Sas0032 - Filsafat Bahasa-13-23
Sas0032 - Filsafat Bahasa-13-23
PERTEMUAN 1
PENGERTIAN FILSAFAT BAHASA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada pertemuan pertama ini diharapkan
mahasiswa mampu untuk memahami definisi dari filsafat, deinisi dari bahasa dan
mahasiswa dapat menggambarkan keterkaitan antara filsafat dan bahasa.
B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Filsafat
Filsafat Bahasa
1
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1
yakni Philos/Philein yang memiliki arti cinta, dalam hal ini cinta didefiniskan
seluas- luasnya, yaitu cinta yang berkaitan dengan rasa “ingin”, sedangkan
shopia memiliki makna kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Sehingga
secara harfiah filsafat memiliki makna rasa cinta atau rasa ingin terhadap sebuah
kebijaksanaan. Jika ditilik secara mendalam, sebenarnya pemaknaan secara
harfiah berdasarkan arti dari sebuah kata tidak dapat mendefiniskan filsafat
secara mendalam bahkan hal tersebut malah akan membingungkan. Secara
garis besar pendekatan etimologis dalam mendefiniskan sebuah konsep
dilakukan hanya untuk melihat ciri luarannya saja tetapi tidak dapat
mendefinisikan konsep esensial yang ada di dalamnya.
Proses berfikir seorang filsuf biasanya didasari oleh empat hal dasar, yaitu
kekaguman terhadap alam, ketidakpuasaan terhadap mitos dan dongeng,
keraguan tentang sesuatu dan kebingungan tentang berbagai hal. Ada dua cara
berfikir seorang filsuf, yang pertama adalah berfikir secara rasional. Berfikir
secara rasional artinya berfikir secara logis, sistematis dan juga kritis. Berfikir
logis dilakukan tidak hanya untuk mencapai sebuah penjelasan yang dapat
Filsafat Bahasa 2
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1
diterima oleh akal sehat tetapi agar dapat membuat sebuah kesimpulan yang
tepat dari argumen dan premis yang digunakan. Kemudian berfikir sistematis
merupakan sekumpulan rangkaian pemikiran yang logis yang dihubungkan dan
dikaitkan. Sedangkan pemikiran kritis merupakan pemikiran dimana setiap
argumen yang ada harus terus dievaluasi dan diuji untuk mencapai sebuah
kebenaran. Yang kedua adalah berfikir secara radikal, artinya seorang filsuf
harus tidak terpaku terhadap satu fenmena saja dan tidak berhenti pada satu
pemahaman sehingga permasalahan dapat dipecahkan secara mendalam.
Sejalan dengan penjelasan tersebut, untuk berfilsafat, seorang filsuf harus
memiliki ciri berfikir yang baik.
Filsafat Bahasa
3
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1
Filsafat secara garis besar bukan merupakan sebuah sarana untuk mencari
jawaban dengan pasti tetapi filsafat membawa kita kepada pemahaman dan
tindakan, tujuan utama filsafat adalah mengumpulkan pengalaman dan
pengetahuan manusia sebanyak mungkin dan merangkainya dalam sebuah
rangkaian yang sistematis, kemudian, filsafat membawa kita terhadap sebuah
pemahaman yang akan membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Filsafat
merupakan sebuah bentuk analisa yang hati-hati terhadap sebuah penalaran
sebuah masalah, filsafat merupakan perenungan yang mengusahakan
kejelasan, keruntutan pada sebuah fenomena.
2. Pengertian Bahasa
Filsafat Bahasa 4
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1
konsep dan ide tersbut dapat dikeluarkan melalui alat ucap manusia dan
dikeluarkan melalui bunyi yang merupakan realisasi fisik yang dari dunia makna
atau setelah melaui sistem bahasa yang bersifat konkret sehingga dapat
dianalisis secara empiris. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar
berikut ini.
Jika dilihat pada gambar skema di atas, ada tiga komponen penting yang
menjadi subsistem pada sebuah bahasa. Seperti yang sudah dijelaskan pada
penjelasan sebelumnya bahwa komponen penting yang meliputi sistem bahasa
adalah komponen leksikon, komponen gramatika dan komponen fonologi.
