Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN BUKU RENCANA

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)


KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN 1-0
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.1 LATAR BELAKANG


Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam skala kabupaten.
Penataan ruang KSK dilakukan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi
dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam
mendukung penataan ruang wilayah. KSK tersebut ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Pesisir Barat Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Tahun 2017 – 2037.
Dalam Pasal 14 ayat 3 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, dinyatakan bahwa Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (RTRK) merupakan
rencana rinci yang disusun sebagai perangkat operasional dari rencana umum tata ruang
pada sistem nasional. Berdasarkan sudut kepentingan strategis, Kawasan Strategis
Kabupaten Pesisir Barat dikelompokkan dalam 2 sudut kepentingan:
a Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan
b Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan.

Selanjutnya pada Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat No 8 Tahun 2017


tentang RTRW Kabupaten Pesisir Barat pada pasal 39 tentang Kawasan Strategis
Kabupaten ditetapkan Tanjung Setia Sebagai Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut
kepentingan ekonomi.
Untuk melaksanakan amanat Perda No. 8 Tahun 2017 tentang RTRW Kabupaten
Pesisir Barat, dalam langkah awal penyusunan Ranperda KSK Kabupaten Pesisir Barat,
serta dengan pertimbangan seperti yang tersebut di atas maka pada tahun anggaran
2020 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pesisir Barat akan
menyusun Materi Teknis Kawasan Strategis Tanjung Setia di Kabupaten Pesisir Barat.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1 Tujuan
RTR KSK Kawasan Tanjung Setia dimaksudkan sebagai salah satu instrumen
kebijakan penting yang menjadi dasar atau pedoman untuk melaksanakan progam-
program pembangunan serta sebagai acuan dalam pemanfaatan ruang yang meliputi
struktur ruang dan pola ruang.
RTR KSK Kawasan Tanjung Setia juga dimaksudkan sebagai dasar penentuan
zona inti dan zona penyangga KSK Kawasan Tanjung Setia sehingga pengisian ruang
dalam pembangunan kawasan menjadi lebih terarah dan sinkron dengan produk
perencanaan lainnya.

1.2.2 Sasaran
Dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Kawasan Tanjung Setia, untuk itu perlu dilakukan
langkah-langkah dalam mencapai tujuan tersebut, diantaranya:

PENDAHULUAN 1-1
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1. Tersusunnya dokumen RTR KSK Tanjung Setia sebagai pedoman pembangunan


wilayah.
2. Terwujudnya pengisian ruang KSK sesuai RTR yang telah disusun.
3. Menentukan zona inti dan zona penyangga dalam perencanaan tata ruang KSK
Kawasan Tanjung Setia
4. Menentukan kebijakan dan strategi pengembangan KSK Kawasan Tanjung Setia
5. Menentukan struktur ruang berupa jaringan prasarana pendukung pengembangan
KSK Tanjung Setia
6. Menentukan pola ruang KSK Tanjung Setia
7. Menentukan arahan pemanfaatan ruang KSK Tanjung Setia
8. Menentukan arahan pengendalian pemanfaatan ruang KSK Tanjung Setia

1.3 DASAR HUKUM


Sebagai acuan normatif/peraturan perundangan yang akan digunakan dalam
Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
Kawasan Tanjung Setia dari sudut kepentingan Pertumbuhan Ekonomi, meliputi:
A. Undang-undang
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi;
3. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
7. Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
8. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
9. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
10. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
11. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
12. UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah, Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
13. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi;
14. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
15. Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara;
16. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan;
17. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
18. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
19. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;

PENDAHULUAN 1-2
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

20. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan


Perundang Undangan.
21. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil ;
22. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
23. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
24. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2003 tentang Penatagunaan Tanah;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Rencana
Penyusunan Pengelolaan Serta Pemanfaatan Hutan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Perkembangan Kependudukan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau
Kecil Terluar.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
16. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana
Tata Ruang.

