Anda di halaman 1dari 3

PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS Tk. II 02.05.01 SPO/698/PAP/III/2019 01 1/ 3
dr. AK GANI
Tanggal Terbit
23 Maret 2019

SPO

Ventilator atau alat bantu nafas adalah alat yang digunakan


untuk membantu proses bernafas (breathing) pada pasien yang
PENGERTIAN mengalami gagal nafas. Gagal nafas sendiri dibagi lagi menjadi
gagal nafas type 1 dan gagal nafas type 2 dan membutuhkan
pengaturan tertentu dalampenggunaan ventilator.
1. DPJP mengetahui tanda-tanda gagal nafas yang mebutuhkan
ventilator
TUJUAN
2. DPJP melakukan koordinasi dengan dokter ICU atau dokter
anastesi tentang pentalaksanaan pasien dengan ventilator
Keputusan Kepala Rumah Sakit TK II 02.05.01 dr. AK Gani
KEBIJAKAN Nomor : Kep / 491 /I/ 2019 Tentang Kebijakan Pelayanan
Asuhan Pasien

1. Persiapan alat
a. Ventilator lengkap dan siap pakai
b. Spirometer
c. Air viva (ambubag)
d. Set penghisap sekresi
e. Spuit 10cc
2. Persiapan pasien
a. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
b. Posisi pasien diatur sesuai dengan kondisi pasien
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
PROSEDUR
b. Pada pasien dengan pernafasan kendali
a) Menghisap sekresi
b) Bekerjasama dengan dokter menentukan pola
pernafasan
c) Menilai volume udara yang masuk dengan cara
membaca jarum petunjuk pada ventilator
d) Menentukan sistem alarm volume udara yang
masuk/tekanan udara, sesuai dengan jenis
ventilator
PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS Tk. II 02.05.01 01 2/3
dr. AK GANI
yang digunakan
e) Menentukan sensitivitas kearah negatif 20cm H2O
bagi pasien dengan resusitasi otak
f) Menghubungkan ventilator ke pasien dengan
memakai konektor
c. Pada pasien dengan pernafasan assistol
a) Menghisap sekresi
b) Bekerjasama dengan dokter menentukan pola
assistol dengan cara :
- Menentukan sensitivitas sesuai dengan jenis
ventilator yang digunakan
- Mengatur ventilator dengan frekuensi
pernafasan 10x/menit, agar bila pasien apnoe
ventilator dapat membantu pernafasan
- Menentukan tidal volume disesuaikan dengan
frekuensi pernafasan yang disiapkan yaitu
10x/menit
c) Menghubungkan ventilator ke pasien dengan
memakai konektor
d) Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain
- Kerja ventilator
- Tensi, nadi, pernafasan dan tanda-tanda
syanotik
- Tanda-tanda fighting (penolakan bantuan
ventilator)
d. Pasien dengan pernafasan ” sincronyze intermitten
mandatory ventilation ” (SIMV)
a) Menghisap sekresi
b) Bekerjasama dengan dokter menentukan pola
pernafasan SIMV dengan cara
- Mengatur ventilator sesuai dengan pola nafas
(SIMV)
- Menyesuaikan frekuensi pernafasan ventilator
dengan frekuensi pernafasan pasien sesuai
dengan ventilator yang digunakan
- Menghubungkan ventilator ke pasien dengan
konektor
c) Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain
- Kerja ventilator
- Tensi, nadi, pernafasan dan tanda-tanda
syanosis
PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01 3/3
RS Tk. II 02.05.01
dr. AK GANI
- Tanda-tanda fighting
e. Pada pasien dengan pernafasan ” Possitive End
Expiratory Pressure” (PEEP)
a) Menentukan tekanan positif sesuai kondisi pasien
b) Pola nafas kendali dengan PEEP. Cara kerjanya
sama dengan pasien pernafasan kendali, ditambah
dengan pernafasan katup pada slang ekspirasi
c) Pola nafas assistol dengan PEEP, cara kerjanya
sama pada pasien dengan pernafasan assistol
ditambah dengan pemasangan katup slang
ekspirasi
d) Pola nafas SMV dengan PEEP, cara kerjanya sama
PROSEDUR dengan pasien dengan SMV, ditambah dengan
pemasangan katup pada slang ekspirasi
f. Pada pasien dengan pernafasan ”Continuous Positive
Airway Pressure” (CPAP)
a) Mengatur ventilator ke arah continuous positive
airway pressure (CPAP) pada pasien yang sudah
bernafas spontan
b) Menghubungkan slang ekspirasi kedalam botol
berisi air untuk pasien yang sudah tidak memakai
ventilator, tetapi masih memerlukan tekanan positif
pada akhir ekspirasi .Besarnya tekanan positif
dalam alveoli sama dangan panjang slang ekspirasi
yang masuk kedalam air

UNIT TERKAIT Intensive Care Unit

Anda mungkin juga menyukai