Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CUT NYAK DHIEN MEULABOH

BAB I

DEFINISI

A. Pendahuluan
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Menurut Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 bahwa rumah sakit
memberikan pelayanan yang bermutu dan yang berfokus pada keselamatan
pasien.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, Pemerintah
menetapkan beberapa Program Nasional yang menjadi prioritas. Program
prioritas tersebut meliputi:
a) Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
b) Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS
c) Menurunkan angka kesakitan Tuberkulosis
d) Pengendalian Resistensi anti mikroba
e) Pelayanan Geriatri
Implementasi program ini di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh dapat berjalan baik apabila mendapat dukungan penuh dari
pimpinan/direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
berupa penetapan regulasi, pembentukan organisasi pengelola, penyediaan
fasilitas, sarana dan dukungan finansial untuk mendukung pelaksanan program.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


 Tujuan Umum : Sebagai Panduan Implementasi Program Nasional di
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
 Tujuan Khusus:
a. Terwujudnya Implementasi Pelayanan PONEK di Rumah Sakit
Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
b. Terwujudnya Implementasi Pelayanan HIV/AIDS DI Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
c. Terwujudnya Implementasi Pelayanan TB Dots di Rumah Sakit
Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
d. Terwujudnya Implementasi Pengendalian resistensi antimikroba
e. Terwujudnya Implementasi Pelayanan Geriatri

C. Sasaran
Seluruh Pasien, Keluarga, Masyarakat dan petugas di Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
BAB II
RUANG LINGKUP

Implementasi Program Nasional di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
terdiri dari:
A. Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi serta Peningkatan Kesehatan Ibu dan
Bayi
1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh melaksanakan
program PONEK 24 jam di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh berserta monitoring dan evaluasinya
1.1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menyiapkan
sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan PONEK
1.2. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh melaksanakan
pelayanan rawat gabung, mendorong pemberian ASI eksklusif,
melaksanakan edukasi dan perawatan metode kangguru pada bayi berat
badan lahir rendah (BBLR).
B. Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS
1. Rumah Sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
C. Penurunan angka kesakitan Tuberkulosis
1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh melaksanakan
program penanggulangan tuberkulosis di Rumah sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh beserta maonitoring dan evaluasinya melalui kegiatan :
a. Promosi kesehatan
b. Surveilens tuberkulosis
c. Pengendalian faktor resiko
d. Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis
e. Pemberian kekebalan; dan
f. Pemberian obat pencegahan

1.1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menyiapkan
sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan
tuberkulosis
1.2. Rumah sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menyediakan
sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang-
undangan
1.3. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh telah
melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor
resiko tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan
D. Pengendalian Resistensi Antimikroba
Resistensi terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba, dalam bahada
Inggris antimicrobial resistance,AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang
mendunia, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat menurunkan mutu dan
meningkatkan resiko pelayanan kesehatan khususnya biaya dan keselamatan
pasien. Yang dimaksud dengan resistensi anti mikroba adalah ketidakmampuan
antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba sehingga
penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi.
Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat penggunaan
antimikroba yang tidak bijak dan bertanggung jawab dan penyebaran mikroba
resistensi dari pasien ke lingkungannya karena tidak dilaksanakannya praktik
pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik.
Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh, perlu dikembangkan program pengendalian resistensi
antimikroba di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Pengendalian Resistensi antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan untuk
mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten.
Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas baik di fasilitas
pelayanan kesehatan maupun di komunitas di tingkat nasional telah dibentuk
komite pengendalian Antimikroba yang selanjutnya disingkat KPRA oleh
kementrian kesehatan. Disamping itu telah ditetapkan program aksi
nasional/national action plas on antimicrobial resistance ( NAP AMR) yang di
dukung oleh WHO.Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA)
merupakan upaya pengendalian resistensi antimikroba secara terpadu dan
paripurna di fasilitas pelayanan kesehatan.
Implementasi program ini di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh dapat berjalan baik apabila mendapat dukungan penuh dari
Pimpinan /Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
berupa penetapan regulasi pengendalian resistensi antimikroba, pembentukan
organisasi pengelola, penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial untuk
mendukung pelaksanaan PPRA.
Penggunaan antimikroba secara bijak ialah penggunaan antimikroba yang
sesuai dengan penyakit infeksi dan penyebabnya dengan rejimen dosis optimal,
durasi pemberian optimal, efek samping dan dampak munculnya mikroba resisten
yang minimal pada pasien. Oleh sebab itu dosis dan pemberian antimikroba harus
disertai dengan upaya menemukan penyebab infeksi dan kepekaan mikroba
patogen terhadap antimikroba.
Penggunaan antimikroba secara bijak memerlukan regulasi dalam penerapan
dan pengendaliannya . Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh harus membentuk komite atau tim PPRA sesuai peraturan perundang-
undangan sehingga PPRA dapat dilakukan dengan baik.
1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba sesuai peraturan
perundang-undangan.
1.1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
(Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi
antimikroba.
E. Pelayanan Geriatri
1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menyediakan
pelayanan geriatri rawat jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai
dengan tingkat jenis pelayanan.
1.1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh melakukan
promosi dan edukasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan warga lanjut
usia di masyarakat berbasis Rumah sakit (Hospital Based Community
Geriatric Service).
BAB III
TATA LAKSANA

