Anda di halaman 1dari 12

 

PENANGANAN PRE EKLAMSIA


No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 1/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Pengertian Pre eklamsia ringan didasarkan atas timbulnya hipertensi


(tekanan darah ≥ 140/90 mmhg atau tekanan darah sistolik naik
≥ 30 mmhg atau kenaikan darah diastilic ≥ 150 mmhg, tetapi <
160/110 mmhg, disertai proteinuria dan / atau edema setelah
kehamilan 20 minggu.
Tujuan Sebagai acuan dalam menegakkan diagnose dan memberikan
therapy.
Kebijakan SK Direktur BLUD RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Nomor :
065/015/YAN/SK/IV/2015 Tentang Kebijakan Pelayanan Rawat
Inap Kebidanan dan Kandungan.
Kebijakan I. Persiapan Pasien
A. Rawat jalan (Ambulatoir)
1. Banyak istirahat (berbaring/tidur miring)
2. Diet : cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan
garam
3. Sedative ringan
a. Tablet phenobaritas 3 x 30 mg per oral selama 7
hari, atau
b. Tablet diazepam (valium, dsb) 3 x 2 mg, per oral
selama 7 hari
4. Roboransia, termasuk tablet kalsium
5. Kunjungan ulang tiap minggu
6. Pemeriksaan laboratorium :
a. Hb Hematokrit
b. Urine lengkap
c. Asam urat darah
d. Trombosit
e. Fungsi hati (SGOT dan sebagainya)
f. Fungsi ginjal
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 2/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur B. Dirawat di rumah sakit (rawat tinggal)


1. Kriteria pre eklamsia ringan untuk dirawat,
dirumah sakit.
a. Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan,
tidak menunjukkan adanya perbaikan dari
gejala-gejala pre eklamsia.
b. Kenaikan berat badan ibu ≥ 1 kg/minggu
selama 2 (dua) kali berturut-turut penderita
segera dirawat kalau semua gejala/tanda
singkat.
2. Evaluasi selama dirawat di rumah sakit
A. Ibu
Pemeriksaan fisik yang diperlukan :
a) Memeriksa dan menentukan adanya
“pitting edema” pafi hari bangun tidur.
b) Mengukur berat badan tiap pagi hari
bangun tidur
c) Menentukan “gestosis index” tiap 12 jam
pagi hari dan sore hari.
d) Mengukur tekanan darah tiap 6 jam
(kecuali ibu sedang tidur)
e) Mengukur urine tiap 3 jam dan dijumlah
dalam 24 jam (tidak perlu dengan dauer
kateter/kateter menetap).
f) Pemeriksaan laboratorik :
Sama dengan pemeriksaan laboratorium
pada rawat jalan,
g) Konsultasi dengan bagian lain :
1. Bagian mata
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 3/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur 1. Bagian penyakit dalam (ginjal, hipertensi


dan jantung)
2. Konsultasi pada bagian lain sesuai dengan
indikasi.
B. Placenta.
Secara teoritis diperlukan pemeriksaan
hormaon placenta HPL dan Estriol.
C. Janin.
a) Pemeriksaan “fetal well being” : fetal
heart monitoring, bila mungkin.
b) Pemeriksaan “fetal maturity” : USG
dan lain-lain atas indikasi.

3. Pengobatan/perawatan medicinal.
a. Pengobatan dan perawatan sama dengan
pengobatan/perawatan pre eklamsia ringan
yang rawat jalan.
b. Bila setelah 1 minggu perawatan diatas tidak
ada perbaikan maka pre eklamsia ringan
dianggap sebagai pre eklamsia berat.
c. Bila dalam perawatan dirumah sakit sudah
ada perbaikan sebelum 1 minggu dan
kehamilan masih preterm, maka penderita
tetap dirawat selama 2 hari lagi, baru
dipulangkan perataan kemudian disesuaikan
dengan perawatan rawat jalan.

