangat tinggi hal itu terlihat
antusias mereka dalam mengikuti pelajaran SKI
antusias mengkuti pelajaran SKI
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 17 28,4 %
b. Setuju 19 31,6 %
c. Tidak Setuju 13 21,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 11 18,4 %
Jawaban 60 100
Berdasarkan tabel di atas tingkat kesadaran para siswa cukup baik hal itu
dapat di lihat dengan presentase siswa sangat setuju sebesar 28,4 %, setuju 31,6 %,
tidak setuju 21, 6 % dan sangat tidak setuju sebesar 18,4 %.

Tabel 19.
Merasa bahwa pelajaran SKI merupakan pelajaran yang tidak begitu penting
dibandingkan dengan pelajaran lainnya
Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 17 28,3 %
b. Setuju 19 31,6 %
c. Tidak Setuju 13 21,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 11 18,3 %
Jawaban 60 100
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa menurut para siswa
pelajaran SKI tidak begitu penting di bandingkan dengan pelajaran lainnya. Hal ini
sesuai dengan jawaban para siswa sebagian besar setuju dengan presntase sebesar
31,6 %, sangat setuju 28,3 %, ada juga yang menjawab tidak setuju sebesar 21,6 %
dan yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 18,3 %.

Tabel 20.
Sangat tersentuh bila mendengarkan kisah-kisah yang terdapat dalam pelajaran
SKI karena banyak hikmah yang bisa diambil dari mempelajari SKI
61

Alternative jawaban F %
a. Sangat Setuju 17 28,4 %
b. Setuju 19 31,6%
c. Tidak Setuju 13 21,6 %
d. Sangat Tidak Setuju 11 18,4 %
Jawaban 60 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa para siswa merasa tersentuh dengan
kisa-kisah yang terdapat dalam pelajaran SKI. Hal ini dapat dilihat dengan jawaban
pa siswa yakni sangat setuju sebesar 28,4%, setuju 31,6 %, tidak setuju 21,6 % dan
sangat tidak setuju sebesar 18,4 %.
Dengan demikian iintensitas kesadaran siswa dalam mempelajari SKI dalam
kategori yang cukup tinggi berdasarkan jawaban para siswa. Dari tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs N 19
Jakarta rata-rata sedang, bahkan ada beberapa aspek yang tergolong rendah yaitu
pada tabel 13 pada aspek ketertarikan siswa mengikuti pelajaran SKI karena dalam
menyampaikan materi guru menggunakan metode yang variatif jawaban para siswa
tidak setuju sebesar 58,3 %. Kemudian pada aspek merasa bosan karena dalam
menyampaikan materi, guru lebih banyak bercerita sehingga membosankan,
kemudian pada aspek pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran favorit karena
isi materinya lebih banyak kisah-kisah sehingga mudah di pahami.

C. Hasil Belajar
Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi yang
lebih baik dalam beajar akan menunjukkan hasil yang baik, dengan kata lain bahwa
dengan usaha yang tekun yang didasari adanya motivasi, akan dapat melahirkan
prestasi yang baik.Berikut ini adalah hasil belajar siswa Madrasah Tsanawiyah
Negeri 19 Jakarta Semester I kelas VII.
62

Tabel 21
Variabel Y
Daftar Hasil Nilai Semester I Kelas VII

NO. NAMA NILAI KKM


1 Adam Tirta Chandra 90 65
2 Ade Nurmayanti 80 65
3 Ahmad Rivaldo 80 65
4 Alma Tasya Vintia 70 65
5 Atika Rahmawati 80 65
6 Azharuddin Luthfi 70 65
7 Dea Nur Anisa 77 65
8 Dewi Sustiany 68 65
9 Dita Novita 76 65
10 Fauzan Nurfikrie 80 65
11 Fitri Vidiya 81 65
12 Hasbi Hawalli 80 65
13 Ias Syifa putri 85 65
14 Jihan Luthfiyah 79 65
15 Lisa Andini 42 65
16 Muhammad Alwih Ridwan 70 65
17 Muhammad Surya Chandra 71 65
18 Muhammad djan Farid 83 65
19 Muhammad Rizki Ananda 78 65
20 Muhammad Sah Rizal 76 65
21 Nabella Vimalasari 82 65
22 Nisa Kamila 67 65
23 Nurfaikoh 70 65
24 Oktaviani 67 65
25 Rafida 81 65
26 Renaldi 60 65
27 Rika Amelia 70 65
28 Rizqia almanda 65 65
29 Shafira nandya Zalsa 65 65
30 Sri Darnengsih 60 65
31 Syifa Nurlatifa 70 65
32 Wulandary 70 65
33 Andi Kosasih 70 65
34 Adhisti 70 65
35 Ahmad Shofie 60 65
36 Annisa Krisya 70 65
37 Avi Mulia 80 65
63