PENDAHULUAN 1-3
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

22. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang


Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional.
C. Peraturan Presiden
1. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;
2. Peraturan Presiden Nomor 51 tahun 2016 tentang Batas Sempadan Pantai.
D. Peraturan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Sosial Budaya Dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang;
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria
Teknis Kawasan Budidaya;
4. Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 17 Tahun 2012
tentang Penetapan Kawasan Bentang Alam Karst;
5. Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 37 Tahun 2013
tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertambangan;
6. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 22 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
8. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri
Pekerjaan Umum dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 79 Tahun
2014, Nomor PB.3/Menhut-11/2014, Nomor 17/PRT/M/2014, Nomor
8/SKB/X/2014 tentang Tata Cara Penyelesaian Penguasaan Tanah yang Berada
di Dalam Kawasan Hutan;
9. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.89/Menhut.II/2014 tentang Hutan Desa;
10. Peraturan Menteri PUPR No 28 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 37 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan Kabupaten
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang / BPN Nomor 37 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten;
13. Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.27/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan
Hutan.

PENDAHULUAN 1-4
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 Ruang Lingkup Lokasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat, Nomor 8 Tahun 2017
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2017-2037, Pasal 36 ayat (2) Salah satu
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut kepentingan ekonomi yaitu Kawasan
Tanjung Setia di Kecamatan Pesisir Selatan.
Secara Administratif Kawasan Tanjung Setia memiliki batas-batas sebagai berikut:
❖ Utara berbatasan dengan Pekon Pagar Dalam dan Pekon Sumur Jaya.
❖ Selatan berbatasan dengan Pekon Biha.
❖ Barat berbatasan dengan Samudra Hindia.
❖ Timur berbatasan dengan Pekon Ulok Manik.

1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Penyusunan RTR Kawasan Strategis Tanjung Setia di Kabupaten Pesisir Barat
merupakan salah satu bentuk perencanaan dan pemanfaatan yang lebih detail dari
sebuah kawasan, adapun muatan Pedoman Kawasan Strategis Kabupaten adalah
sebagai berikut :
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Tanjung Setia di Kabupaten Pesisir Barat
merupakan salah satu bentuk perencanaan dan pemanfaatan yang lebih detail dari
sebuah kawasan, adapun muatan Pedoman Kawasan Strategis Kabupaten adalah
sebagai berikut :
1. Penyusunan dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Strategis Tanjung
Setia di Kabupaten Pesisir Barat, yang memuat ketentuan umum tentang:
a Deliniasi KSK
Penentuan delinasi dilakukan sesuai dengan tipologi dilakukan dengan
pertimbangan :
• kondisi daya dukung fisik dasar;
• interaksi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat;
• obyek wisata dan keterkaitan spasial dengan prasarana dan sarana
penunjangnya; dan
• ketentuan peraturan perundang-undangan terkait
b Fokus Penanganan Ekonomi :
1) Pengaturan Kawasan Inti:
• Zona Pemanfaatan Terbatas : ditujukan untuk pengelolaan
kegiatan kehutanan, pertanian, pertambangan, kelautan,
perikanan, industri, dan perkebunan untuk memajukan
pertumbuhan ekonomi daerah.
• Zona Publik : dimanfaatkan sesuai dengan prinsip-prinsip fungsi
pendukung pengelolaan, pelestarian, perlindungan,
penyelamatan, pengamanan, pemeliharaan, pemugaran dan
pengembanga kawasan wisata dan kawasan
permukiman/perumahan.

PENDAHULUAN 1-5
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

2) Pengaturan Kawasan Penyangga :


