Anda di halaman 1dari 8

Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1

PERTEMUAN 2
OBJEK KAJIAN FILSAFAT BAHASA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini mahasiswa diharapkan mampu
untuk memahami objek kajian filsafat dan bahasa. Setelah memahami objek tersebut
mahasiswa dapat melihat keterkaitan antara objek kajian filsafat dan objek kajian
bahasa. Setelah itu pemahaman tersebut diaplikasikan dalam sebuah konsep
penelitian.

B. URAIAN MATERI
Pada pertemuan ke dua ini materi berlanjut kepada beberapa bahasan yaitu
objek kajian filsafat, objek kajian bahasa, dan kaitan antara objek kajian filsafat dan
bahasa. Adapun uraian masing-masing materi tersebut sebagai berikut.

1. Objek Kajian Filsafat

Sebelum kita membahas dan menguraikan objek kajian filsafat dan objek
kajian bahasa secara spesifik, serta menemukan keterkaitan kedua objek
tersebut, mari kita mengetahui konsep dasar dari objek itu seperti apa.

Mengutip dalam KBBI, Definisi dari objek sendiri terdapat dua konsep.
Konsep yang pertama adalah Objek merupakan hal atau orang yang menjadi
pokok Pembicaraan lalu konsep yang kedua adalah Benda atau hal yang
dijadikan sebuah sasaran untuk diteliti atau diperhatikan. Berdasarkan kedua
definisi yang bersumber pada KBBI tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
objek merupakan sesuatu yang dijadikan sebuah sasaran. Berdasarkan definisi
yang bersifat umum tersebut tentu dapat kita katakan bahwa objek kajian filsafat
adalah segala sesuatu yang dijadikan perhatian dalam objek kajian filsafat.

Secara harfiah, dapat diketahui dengan jelas bahwa objek kajian filsafat
dibagi ke dalam dua jenis yaitu objek material dan objek formal. Objek material
secara umum didefinisikan sebagai sebuah benda yang dijadikan sebuah objek
bidang kajian ilmu tertentu sedangkan objek material pada filsafat adalah segala
sesuatu yang ada dan mungkin ada (Pudjawiatna dalam Chaer, 2015, hal. 3).

Filsafat Bahasa
13
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1

Maksudnya segala sesuatu yang ada itu adalah merupakan sesuatu yang dapat
diamati ataupun dianalisa secara empiris, sedangkan yang mungkin ada itu
adalah segala sesuatu yang ada dalam pikiran manusia tetapi tidak bisa diamati
secara empiris atau dikategorikan sebagai sesuatu yang abstrak. Sebagai
contoh, segala sesuatu yang ada itu adalah sesuatu yang dianggap konkret
seperti air, batu, awan, langit dan manusia. Sedangkan contoh sesuatu yang
dianggap abstrak atau yang mungkin ada adalah seperti keadilan, kebudayaan,
dan ide tidak dapat dibuktikan secara empiris. Kemudian objek formal secara
umum didefinisikan sebagai aspek atau sudut pandang suatu ilmu dalam melihat
objek ilmu Sedangkan objek formal pada filsafat adalah sebuah cara yang
digunakan untuk menegtahui sesuatu atau pengetahuan itu sendiri, dengan kata
lain objek forma meruakan sudut yang digunakan untuk menentukan bidang ilmu
tertentu. Sebagai contoh dengan bentuk objek material yang sama maka akan
menghasilkan dua objek formal yang berbeda.

Jika dilihat, maka sebenarnya objek materil dan objek formal memiliki
keterhubungan yang sangat signifikan. Mengapa dapat dikatakan demikian? Hal
ini dikarenakan objek formal akan selalu hadir dengan mengikuti apa yang
menjadi objek material sebuah ilmu pengetahuan. Objek formal akan selalu
mengikuti objek material sebagai inti pokok fenomena yang menjadi perhatian
atau hal yang diteliti.