38 Biyan Tito 60 65
39 Devi Fitri 70 65
40 Difa Maulaya 70 65
41 Dwi Sulistiyawati 65 65
42 Fazarullah 65 65
43 Geby Septi 65 65
44 Ilham Hafidz 60 65
45 Indah Widiastuti 70 65
46 Khairun Nisa 70 65
47 Lulu Fathiyah 60 65
48 Muhammad Haikal 60 65
49 Maulana Ishak 60 65
50 Meilina 70 65
51 Muhammad Fiikri 60 65
52 Mohammad Yusril Azim 70 65
53 Muhammad Zharfan 60 65
54 Nabilah Oktaviani 65 65
55 Nur Alifia 70 65
56 Nurmala budiarti 75 65
57 Oktaviani 65 65
58 Raihanah 60 65
59 Rendi Meliyanto 67 65
60 Rina Azizah 70 65
Jumlah 4200
Rata-rata 7.0

Tabel di atas menunjukkan bahwa KKM untuk nilai bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam yaitu 65, ini menunjukkan KKM tersebut masih tergolong
rendah, dengan rata-rata nilai siswa 7,0. Dari tabel diatas nilai siswa MTs N 19
secara keseluruhan di atas KKM, tetapi ada 11 siswa yang nilainya ada di bawah
KKM.
Data yang telah terkumpul melalui hasil penyebaran angket yang dilakukan
oleh peneliti, selanjutnya akan dilakukan penghitungan guna mengetahui hubungan
antara variabel X dan Y. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus korelasi
product moment yang nantinya akan diketahui ada atau tidaknya hubungan antara
dua variabel tersebut.
64

Tabel 22.
Hasil Perhitungan Korelasi Product Moment

Respondent X X2 Y Y2 XY
1 70 4900 90 8100 6300
2 60 3600 80 6400 4800
3 61 3721 80 6400 4880
4 71 5041 70 4900 4970
5 60 3600 80 6400 4800
6 67 4489 70 4900 4690
7 63 3969 77 5929 4851
8 70 4900 68 4624 4760
9 64 4096 76 5776 4864
10 66 4356 80 6400 5280
11 66 4356 81 6561 5346
12 67 4489 80 6400 5360
13 68 4624 85 7225 5780
14 60 3600 79 6241 4740
15 60 3600 42 1764 2520
16 63 3969 70 4900 4410
17 66 4356 71 5041 4686
18 63 3969 83 6889 5229
19 64 4096 78 6084 4992
20 62 3844 76 5776 4712
21 60 3600 82 6724 4920
22 68 4624 67 4489 4556
23 55 3025 70 4900 3850
24 69 4761 67 4489 4623
25 65 4225 81 6561 5265
26 56 3136 60 3600 3360
27 55 3025 70 4900 3850
28 62 3844 65 4225 4030
29 54 2916 65 4225 3510
30 55 3025 60 3600 3300
31 53 2809 70 4900 3710
32 53 2809 70 4900 3710
33 57 3249 70 4900 3990
34 57 3249 70 4900 3990
35 57 3249 60 3600 3420
36 56 3136 70 4900 3920
37 61 3721 80 6400 4880
65

