PENDAHULUAN
A. Latar belakang
PEMBAHASAN
Bermacam macam teori dikemukakan asal mula dari HIV/AIDS ini, entah mana
yang benar. Apa sajakah teorinya tersebut? Mari kita simak bersama.
Dan ternyata, asal usul pandemi terlacak dari tahun 1920-an di Kota
Kinshasa yang kini menjadi bagian dari Republik Demokratik Kongo. Laporan
mereka menyebut, perdagangan seks yang merajalela, pertumbuhan populasi yang
cepat, dan jarum tak steril yang digunakan di klinik-klinik diduga menyebarkan
virus tersebut. Menciptakan kondisi 'badai yang sempurna'.
Sementara itu, rel kereta yang dibangun dengan dukungan Belgia di mana
1 juta orang melintasi kota tiap tahunnya membawa virus HIV ke wilayah
sekitarnya. Lalu ke dunia. Tim ilmuwan dari University of Oxford dan University
of Leuven, Belgia mencoba merekonstruksi 'pohon keluarga' HIV dan
menemukan asal muasal nenek moyang virus itu. "Anda bisa melihat jejak
sejarahnya dalam genom saat ini data yang terekam, tanda mutasi dalam genom
HIV tidak bisa dihapus," kata Profesor Oliver Pybus dari University of Oxford.
Dan virus pun menyebar luas, awalnya ke kota tetangga Brazzaville, lalu
meluas ke area provinsi yang perekonomiannya ditopang penambangan, Katanga.
Kondisi 'badai sempurna', hanya berlangsung selama beberapa dekade di
Kinshasa. Namun saat itu berakhir, HIV terlanjur menyebar ke seluruh dunia.
Tidak sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah
ciptaan manusia. Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga
puluh persen penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa
AIDS adalah “senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium untuk
menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang bahkan
menganggap teori konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya dibandingkan teori
monyet hijau Afrika yang dilontarkan para pakar AIDS. Sebenarnya sejak tahun
1988 para peneliti telah membuktikan bahwa teori monyet hijau tidaklah benar.
Namun kebanyakan edukator AIDS terus menyampaikan teori ini kepada publik
hingga sekarang. Dalam liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau
telah digantikan dengan teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan
merupakan asal-usul penyakit AIDS ini telah diterima sepenuhnya oleh komunitas
ilmiah.
Pertama, HIV merupakan istilah baru bagi virus lama bernama SV40 yang
digunakan oleh Dokter Hilary Koprowski untuk menginfeksi sistem imun 300.000
orang negro Afrika pada tahun 1957 hingga 1960 (Gray, 2009 : .96-102).
Koprowski melakukan ‘percobaan’ infeksi vaksin polio melalui mulut (live oral
polio vaccine) kepada ras kulit hitam di Afrika atas dasar rasisme. Namun
demikian, Koprowski menolak tuduhan bahwa ia terlibat dalam menciptakan
AIDS dan mengatakan bahwa demografi dari persebaran penyakit di Afrika dapat
dijelaskan dengan faktor-faktor lain yang tidak berhubungan dengan prosedur
vaksinasi (Gray, 2009 : 97).
Kemungkinan besar HIV “masuk” ke dalam tubuh pria gay selama uji
coba vaksin ini. Ketika itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal
1978 dan di kota-kota pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.
Apakah jenis virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang
menyebabkan AIDS? Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat
menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini.
AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979,
beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup
mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan, bahwa 20% pria gay yang
menjadi sukarelawan eksperimen hepatitis B di New York diketahui mengidap
HIV positif pada tahun 1980 (setahun sebelum AIDS menjadi penyakit “resmi’).
Ini menunjukkan bahwa pria Manhattan memiliki kejadian HIV tertinggi
dibandingkan tempat lainnya di dunia, termasuk Afrika, yang dianggap sebagai
tempat kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain yang juga menghebohkan adalah
bahwa kasus AIDS di Afrika yang dapat dibuktikan baru muncul setelah tahun
1982. Sejumlah peneliti yakin bahwa eksperimen vaksin inilah yang berfungsi
sebagai saluran tempat “berjangkitnya” HIV ke populasi gay di Amerika. Namun
hingga sekarang para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi apapun antara AIDS
dengan vaksin tersebut.
Patient Zero
Sebuah penelitian yang diterbitkan di American Journal of Medicine tahun
1984 melacak beberapa infeksi awal HIV di New York City sampai berujung ke
seorang pramugara homoseks yang bernama Gaëtan Dugas. Dugas adalah seorang
Perancis Kanada yang bekerja sebagai pramugara di Air Canada. Dugas dikenal
sebagai terduga penderita pertama AIDS, namun sekarang lebih dikenal sebagai
salah satu pria yang sangat aktif secara seksual yang menyebarkan HIV sebelum
penyakit ini teridentifikasi.
Dugas meninggal dunia di Quebec City pada tanggal 30 Maret 1984 akibat
gagal ginjal yang disebabkan oleh infeksi berkelanjutan terkait AIDS. Istilah
"Patient Zero" muncul pada Maret 1984 setelah penelitian Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) dirilis. CDC mulai melacak hubungan dan praktik
seksual kaum homoseksual di California, New York, dan sejumlah negara bagian
lain. Karena Dugas ditemukan sebagai pusat jaringan pasangan seksual tersebut,
ia diberi julukan "patient 0".