Phytagoras menyebutkan bahwa filsafat merupakan induk dari ilmu


pengetahuan.karena filsafat inilah yang melahirkan banyaknya ilmu
pengetahuan. Oleh karenanya objek kajian filsafat dan objek kajian ilmu
pengetahuan memeiliki objek kajian material yang sama. Akan tetapi filsafat
tetaplah filsafat karena filsafat bukanlah sebuah ilmu yang menjadi kumpulan
semua ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan filsafat, objek kajian filsafat ini
mengalami perubahan dalam empat fase yaitu fase pertama yang disebut
kosmosentris, fase kedua disebut dengan fase teosentris, kemudian fase ketiga
yang disebut dengan fase antroposentris dan fase keempat disebut sebagai fase
logosentris. Fase kosmosentris merupakan fase dimana objek filsafat utamanya
adalah pemikiran tentang alam. Fase ini berlangsung pada zaman yunani kuno.
Fase teosntris merupakan fase pemikiran filsafat yang berkembang pada abad
petengahan, objek pemikiran pada zaman ini adalah tuhan dan agama. Fase
antroposentris, merupakan filsafat yang objeknya berfokus pada manusia dan

Filsafat Bahasa 14
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1

fase logosentris yaitu fase pemikirannnya berpusat pada bahasa sebagai


objeknya. Fase ini ditandai denga adanya kesadaran bahwa bahasa merupakan
wahana pengungkapan peradaban manusia yang sangat rumit.

2. Objek Kajian Bahasa

Sama seperti halnya filsafat, bahasa pun memiliki objek kajian material dan
formalnya sendiri. secara lebih spesifik memang tidak dapat dipungkiri bahwa
keilmuan bahasa merupakan salah satu produk pemikiran filsafat, mengapa
demikina, karena seperti yang dijelaskan oleh pehytagoras sebelumnya bahwa
filsafat merupakan induk dari semua ilmu pengetahuan. Karena dengan hasil par
pemikiran filsafat maka jenis keilmuan yang muncul di dunia berkembang dengan
sangat pesat. Proses berfikir yang dilakukan filsuf memeunculkan jawaban-
jawaban yang akhirnya ketika dibuktikan dan diamati memunculkan banyaknya
teori dan juga ilmu-ilmu baru salah satunya adalaha bahasa.

Dalam keilmuan bahasa, istilah yang sering digunakan adalah Linguistik


(ilmu bahasa). Tentu saja objek materi yang diamati adalah manusia dan bahasa.
Mengapa manusia masuk ke dalam objek materi dari ilmu kebahasaan? Tentu
saja jelas karena manusia sebagai pengguna bahasa mereka melakukan
interaksi dengan bahasa. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi
tentu saja hubungan ini tidak bisa diabaikan begitu saja maka nantinya objek
formal dari kajian bahasa ini akan bermacam-macam.

Objek formal keilmuan bahasa terbagi ke dalam beberapa bentuk,


tergantung objek material yang menaunginya. Seperti yang kita ketahui bahwa
objek formal adalah sudut dari sebuah keilmuan yang menentukan sebuah
bidang dari keilmuan itu. Jika kita ambil contoh bahasa sebagai objek materinya,
maka bidang keilmuan seperti Semantik, Fonologi dan Morfologi dapat dikatakan
sebagai objek forma dari objek materi bahasa. Kemudian jika objek materi dari
sebuah bahasa adalaha manusia dan juga bahasanya maka objek formalnya
adalah sosiolinguistik, antropolinguistik dan etnolinguistik.

berdasarkan pemaparan di atas sangat jelas bahwa setiap bidang keilmuan


pasti memiliki objek material dan formalnya masing-masing. Objek material
sebagai pusat utama objek yang diamati dan objek forma merupakan sebuah
spesifikasi ilmu yang digunakan untuk mengamati. Jika diamati, manusia sering

Filsafat Bahasa
15
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1

menjadi objek matri dari hampir banyaknya bidang ilmu, hal tersebut menujukkan
bahwa manusia merupakan objek materi yang cukup kompleks untuk diamati
karena manusia memiliki kompleksitas yang cukup besar untuk diamati.

Berdasarkan hal tersebut dapat digambarkan bahwa objek bahasa dalam


kajian ilmu filsafat terbagi menjadi dua bidang yaitu bagian struktur dalam bahasa
dan struktur luar bahasa, atau dalam istilah biasa disebut mikrolinguistik dan
makrolinguistik. Adapun pembagian objek kajian tersebut tergambar sebagai
berikut.

