KESEHATAN SEKOLAH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
APRILIA IRAWATI SIHOMBING
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kelompok ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan Kasih dan Rahmat-Nya sehingga kelompok dapat
menyelesaikaan makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PADA
AGREGAT DALAM KOMUNITAS KESEHATAN SEKOLAH” dengan
baik .
Dalam proses penyelesaian Asuhan Keperawatan Keluarga ini kelompok
banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak,
sehingga pada kesempatan ini, kelompok menyampaikan terimakasih yang
setulusnya kepada yang terhormat Bapak/Ibu :
1. Perlindungan purba, SH, MM, selaku Ketua Yayasan Sari Mutiara Medan
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia
3. Taruli Sinaga, SP, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
4. Ns, Rinco Siregar, S.Kep. MNS, selaku Ketua Program Studi Ners
Fakultas Farmasi Dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia
5. Ns, Rumondang Gultom, S.Kep, MKM, selaku dosen pengajar yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam menyelesaikan makalah
ini.
Tim penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dari isi maupun susunanya, untuk tim penulis membuka diri
terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di
bidang keperawatan, akhir kata tim penulis mengucapkan terima kasih.
2
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
berada dalam masa pertumbuhan, maka perlu digalakkan upaya perawatan
kesehatan sekolah dengan memaksimalkan peran perawat baik di puskesmas
maupun perawat yang terlibat langsung di sekolah tersebut.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, dan sekolah menengah atas adalah suatu masa usia anak
yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Didalam periode ini didapatkan
banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas kesehatan
anak dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,
gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.
Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat
pencapaian presentasi pada peserta didik di sekolah. Kesempatan belajar
tersebut membutuhkan kondidi fisik prima yaitu tubuh yang sehat, oleh karena
itu diperlukan suatu upaya kesehatan untuk anak sekolah agar anak dapat
tumbuh menjadi manusia yang berkualitas dibutuhkan pendidikan di sekolah,
salah satunya melalui UKS. Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas
lebih lanjut mengenai peran UKS dalam anak yang sehat.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS
2. Untuk mengetahui tiga program UKS
3. Untuk mengetahui peran perawat kesehatan sekolah
4. Untuk mengetahui fungsi perawat kesehatan sekolah
5
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
6
2.1.2 Tujuan usaha kesehatan sekolah (UKS)
Menurut Suliha dkk (2002: 36) Tujuan UKS secara umum adalah
untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang
sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak
yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
indonesia yang berkualitas. Menurut Suliha dkk (2002: 57-58) Secara
khusus tujuan usaha kesehatan sekolah adalah untuk memupuk kebiasaan
hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang
mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk
melaksanakan 12 prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam
usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun
lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap
pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan
merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan
masalah social lainnya.
Jadi tujuan UKS yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan hidup sehat peserta didik agar dapat menciptakan lingkungan
yang sehat, sehingga memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, baik fisik, mental, maupun
sosial serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh
buruk, penyalahgunaan narkoba, menangani anak didik yang mengalami
kecelakaan ringan, melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama
sekolah (pemberian imunisasi), memantau pertumbuhan dan status gizi
anak didik dan sebagainya.
7
2.1.3 Sasaran usaha kesehatan sekolah (UKS)
8
nasional, perhatian terhadap dunia anak-anak tidak dapat diabaikan.
Anak-anak merupakan penerus dalam bidang tenaga kerja, sehingga
pembinaan terhadap golongan ini perlu dimulai sedini mungkin.
Sehubungan dengan ini bidang pendidikan dan kesehatan mempunyai
peranan yang besar karena secara organisasai sekolah berada dibawah
departemen pendidikan nasional, Secara fungsional departemen kesehatan
bertanggung jawab atas kesehatan anak didik. Mengingat hal tersebut,
UKS dijalankan atas dasar titik tolak pemikiran bahwa :
1. Sekolah merupakan lembaga yang sengaja dihidupkan untuk
mempertinggi derajat bangsa dalam segala aspek
2. Usaha kesehatan melalui masyarakat sekolah mempunyai
kemungkinan yang lebih efektif diantara beberapa usaha yang ada,
untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada
umumnya, karena masyarakat sekolah :
a) mempunyai prosentase yang tinggi.
b) merupakan masyarakat yang telah terorganisir, sehingga mudah
dicapai dalam rangka pelaksanaan usaha-usaha kesehatan
masyarakat.
c) peka terhadap pendidikan pada umumnya, dapat menyebarkan
modernisasi (sebagai agent of change), karena dalam usia ini
anak-anak sekolah berada dalam taraf perkembangan dan
pertumbuhan, mudah dibimbing dan dibina. Pada masa ini
adalah masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
hidup sehat dengan harapan agar mereka dapat meneruskan serta
mempengaruhi lingkungannya sekarang dan dimasa yang akan
datang. Masyarakat sehat yang akan datang merupakan salah
satu hasil dari sikap dan kebiasaan hidup sehat yang dimiliki
anak-anak pada waktu sekarang. (Soenaryo, 2002: 148).