38 54 2916 60 3600 3240


39 57 3249 70 4900 3990
40 56 3136 70 4900 3920
41 57 3249 65 4225 3705
42 56 3136 65 4225 3640
43 54 2916 65 4225 3510
44 52 2704 60 3600 3120
45 59 3481 70 4900 4130
46 59 3481 70 4900 4130
47 54 2916 60 3600 3240
48 53 2809 60 3600 3180
49 57 3249 60 3600 3420
50 58 3364 70 4900 4060
51 55 3025 60 3600 3300
52 52 2704 70 4900 3640
53 54 2916 60 3600 3240
54 55 3025 65 4225 3575
55 56 3136 70 4900 3920
56 57 3249 75 5625 4275
57 57 3249 65 4225 3705
58 56 3136 60 3600 3360
59 59 3481 67 4489 3953
60 51 2601 70 4900 3570
∑ 1954 109296 2317 154289 129493
Sumber: Data Primer Diolah

Adapun untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil


belajar pada bidang studi SKI, maka penulis menganalisa data dalam bentuk
analisis kuantitatif dengan rumus Korelasi Product Moment:
ΣΧΥ (ΣΧ)(ΣΥ)
rxy =
ΝΣΧ ΣΧ . ΝΣΥ ΣΥ

( ) ( )
rxy = { ( ) ( )} { ( ) ( )

=
( ) ( )

=

=

66

=
,

= 0,4231
Berdasarkan hasil perhitungan kerelasi product moment dapat diketahui
bahwa hubungan antara variabel motivasi belajar siswa (X) dengan hasil belajaar
SKI (Y) sebesar 0,4231 dalam arah positif, dengan kata lain jika motivasi belajar
semakin baik maka pengaruhnya terhadap hasil belajar semakin baik juga.
Koefisien korelasi sebesar 0,4231 tersebut jika diinterpretasikan dalam bentuk tabel
koefisien korelasi termasuk dalam kategori sedang.
Tabel 23.
Interpretasi koefisien korelasi
Interval Kategori
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,69 Sedang
0,70 – 0,89 Kuat
0,90 – 1,00 Sangat kuat
Setelah mendapatkan nilai korelasi sebesar 0,4231 kemudian nilai tersebut
dikonsultasikan pada nilai r tabel dengan rumus: df = N – nr = 60 – 2 = 58 maka
hasilnya sebagai berikut:

Tabel 24.
Jumlah sampel Df r-Hitung r –Tabel Kesimpulan
N=60 Df=N-nr 0,423 1% = 0,354 Ha diterima dan
60-2=58 Ho ditolak

a. Hasil Uji Hipotesis


Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ha: Motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa
pada bidang studi SKI
Ho: Motivasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
siswa pada bidan studi SKI
67

1. Uji t
Selanjutnya akan dilakukan uji t hal ini dilakukan adalah untuk lebih
meyakinkan hasil perhitungan korelasi di atas, dengan perhitungan sebagai berikut:

(N − 2)
t Hitung = r
1−r )

(60 − 2)
= 0,4231
1 − 0,354
58
= 0,4231
0,646
= 0,4231 √89,78
= 0,4231 (9,475)
= (4,008)

Tabel 25.
Signifikansi koefisien korelasi (Uji t)
N α t Hitung t Tabel Kesimpulan
60 1% 4,00 2,84 Signifikan

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa t hitung > t tabel = 4,


00 > 2,84 dengan kata lain bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi motivasi
mempunyai berpengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang
studi SKI di MTs Negeri 19 jakarta.
2. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) merupakan pengkuadratan korelasi secara
simultan (R) antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) guna
menghitung seberapa jauh hubungan antara keduanya atau koefisien determin maka
digunakan rumus cooffecient of ditermination . adapun hasil perhitungan koefisien
determinasi adalah sebagai berikut :
KD = r2 x 100 %
= (0,4231)2 x 100%
68

= 0,1789 x 100%
= 17,89 = 18 %

Tabel 26.
Nilai Koefisien Determinasi
R R2 Prosentase
0,4231 17,89 18%

Berdasarkan hasil perhitungan KD dari 100 % dapat disimpulkan bahwa


hubungan antara variabel X dan Y memiliki pengaruh yang signifikan. Adapun
koefisien penentunya (R2) yang berarti bahwa pengaruh motivasi memberikan
kontribusi terhadap hasil belajar siswa sebesar 18% yang tergolong
rendahsedangkan sisanya yaitu 82% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti
tingkat kecerdasan yang baik, penguasaan guru bidang studi SKI, cara belajar yang
baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang
mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan
disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar. Dengan
demikian berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 19 Jakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh motivasi terhadap
hasil belajar siswa memberikan kontribusi yang sedang.
Dengan demikian Ho di tolak dan Ha di terima, Jadi Motivasi belajar siswa
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang
studi Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Negeri 19 Jakarta.
68