A. Penurunan angka kematian Ibu dan Bayi serta peningkatan kesehatan Ibu dan Bayi
1. Rumah Sakit melaksanakan Program PONEK 24 jam di Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh beserta monitoring dan evaluasinya.
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dalam melaksanakan
program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku dengan langkah-
langkah pelaksanaan sebagai berikut:
a) Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan
bayi secara terpadu dan paripurna
b) Mengembangkan kebijakan dan SPO pelayanan sesuai dengan standar
c) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk
kepedulian terhadap ibu dan bayi
d) Meningkatkan kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus
termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 jam )
e) Meningkatkan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh sebagai model dan pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan
pemberian ASI Eksklusif
f) Meningkatkan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi
sarana pelayanan kesehatan lainnya
g) Meningkatkan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK) pada BBLR.
h) Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu
i) Ada regulasi Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh yang
menjamin pelaksanaan PONEK 24 jam, meliputi pula pelaksanaan Rumah
Sakit sayang ibu dan bayi, pelayanan Asi Eksklusif (termasuk IMD),
pelayanan metode kangguru, dan SPO pelayanan kedokteran untuk
pelayanan PONEK (lihat juga PAP 3.1)
j) Dalam rencana strategis (Renstra), rencana kerja anggaran (RKA) Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh, termasuk upaya
peningkatan pelayanan PONEK 24 jam.
k) Tersedianya ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK
antara lain rawat gabung
l) Pembentukan Tim PONEK
m) Tim PONEK mempunyai program kerja dan bukti pelaksanaannya
n) Terselenggara pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan
PONEK 24 jam, termasuk stabilitas sebelum dipindahkan
o) Pelaksanaan rujukan sesuai peraturan perundangan
p) Pelaporan dan analisis meliputi :
1) Angka keterlambatan operasi sectio caesaria (SC) (> 30 menit)
2) Angka keterlambatan penyediaan darah (>60 menit)
3) Angka kematian ibu dan bayi
4) Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada
bayi baru lahir
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh menyiapkan:
1. Ada regulasi Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh tentang
pelaksanaan PONEK 24 jam di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh dan ada rencana kegiatan PONEK dalam perencanaan Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
2. Ada Bukti keterlibatan Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh didalam menyusun kegiatan PONEK
3. Ada bukti upaya peningkatan kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetrik dan neonatus termasuk
pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 jam)
4. Ada bukti pelaksanaan rujukan dalam rangka PONEK (lihat juga ARK 5)
5. Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi program rumah sakit sayang
ibu dan bayi (RSSIB)
6. Ada bukti pelaporan dan analisis yang meliputi 1) sampai dengan 4) di maksud dan
tujuan
1.1 Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menyiapkan sumber daya untuk
penyelenggaraan pelayanan PONEK
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit UmumDaerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Ada bukti terbentuknya Tim PONEK dan program kerjanya
2. Ada bukti pelatihan pelayanan PONEK
3. Ada bukti pelaksanaan program Tim PONEK
4. Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PONEK
1.2 Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh melaksanakan pelayanan rawat
gabung, mendorong pemberian ASI Eksklusif, melaksanakan edukasi dan perawatan
metode kangguru pada bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit UmumDaerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Terlaksananya rawat gabung
2. Ada bukti Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh melaksanakan
IMD dan mendorong pemberian ASI Eksklusif
3. Ada bukti pelaksanaan edukasi dan perawatan metode kangguru (PMK) pada bayi
berat badan lahir rendah (BBLR)
B. Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS
1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh melaksanakan
penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam waktu yang singkat virus human immunodeficiensy virus (HIV) telah
mengubah keadaan sosial, moral, ekonomi dan kesehatan dunia. Saat ini HIV/AIDS
merupakan masalah kesehatan terbesar yang dihadapi oleh komunitas global.
Sat ini pemerinyah telah mengeluarkan kebijakan dengan melakukan peningkatan
fungsi pelayanan kesehatan bagi orang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
Kebijakan ini menekankan kemudahan akses bagi orang hidup dengan HIV/AIDS
(ODHA) untuk mendapatkan layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan
perawatan sehingga diharapkan lebih banyak orang hidup dengan HIV/AIDS
(ODHA) yang memperoleh pelayanan yang berkualitas.
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien meulaboh dalam melaksanakan
penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan standar pelayanan bagi rujukan orang
dengan HIV/AIDS (ODHA) dan satelitnya dengan langkah-langkah pelaksanaan
sebagai berikut :
a) Meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT);
b) Meningkatkan fungsi pelayanan Prevention Mother to child Transmision
(PMTCT);
c) Meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Therapy (ART) atau
bekerjasama dengan Rumah Sakit yang ditunjuk;
d) Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO);
e) Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan faktor resiko
Infection Drug Use (IDU); dan
Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang, yang meliputi pelayanan gizi,
laboratorium, dan radiologi, pencatatan dan pelaporan.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit UmumDaerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Adanya regulasi Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dan