• Zona Pemanfaatan Terbatas yang jika dibutuhkan dukungan
terhadap kawasan industri, kehutanan, pertanian, pertambangan,
kelautan, perikanan, dan perkebunan berupa ruang non
terbangun pada radius tertentu.
• Zona Publik dan jasa wisata yang berada pada kawasan yang
diperbolehkan untuk digunakan kegiatan publik dan jasa wisata.
c Tingkat Ketelitian Peta :
Penetapan skala peta KSK Sosial dan budaya baik kawasan inti maupun
kawasan penyangga adalah :
• Kawasan Inti minimal skala 1 : 5.000 - 1: 10.000
• Kawasan Penyangga minimal skala 1 : 10.000 - 1: 25.000
2. Penyusunan RTR Kawasan Strategis Tanjung Setia di Kabupaten Pesisir Barat,
termasuk dalam Tipologi Pertumbuhan Ekonomi dengan muatannya sebagai
berikut :
a Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Pengembangan KSK Tanjung Setia,
Pertimbangan perumusan tujuan, kebijakan, dan strategi Kawasan Strategis
Tanjung Setia di Kabupaten Pesisir Barat, meliputi:
• Potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia lokal,
• Kondisi Lingkungan non terbangun, terbangun dan kegiatan disekitar
kawasan dan/atau obyek yang berpotensi mendukung maupun
mengganggu,
• Daya dukung fisik dasar terkait potensi bencana yang mengancam
kawasan (khususnya kebakaran, banjir, Tsunami dan pergerakan
tanah),
• Kondisi sistem jaringan prasarana pendukung kawasan.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan pengaturan tujuan,
kebijakan, dan strategi adalah sebagai berikut:
a) Tujuan :
Aspek tujuan difokuskan pada perwujudan lingkungan wilayah Tanjung
Setia yang lestari pada jangka panjang.
b) Kebijakan:
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai
tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan pada:
1) Kebijakan terkait kawasan di Tanjung Setia yang berpotensi
memajukan perekonomian daerah,
2) Kebijakan terkait kawasan kawasan inti; pengaturan zona dan
kegiatan pada kawasan industri, kehutanan, pertanian,
pertambangan, kelautan, perikanan, perkebunan dan pelayanan
sistem jaringan prasarana kawasan dan sarana penunjang sesuai
standar pelayanan minimum serta kearifan lokal dan nilai-nilai
warisan budaya;
3) Kebijakan terkait kawasan penyangga; batas, zonasi, penetapan
kegiatan, dukungan sistem jaringan prasarana kawasan dan
system pusat pelayanan sesuai standar pelayanan minimum yang
ditetapkan di kawasan penyangga.

PENDAHULUAN 1-6
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

c) Strategi
Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan kebijakan.
Acuan minimal strategi diuraikan sebagai berikut :
1. Perumusan strategi terkait optimalisasi kawasan pertumbuhan
ekonomi, meliputi:
a) penetapan kawasan pertumbuhan ekonomi yang harus
dioptimalkan;
b) penetapan target dan wujud perekonomian.
2. Perumusan strategi terkait kawasan inti, meliputi:
a) penetapan jenis;
b) penetapan intensitas;
c) penetapan pengelolaan
d) penetapan jenis dan standar pelayanan minimum berbasis
potensi lokal
3. Perumusan strategi perwujudan kawasan penyangga, meliputi:
a) penetapan batas kawasan penyangga;
b) penetapan zonasi dan kegiatan kawasan penyangga;
c) penetapan dukungan sistem jaringan prasarana minimum
kawasan penyangga.
d) penetapan sistem pusat pelayanan kawasan yang tidak
berpotensi mengganggu kelanjutan perekonomian, dan
memberikan dukungan pengembangan jasa wisata.
b Konsep Pengembangan Kawasan Strategis Tanjung Setia di Kabupaten
Pesisir Barat yang dijabarkan dalam konsep Rencana Struktur Ruang
Rencana Pola Ruang (untuk keseluruhan wilayah sampai dengan kawasan
penyangga) dengan skala 1: 5.000- 1:10.000, serta rencana pola ruang untuk
kawasan inti dengan skala 1:10.000-1:25.000.
a) Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Strategis Tanjung Setia di
Kabupaten Pesisir Barat:
b) Arahan pemanfaatan ruang merupakan upaya perwujudan RTR KSK
yang dijabarkan ke dalam indikasi program utama, indikasi sumber
pembiayaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan.
c) Indikasi program utama merupakan acuan sektor dan daerah dalam
menyusun program dalam rangka mewujudkan RTR KSK dalam jangka
waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun perencanaan (20
tahun). Indikasi program utama dapat memuat strategi operasionalisasi
perwujudan struktur ruang dan pola ruang sebagai dasar pertimbangan
penetapan tahapan indikasi program utama.
c Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSK
Penentuan arahan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan dengan
mempertimbangkan upaya yang diperlukan agar pemanfaatan ruang
dilaksanakan sesuai dengan RTR. Ketentuan terkait dengan arahan
pengendalian pemanfaatan ruang KSK paling sedikit memuat sebagai berikut:
a. Arahan peraturan zonasi
b. Arahan perizinan
c. Arahan pemberian insentif dan disinsetif