9
2.1.4 Ruang lingkup usaha kesehatan sekolah (UKS)
Ruang luang lingkup UKS tercermin dalam tri program atau yang disebut
dengan TRIAS UKS yang meliputi :
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan bimbingan
kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan
dan keterampilan peserta didik dalam melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,
selain di bidang kesehatan peserta didik juga dibina dalam bidang
kesehatan lingkungan yang merupakan bagian yang sangat
mempengaruhi pembentukan pribadi peserta didik, adanya proses
kenaikan bagi peserta didik maka harus menyelenggarakan kegiatan
sosialisasi setiap tahun sehingga seluruh peserta didik terpapar materi
kesehatan dan kesehatan lingkungan.(Tim Pembina UKS, 2008,33)
Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra
kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan pendidikan
pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada saat mata pelajaran
Pendidikan Jasmani saja, namun bisa juga secara integratif pada saat
mata pelajaran lainnya disampaikan kepada peserta didik. Kegiatan
ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran
yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Misalnya,
melaksanakan penyuluhan tentang, gizi, narkoba, dan sebagainya
terhadap peserta didik, guru dan orangtua. Melaksanakan pelatihan
UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan kader kesehatan.
Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih melalui program
sekolah sehat.(Tim Pembina UKS,2008,26)
b. Pelayanan Kesehatan
10
(Tim Pembina UKS,2008, 28-29) Pelaksanaan pelayanan
kesehatannya meliputi kegiatan – kegiatan antara lain:
1) Kegiatan Peningkatan (Promotif), Latihan Keterampilan teknis
pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta
didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain : Kader Kesehatan
Sekolah, Olahraga, Kesenian, Berkebun dan Lomba.
2) Pembinaan Sarana Lingkungan Sekolah, antara lain :
a) Pembinaaan Warung Sekolah (Kantin)
b) Lingkungan Sekolah yang terpelihara
c) Pembinaan Keteladan berperilaku hidup sehat
3) Kegiatan Pencegahan (Preventif)
4) Memelihara Kesehatan yang bersifat umum dan khusus
5) Penjaringan kesehatan bagi anak
6) Monitoring / memantau peserta didik
7) Usaha Pencegahan Penyakit Menular
8) Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
9) Diagnosa Dini
10) Pengobatan pada penyakit
11) P 3 K dan P 3 P
c. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu
unsur penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan,
karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk
meningkatkan kesehatan seluruh komunitas sekolah serta peningkatan
daya serap siswa dalam proses belajar mengajar Maka pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan melalui 6 K yaitu:
Keamanan Keindahan Kebersihan Kekeluargaan Ketertiban
Kerindangan (Tim Pembina UKS 2008, 75-76).
11
Menurut WHO (Depkes, 2008) adapun Pembinaan kepada peserta
didik agar dapat menerapkan pentingnya UKS Diantaranya dengan
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1) Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan
terencana (Jumat Bersih, piket kapling, piket kelas)
2) Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar
sekolah
3) Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat sampah
di depan kelas, dipilah antara sampah organik dan anorganik
4) Mengolah sampah organik menjadi kompos
5) Tidak mencorat-coret dinding dan bangku
6) Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai
7) Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA, taman
sekolah
8) Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olah raga dan
kesenian).
12
2.1.6 Peran perawat dalam kesehatan sekolah
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah,perawat
mempunyai peran:
Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik
dengan melakukan pengumpulan data,analisa data,serta
perumusan dan prioritas masalah;
Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama tim pembina
usaha kesehatan di sekolah(TPUKS);
Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kesehatan
yang di susun;
Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS
Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang di
tetapkan.
2. Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas
di puskesmas ,menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau
dapat juga di tunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat
puskesmas.bila perawat kesehatan di tunjuk sebagai koordinator
maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya
atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
3. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan,peranan perawat
kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat di
lakukan secara langsung (melalui penyuluhan kesehatan yang
bersifat umum dan klasikal) atau tidak langsung sewaktu
melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara
perseorangan.
13
2.1.7 Fungsi Perawat Dalam Usaha Kesehatan Sekolah
1. Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah.
2. Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik dan sosial sekolah.
3. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program
kesehatan masyarakat yang lain.