dukungan penuh manajemen dalam pelayanan penanggulangan HIV/AIDS.
2. Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh berpartisipasi
dalam menyusun rencana pelayanan penanggulangan HIV/AIDS.
3. Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh berpartisipasi
dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam pelayanan
penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelaporannya
4. Terbentuk dan berfungsinya Tim HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh
5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim HIV/AIDS
sesuai standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan HIV/AIDS pada Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh sesuai dengan kebijakan yang berlaku
7. Telaksananya pelayanan VCT,ART, PMTCT, IO, ODHA dengan faktor resiko
IDU, penunjang sesuai dengan kebijakan.
C. Penurunan angka kesakitan Tuberkulosis.
1. Rumah Sakit Umum melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis di
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh beserta monitoring dan
evaluasinya meliputi kegiatan promosi kesehatan, Surveilens tuberkulosis,
pengendalian faktor resiko, penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis,
pemberian kekebalan dan pemberian obat pencegahan.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penanggulangan tuberkulosis berupa
upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif, preventif, tanpa mengabaikan
aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat,
menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian, memutuskan penularan
mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif akibat tuberkulosis.
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dalam melaksanakan
penanggulangan tuberkulosis melalui kegiatan yang meliputi:
a) Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang
benar dan komprehensif mengenai pencegahan penularan, pengobatan, pola
hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan
perilaku sasaran yaitu pasien dan keluarga, pengunjung serta staf Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
b) Surveilens tuberkulosis merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi
yang diperlukan dalam sistem informasi program penanggulangan
tuberkulosis, seperti pencatatan dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat,
pencatatan dan pelaporan tuberkulosis resistenasi obat.
c) Penendalian faktor resiko tuberkulosis ditujukan untuk mencegah,
mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis yang
pelaksanaannya sesuai pedoman pengendalian pencegahan infeksi
tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh,
pengendalian faktor resiko tuberkulosis ditujukan untuk mencegah,
mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis yang pelaksanaan
nya sesuai dengan pedoman pengedalian pencegahan infeksi tuberkulosis di
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
d) Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis
Penemuan kasus tuberkulosis dilakukan melalui pasien yang datang ke
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh, setelah
pemeriksaan, penegakan diagnosa, penetapan klarifikasi dan tipe pasien
tuberkulosis. Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan sesuaia tata
laksana pada pedoman nasional penanganan kedokteran tuberkulosis dan
standar lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
e) Pemberian Kekebalan
Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian Imunisasi BCG
terhadap bayi dalam upaya penurunan resiko tingkat pemahaman
tuberkulosis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
f) Pemberian obat pencegahan
Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan yang ditujukan pada
anak usia dibawah 5 (lima) tahun yang kontak erat dengan pasien
tuberkulosis aktif, orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak
terdiagnosa tuberkulosis, populasi tertentu lainnya sesuai perturan
perundang-undangan.
Kunci keberhasilan penanggulangan tuberkulosis di Rimah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan
yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana dan manajemen yang handal.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit UmumDaerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Ada regulasi Rumah Sakit tentang pelaksanaan penanggulangan tuberkulosis
di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dan ada rencana
kegiatan penanggulangan tuberkulosis dengan strategi DOTS dalam
perencanaan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
2. Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam
program pelayanan tuberkulosis termasuk pelaporannya.
3. Ada bukti upaya pelaksanaan promosi kesehatan tentang tuberkulosis
4. Ada bukti pelaksanaan surveilens tuberkulosis dan pelaporannya.
5. kekebalan dengan vaksinasi atau obat pencegahan.
1.1 Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menyiapkan sumber daya
untuk penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan tuberkulosis
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit UmumDaerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Ada bukti terbentuknya Tim DOTS dan program kerjanya
2. Ada bukti pelatihan pelayanan dan upaya penanggulangan tuberkulosis
3. Ada bukti pelaksanaan program Tim DOTS
4. Ada bukti pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi program
penanggulangan tuberkulosis
5. Ada bukti pelaporan dan analisis yang meliputi a) sampai dengan f)
dimaksud dan tujuan.
1.2. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menyediakan sarana dan
prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit UmumDaerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Tersedianya ruang pelayanan rawat jalan yang memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis.
2. Bila Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh memberikan
pelayanan rawat inap bagi pasien tuberkulosis paru dewasa maka Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh harus memiliki ruang
rawat inap yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian
infeksi tuberkulosis.
