2. Anamnesa :
a. Riwayat hipertensi sebelumnya
b. Sakit kepala
c. Sesak nafas
d. Pandangan kabur / buta
3. Nyeri ulu hati
4. Aloanamnesa:
a. Kejang
b. Tekanan darah awal
c. Pemberian pengobatan awal : MgSO4, nifedipin,
diazepam, obat anti hipertensi lain.
5. Pemeriksaan fisik :
a. Kesadaran
b. Tanda tanda vital
c. Pemeriksaan mata (pandangan kabur, ablasio retina,
buta kortikal)
d. Kardiovaskuler (sentral dan perifer)
e. Paru paru (edema paru, bronco pneumonia)
f. Diuresis
g. Reflek patella
6. Pemeriksaan obstetric :
a. Usiagestasi
b. Taksiran berat janin
c. Presentasi / letak
d. Kontraksi (belum, regular, terus - menerus)
e. Pemeriksaan dalam (skor pelvik)
Edema paru
1) Sindroma HELLP (Trombositopeni< 100.000,
peningkatan SGOT/SGPT minimal 2x normal,
Hematuria)
2) Oligouria (<500cc dalam 24 jam)
3) Penurunankesadaran
4) Kejang
5) DIC
6) Kreatinin serum > 1,2 mg/dL
7) LDH > 400
8) AsamUrat> 7
9) Edema paru, penurunan kesadaran
10) Gejala subjektif : sakit kepala hebat, pandangan
kabur, skotoma, buta kortikal, perubahan status
mental, nyeri ulu hati
Pada kasus preterm dapat diberikan pematangan paru
sebelum bayi lahir
C. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Menjelaskan hasil hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarganya
3. Inform consent tindakan
4. Membereskan alat alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan /
asuhan kebidanan