C. Perawatan Obstetrik
1. Pada kehamilan preterm (< 37 minggu)
a. Bila tekanan darah mencapai normotensif
selama perawatan, persalinan ditunggu
sampai aterm.
b. Bila tekanan darah turun tetapi belum
mencapai normotensif selama perawatan,
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 4/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur 2. Pada kehamilan aterm (< 27 minggu)


Bila sampai terjadi “onset” induksi persalinan
pada “taksiran tanggal persalinan (TPP)
Catatan :
Pada kasus-kasus dengan proteinuria sebaiknya
dilakukan induksi persalinan pada kehamilan ≥ 37
minggu untuk mencegah kematian perinatal.
Janin dalam jika terjadi gross proteinuria, kadar asam
urat meninggi dan plasma, oliguria, “creatinine
elearance” yang menurun terjadi “IUFGR” dan
menurunnya kadar esttriol dan HPL.
3. Cara persalinan.
Persalinan dapat dilakukan secara spontan, bila
perlu memperpendek kala II

II. Penanganan Pre Eklamsia Berat.


1. Diagnosis
Bila didapatlkan satu atau lebih gejala dibawah ini,
maka pre eklamsia digolongkan berat.
a. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmhg dan tekanan
darah diastolic ≥ 110 mmhg (T ≥ 160/110).
Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu
hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah
menjalani tirah baring.
b. Proteinuria > 5 gram/24 jam atau 4 + pada
pemeriksaan kualitatif.
c. Oliguria, yaitu produksi urine kurang dari 500
cc/24 jam yang disertai kenaikan kadar kreatinin
plasma.
d. Gangguan visus dan serebral.
e. Nyeri epigastrium dan nyeri pada kuandrant
kanan dan abdomen.
f. Edema paru-paru dan sianosis.
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 5/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur g. Pertumbuhan janin “ intra uterine” yang


terlambat (fetal growth retardation).
h. Danya “the HELLP syndrome” (H = Hemolysis,
ELL – Elevated Liverenzymes, P = Low Platelet
Count).
Pritehard (1980) memisahkan gejala pada ad h.
ini atas :
- severe thrombocytopenia or overt
intravascular hemolysis.
- Hepatocellurar damage
Impendeing Eclampsia.
Bila pre eklamsia berat diserta gejala-gejala
- Nyeri kepala hebat (frontal headache)
- Gangguan visus
- Nyeri epigastrium
- Kenakan progresif tekanan darah
- Edema paru-paru dan sianosis
2. Perawatan dan pengobatan pre eklamsia berat.
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan
gejala-gejala pre eklamsia berat selama perawatan,
maka perawatan dibagi menjadi :
a. Aktif, berarti : kehamilan segera diakhiri
b. Konservatif atau ekspektatif : kehamilan tetap
dipertahankan bersamaan member pengobatan
medicinal.
3. Evaluasi : sama dengan evaluasi pre eklampsia
ringan.
A. Perawatan Aktif.
a. Indikasi
Indikasi perawatan aktif ialah bila didapatkan satu
atau lebih keadaan dibawah ini :
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 6/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur 1. Ibu :
a. Kehamilan ≥ 37 minggu
b. Adanya tanda-tanda/gejala inpending
eklampsia.
c. Kegagalan terapi pada perawatan konservatif:
- Dalam waktu atau setelah 6 jam sejak
dimulainya, pengobatan medicine
terjadi kenaikan tekanan darah
- Setelah 24 jam sejak dimulainya
perawatan medicine, gejala-gejala
status quo (tidak ada perbaikan)
- Adanya perbaikan tetapi tidak
mencapai kriteria PE ringan.
2. Janin :
a. Adanya tanda-tanda fetal distress.
b. Adanya tanda-tanda IUFGR
3. Laboratorik : adanya “The Hellp Sindrome”
b. Pengobatan medicinal.
1. Segera masuk rumah sakit
2. Tirah baring ke satu sisi (kiri)
3. Infuse dextrose 5 % yang tiap 1 liternya diselingi
dengan infuse ringer (60-125/jam)
4. Antasida
5. Diet : cukup protein, rendah karbohidrat lemak
dan garam.
6. Pemberian obat anti kejang : MGSO4 cara
pemberian:
a. Loading dose :
- 4 gram MGSO4 iv (20 % dalam 20 cc)
selama 1 gr/menit 4-5 menit.
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 7/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur - 4 gram dibokong kanan dan 4 gram