Ada beberapa jenis kegiatan UKS dan jenis kegiatan UKS disini
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan
pengelolaan UKS, dan TRIAS UKS meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan lingkungan sekolah yang sehat. Bagian-bagian jenis kegiatan
tersebut termasuk dalam program kegiatan UKS sebagai berikut :
2.2.1Pengelolaan UKS
1. Pembentukan Tim Pelaksana UKS
2. Terlibatnya unsure guru dan petugas puskesmas
3. Penyusunan program kerja UKS
4. Pengawasan pelaksanaan 7K
5. Laporan pembinaan dari Puskesmas
6. Penyuluhan tentang UKS
7. Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pelaksana Program kerja
8. Penyediaan sarana pelayanan kesehatan
9. Pembuatan laporan pelaksana UKS kepada Tim Pembina UKS
10. Pelaksanaan rapat koordinasi dengan Tim Pembina UKS
14
2.2.2 Trias UKS
a. Pendidikan kesehatan
1. Pelaksanaan pemeriksaan berkala
2. Pelaksanaan pemeriksaan rutin
3. Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah
4. Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan
5. Pengadaan alat peraga
6. Pelaksanaan dokter kecil
7. Pelaksanaan pemeriksaan berat badan
8. Pengadaan alat peraga UKS
9. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan badan
10. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang kelas
b. Pelayanan kesehatan
1. Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)
2. Pelaksanaan imunisasi
3. Pelaksanaan pemberantasan sarang penyakit
4. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit
5. Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan
6. Pengadaan rujukan ke puskesmas
c. Lingkungan sekolah sehat
1. Pengadaan ruang/sudut UKS
2. Pembinaan kantin sekolah
3. Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat
4. Pengadaan tempat pembuanagn air limbah yang memenuhi syarat
5. Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa
Upaya peningkatan kesehatan disekolah melalui kegiatan yang
dilaksanakan melalui masyarakat disekolah dipandang lebih efektif
dibanding kegiatan lain yang dilakukan dalam masyarakat umum.
Menurut Soenaryo (2002: 2 ) program UKS sangat efektif karena:
15
1. Sekolah Dasar sebagai masyarakat sekolah, mempunyai
komunitas peserta didik yang sangat besar.
2. Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan yang tersebar luas
seluruh pelosok tanah air.
3. Anak anak usia SD sangat peka terhadap perubahan dan
pembaharuan, bahkan anak anak mempunyai sifat yang
menyampaikan apa yang dia terima dan diperoleh dari orang lain.
4. Di pandang dari pembiayaan pemerintah dan harapan untuk masa
depan pelaksanaan UKS di sekolah dasar sangat ekonomis.
16
BAB 3
a. Pengkajian
Pengkajian pada agregat anak sekolah menggunakan pendekatan
Community as partner meliputi : data inti komunitas dan subsystem. A.
Data inti komunitas, terdiri dari:
1. Demografi : Jumlah anak sekolah keseluruhan menurut data
Monografi SDN Wonokromo IV Surabaya untuk usia 6 – 12 tahun +
123 siswa, jumlah anak sekolah menurut jenis kelamin dan golongan
umur tergambar pada grafik di bawah ini.
Diagram 1 : Karakteristik anak sekolah Berdasarkan Umur dan Jenis
Kelamin di SDN Wonokromo IV Surabaya bulan November tahun 2012
30
25
20
15 Perempuan
10 Laki-laki
5
0
6 - 7 tahun 8 - 9 tahun 10 - 11 12 tahun
tahun
17
Dari 123 siswa SDN IV Wonokromo antara siswa laki-laki yang
berumur 8 – 9 tahun dan anak perempuan berumur 8 – 9 tahun
mempunyai prosentase yang hampir sama yaitu 20.5 % dan 20 %.
2. Status perkawinan
100% dari anak usia sekolah belum kawin.
Kristen
3.1 %
Islam
96.9 %
18
beragama berjalan dengan harmonis, dan anakanak rajin dan antusias
dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan.
Data subsystem
bagi perkembangan anak yaitu orang tua dan lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok gigi sebelum tidur sehingga
kebiasaan ini diikuti oleh anak usia sekolah
19
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
20
Kebiasaan Jajan Sembarangan
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak
21
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Perm en Coklat Snack
22
Kebiasaan Menggosok Gigi
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Ya Tidak
23
Transportasi
Jenis transportasi yang digunakan anak-anak SDN IV
Wonokromo adalah sepeda, jalan kaki, dan diantar oleh orang
tua.