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini di
tunjukkan melalui koefisien korelasi sebesar 0,4231 jika di interpretasikan
dalam bentuk tabel koefisien korelasi termasuk dalam kategori sedang.
2. Motivasi belajar siswa untuk bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam yang
dilaksanakan di Mts N 19 Jakarta pada umumnya sedang. Artinya secara
umum siswa-siswinya memiliki motivasi yang sedang untuk mempelajari
bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini dibuktikan dengan hasil
jawaban dari angket-angket yang telah disebar oleh peneliti, tetapi pada
beberapa aspek hasil presentase jawaban siswa memiliki motivasi yang
rendah yaitu pada tabel 13 pada aspek ketertarikan siswa mengikuti
pelajaran SKI karena dalam menyampaikan materi guru menggunakan
metode yang variatif jawaban para siswa tidak setuju sebesar 58,3 %.
Kemudian pada aspek merasa bosan karena dalam menyampaikan materi,
guru lebih banyak bercerita sehingga membosankan, kemudian pada aspek
pelajaran SKI merupakan salah satu pelajaran favorit karena isi materinya
lebih banyak kisah-kisah sehingga mudah di pahami.
69

3. Hasil belajar siswa di Mts N 19 pada bidang studi Sejarah Kebudayaan


Islam berjalan dengan cukup baik. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata
siswa mencapai 7,0, namun ada beberapa siswa yang nilainya masih di
bawah KKM 65 pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam.
B. Saran-saran
Saran penulis terhadap pihak-pihak yang terkait dengan motivasi belajar
SKI, sebagai berikut:
1. Bagi sekolah yang secara instansi terlibat langsung dalam pendidikan,
pemangku kebijakan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 19
Jakarta melakukan supervisi pada pembelajaran PAI, khususya bidang
studi SKI.
2. Bagi guru hendaknya memotivasi peserta didik dengan cara
memberikan pengarahan kepada siswa akan manfaat mempelajari SKI
terutama pembelajaran nilai-nilai kehidupan masa kini agar dapat ber
i’tibar pada kehidupan masa lalu. Guru hendaknya menggunkan
strategi active learning dalam pembelajaran SKI dan menerapkan
metode yang bervariatif sehingga tidak monoton.
Dengan demikian bila beberapa point di atas dapat dievaluasi serta
diperbaiki maka akan berdampak kepada siswa yang dengan sendirinya akan
selalu serius dalam belajar dan tidak pernah membedakan-membedakan antara
mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga ke depannya kualitas
pendidikan kita akan semakin baik khususnya pada bidang studi Sejarah
Kebudayaan Islam karena didalamnya memuat banyak ibroh /pelajaran yang
berharga buat kita, khususnya bagi generasi mudah sebagai bekal buat mereka di
kehidupan yang datang. Dalam hal ini peneliti mengutip ungkapan salah satu
tokoh proklamator bangsa ini yaitu; Bung Karno “Bangsa yang maju adalah
bangsa yang mau belajar dari sejarah”.
70

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka cipta, 2013.

Asnawi, Sahlan,Teori Motivasi, Jakarta: Studia Press, Cet. 3, 2007.


Bahri, Syaiful dan Aswan Zein,Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, Cet. 3, 2007.
Dimyati , Mudjiono, Belajar dan Pembelajran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.

Hamalik,Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001.


Hariyanto, Suyono, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang:PT. Karya Toha Putra, 2009.

Nata, Abudin, Tafsir ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Cet. 2, 1985.
Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. 3, 2007.
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada,Cet. 20, 2011.
Soyomukti, Nurani, Teori-teori pendidikan, Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2010.

Soemanto,Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. V 2006.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, Cet. IV, 1992.
Suhartini, Andewi Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, 2009.
Suparno, Paul, Reformasi Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 2002.
71

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos, 1999.