dibokong kiri, suntikan intra muskuler
harus dalam pakai jarum 3 inci 20 “gauge”
kalau perlu hisap 1 ml lidocain 2 % ke
dalam “spuit” yang berisi MGSO4.
b. Meitenance dose :
Diberikan 4 gram setelah 4 jam pemberian
loading dose, selanjutnya meitenance dose
diberikan 4 gram im tiap 4 jam.
Catatan : ada yang menganjurkan setiap 6 jam
(pedoman nasional).
c. Syarat-syarat pemberian MGSO4.
d. Harus tersedia antidotum MGSO4 yaitu
kalsium glukonas 10 % = 1 gr (10% dalam 10
cc) diberikan iv 3 menit.
e. Reflek patella (+) kuat.
Sebelumnya (0.5 cc/kg BB/jam).
f. Sulfas megnesikus dihentikan bila :
- Ada tanda-tanda intoksikasi
- Setelah 12-24 jam pasca persalinan
- Dalam 8 jam pasca persalinan sudah
terjadi perbaikan (normotensif).
g. Diuterikum tidak diberikan kecuali bila ada :
- Edema paru-paru
- Payah jantung kogestif
- Diuterikum yang dipakai ialah
furosemida (suntikan/tablet lasix) atau
tablet hygroton 50.
h. Anti hipertensi diberikan bila : tekanan darah
sistolik ≥ 180 mmhg, diastolic ≥ 110 mmhg.
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 8/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur i. Obat-obatan anti hipertensi yang diberikan


yang tersedia dalam bentuk suntikan di
Indonesia ialah clonodine (catapres), 1 ampul
mengandung 0,15 mm/cc clonodine 1 ampul
dilarutkan dalam 10 cc larutan garam faali
atau iv perlahan-lahan selama 5 menit
kemudian tekanan darah diukur, bila belum
ada penurunan, maka clonodine dapat
diberikan tiap 4 jam samapi tekanan darah
diastolic menjadi nomotensif.
j. Kardionotika
Indikasi pemberian kardionotika ialah bila da
tanda-tanda menjurus payah jantung
(takikardi, pols =nadi ≥ 120 x/menit) menit
kardionotika yang diberikan ialah cedilanid –
D perawatan dilakukan bersama dengan
bagian penyakit jantung
k. Lain-lain.
- Obat-obatan anti piretika, diberikan bila
suhu rectal diatas 38,5 ° c. dapat bantu
dengan pemberian kompres dingin atau
alcohol.
- Antibiotika : diberikan atas indikasi
- Anti nyeri : bila penderita keskita/gelisah
karena kontraksi rahim, dapat diberikan
pethidin HCL 50-75 mg sekali saja
(selambat-lambatnya 2-3 jam sebelum
janin lahir).
c. Pengobatan Obstertik
Cara terminasi kehamilan
Belum inpartu
1. Induksi persalinan
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 9/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur Amniotomi + oksitosin drip (evaluasi


pelvic score).
3. Seksio sesarea bila :
- Syaraf oksitosin drip tidak dipenuhi atau
adanya kontra indikasi oksitosin drip.
- 12 jam sejak dimulainya oksitosin drip
belum masuk fase aktif.
Pada primigravida lebih diarahkan untuk
dilakukan terminasi kehamilan dengan
resikonya.
Sudah inpartu
Kala I
- fase laten : 6 jam tidak masuk fase aktif seksio
sesarea.
- Fase aktif :
a. Amniotomi saja
b. Bila 6 jam setelah amniotomi belum terjadi
pembukaan lengkap, dilakukan seksio
sesarea.