Gambar 2.1 Objek Kajian linguistik 1


Sumber: https://metalinguistik.blogspot.com/2019/01/ruang-lingkup-kajian-
linguistik.html

Berdasarkan gambar tersebut terlihat perbedaan antar keduanya terlihat,


pada kajian mikro yang menganalisis struktur bahasa itu sendiri, dimulai dari
proses pembentukan bunyi, berlanjut ke proses pembentukan kata, hingga
proses pembentukan kalimat. Tidak sampai situ proses kajian objek mikro
dilanjutkan ke pemaknaan yang bersifat kompleks atau lebih besar, yaitu dalam
luang lingkup wacana. Sedangkan kajian makrolinguistik membahas kegunaan
dari ilmu bahasa itu sendiri, baik dari segi psikologi, sosiologi, antropologi, klinis
dan sebagainya. Oleh karena itu, makrolinguistik erat sekali hubungannya
dengan ilmu hybrid.

Berkaitan dengan ilmu makro kegunaan bahasa dalam hal ini sudah
bersifat lintas disiplin ilmu, artinya ilmu kebahasaan dapat digunakan untuk

Filsafat Bahasa 16
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1

kepentingan ilmu lain, misal pada era sekarang dikenal dengan keilmuan
linguistik forensik yang membantu dalam proses peradilan yang terkait dengan
bahasa, seperti pencemaran nama baik, atau yang sering berkaitan dengan
UUITE. Selain itu berkembang juga yang disebut linguistik klinis yang membantu
ilmu kedokteran dalam mengatasi orang-orang yang mengalami kegagalan
bahasa baik secara fisik maupun mental.

Berikut ini adalah gambaran kegunaan ilmu linguistik dalam keilmuan


hukum (linguistik forensic).

Gambar 2.2 kegunaan ilmu linguistik forensik 1


Sumber : file:///C:/Users/Acer/Downloads/1327-Article%20Text-7716-2-10-
20200515.pdf

Selain kelimuan yang bersifat hybrid, kita juga harus melihat objek
bahasa menurut hubungan sistematis dan paragdimatis. Kedua hubungan ini
memunculkan beberapa hal, antara lain yang dikenal dengan istilah distribusi.
Istilah ini dapat diartikan penerapan pada sebuah satuan yang dikenal dengan
istilah deretan konteks. Distibusi dapat dikatakan sebuah konsep yang sistematis
ketika sebuah konteks bahasa yang berbentuk satuan bahasa yang berupa teks
akan tetap ketika dimasukan ke dalam sebuah teks. Hal ini dapat dicontohkan
ketika sebuah kata memiliki makna sendidri yang sudah ajeg atau tetap, hal itu
tidak akan berubah ketika kata tersebut dimasukan ke dalam sebuah konteks
yang berbeda-beda.

Filsafat Bahasa
17
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1

Contoh lain sebuah satuan bahasa dapat dikatakan memiliki hubungan


yang sintagmatis dan paradigmatis terlihat pada satuan bahasa kata di bawah
ini.

Susu Botol

Cup/ gelas

Botol

Putih

Gambar 2.3 Hubungan sintagmatis dan Paradigmatis

3. Objek Kajian Filsafat Bahasa

Karena objek filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada,
maka dalam perkembangannya lahir pula banyak cabang ilmu filsafat, salah satu
dari cabang ilmu filsafat tersbut adalah filsafat bahasa. Objek materi dari filsafat
bahasa sendiri seperti halnya objek kajian bahasa yakni bahasa. Kemudian apa
yang membendakan antara filsafat bahasa dan ilmu bahasa ketika kedua jenis
ilmu ini memiliki objek materi yang sama?. Dalam istilah filsafat bahasa ini ada
dua hal yang terkandung di dalamnya, yang pertama adalah bahwa filsafat
bahasa merupakan filsafat mengenai bahasa dan yang kedua adalah filsafat
yang berdasarkan pada bahasa.

Yang membedakan antara filsafat bahasa dan ilmu bahasa sendiri adalah
bagaimana pengamatan pada objek materinya itu dilakukan. Memang benar
bahwa jika sebuah disiplin ilmu melakukan pengamatan berdasakan objek yang
bersifat empiris artinya sebuah pengamatan dilakukan terhadap data atau objek
yang nyata dan hal tersebut menjadi dasar ketika menyatakan sebuah kebenaran
ilmiah. Ilmu bahasa mengkaji mengenai kaidah kebahasaan secara spesifik
sedangkan filsafat bahasa mengkaji kebahasaan secara luas dan menyeluruh.