3. Tersedia ruang pengambilan spesimen sputum yang memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis.
4. Tersedia ruang laboratorium tuberkulosis yang memenuhi pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi tuberkulosis
1.3. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh telah melaksanakan
pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor resiko tuberkulosis sesuai
peraturan perundang-undangan.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit UmumDaerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Rumah Sakit UmumDaerah Cut Nyak Dhien Meulaboh memiliki
panduan praktik klinis tuberkulosis
2. Ada bukti kepatuhan staf medis terhadap panduan praktik klinis
tuberkulosis
3. Terlaksananya proses skrining pasien tuberkulosis saat pendaftaran
4. Ada bukti staf mematuhi penggunaan alat pelindung didri (APD) saat
kontak dengan pasien atau specimen.
5. Ada bukti pengunjung mematuhi penggunaan alat pelindung diri
(APD) saat kontak dengan pasien
D. Pengendalian Resistensi Antimikroba
1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Mulaboh menyelenggarakan
pengendalian resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-undangan.
Penyelenggaraan pengendalian resistensi antimikroba haruslah dilakukan
untuk seluruh unit kerja terkait (dokter, perawat, bidan, farmasi, laboratorium)
di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh dalam rentang
kendali Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Tersedianya regulasi pengendalian resistensi antimikroba di Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh yang meliputi:
a. Kebijakan pengendalian resistensi antimikroba
b. Panduan penggunaan antibiotik untuk terapi dan profilaksis
pembedahan
c. Organisasi pelaksana, Tim/Komite PRA yang terdiri dari tenaga
kesehatan yang kompeten dari unsur:
 Staf medis
 Staf keperawatan
 Staf instalasi farmasi
 Staf laboratorium yang melaksanakan pelayanan
mikrobiologi klinis
 Komite Farmasi dan Terafi
 Komite PPI
Organisasi PRA dipimpin oleh staf medis yang sudah mendapat
sertifikat pelatihan PPRA. Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh menyusun program pengendalian resistensi antimikroba di Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh yang terdiri dari:
a. Peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien dan
keluarga tentang masalah resistensi antimikroba
b. Pengendalian penggunaan antibiotik di Rumah sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh
c. Surveilans pola penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien meulaboh
d. Surveilans pola resitensi antimikroba di Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien meulaboh
e. Forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien meulaboh membuat laporan
pelaksanaan program/kegiatan PRA meliputi:
a) Kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga kesehatan tentang
pengendalian resistensi antimikroba
b) Surveilens pola penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien meulaboh (termasuk laporan pelaksanaan pengendalian
antibiotik)
c) Surveilens pola resistensi antimikroba
d) Forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit UmumDaerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Ada regulasi tentang pengendalian resistensi antimikroba di Rumah Sakit
Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh sesuai peraturan perundang-
undangan.
2. Ada bukti Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
terlibat dalam menyusun program.
3. Ada bukti dukungan anggaran operasional kesekretariatan, sarana dan
prasarana untuk menunjang kegiatan fungsi, dan tugas organisasi PRA.
4. Ada bukti pelaksanaan penggunaan antibiotik terapi dan profilaksis
pembedahan pada seluruh proses asuhan pasien sesuai panduan penggunaan
antibiotik Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
5. Direktur melaporkan kegiatan PRA di Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh secara berkala kepada KPRA Kemenkes.
1.1 Komite/Tim PRA melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba
Kegiatan pengendalian resistensi antimikroba di Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh secara operasional dilaksanakan oleh organisasi yang
dibentuk dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh dalam bentuk Komite/Tim.
Komite/Tim melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba
sesuai program:
a) Peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien dan keluarga
tentang masalah resistensi antimikroba
b) Pengendalian penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh
c) Surveilans pola penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh
d) Surveilans pola resistensi antimikroba di Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh
e) Forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh menetapkan dan
melaksanakan evaluasi dan analisis indikator mutu PPRA sesuai peraturan perundang-
undangan meliputi:
a) Data kuantitas penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh
b) Data kualitas penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh
c) Pelaksanaan forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
d) Pengukuran mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh melaporkan
perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan penurunan mikroba resisten sesuai indikator
bakteri multi drug resistant organism (MDRO), antara lain: bakteri penghasil
extended spectrum beta-lantamase (ESBL). Methicillin resistant-staphylococcus
aureus (MRSA), Carbapenemase resisteant entero bacteriaceae (CRE) dan bakteri
pan-resisten lainnya.
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit UmumDaerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Ada organisasi yang mengelola kegiatan pengendalian resistensi antimikroba dan
melaksanakan program
2. Ada bukti kegiatan organisasi
3. Ada penetapan indikator mutu
4. Ada monitoring dan evaluasi terhadap program pengendalian resistensi
antimikroba yang mengacu pada indikator mutu pengendalian resistensi
antimikroba
5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA secara berkala