PENDAHULUAN 1-7
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

d. Arahan sanksi
d Pengelolaan Kawasan
a) Pengelolaan kawasan memperhatikan:
• Status kelembagaan yang telah diatur dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
• Keterkaitan KSK dengan kewenangan daerah Provinsi;
• Keterkaitan KSK dengan kewenangan daerah kabupaten; dan
• Pemangku kepentingan lainnya.
b) Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat
Hak, kewajiban dan peran masyarakat diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Pelaksanaan konsultasi dengan pemangku kepentingan (Stakeholders) terkait
dalam rangka penyempurnaan RTR KSK.
4. Tahapan/proses Penyusunan RTR Kawasan Strategis Tanjung Setia adalah :
a) Persiapan penyusunan
b) Pengumpulan data dan informasi
c) Pengolahan dan Analisis data
d) Perumusan Konsep RTR KSK
e) Penyusunan Naskah Akademis Raperda RTR KSK

1.5 KELUARAN
Keluaran kegiatan penyusunan RTR Kawasan Strategis Tanjung Setia meliputi:
1. Tersusunnya Rencana Rinci (RTR KSK) berdasarkan Muatan substansi Umum dan
Khusus yang telah ditetapkan dalam Pedoman KSK.
2. Tersinkronisasinya Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Tanjung Setia
Kabupaten Pesisir Barat dengan produk perencanaan, baik RTRW Kabupaten
Pesisir Barat RDTR maupun RPJMD.
3. Tersusunnya Naskah Akademis Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Tanjung Setia Kabupaten Pesisir Barat

1.6 TINJAUAN KEBIJAKAN TATA RUANG


Tinjauan kebijakan meliputi tinjauan kebijakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan dibatasi dalam lingkup nasional, provinsi, dan kabupaten. Fokus utama yang
akan ditinjau adalah arahan dan Kawasan Strategis Tanjung Setia secara tata ruang dan
sektoral dalam lingkup provinsi dan kabupaten. Selain itu akan dibahas juga mengenai
tinjauan kebijakan pedoman penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK).

1.6.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional terdapat beberapa arahan terhadap
Kabupaten Pesisir Barat dan khususnya Kawasan Strategis Tanjung Setia diantaranya:

PENDAHULUAN 1-8
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

A. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional


a. Sistem Perkotaan Nasional
Kabupaten Pesisir Barat tidak diarahkan sebagai bagian dari sistem pusat
kegiatan nasional. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) diarahkan di Bandar
Lampung, dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) diarahkan di Kota Metro,
Kalianda, Liwa, Menggala, Kotabumi, dan Kota Agung.
b. Jaringan Infrastruktur
Kabupaten Pesisir Barat tidak diarahkan sebagai bagian dari sistem pusat
kegiatan nasional, sehingga hanya beberapa jenis infrastruktur saja fokus
pembangunan infrastruktur yang diarahkan di Kabupaten Pesisir Barat salah
satunya adalah adanya jaringan jalan nasional berupa jalan kolektor primer serta
adanya Batas Laut Teritorial (BLT) yang melintasi Pesisir Barat dan Tanjung
Setia

Gambar 1.1
Tinjauan Kabupaten Pesisir Barat dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional

B. Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional


Kabupaten Pesisir Barat berdasarkan rencana pola ruang nasional terdapat
beberapa penetapan kawasan lindung seperti adanya kawasan hutan konversi, hutan
lindung, dan konservasi laut. Sedangkan secara budidaya diarahkan sebagian
kawasan nya diarahkan sebagai kawasan pertanian tanaman pangan lahan
basah/lahan kering.

PENDAHULUAN 1-9
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.2
Tinjauan Kabupaten Pesisir Barat dalam Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional

1.6.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi


Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 19 Tahun 2019tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2009-2029 terdapat beberapa arahan terhadap
Kabupaten Pesisir Barat dan khususnya Kawasan Strategis Tanjung Setia diantaranya:
A. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
Sebagaimana arahan tata ruang nasional Kawasan Tanjung Setia tidak ditetapkan
sebagai kawasan perkotaan nasional, begitu pula dalam lingkup tata ruang provinsi.
Dalam rencana struktur ruang provinsi hanya Kawasan Perkotaan Krui saja yang
diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Adapun rencana jaringan infrastruktur yang diarahkan di Kawasan Tanjung Setia
meliputi jaringan jalan kolektor primer Krui – Biha dan Biha – Bengkunat dan jalan
strategis provinsi Jalan Adam Malik (Krui) dan Jala Krui – Pekon Serai.
Jaringan infrastruktur lainnya yang mempengaruhi berada di Perkotaan Krui di
Kecamatan Krui.