Syaodih, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Undang-Undang Sisdiknas, RI. No. 20 Tahun 2003 dan peraturan
pelaksanaannya, Jakarta:Sinar Grafika. Cet. I, 2008.
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU
BIDANG STUDI SKI

1. Dalam pelaksanaan pelajaran SKI:


a. Buku apa yang di jadikan pedoman bagi bapak dalam pengajaran
bidang studi SKI?
Jawab:
Dalam pengajaran bidang studi SKI saya tertuju pada silabus dan
buku yang saya jadikan pedoman adalah buku paket yang telah di
sediakan oleh sekolah seperti buku karangan Toha Putra, Badri Yatim
serta buku lain yang berkaitan dengan Pelajaran SKI.

b. Materi pelajaran SKI memadai atau tidak untuk siswa?


Jawab:
Ya, cukup memadai tergantung suasana kelas, materi yang di
ajarkan standar untuk para siswa dan tidak terlalu melebar.

c. Bagaimana proses yang di gunakan dalam mengajar pelajaran SKI?


Jawab:
proses yang saya gunakan dalam mengajar pelajaran SKI
menyesuaikan pada materi pelajarann apabla materi pelajaran SKI
sudah di pelajari sebelumnya, saya akan menggunakan metode
tanya jawab pada awal pembelajaran.

d. Bagaimana sikap para siswa dalam pelaksanaan pelajaran SKI?


Jawab:
Sikap para siswa dalam pelaksanaan pelajaran SKI tergantung
suasana kelas, pada umumnya sikap mereka standar ada
bersemangat ada pula yang merasakan kejenuhan.
2. Kesulitan apa yang di hadapi dalam mengajar bidang studi SKI?
Jawab:
Kesulitan yang saya hadapi dalam mengajar bidang studi SKI yaitu
menyebutkan nama-nama tokoh dalam Islam karena nama-nama tokoh
dalam Islam sangat banyak serta nama-nama tokoh –tokoh Islam
tersebut sangat mirip, di dukung dengan fasilitas yang kurang memadai
di mana infokus belum tersedia sedangkan materi sudah terpogram
dengan baik.
3. Usaha apa yang di lakukan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
terhadap bidng studi SKI?
Jawab:
Memberikan semangat atau dorongan belajar sebelum memulai
pelajaran, dengan Melihat keadaan siswa, jika siswanya dalam kondisi
tidak semangat, berarti cara mengajarnya harus semangat dan di selingi
dengan dengan cerita-cerita agar tidak monoton.

4. Bagaimana hasil belajar siswa dalam bidng studi SKI?


Jawab:
Cukup baik, hasil belajar para siswa dalam bidag studi SKI cukup baik
walaupun ada beberapa siswa yag tidak memenuhi standar nilai yang telah
di tetapkan pada mata pelajaran SKI dengan KKM 65.

Interviewer Interview

( Ahmad Syukron, S.Pd.I ) (Mut’ah mutmainah)


Nim: 107011000410
Daftar Pertanyaan Penelitian
“Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Bidang Studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Di MTs N 19 Jakarta”

Nama :__________________ Kelas :__________________


Umur :__________________ Alamat
:__________________
Hp :__________________ J. Kelamin :L/P

Petunjuk Pengisian Angket


Bacalah terlebih dahulu sebelum menentukan jawaban pada pernyataan di bawah ini
Pilih salah satu dari alternative jawaban yang disediakan dengan memberikan tanda
silang (X)
Jawaban yang anda berikan tidak boleh ngasal (bukan sebenarnya) sebab akan
mempengaruhi hasil penelitian
Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai anda
Selamat mengerjakan dan saya ucapkan terimah kasih atas partisipasinya.