E. Pelayanan Geriatri
1. Rumah Sakit Umum Daerah Cut nyak Dhien Meulaboh menyediakan pelayanan
geriatri rawat jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai dengan tingkat
jenis pelayanan.
Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit/gangguan
akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan pendekatan multi
disiplin yang bekerjasama secara interdisiplin. Dengan meningkatnya sosial
ekonomi dan pelayanan kesehatan maka usia harapan hidup semakin meningkat,
sehingga secara demografi terjadi peningkatan populasi lanjut usia. Sehubungan
dengan itu Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh perlu
menyelenggarakan pelayanan geriatri sesuai dengan tingkat jenis pelayanan
geriatri:
a) Tingkat sedrhana
b) Tingkat lengkap
c) Tingkat sempurna
d) Tingkat paripurna
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Ada regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan geriatri di Rumah Sakit
Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh sesuai dengan tingkat jenis
pelayanan
2. Terbentuk dan berfungsinya tim terpadu geriatri sesuai tingkat jenis
layanan
3. Terlaksananya proses pemantauan dan evaluasi kegiatan
4. Ada pelaporan penyelenggaraan geriatri di Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh
1.1 Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh melakukan promosi dan
edukasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan warga lanjut usia di masyarakat
berbasis Rumah sakit (Hospital Based Community Geriatric Service)
Untuk pemenuhan standar tersebut diatas maka Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh menyiapkan:
1. Ada regulasi tentang edukasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan
warga lanjut usia di masyarakat berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service)
2. Ada program PKRS terkait pelayanan kesehatan warga lanjut usi di
masyarakatberbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric
Service)
3. Ada leaflet atau alat bantu kegiatan (brosur, leaflet, dll)
4. Ada bukti pelaksanaan kegiatan
5. Ada evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan
BAB IV
DOKUMENTASI