PENDAHULUAN 1-10
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.3
Tinjauan Kabupaten Pesisir Barat
dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Lampung

B. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi


Proporsi rencana pola ruang di wilayah Kabupaten Pesisir Barat begitu pula dengan
kawasan tanjung setia didominasi oleh kawasan lindung. Kawasan lindung yang
ditetapkan di Kabupaten Pesisir Barat meliputi: kawasan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya (resapan air), kawasan hutan konservasi, kawasan hutan
lindung, kawasan rawan bencana, dan kawasan perlindungan setempat.
Sedangkan kawasan budidaya yang ditetapkan di Kabupaten Pesisir Barat meliputi:
kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan perkebunan, kawasan pariwisata, dan
kawasan perikanan.

PENDAHULUAN 1-11
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.4
Tinjauan Kabupaten Pesisir Barat
dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Lampung

C. Rencana Kawasan Strategis Provinsi


Proporsi rencana pola ruang di wilayah Kabupaten Pesisir Barat begitu pula dengan
kawasan tanjung setia didominasi oleh kawasan lindung. Kawasan lindung yang
ditetapkan di Kabupaten Pesisir Barat meliputi: kawasan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya (resapan air), kawasan hutan konservasi, kawasan hutan
lindung, kawasan rawan bencana, dan kawasan perlindungan setempat.
Sedangkan kawasan budidaya yang ditetapkan di Kabupaten Pesisir Barat meliputi:
kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan perkebunan, kawasan pariwisata, dan
kawasan perikanan.

PENDAHULUAN 1-12
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.5
Tinjauan Kabupaten Pesisir Barat
dalam Rencana Kawasan Strategis Provinsi Lampung

1.6.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pesisir Barat


Pada tahun 2017 Kabupaten Pesisir Barat telah melahirkan Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah tahun 2017 – 2037.
Perencanaan di Kabupaten Pesisir Barat dilakukan dengan menitikberatkan pada
pemanfaatan ruang wilayah secara : Berdaya guna, Berhasil guna, Serasi, Selaras,
Seimbang, dan Berkelanjutan.
Adapun muatan yang akan ditinjau berdasarkan RTRW Kabupaten Pesisir Barat
meliputi:
A. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pertahanan keamanan.
Dengan demikian maka, dirasa perlu untuk dilakukan penyusunan Rencana Tata
Ruang, guna mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah dan
masyarakat. Dimana Rencana Tata Ruang merupakan arahan pengembangan yang
dilaksanakan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
Adapun yang menjadi titik berat dalam pelaksanaan penataan ruang Kabupaten
Pesisir Barat adalah bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Pesisir Barat sebagai
Destinasi Pariwisata berbasis industri pertanian dan kelautan yang memperhatikan
aspek kearifan lokal dan kelestarian lingkungan.

