Anda di halaman 1dari 14

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Disusun oleh :

Banyu Berliana

Fira Fahira Oktavia

Sherly Ayu Ningsih

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

JURUSAN GIZI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan serta kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang di tentukan.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tidak lupa Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di dunia dan akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata
kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan judul “Sistem Ksehatan Nasional”.

Bengkulu, 31 Januari 2021


DAFTAR ISI

JUDUL...........................................................................................................I

KATA PENGANTAR.................................................................................II

DAFTAR ISI...............................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan.............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Asas SKN............................................................................................4
1.Pengertian SKN...............................................................................5
2.Landasan Hukum SKN....................................................................6
3.Prinsip Dasar SKN...........................................................................7
4.Tujuan SKN.....................................................................................8
5.Kedudukan SKN..............................................................................9
6.Sub Sistem SKN............................................................................10
B. Perkembangan Dan Tantangan Sistem Kesehatan Nasional.............11
C. Sub Sistem Upaya Kesehatan...........................................................12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................11
B. Saran.................................................................................................12

DAFTAR PUSATAKA..............................................................................IV

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan
orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara
dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam
bentuk material. Dalam definisi yang lebih  luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor lain
seperti pertanian dan lainnya.

Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak tahun 1982 yaitu ketika
Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen system kesehatan di Indonesia yang disebut Sistem
Kesehatan Nasional (SKN).

Penyusunan dokumen tersebut didasarkan pada tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibentuklah program pembangunan nasional secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan
nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah.

          Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih menghadapi berbagai
masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga diperlukan pemantapan dan percepatan
melalui SKN sebagai pengelolaan kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, antara lain
program pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang dapat
diwujudkan melalui Jampersal.

            Terjadinya perubahan lingkungan strategis seperti adanya regulasi penyelenggaraan


kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi perubahan iklim serta dan upaya percepatan
pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), sehingga diperlukan penyempurnaan dalam
pengelolaan kesehatan.

B. Rumusan Masalah

A.Asas SKN
1.Pengertian SKN?
2.Landasan Hukum SKN?
3.Prinsip Dasar SKN?
4.Tujuan SKN?
5.Kedudukan SKN?
6.Sub Sistem SKN?
B.Perkembangan Dan Tantangan Sistem Kesehatan Nasional

Sub Sistem Upaya Kesehatan?

C.Sub sistem Upaya Kesehatan?

C. Tujuan Pembahasan

A.Asas SKN
1.Menjelaskan Pengertian SKN
2. Menjelaskan Landasan Hukum SKN
3. Menjelaskan Prinsip Dasar SKN
4. Menjelaskan Tujuan SKN
5. Menjelaskan Kedudukan SKN
6. Menjelaskan Sub Sistem SKN
B. Menjelaskan Perkembangan Dan Tantangan Sistem Kesehatan Nasional

Sub Sistem Upaya Kesehatan

C.Menjelaskan Sub sistem Upaya Kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian SKN
Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara
terpadu dan saling mendukung, dan untuk menjamin derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya sebagian perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam
Pembukaan UUD 1945 Pada hakikatnya. SKN adalah juga merupakan wujud dan
sekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang memadukan
berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.
B. Landasan Hukum SKN

   1. Landasan Idiil, yaitu Pancasila.

 2. Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya: Pasal 28 A, 28 H ayat (1)
dan ayat (3), serta Pasal 34 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 28 B ayat (2), Pasal 28 C ayat (1),

3. Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan yang


berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.

C. Prinsip Dasar SKN

Prinsip sistem kesehatan nasional


Prinsip dasar adalah norma, nilai, dan aturan pokok yang bermakna dari falsafah dan
budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan berfikir dan bertindak.
Terdapat 7 (tujuh) Prinsip Dasar SKN, dengan penekanan pada masing-masing uraian sebagai
berikut:
1. Perikemanusiaan;
Terabaikannya pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah bertentangan dengan prinsip
kemanusiaan.