Saat ini AIDS sudah menjadi pandemi global dan telah membunuh 25 juta
orang serta menginfeksi lebih dari 40 juta orang. Dampaknya sangat merugikan
baik yang berkaitan dengan bidang kesehatan, sosial ekonomi dan politik.
Diperkirakan saat ini di seluruh dunia setiap harinya ada sekitar 2000 anak yang
berusia 15 tahun kebawah meninggal akibat AIDS. Sementara sekitar 6000 orang
yang berusia produktif (15 - 24 tahun) terinfeksi HIV.
Sejak dilaporkannya kasus AIDS yang pertama di Bali pada 1987, infeksi
HIV telah menyebar ke seluruh Indonesia. Sejak itu perkembangan kasus secara
cepat terus meningkat. Pada saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia
termasuk yang tercepat di Asia. Sebagian besar infeksi baru diperkirakan terjadi
pada beberapa sub-populasi berisiko tinggi (dengan prevalensi lebih dari 5%),
yaitu pada pengguna napza suntik (penasun), wanita penjaja seks (WPS), dan
waria.
Hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku tahun 2009 yang dilakukan
pada remaja di empat kota yakni Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, dan
Samarinda menunjukkan 12,1% remaja laki-laki mengaku pernah berhubungan
seks, dan 18,2% di antaranya pernah melakukan seks anal. Sementara itu, 4,7%
remaja puteri pada empat kota yang sama mengaku pernah berhubungan seks, dan
15,8% di antaranya pernah melakukan seks anal.
Di antara mereka yang pernah berhubungan seks, hanya 53% remaja laki-
laki yang mengaku pakai kondom pada hubungan seks terakhir. Sedangkan
pemakaian kondom konsisten jauh lebih kecil (12%). Pada remaja perempuan,
47,4% mengaku pakai kondom pada hubungan seks terakhir, dan 13,6% pakai
kondom konsisten.
1. Hubungan seksual (vaginal, anal, oral) tidak aman dengan orang yang
telah terinfeksi HIV
2. Perempuan terinfeksi HIV positif kepada bayinya selama kehamilan, saat
persalinan atau setelah melahirkan, dan saat pemberian ASI
3. Darah dari jarum suntik yang tercemar HIV, jenis jarum atau peralatan
yang tajam yang tercemar HIV, dan transfusi darah yang tercemar HIV
Anak-anak sangat rentan terhadap infeksi HIV. Tetapi mereka biasanya sangat
kurang mendapat perhatian. Penyakit tersebut berkembang cepat pada anak-anak.
Keluarga dan masyarakat, terutama perempuan dan remaja puteri, adalah garis
terdepan dari perlindungan dan perawatan untuk anak-anak yang hidup dan
terpapar HIV. Keluarga perlu mendapat dukungan yang mereka perlukan agar
dapat memberi lingkungan yang nyaman bagi anak-anak mereka.
Mempertahankan kehidupan dan kesehatan ibu atau ayah yang HIV positif
penting bagi pertumbuhan anak-anak, perkembangan, dan stabilitas mereka.
Tanpa keamanan dalam keluarga, anak-anak akan menghadapi risiko lebih besar
menghadapi perlakuan eksploitasi dan diskriminasi.
Infeksi HIV lebih banyak terjadi pada remaja puteri dan perempuan muda
daripada remaja laki-laki dan laki-laki muda. Pendidikan sangat diperlukan oleh
anak-anak, remaja, dan kaum muda sehingga mereka mampu menerapkan
pengetahuan dan keterampilan untuk hidup sehat.
Mereka juga berkewajiban memenuhi hak anak-anak dengan HIV atau yang
terpapar HIV untuk mendapat perlindungan, perawatan, dan dukungan. Ini
penting agar anak-anak, keluarga, dan masyarakat dapat membantu menghentikan
penyebaran HIV.
C. Epidemiologi HIV/AIDS di Kotamobagu
PENUTUP
A. Kesimpulan
Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan
AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh
manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai
penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll.
Portal of exit HIV dapat keluar dari tubuh reservoir dalam hal ini adalah manusia
melalui membran mukosa yang terletak di dalam vagina, diujung penis dan anus
serta berupa cairan tubuh, termasuk ASI, sedangkan portal of entry pada kasus
HIV/AIDS hampir sama dengan portal of exit. Virus HIV tersebut dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui membran mukosa dan darah (termasuk perinatal).
B. Saran
1. Untuk Masyarakat
2. Untuk Mahasiswa
Sebaiknya kita sebagai generasi penerus dapat menjaga diri, dan menghindari
perbuatan yang nantinya kita menjadi orang yang beresiko terserang virus HIV.
3. Untuk Institusi
Diharapkan dapat peka mengenali jenis penyakit ini dan merencanakan tindakan
yang tepat untuk menangani penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
referensi:http://politik.kompasiana.com/2014/03/27/pengaruh-teori-konspirasi-
hivaids-dan-green-monkey-theory-terhadap-pembentukan-image-building-afrika-
642458.html/http://www.kaskus.co.id/thread/50c1e40fe374b47018000005/sejarah
-amp-asal-usul-hiv-aids/http://news.liputan6.com/read/2113873/ilmuwan-kuak-
asal-usul-hivaids-seks-bebas-di-kinshasa-1920-an/http://www.beritaunik.net/unik-
aneh/asal-usul-penyakit-aids.html