1. Saya senang mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.


a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
2. Saya tetap belajar walaupun tidak ada guru.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
3. Saya mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islan dengan kemauan sendiri.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
4. Saya merasa jenuh belajar SKI
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
5. Saya menikmati tugas-tugas yang di berikan oleh guru SKI
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
6. Saya terpaksa mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam karena diwajibkan oleh
sekolah.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
7. Saya selalu hadir mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
8. Saya mengikuti pelajaran Sejarah Keudayaan Islam dengan penuh perhatian.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
9. Saya selalu berusaha mengerjakan tugas dari guru, berkaitan dengan SKI.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
10. Saya mendapat dorongan dari teman-teman untuk belajar lebih semangat.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
11. Saya aktif bila ada kesempatan bertanya.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
12. Saya mengikuti penjelasan dari guru setiap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
13. Saya sering mencatat materi-materi yang di berikan guru.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
14. Saya selalu membahas pelajaran SKI di rumah setelah pulang sekolah
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
15. Saya selalu mengerjakan tugas-tugas.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
16. Saya Mencatat pelajaran dari teman bila berhalangan hadir.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
17. Saya tidak akan mengerjakan tugas dari guru bila tidak di periksa.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
18. Bahan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang saya pelajari menantang untuk di kaji.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
19. Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam berisi kisah-kisah para tokoh, yang dapat saya contoh
dan saya terapkan pada zaman sekarang.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
20. Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang di sampaikan oleh guru sesuai dengan
kebutuhan siswa sehingga saya tertarik mempelajarinya.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
21. Materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang disampaikan oleh guru sangat menarik.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
22. Materi pelajaran SKI bisa dipelajari dari buku, oleh karena itu saya boleh mengobrol di kelas.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
23. Saya mencari buku-buku yang ada kaitannya dengan SKI
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
24. Saya menyempatkan waktu untuk membaca di perpustakaan.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
25. Materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sangat membosankan
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
26. Saya mengharapkan pujian atau hadiah dari guru dalam memperoleh hasil yang baik pada
pelajaran SKI.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
27. Penjelasan guru mudah di ikuti oleh saya
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
28. Saya Sering mengantuk ketika guru menerangkan.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
29. Guru mata Pelajaran SKI merupakan guru favorit saya.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
30. Pelajaran SKI memberikan manfaat bagi saya mengenai perkembangan ilmu pengetahuan
pada masa lalu.
a. Sangat Setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
31. Saya mengabaikan kritikan dari teman-teman untuk kemajuan belajar.
a. Sangat Setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
32. Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam bisa saya ambil hikmah dari peristiwa masa lalu
dan saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
33. Setelah mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam saya meneladani kisah para tokoh yang
mempunyai sifat yang baik.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
34. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam banyak membuang waktu saya.
a. Sangat setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
35. Saya mempunyai kemauan yang tinggi untuk meraih prestasi
a. Sangat setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak setuju
REKAPITULASI ANALISIS VARIABEL (x)
MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP SKI
Nomor Item
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah
1 4 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 4 4 2 3 2 4 75
2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 2 2 3 74
3 3 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 87
4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 74
5 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 84
6 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 78
7 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 87
8 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 4 4 4 3 3 3 3 80
9 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 82
10 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 83
11 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 85
12 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 84
13 4 2 3 4 3 3 4 3 1 3 2 4 1 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 73
14 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 76
15 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 2 2 2 3 76
16 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 4 2 2 2 3 79
17 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 4 3 3 4 2 2 2 3 76
18 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 4 4 4 3 1 4 80
19 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 2 3 4 3 3 3 2 4 77
20 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 4 2 4 2 2 3 4 4 4 3 2 2 3 74
21 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 1 3 2 4 82
22 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 2 2 3 69
23 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 87
24 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 81
25 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 87
26 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 3 81
27 4 2 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 78
28 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 2 70
29 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 76
30 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 74
31 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 1 2 4 3 2 4 4 4 3 2 3 4 71
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76
33 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 4 74
34 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 75
35 4 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 4 4 2 3 2 4 75
129 91 118 120 111 117 114 110 103 108 102 118 118 81 111 106 107 111 119 123 129 108 96 83 119 2752
HASIL REKAPITULASI VARIABEL X DAN Y