Lampiran dokumen standar Program Nasional di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien
Meulaboh antara lain :
A. Regulasi :
1. Regulasi tentang pelayanan PONEK 24 Jam
2. Perencanaan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh memuat rencana
kegiatan PONEK
3. Regulasi tentang Penetapan Tim Ponek
4. Pedoman kerja Tim PONEK
5. Program kerja Timi PONEK
6. Regulasi tentang pelayanan penanggulangan HIV/AIDS
7. Perencanaan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulabohmemuat rencana
kegiatan pelayanan penanggulangan HIV/AIDS
8. Regulasi yang meliputi:
a. Penetapan Tim HIV/AIDS
b. Pedoman kerja Tim HIV/AIDS
c. Program kerja Tim HIV/AIDS
9. Regulasi tentang pelayanan penanggulangan tuberkulosis
10. Perencanaan Rumah sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh memuat rencana
kegiatan pelayanan penanggulangan tuberkulosis dengan strategi DOTS
11. Regulasi yang meliputi:
a. Penetapan Tim DOTS
b. Pedoman kerja Tim DOTS
c. Program kerja Tim DOTS
12. Panduan Praktik Klinis Tuberkulosis
13. Regulasi tentang pengendalian resistensi antimikroba di Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh
a. Kebijakan pengendalian resistensi antimikroba Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh
b. Program pengendalian resistensi antimikroba Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh
c. Panduan penggunaan antibiotik profilaksis dan terapi di Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
14. Bukti penetapan Komite/Tim PRA yang dilengkapi Uraian Tugas, tanggung jawab dan
wewenang serta pedoman kerja
15. Regulasi tentang penyelenggaraan pelayanan geriatri
16. Perencanaan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh memuat rencana
penyelenggaraan pelayanan geriatri
17. Regulasi yang meliputi:
a. Penetapam Tim PPRA
b. Pedoman kerja Tim PPRA
c. Program kerja Tim PPRA
18. Program PKRS tentang Pelayanan Kesehatan warga lanjut usia di masyarakat berbasis
Rumah Sakit
19. Materi Edukasi Pelayanan Kesehatan warga lanjut usia di masyarakat berbasis Rumah
Sakit
20. Laporan pelaksanaan edukasi Pelayanan Kesehatan warga lanjut usia di masyarakat
berbasis Rumah Sakit.