5. Politik dan pemerintahan
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak untuk memperoleh
informasi pengetahuan tentang gosok gigi berasal dari media,
para guru dan orang tua. Hasil pengkajian yang telah diperoleh
adalah sebagai berikut:
24
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Media Ortu Guru
25
60
50
40
30
20
10
0
Sering Jarang Tidak Pernah
26
Tidak perlu
1.0 %
Perlu
99.0 %
8. Rekreasi
Analisa data
Data Masalah
27
1. Lingkungan fisik : - Defisit kebersihan
- Adanya kebiasaan pada lingkungan diri dengan agregat
anak usia sekolah yang kurang baik anak usia sekolah
bagi perkembangan anak yaitu orang
tua dan lingkungan anak yang
membiasakan tidak menggosok gigi
sebelum tidur sehingga kebiasaan ini
diikutioleh anak usia sekolah
2. Keamanan dan transportasi :
a. Kebiasaan jajan sembarangan - Resiko terjadinya
- 80% anak usia sekolah memiliki kejadian karies gigi
kebiasaan jajan sembarangan agregat anak usia
- Mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah
sekolah adalah permen sebanyak 50
anak (40,6%)
- 45 murid yang bermasalah pada gigi
dengan persentase 36.5%
b. Kebiasaan menggosok gigi sebelum
tidur
- 75% anak usia sekolah tidak
menggosok gigi sebelum tidur
- Alasan tidak menggosok gigi karna
tidak disuruh oleh
- orang tuanya (48.7%)
3. Komunikasi
a. Kebiasaan formal
Anak mengetahui mengenai informasi
tentang gosok gigi sebelum tidur - Resiko
28
bersumber dari media khususnya penyalahgunaan
televisi tentang iklan pasta gigi sebesar media cetak
45% elektronik pada anak
untuk memperoleh
b. Komunikasi informal informasi yang tidak
- Sebesar 60% anak sekolah jarang sesuai dengan
diskusi dengan orang tuanya untukm perkembanganya
menyelesaikan masalah
- Sebesar 99% anak usia sekolah
menganggap perlu peran ortu untuk
mengatasi masalah anak
- Ketidakefektifan
komunikasi anak
dengan orangtua
a. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan
pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik
b. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah
b/d kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur
sebesar 75%, mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen
sebanyak 50 anak (40,6 %), 45 murid yang
bermasalah pada gigi dengan persentase 36.5 % dan sebesar 48.7%
anak usia sekolah beralasan tidak menggosok gigi karena tidak
disuruh oleh orang tuanya
c. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk
memperoleh informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya
b/d sumber informasi yang digunakan anak untuk mengetahui
29
informasi tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media
khusunya televisi tentang iklan pasta gigi sebesar 45%
d. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang
diskusi dengan orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60%
dan perlunya peran ortu untuk mengatasi masalah anak sebesar 99%.
Perencanaan
a. Prioritas masalah
30
Diagnosa keperawatan pada Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total
agregat anak usia sekolah penyelesaian positif untuk untuk score
masalah penyelesaiandi Peningkatan
komunitas kualitas hidup
1 : rendah
0 : tidak ada 0 : tidak ada
2 : sedang
1 : rendah 1 : rendah
3 : tinggi
2 : sedang 2 : sedang
3 : tinggi 3 : tinggi
Risiko penyalahgunaan 2 1 1 4
media cetak dan elektronik
pada anak untuk
memperoleh informasi yang
tidak sesuai dengan
perkembangannya
Ketidakefektifan 2 1 2 5
komunikasi anak dengan
orang tua
Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah risiko kejadian karies gigi
pada agregat anak usia sekolah dan yang akan dijadikan implementasi adalah upaya
preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak
usia sekolah di SDN IV Wonokromo Kelurahan Wonokromo Surabaya.
31
c. Intervensi Keperawatan
32
baik dan benar
pada kelompok
anak usia sekolah
4. Beri
kesempatan
padakelompok
anak usiasekolah
untuk
bersamasama
mempraktikan
cara menggosok
gigi dengan baik
dan benar
- Kepala sekolah,
guru, dan petugas
UKS SDN IV
Wonokromo
Surabaya
- Kelompok anak
33
usia sekolah di
SDN IV
Wonokromo
Surabaya
- Komunikasi dan
informasi
- Ceramah dan
diskusi
- Edukasi dan
demonstrasi 3
Desember 2012
SDN IV
Wonokromo
Surabaya 29
5. Lakukan
kerjasama dengan
puskesmas
setempat untuk
melakukan
monitoring
34
terhadap
kelompok anak
usia sekolah di
SDN
IVWonokromo
Surabaya
35
d. Implementasi
e. Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasi. Evaluasi proses dari pelaksanaan
diagnosa keperawatan pertama di SDN IV Wonokromo Surabaya adalah 100% peserta hadir,
90% peserta terlibat aktif dalam diskusi dan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai alokasi
waktu. Evaluasi hasi yang dapat diketahui adalah melalui peningkatan pengetahuan
kelompok anak usia sekolah tentang cara menggosok gigi dengan baik dan benar yang dapat
36
dilihat dari antusias anak usia sekolah dalam mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik
dan benar.
37
BAB 4
PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
Saat ini fungsi UKS di sekolah terutama sekolah dasar belumlah
maksimal.diharapkan dengan adanya pengetahuan tentang UKS agar mampu
menciptakan pribadi siswa yang sehat sehingga siswa dapat mengoptimalkan
proses belajar mereka.
38
DAFTAR PUSTAKA
39