Anda di halaman 1dari 2

RS.

BAPTIS BATU KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)


Jl. Raya Tlekung No. No Dokumen No. Revisi Halaman
1 Batu 19.01.09 0 1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur RS. Baptis Batu
Tanggal
29 April
STANDAR 2013
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. KFR, MARS.
OPERASIONAL
Kehamilan ektopik terganggu (KET) adalah suatu keadaan dimana
hasil konsepsi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum
PENGERTIAN uteri. Lebih dari 45% kehamilan ektopik terjadi pada tuba dan baru
memberi gejala dan tanda sebagai kehamilan ektopik bila trjadi
gangguan baik sebagai rupture maupun hanya abortus tuba.
1. Memberikan pedoman kepada petugas tentang langkah-langkah
pengelolaan KET, sehingga tindakan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Mengantisipasi agar penderita tidak sampai jatuh dalam
keadaan yang lebih buruk.
3. Petugas dapat mengenali KET dengan memeriksa sesuai dengan
kriteria diagnosis sebagai berikut :
1. Anamneses :
a. Nyeri perut pada satu sisi/perut bagian bawah
b. Riwayat terlambat haid
c. Perdarahan pervaginam
d. Adanya riwayat pingsan
2. Pemeriksaan fisik :
a. Di dapatkan ada tanda-tanda syok hipovolemik, KU
pucat, anemis, hipotermi, tachicardi dan keringat dingin
b. Adanya tanda-tanda akut abdomen berupa : perut tegang
terutama bagian bawah
c. Defence muskular (+) adanya tanda-tanda cairan bebas
TUJUAN
intra abdomen
d. Pemeriksaan dalam (VT) ada fluksus portio lembut dan
nyeri goyang portio (+), nyeri putar (slinger pain) (+)
e. Didapat masa di adneksa dan nyeri tekan
f. Cavum douglas menonjol
3. Diagnosa banding.
a. Abortus imminens.
b. Apendicitis.
c. Radang panggul.
d. Neoplasma ovarii yang terinfeksi.
e. Torsi.
f. Ruptur tanpa kehamilan.
4. Pemeriksaan penunjang.
a. Laboratorium darah.
b. Tes kehamilan.
c. Kuldusintesis.
d. USG : adanya GS diluar kavum uteridan di sertai
gambaran cairan bebas.

RS. BAPTIS BATU KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)


Jl. Raya Tlekung No. No Dokumen No. Revisi Halaman
1 Batu 19.01.09 0 2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur RS. Baptis Batu
Tanggal
29 April
STANDAR 2013
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. KFR, MARS.
OPERASIONAL
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah
Sakit.
4. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
5. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan.
KEBIJAKAN
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
7. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen
Kesehatan 1991.
8. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk
Dokter, Bidan Dan Perawat Di RS, Departemen
Kesehatan
– IDAI 2004.
9. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit
Umum Kelas B (non pendidikan), C, dan D, Departemen
Kesehatan 2006.
10. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis
Indonesia Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang Struktur
Organisasi keadaan
1. Memperbaiki Rumah Sakit
umumBaptis Batu.
dengan memberikan cairan dan
transfuse.
2. Operasi segera: bila diagnosa KET ditegakkan operasi dapat
dilakukan tergantung keadaan kurante operasi, berupa:
PROSEDUR  Salphingektomi.
 Wedge resection pada cavum uteri.
 Ooforektomi, dll.
3. Persetujuan medis tertulis.
Instalasi Rawat Inap Ibu Dan Anak, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
UNIT TERKAIT
Laboratorium Dan Instalasi Kamar Operasi.

Anda mungkin juga menyukai