Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan Juni –
Agustus 2020 yang dilaksanakan di Laboratorium Satuan Operasi Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan
1. Tray Dryer : 1 unit
2. Pisau : 2 buah
3. Blender : 1 buah
4. Gelas Kimia 500 mL, 250 mL : 2 buah
5. Gelas Ukur 100 mL : 1 buah
6. Panci : 1 buah
7. Penangas Air : 2 buah
8. Hot Plate : 1 buah
9. Kaca Arloji : 1 buah
10. Spatula : 1 buah
11. Pengaduk : 1 buah
12. Neraca Analitik : 1 buah
13. Pipet Ukur 10 mL : 1 buah
14. Termometer : 1 buah
15. Piknometer : 1 unit
16. Viskometer : 1 unit
17. Desikator : 1 buah
18. Oven : 1 unit

3.2.2 Bahan yang digunakan


1. Jamur Tiram
2. Aquadest
22

3.3 Perlakuan dan Rancangan Percobaan


Adapun Perlakuan dan Rancangan penelitian pembuatan Penyedap Rasa
Alami sebagai berikut :
3.3.1 Perlakuan Percobaan
Perlakuan Percobaan pada penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan
utama, yaitu :
a. Pra-Penelitian
 Persiapan Alat, yaitu alat Tray Dryer
 Persiapan Bahan Baku berupa Jamur Tiram.
b. Pasca Penelitian
 Analisa Data Rendemen, Kadar Air, Kadar Abu, Kadar Protein,
dan Kelarutan.
c. Penyusunan Laporan
d. Seminar Hasil Penelitian
3.3.2 Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik optimum dari
penyedap rasa alami dengan cara memvariasikan waktu pengeringan dengan
metode pengeringan Tray Dryer. Bahan yag digunakan pada penelitia kali ini
adalah Jamur Tiram sebanyak 30 gram setiap perlakuan. Parameter yang diamati
dalam penentuan bubuk kaldu jamur tiram yang baik, yaitu analisa rendemen,
kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kelarutan.

Waktu Kadar Kadar


Tray Rendemen Kadar Kelarutan
No Pengeringan Abu Protein
ke- (%) Air (%) (%)
(Jam) (%) (%)
1
2
4
1. 3
4
1
2
2. 5
3
4
23

1
2
3. 6
3
4

3.4 Analisa Produk


3.4.1 Penentuan Rendemen (SNI, 1992)
Pengamatan terhadap rendemen serbuk jamur adalah dengan
membandingkan antara berat bahan bak dibagi dengan berat hasil
pengeringan sehingga diperoleh hitungan dengan menggunakan rumus :

Berat Serbuk Jamur(Produk )


Rendemen ( % )= × 100 %
Berat Jamur( Bahan)

3.4.1 Penentuan Kadar Air Metode Oven (SNI, 1992)


1. Sebanyak 2 gram sampel dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah
di oven suhu 105℃ ± 15 menit
2. Cawan porselin selanjutnya didinginkan di desikator selama ± 15 menit
3. Menimbang cawan porselin dan dicatat beratnya lalu nolkan neraca
analitik dan sampel ditimbang halus ± 15 menit
4. Memasukkan cawan porselin ke dalam oven suhu 105℃ ± 3 jam untuk
kadar air
5. Setelah itu cawan porselin dan bahan diambil kemudian dimasukkan ke
dalam desikator selama ± 15 menit
6. Menimbang berat akhir cawan porselin dan dihitung dengan rumus:

bobot sampel−bobot kering


Kadar air ( % )= × 100 %
bobot sampel

3.4.2 Penentuan Kadar Abu Metode Gravimetri (SNI, 1992)


1. Menimbang 1 gram sampel ke dalam cawan porselin yang telah diketahui
bobotnya
24

2. Memasukkan cawan berisi sampel ke dalam tanur pada suhu 600℃ selama
± 3 jam
3. Mendinginkan sampel abu yang telah diperoleh kemudian diletakkan ke
desikator dan ditimbang. Kadar abu dihitung dengan rumus:

bobot abu
Kadar abu ( % )= ×100 %
bobot sampel

3.4.3 Penentuan Kelarutan (SNI, 1992)


1. Menimbang sampel sebanyak 0,75 gram dan dilarutkan dalam 150 ml
aquades
2. Menyaring larutan menggunakan pompa vakum dan disaring dengan
kertas saring Whatman no. 42 yang sebelumnya telah dikeringkan dalam
oven 105℃ selama 30 menit dan ditimbang
3. Kertas saring dan residu dikeringkan dalam oven 105℃ selama 3 jam
dan ditimbang
4. Menghitung %kelarutan menggunakan rumus:
(a−b)
Kelarutan ( % ) =100− × 100 %
(100−%KA )
×c
100
Dimana:
a : berat kertas saring + residu (g) KA : kadar air sampel
b : berat kertas saring (g) c : berat sampel yang digunakan (g)

3.4.4 Penentuan Kadar Protein Metode Kjehdahl (SNI, 1992)


1. Menimbang sampel sebanyak 1 gram lalu memindahkannya ke dalam labu
kjedahl.
2. Menambahkan 1,9±0,1 gr K2SO4, 40±10 mg HgO dan 12,0±0,1 ml H2SO4,
serta 20 ml H2O.
3. Menambahkan beberapa butir batu didih, lalu memanaskannya sampai
mendidih selama 15 menit dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan.
25

4. Melakukan percobaan di lemari asam menggunakan alat destruksi dengan


unit penghisapan uap.
5. Mendinginkan campuran, lalu menambahkan sejumlah air sekitar 30 ml
(sambil membilas labu Kjedahl).
6. Memindahkan isi tabung ke dalam alat distilasi, mencuci dan membilas
labu 5-6 kali dengan 1-2 ml air lalu dipindahkan dalam labu distilasi.
7. Meletakkan erlenmeyer yang berisi 5 ml larutan H3BO3 dan 2 tetes
indicator di bawah condenser. Ujung tabung condenser harus terendam
dalam larutan H3BO3.
8. Menambahkan 8-10 ml larutan NaOH-Na2S2O3, kemudian melakukan
distilasi suhu 120℃ sampai tertampung kira-kira 15 ml distilat dalam
Erlenmeyer.
9. Membilas tabung condenser dengan air dan menampung bilasannya dalam
Erlenmeyer yang sama.
10. Mengencerkan isi Erlenmeyer sampai kira-kira 50 ml, kemudian dititrasi
dengan HCl 0,02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu.
11. Melakukan langkah yang sama untuk blanko.
12. Menghitung total N dan persentase protein dengan rumus:

(ml HCl × N HCl ×14,008)


Perhitungan %N = ×100
berat bahan(mg)
Kadar Protein=%N × faktor konversi(6,25)
27

Blok Diagram Pengeringan Jamur Tiram

Jamur tiram

Penyiapan sampel

Pencucian

Pengecilan Ukuran Jamur Tiram

Pengeringan

Penggerusan dan Pengayakan

Jamur Tiram Bubuk Analisis :


-Rendemen
-Kadar Air
-Kadar Abu
-Kadar Protein
-Kelarutan

Gambar 3.1 Diagram blok proses pengeringan jamur tiram

Anda mungkin juga menyukai