2. Hak Azasi Manusia;


Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah hak azasi
manusia, tanpa membedakan antara golongan, suku, agama, dan status sosial ekonomi.

3. Adil dan merata;


Pelayanan kesehatan harus merata, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
secara ekonomi dan geografi.

4. Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat;


Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat dan
perorangan (individu).

5. Kemitraan;
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan menggalang kemitran yang dinamis dan
harmonis antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta.
6. Pengutamaan dan manfaat;
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan lebih mengutamakan kepentingan umum
daripada kepentingan golongan dan perorangan. Pemanfaatan iptek dalam pembangunan
kesehatan.

7. Tata kepemerintahan yang baik;


Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum, terbuka,
rasional/profesional, bertanggung jawab dan bertanggung gugat.

C. Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen


bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum,
badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

D. Kedudukan SKN

1. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN bersama berbagai subsistem
lain, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan secara umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan social.

2. Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional lain.


Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak hanya menjadi
tanggungjawab sektor kesehatan, melainkan juga tanggungjawab dari berbagai sektor lain
terkait yang terwujud dalam berbagai bentuk sistem nasional. Dengan ademikian, SKN harus
berinteraksi secara harmonis dengan berbagai sistem nasional tersebut, seperti :

1. Sistem Pendidikan Nasional


2. Sistem Perekonomian Nasional
3. Sistem Ketahanan Pangan Nasional
4. Sistem Hankamnas, dan
5. Sistem-sistem nasional lainnya.
Dalam keterkaitan dan interaksinya, SKN harus dapat mendorong kebijakan dan upaya dari
berbagai sistem nasional sehingga berwawasan kesehatan.Dalam arti sistem-sistem nasional
tersebut berkontribusi positif terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan.

3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan pembangunan


Kesehatan di Daerah, SKN merupakan acuan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di daerah.

4. Kedudukan SKN terhadap semua sistem kemasyarakatan termasuk swasta


Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan olehdukungan sistem nilai dan
budaya masyarakat yang secarabersama terhimpun dalam berbagai
sistem kemasyarakatan.SKN merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan
yangdipergunakan sebagai acuan utama dalam mengembangkanperilaku dan lingkungan
sehat serta berperan aktif masyarakatdalam berbagai upaya kesehatan.

E. Sub Sistem SKN

7 SUBSISTEM SISTEM KESEHATAN NASIONAL

1. Subsistem Upaya Kesehatan

Subsistem upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat


yang setinggi-tingginya. Untuk penyelenggaraan subsistem tersebut diperlukan berbagai
upaya dengan menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia. Upaya kesehatan tersebut
dilaksanakan melalui berbagai jenis fasilitas pelayanan kesehatan. Berbagai upaya tersebut
memerlukan dukungan penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan, sumber daya
manusia kesehatan, ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, manajemen,
informasi, dan regulasi kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat

2. Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Untuk mendapatkan dan mengisi kekosongan data kesehatan dasar dan/atau data kesehatan
yang berbasis bukti perlu diselenggarakan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan
dengan menghimpun seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Pengelolaan penelitian dan pengembangan kesehatan terbagi atas penelitian dan
pengembangan biomedis dan teknologi dasar kesehatan, teknologi terapan kesehatan dan
epidemiologi klinik, teknologi intervensi kesehatan masyarakat, dan humaniora, kebijakan
kesehatan, dan pemberdayaan masyaraka. 

3. Subsistem Pembiayaan Kesehatan 

Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni: Pemerintah, Pemerintah


Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri. Pembiayaan kesehatan
yang adekuat, terintegrasi, stabil, dan berkesinambungan memegang peran yang vital untuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
kesehatan. 

4. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan

Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang
mencukupi dalam jumlah, jenis, dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan merata,
sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan yang
termasuk kelompok tenaga kesehatan, sesuai dengan keahlian dan kualifikasi yang dimiliki
terdiri dari tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik,
tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan lainnya, diantaranya termasuk peneliti
kesehatan. 
5. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan

Subsistem ini meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan,


khasiat/kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang beredar;
ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial; perlindungan
masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang
rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan sumber daya
dalam negeri. 

6. Subsistem Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan

Subsistem ini meliputi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan, dan
informasi kesehatan. Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan
berdaya guna, diperlukan manajemen kesehatan. Peranan manajemen kesehatan adalah
koordinasi, integrasi, regulasi, sinkronisasi, dan harmonisasi berbagai subsistem SKN agar
efektif, efisien, dan transparansi dalam penyelenggaraan SKN tersebut.    

7. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat

SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata sebagai sasaran pembangunan
kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan
kesehatan. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting, agar
masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai pelaku pembangunan
kesehatan. Dalam pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat meliputi pula upaya
peningkatan lingkungan sehat oleh masyarakat sendiri dan upaya peningkatan kepedulian
sosial dan lingkungan sekitar.

F. Perkembangan Dan Tantangan Sistem Kesehatan Nasional


Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil
meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan
peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status kesehatan, yaitu: penurunan
Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34
per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI 2007). Angka Kematian Ibu (AKI) juga
mengalami penurunan dari 318 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Sejalan dengan penurunan angka
kematian bayi, Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004
menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007. Demikian pula telah terjadi penurunan prevalensi
kekurangan gizi pada balita dari 29,5% pada akhir tahun 1997 menjadi sebesar 18,4% pada
tahun 2007 (Riskesdas, 2007). Namun penurunan indikator kesehatan masyarakat tersebut
masih belum seperti yang diharapkan. Upaya percepatan pencapaian indikator kesehatan
dalam lingkungan strategis baru, harus terus diupayakan dengan perbaikan Sistem Kesehatan
Nasional.

Sesuai dengan tuntutan reformasidisempurnakan pada tahun 2004 disebut Sistem Kesehatan
Nasional 2004)(disyahkan dengan KEPMENKES RI No.131/Men.Kes/SK/II/2004). SKN adalah suatu
tatanan yang menghimpunberbagai upaya bangsa Indonesia secara terpadudan saling mendukung
guna menjamin tercapainyaderajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai
perwujudan kesejahteraan umumseperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945(SKN, 2004)

Subsistem Upaya (Pelayanan) Kesehatan tahun 2004 diartikan sebagai tatanan yg menghimpun
berbagaiupaya (pelayanan) kesehatan masyarakat(UKM) dan upaya (pelayanan)
kesehatanperorangan (UKP) secara terpadu dansaling mendukung guna menjamintercapainya
derajat kesehatan yg setinggi-tingginya (SKN, 2004)

            Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009 sebagai  penyempurnaan dari SKN sebelumnya
merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah bersama seluruh elemen bangsa dalam rangka untuk meningkatkan tercapainya
pembangunan kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sistim
Kesehatan Nasional (SKN) 2009 yang disempurnakan ini diharapkan mampu menjawab dan
merespon berbagai tantangan pembangunan kesehatan di masa kini maupun di masa yang akan
datang. Adanya SKN yang disempurnakan tersebut menjadi sangat penting kedudukannya
mengingat penyelenggaraan pembangunan kesehatan pada saat ini semakin kompleks sejalan
dengan kompleksitas perkembangan demokrasi, desentralisasi, dan globalisasi serta tantangan
lainnya yang juga semakin berat, cepat berubah dan, sering tidak menentu.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

  Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan
rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa,
baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha,
dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan
hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan
misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K),
memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan upaya
kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan
pembangunan nasional.

B. Saran

 Perlu adanya peningkatan Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS) baik antar
pelaku maupun subsistem SKN agar tercapainya tujuan SKN itu sendiri.

Kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta perlu ditingkatkan agar derajat
kesehatan masyarakat semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
https://samoke2012.wordpress.com/2019/05/16/sistem-kesehatan-nasional/ Diakses pada
tanggal 31 Januari 2021

https://sistemkesehatannasional.blogspot.com/2017/11/sistem-kesehatan-nasional.html
Diakses pada tanggal 31 Januari 2021

https://weildsrie.blogspot.com/2013/07/subsistem-sistem-kesehatan-nasionala.html Diakses
pada tanggal 31 Januari 2021
CONTOH SOAL KASUS KESEHATAN MASYARAKAT

1. Masyarakat di suatu Desa mempunyai kebiasaan membuang sampah sembarangan.


Diasumsikan mereka mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah tentang pengelolaan
Sampah dan mempunyai sikap yang negatif tentang sampah. Setelah dilakukan survei
ternyata menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mereka baik dan sikap yang positif, namun
tidak tersedia sarana pembuangan sampah. Apa yang harus dilakukan untuk membuat
masyarakat MAMPU membuang sampah pada tempatnya?.

a. Penyuluhan Pengelolaan Sampah


b. Menyiapkan Wadah sampah
c. Memberi Sanksi
d. Membuat TPA Sampah
e. Membantu mengumpulkan sampah

2. Kasus Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten X pada tahun 2013 50/1000 KH.
Menurut beberapa hasil survei dan riset yang dilakukan, ternyata masih banyak  ibu bersalin
yang ditolong oleh non Tenaga Kesehatan (Dukun). Perilaku Ibu dalam memilih pertolongan
persalinan pada dukun ternyata dipengaruhi anggapan bahwa tenaga kesehatan (bidan) masih
sangat muda belum berpengalaman. Apa strategi yang harus dilakukan agar Ibu memilih
pertolongan persalinan ke Tenaga Kesehatan?

a. Penyuluhan
b. Menyediakan Fasilitas Kesehatan
c. Mengganti Tenaga Kesehatan yang lebih Tua
d. Kemitraan Nakes dan Dukun
e. Memberikan Sanksi ibu yang bersalin ke dukun

3. Puskesmas X bermaksud melakukan pelayanan kesehatan dengan sasaran Ibu Hamil, Bayi
dan tujuannya agar mereka sebagai kelompok berisiko dapat diminimalisir risiko kejadian
penyakit terhadap mereka. Jenis Pelayanan Kesehatan Yang dilakukan adalah?

a. Penyuluhan
b. Rehabilitatif
c. Kuratif
d. Preventif
e. Promotif

4. Menurut Data dari Puskesmas X bahwa cakupan Pemberian Tablet Fe (Zat Besi) hanya
mencapai 39% semntara target cakupan adalah 90%.  Mahasiswa FKM bermaksud
melakukan penelitian untuk mengungkap penyebab masalah tersebut, dalam pelaksanaannya
instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner yang telah diuji cobakan sebelumnya,
dan pelaksanaannya dilakukan dengan wawancara, hasil yang diharapkan adalah mencari
hubungan antar variabel serta kekuatan hubungan antar variabel Independen dan Dependen.
Jenis Penelitian yang digunakan Para Mahasiswa FKM?
a. Kuantitatif
b. Survei
c. Case Control
d. Kualitatif
e. Eksperimen

5. Dalam Upaya menurunkan angka kejadian Gizi Buruk di wilayah kerja Puskesmas A,
maka puskesmas A bermaksud melakukan kegiatan Pemasaran Sosial dalam bentuk
penyuluhan tentang KADARZI yang sasarannya adalah Ibu Balita. Pada kegiatan tersebut
sangat bayak Ibu Balita yang datang ke tempat penyuluhan meskipun ada yang jarak
rumahnya jauh dari tempat penyuluhan. Komponen Pemasaran Sosial apa yang diberikan ibu
dalam pada cerita diatas?

a. Produk
b. Place
c. Price
d. Promotion
e. Costumer

Anda mungkin juga menyukai