Kala II
Pada persalinan pervaginam, maka kala 1 diselesaikan
dengan partus buatan (kala 1 dipersingkat), terbaik
dengan ekstraksi cunam (forceps).
Catatan :
- Amniotomi dan oksitosin drip dilakukan
sekurang-kurangnya 30 menit setelah pemberian
pengobatan medicinal, sebaiknya 1-2 jam setelah
suntikan MGSO4 yang pertama (loading dose,
SM 4 gram iv + 8 gram im)
- Setelah placenta lahir methergin tidak diberikan
secara rutin kecuali ada PHP akibat atonia uteri.
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 10/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur d. Pengobatan konservatif.


1. Indikasi :
Bila kehamilan preterm ≤ 37 minggu tanpa diserta
tanda-tanda impendeing eklampsia dengan
keadaan janin baik.
2. Pengobatan medicinal :
Sama dengan perawatan medicinal pada
pengelolaan secara aktif (loading dose, SM, gr iv
+ 8 gr im)
3. Pengobatan obstetric :
a. Selama perawatan konservatif : observasi dan
evaluasi sama seperti perawatan aktif hanya
disini tidak ada terminasi.
b. Sulfas mengnesikum dihentikan bila ibu sudah
mencapai tanda-tanda pre eklampsia ringan
selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.
c. Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka
resikonya.
Sudah inpartu
Kala I
- Fase laten : 6 jam tidak masuk fase aktif, seksio
sesarea.
- Fase aktif :
a. Amniotomi saja
b. Bila 6 jam setelah amniotomi belum terjadi
pembukaan lengkap, dilakukan seksio
sesarea.
Kala II
Pada persalinan pervaginam, maka kala II
diselesaikan dengan partus buatan (kala II
dipersingkat), terbaik dengan ekstraksi cunam
(forceps).
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 11/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur - Amniotomi dan oksitosin drip dilakukan


sekurang-kurangnya 30 menit setelah pemberian
pengobatan medicinal, sebaiknya 1-2 jam setelah
suntikan MGSO4 yang pertama (loading dose,
SM 4 gram iv + 8 gram im).
- Setelah placenta lahir methergin tidak diberikan
secara rutin kecuali ada PHP akibat atonia uteri.
 Pemantangan konservatif.
Pada kehamilan preterm ≤ 37 minggu, bila
keadaan memungkinkan terminasi ditunda 2 x 24
jam untuk member corticosteroid (betamethason)
kepada penderita (hanya pada kasus PE ringan
dan kehamilan < 34 minggu), sebab maturitas
paru-paru janin pada penderita PE berat cepat
terjadi (kalau perlu periksa L/S ratio).
e. Pengobatan konservatif.
1. Indikasi :
Bila kehamilan preterm ≤ 37 minggu tanpa
disertai tanda-tanda impendieng eklampsia
dengan keadaan janin baik.
2. Pengobatan medicinal :
Sama dengan perawatan medicinal pada
pengelolaan secara aktif (loading dose, SM, 4 gr
iv + 8 gr im).
3. Pengobatan obstetric :
- Selama perawatan konservatif : observasi
dan evaluasi sama seperti perawatan aktif
hanya disini tidak ada terminasi.
 
PENANGANAN PRE EKLAMSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman

CND/SPO/KB/009 00 12/12
BLUD RSUD
CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Tanggal terbit Ditetapkan,
Direktur
STANDAR
PROSEDUR 17 April 2015
OPERASIONAL
dr. Akbar Siregar, Sp.PD
NIP. 19700211 200003 1 002

Prosedur - Sulfas mengnesikum dihentikan bila ibu


sudah mencapai tanda-tanda pre eklampsia
ringan, selambat-lambatnya dalam waktu 24
jam.
- Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka
keadaan ini dianggap sebagai kegagalan
pengobatan.
Unit Terkait 1. Poli Kebidanan
2. IGD
3. Kamar bersalin
4. Kamar Bedah

Anda mungkin juga menyukai