Filsafat Bahasa 18
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1

Pembahasan yang menyeluruh pada filsafat bahasa mengenai bahasa


dibagi ke dalam beberapa ruang lingkup yang cukup penting. Ruang lingkup yang
pertama adalah filsafat bahasa membahas filsafat analitik bahasa, membahas
mengenai perkembangannya dan tokoh-tokoh yang berperan dalam
perkembangannya tersebut ruang lingkup yang kedua adalah filsafat bahasa
membahas mengenai teori makna, sehingga pada ruang lingkup ini filsafat
memiliki keterkaitan dengan ilmu kebahasaan di bidang semantik. Ruang lingkup
yang ketiga membahas mengenai penggunaan dan fungsi bahasa dalam
hubungannya dengan tindak-tanduk manusia, dan yang keempat adalah
membahas bahasa sebagai objek materi filsafat.

Masalah kebahasaan sebenarnya sudah dibahas sejak zaman filsafat


yunani kuno. Ada tiga masalah yang menjadi pokok pembahasan para filsuf dari
zaman yunani kuno mengenai bahasa. yang pertama adalah pemaknaan dari
makna itu sendiri, kedua, pemikiran mengenai apakah bahsa itu bersifat alami
ataukah bersifat konvensi dan ketiga adalah apakah bahasa itu bersifat teratur
atau tidak terartur. Ketiga permasalahan tersebut menjadi perdebatan sezak
zaman yunani sampai zaman modern ini. Dengan adanya pemikiran filsafat
bahasa dari zaman yunani ini membuat pekembangan linguistik enajdi cukup
pesat. Pengaruh filsafat bahasa terhadap linguistik adalah dengan
berkembangnya mikrolinguistik ke ranah makrolinguistik.

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa filsafat


bahasa berfokus pada empat masalah, yakni: sifat makna, penggunaan bahasa,
kognisi bahasa, dan hubungan antara bahasa dan realitas. Adapun tergambar
dalam gambar dibawah ini.

Filsafat Bahasa
19
Universitas Pamulang Sastra Indonesia S-1

Sifat makna

Penggunaan bahasa

Kognisi Bahasa

Hubungan bahasa dan

realitass

Gambar 2.4 Objek kajian Filsafat Bahasa 1


Sumber:https://www.kompasiana.com/hayyulalkhusna/5db380b90d823044a422c
273/objek-material-dan-formal-dalam-filsafat

Pada gambar tersebut terlihat proses aplikasi filsafat bahasa sebenarnya


sudah diaplikasikan pada bidang kajian linguistik, misal sifat makna dikaji pada
bidang semantik dan semiotika. Kajian pemaknaan berdasarkan berbagai
konteks dan pemaknaan konsep dari petutur dan lawan tutur, lalu konsep kajian
pemaknaan yang sengaja dibentuk atau secara tidak sengaja terbentuk
sedemikian rupa. selanjutnya penggunaan bahasa dikaji dalam konsep-kosep
stuktural seperti fonologi, morfologi, sintaksis dan pragmatik. Lalu kajian
selanjutnya terlihat yaitu kognisi bahasa pada kajian psikolinguistik dan linguistik
klinis.

Terakhir pada kajian hubungan bahasa dan realitas adalah pada kajian-
kajian ilmu hybrid seperti sosiolinguistik, antropolinguistik dan psikolinguistik.
Kajian ini nantinya akan lebih menyempit dan khusus lagi, misal seperti register,
slang, dan jargon pada kajian sosiolinguistik. Selanjutnya pada realitas di dalam
psikologi seseorang tentang bagaimana memahami ujaran dan bagaimana
melafalkan ujaran yang dikaji pada bidang psikolinguistik. Keseluruhan kajian ini
akan dibahas pada bab dan subbab berikutnya. Proses pembahasan dimulai dari
konsep-konsep yang sangat teoretis dan aplikasinya yang bersifat sangat praktis.

C. LATIHAN SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang termasuk ke dalam objek kajian filsafat!

Filsafat Bahasa 20

Anda mungkin juga menyukai