Komponen leksikon yang memiliki satuan yang disebut dengan leksem
merupakan sebuah bejana yang menampung berbagai makna dalam sebuah
bahasa. Makna yang muncul dari leksikon tersebut disebut sebagai makna
leksikal. Komponen leksikon ini kemudian diolah menjadi satu kesatuan yang
dimana kesatuan tersebut tidak lagi memiliki makna leksikal tetapi memiliki
makna gramatikal.
Filsafat Bahasa
5
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1
melalu alat ucap manusia dan dikonversi menjadi sebuah bunyi yang pada
akhirnya akan diterima oleh sistem pendengaran sebagai sebuah ujaran.
Ujaran-ujaran yang muncul dari alat ucap manusia tersebut akan memiliki
makna. Makna yang muncul itu akan dimengerti oleh pendengar ketika ujaran
tersebut memiliki konteks yang jelas sehingga sebuah bahasa tidak hanya
sampai pada subsistem fonologi saja tetapi lebih kompleks lagi sampai kepada
pragmatik. Sebagai contoh, ketika ada ujaran “ Sudah pukul Sembilan malam”
jika dijelaskan hanya menggunakan subsistem gramatikal saja maka makna yang
muncul adalah menyatakan mengenai waktu saja; tetapi jika diujarkan oleh
seorang ibu kepada anaknya yang masih berusia 7 tahun artinya ujaran tersebut
memiliki makna bahwa ibu tersebut menyuruh anaknya untuk tidur karena sudah
larut malam.
Filsafat Bahasa 6
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1
Filsafat Bahasa
7
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1
dianggap sebagai sebuah fenomena yang terjadi begitu saja tetapi ada misteri
yang masih ada dibalik keberadaan bahasa tersebut.
Filsafat Bahasa 8
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1
adalah bahasa. Suatu sistem filsafat sebenarnya dalam arti tertentu dapat
dipandang sebagai sebuah bahasa, dan perenungan kefilsafatan dapat
dipandang sebagai suatu upaya penyusuan bahasa tersebut (Katsooff dalam
Hidayat, 2014, hal. 31). Dengan kata lain, dalam memahami sebuah pemikiran
filsuf atau memahami filsafat kita harus memperlajari bahasa yang digunakan
dalam menguraikan filsafat. Selain itu, kita akan menjumpai istilah-itilah yang
muncul di dalam filsafat yang tidak akan pernah kita megerti jika kita tidak pernah
berbahasa.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka bahasa dan filsafat
memiliki hubungan dan relasi yang sangat erat. Bahkan, hubungan antara filsafat
dan bahasa merupakan sebuah hubungan yang kausalitas (sebab-akibat) yang
kehadirannnya tidak dapat kita tolak. Bagi para filsuf bahasa dianggap sebagai
sahabatnya dalam setiap kegiatan filsafatnya dan tidak akan terpisahkan oleh
apapun. Sehingga lambat laun bahasa menjadi sebuah objek perenungan yang
menarik bagi para filsuf dan menjadi bahan peneltian dunia filsafat.
Filsafat Bahasa
9
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1
Pada gambar tersebut terlihat bentuk realitas yang dibentuk oleh seorang
pengarang yang menyangkut moral, etika, religi budaya dan faktor-faktor sosial
ekonomi. Terbukti bahwa bahasa dan sastra merupakan bagian yang pasti ada
di dalam sebuah kurun waktu dan proses pemikiran yang menceritakan
penghayatan dan pengalaman batin.
Filsafat Bahasa 10
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1
muncul adalah teori-teori tata bahasa tentang proposisi atau dapat dikatakan dalil
yang muncul dari proses pembuktian pembenaran dengan proses penarikan
simpulan dari asas-asas yang serupa. Pada zaman ini tata bahasa lebih
digunakan sebagai alat praktis yaitu untuk mengungkapkan sebuah kebenaran
yang dirancang menjadi sebuah kenyataan oleh seorang pemikir. Buku atau
essay yang berdul de modis signifiacandi pada zaman terbut lebih banyak
berbicara tentang pelambangan dan penandaan.
C. SOAL LATIHAN
Filsafat Bahasa
11