NO ITEM SOAL X X2 Y Y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 70 4900 90 8100
2 4 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 4 60 3600 80 6400
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 61 3721 80 6400
4 3 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 71 5041 70 4900
5 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 60 3600 80 6400
6 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 67 4489 70 4900
7 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 63 3969 77 5929
8 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 70 4900 68 4624
9 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 4 4 64 4096 76 5776
10 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 2 3 3 66 4356 80 6400
11 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 66 4356 81 6561
12 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 67 4489 80 6400
13 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 68 4624 85 7225
14 4 2 3 4 3 3 4 3 1 3 2 4 1 2 4 3 3 3 4 4 60 3600 79 6241
15 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 60 3600 42 1764
16 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 63 3969 70 4900
17 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 66 4356 71 5041
18 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 4 3 3 63 3969 83 6889
19 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 4 64 4096 78 6084
20 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 2 3 4 62 3844 76 5776
21 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 4 2 4 2 2 3 4 4 60 3600 82 6724
22 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 68 4624 67 4489
23 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 3 4 3 3 55 3025 70 4900
24 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 69 4761 67 4489
25 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 65 4225 81 6561
26 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 1 1 3 4 2 3 3 3 56 3136 60 3600
27 4 1 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 2 1 4 3 3 3 3 1 55 3025 70 4900
28 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 2 1 2 2 4 2 4 3 4 3 62 3844 65 4225
29 4 1 3 3 2 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 54 2916 65 4225
30 4 1 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 4 3 2 3 55 3025 60 3600
31 4 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 1 1 2 4 3 3 3 3 4 53 2809 70 4900
32 4 1 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 4 3 3 2 2 53 2809 70 4900
33 4 3 4 3 3 3 4 4 4 1 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 57 3249 70 4900
34 4 2 4 4 4 3 3 3 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 3 4 57 3249 70 4900
35 4 1 4 4 4 4 4 4 2 1 1 1 2 2 2 4 4 3 3 3 57 3249 60 3600
36 4 1 4 1 4 4 4 3 2 2 4 3 1 2 2 3 3 2 4 3 56 3136 70 4900
37 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 61 3721 80 6400
38 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 3 2 4 4 54 2916 60 3600
39 3 2 3 4 3 4 2 4 3 4 2 1 1 3 3 4 2 3 3 3 57 3249 70 4900
40 4 2 4 4 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 56 3136 70 4900
41 4 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 57 3249 65 4225
42 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 4 3 4 3 2 3 56 3136 65 4225
43 4 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 54 2916 65 4225
44 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 1 4 3 3 3 3 3 52 2704 60 3600
45 4 1 4 4 3 4 4 3 2 3 1 2 2 2 3 3 4 3 3 4 59 3481 70 4900
46 4 2 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 1 2 3 2 4 3 3 4 59 3481 70 4900
47 4 2 4 4 3 3 4 3 1 3 1 3 1 2 2 4 1 2 3 4 54 2916 60 3600
48 4 2 4 3 3 2 2 4 1 3 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 53 2809 60 3600
49 3 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 3 3 2 3 3 57 3249 60 3600
50 4 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 4 58 3364 70 4900
51 4 1 3 4 3 3 4 4 3 2 1 3 2 2 3 3 3 1 2 4 55 3025 60 3600
52 4 1 4 3 3 4 3 4 2 2 1 1 1 2 3 4 3 2 2 3 52 2704 70 4900
53 3 1 3 4 4 4 3 3 2 2 1 1 1 1 4 4 3 3 3 4 54 2916 60 3600
54 4 1 3 4 3 3 4 4 2 3 1 2 1 2 3 3 4 3 2 3 55 3025 65 4225
55 4 1 4 3 3 3 4 3 3 3 1 2 2 1 3 3 4 3 2 4 56 3136 70 4900
56 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 57 3249 75 5625
57 4 1 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 1 2 3 3 4 3 2 3 57 3249 65 4225
58 4 1 4 4 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 56 3136 60 3600
59 4 1 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 59 3481 67 4489
60 3 3 2 3 3 1 4 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 2 3 51 2601 70 4900
∑ 230 125 211 213 193 195 216 205 174 181 151 168 151 135 205 199 204 194 200 222 1954 109296 2317 154289
XY

6300
4800
4880
4970
4800
4690
4851
4760
4864
5280
5346
5360
5780
4740
2520
4410
4686
5229
4992
4712
4920
4556
3850
4623
5265
3360
3850
4030
3510
3300
3710
3710
3990
3990
3420
3920
4880
3240
3990
3920
3705
3640
3510
3120
4130
4130
3240
3180
3420
4060
3300
3640
3240
3575
3920
4275
3705
3360
3953
3570
129493

Anda mungkin juga menyukai