B. Dokumen
1. Bukti rapat yang melibatkan Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh dalam menyusun kegiatan PONEK dalam perencanaan Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
2. Bukti tentang pelaksanaan peningkatan kesiapan Rumah Sakit Umum Daerah Cut
Nyak Dhien Meulaboh PONEK 24 jam, antara lain berupa
a. Daftar jaga PPA di IGD
b. Daftar jaga staf di kamar operasi
c. Daftar jaga staf di kamar bersalin
3. Bukti pelaksanaan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
4. Bukti daftar pasien PONEK yang dirujuk
5. Bukti kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
6. Bukti pelaksanaan tentang monitoring dan evaluasi program Rumah Sakit Sayang
Ibu dan Bayi (RSSIB) meliputi:
a. Instrumen penilaian
b. Bukti pelaksanaan pengisian instrumen penilaian
7. Bukti tentang pelaporan dan hasil analisis pengukuran mutu dan laporan meliputi
1) sampai dengan 4) di maksud dan tujuan termasuk antara lain:
a. Kasus perdarahan post partum
b. Kasus pre eklampsia
c. Kasus infeksi nifas
d. Kasus partus lama
e. Pelaksanaan ante natal care
8. Bukti pelaksanaan pelatihan tentang pelayanan PONEK
9. Bukti laporan tentang pelaksanaan program Tim PONEK
10. Bukti tentang denah ruangan, daftar inventaris (sarana dan prasarana, fasilitas dan
alat) ruang pelayanan PONEK sesuai peraturan perundang-undangan
11. Bukti pelaksanaan tentang asuhan PMK dalam rekam medis pasien
12. Bukti pelaksanaan tentang pemberian edukasi perawatan metode kanguru (PMK)
dalam rekam medis pasien
13. Bukti rapat yang melibatkan pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh dalam menyusun kegiatan pelayanan penanggulangan HIV/AIDS
14. Bukti tentang keterlibatan pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh dalam menetapkan keseluruhan proses/mekanisme dalam pelayanan
penanggulangan HIV/AIDS termasuk pelaporannya.
15. Bukti pelaksanaan pelatihan pelayanan penanggulangan HIV/AIDS
16. Bukti pelaksanaan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
17. Bukti daftar pasien HIV/AIDS yang di rujuk
18. Bukti kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
19. Bukti laporan pelaksanaan pelayanan yang meliputi VCT, ART, PMTCT, IO,
ODHA, dengan faktor resiko IDU, penunjang
20. Bukti rapat yang melibatkan Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh dalam menyusun kegiatan pelayanan penanggulangan
tuberkulosis termasuk menetapkan pelaporannya
21. Program PKRS tentang upaya penanggulangan tuberkulosis
22. Materi edukasi upaya penanggulangan tuberkulosis
23. Laporan pelaksanaan edukasi upaya penanggulangan tuberkulosis
24. Bukti pelaksanaan surveilens tuberkulosis dan analisisnya, sesuai dengan PPI 6
25. Daftar pasien yang diberikan vaksinasi atau obat pencegahan tuberkulosis
26. Bukti pelaksanaan pelatihan pelayanan penanggulangan tuberkulosis
27. Bukti pelaksananaan program kerja Tim DOTS
28. Bukti pelaksanaan evaluasi dan analisis program penanggulangan pelayanan
DOTS
29. Bukti laporan dan hasil analisis kegiatan pelayanan DOTS Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
30. Bukti evaluasi kepatuhan staf medis terhadap PPK Tuberkulosis (sesuai TKRS
11.2 dan PMKP 5.1)
31. Bukti pelaksanaan skrining pasien tuberkulosis dibagian pendaftaran
32. Bukti form skrining
33. Bukti pelaksanaan rapat tentang penyusunan program melibatkan Pimpinan Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak dhien Meulaboh
34. Bukti program PRA Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh sudah
disetujui/ditanda tangani Direktur
35. Bukti tersedianya anggaran operasional PRA dalam dokumen anggaran Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh
36. Bukti dalam rekam medis tentang pelaksanaan penggunaan antibiotik sebagai
terapi dan profilaksis pembedahan pada seluruh proses asuhan pasien sesuaia
panduan penggunaan antibiotik (PPAB) Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak
Dhien Meulaboh
37. Bukti laporan tentang PPRA Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien
Meulaboh setahun sekali kepada KPRA pusat/Kementrian Kesehatan (pada awal
tahun)
38. Bukti pelaksanaan kegiatan Komite/Tim PRA berupa sosialisasi program,
pengendalian penggunaan antibiotik, audit antibiotik kuantitatif dan kualitatif,
Surveilans mikroba resisten, forum kajian penyakit infeksi terintegrasi. Dalam
bentuk laporan kegiatan bulanan.
39. Bukti penetapan indikator mutu (data kuantitas dan kualitas penggunaan AB,
pelaksanaan forum kajian penyakit infeksi terintegrasi) yang diintegrasikan pada
indikator mutu PMKP.
40. Bukti hasil pencapaian indikator mutu yang telah ditetapkan.
41. Bukti tentang laporan kegiatan Komite/Tim PRA secara berkala kepada Direktur
Rumah sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh.
42. Laporan realisasi program dalam bentuk laporan triwulan, semester dan tahunan.
43. Laporan pelaksanaan kegiatan Tim terpadu geriatri
44. Bukti pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan geriatri
45. Bukti laporan hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan geriatri
46. Bukti pelaksanaan program PKRS terkait kegiatan pelayanan kesehatan warga
lanjut usia di masyarakat berbasis Rumah Sakit (hospital Based Community
Geriatric Service)
47. Bukti leaflet atau alat bantu edukasi memuat materi edukasi tentang pelayanan
kesehatan warga lanjut usia di masyarakat
48. Bukti laporan pelaksanaan edukasi warga lanjut usia di masyarakat
49. Bukti tentang evaluasi dan laporan kegiatan pelayanan meliputi:
a. Pencatatan kegiatan dengan indikator antara lain lama rawat inap, status
fungsional, kualitas hidup, rehospitalisasi dan kepuasan pasien
b. Bukti pelaporan secara berkala kepada Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Ditetapkan di : Meulaboh
Pada tanggal : M
H
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
CUT NYAK DHIEN MEULABOH

dr. H.MUHAMMAD FURQANSYAH


Nip.19700616200212 1 004

Anda mungkin juga menyukai