PENDAHULUAN 1-13
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Dalam hal ini, beberapa strategi penting yang mendasari rencana penataan ruang
dalam pelaksanaan pengembangan pembangunan kepariwisataan yang merupakan
tujuan pengembangan Kabupaten Pesisir Barat, yakni :
a. Strategi pengembangan pariwisata berbasis wisata alam dan budaya dengan
pembangunan pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan.
b. Strategi pengembangan sistem permukiman yang berhirarki dan terpadu antara
sistem perdesaan dan perkotaan serta pengembangan sistem prasarana wilayah.
c. Strategi pengembangan kawasan minapolitan dengan pengelolaan sumber daya
lokal berbasis pengelolaan komoditas unggulan melalui proses industrialisasi
modern yang ramah lingkungan.
d. Strategi pengembangan kawasan pertanian dalam mewujudkan agroindustri yang
kompetitif dan terintegrasi antar sektor.
e. Strategi perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui pengembangan
kawasan lindung sesuai fungsi masing–masing dengan memperhatikan kearifan
lokal.
f. Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan negara.
Untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang wilayah pesisir barat dengan
menyesuaikan tujuan yang telah ditetapkan maka perlu adanya strategi pelaksanaan
penataan ruang. Dimana wilayah RTRKS merupakan wilayah wisata pantai berbasis
pariwisata dengan pembangunan pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan.
sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf a, strategi yang dimaskud sebagai
berikut:
1. Strategi dalam rangka pengembangan pariwisata berbasis wisata alam dan
budaya dengan pembangunan pariwisata yang terintegrasi dan berkelanjutan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf a, terdiri atas:
• meningkatkan sinergitas pariwisata dengan sektor potensial dengan konsep
agrowisata, minawisata dan ekowisata.
• mengembangkan daya tarik wisata potensial dengan meningkatkan aspek
pemasaran pariwisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
• mengembangkan kapasitas masyarakat dalam mendukung pengembangan
kawasan pariwisata yang bertumpu pada pengelolaan pariwisata berbasis
masyarakat.
• membangun dan meningkatkan infrastruktur pendukung bagi kawasan wisata
potensial.
2. Strategi dalam rangka pengembangan sistem permukiman yang berhirarki dan
terpadu antara sistem perdesaan dan perkotaan serta pengembangan sistem
prasarana wilayah sebagaimana dimaksud pada pasal 4 huruf b, terdiri atas :
• mengembangkan pusat pelayanan yang seimbang dan berjenjang antar
wilayah dengan mengutamakan pada kawasan prioritas sesuai dengan
potensi wilayah.
• membangun dan meningkatkan sistem prasarana wilayah yang meliputi
prasarana utama dan prasarana lainnya secara terpadu untuk medorong
pertumbuhan wilayah.

PENDAHULUAN 1-14
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

• Meningkatkan instrumen tata ruang yang mempertimbangkan daya dukung


wilayah.
3. Strategi pengembangan kawasan minapolitan dengan pengelolaan sumber daya
lokal berbasis pengelolaan komoditas unggulan melalui proses industrialisasi
modern yang ramah lingkungan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf c,
terdiri atas :
• Mengembangkan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah.
• Memanfaatkan potensi lahan non produktif secara lebih bijaksana bagi
industri perikanan dan lautan.
• Mengembangkan dan Memanfaatkan teknologi modern dalam pengelolaan
industri perikanan dan kelautan dalam rangka peningkatan produktivitas dan
memiliki nilai ekonomi tinggi.
• Menguatkan pemasaran hasil perikanan dan kelautan melalui peningkatan
sumber daya.
• Meningkatkan instrumen ruang untuk pengendalian lingkungan bagi industri
perikanan dan kelautan.
4. Strategi dalam rangka pengembangan Kawasan pertanian dalam mewujudkan
agroindustri yang kompetitif dan terintegrasi antar sektor sebagaimana dimaksud
pada Pasal 4 huruf d, terdiri atas :
• Mengoptimalkan kapasitas produksi sektor pertanian melalui peningkatan
komoditas unggulan.
• Mengembangkan infrastruktur pertanian dalam rangka kemandirian dan
katahanan pangan.
5. Strategi dalam rangka perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui
pengembangan Kawasan lindung sesuai fungsi masing–masing dengan
memperhatikan kearifan lokal sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf e,
terdiri atas:
• Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup serta mengurangi resiko bencana;
• Meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun kualitasnya
dengan upaya reboisasi dan penghijauan dengan penerapan teknologi
modern;
• Mengoptimalkan kearifan lokal daerah dalam upaya untuk pelestarian
lingkungan;
• Melakukan pencegahan penurunan kualitas lingkungan dan perusakan
lingkungan hidup melalui pengembangan instrumen perizinan, insentif dan
disinsentif dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang; dan
• Mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai pihak dalam
pemanfaatan sumber daya alam bagi konservasi kawasan.
6. Strategi dalam rangka peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan negara
sebagaimana dimaksud pada pasal 4 huruf f, meliputi :
• Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus
pertahanan dan keamanan;

PENDAHULUAN 1-15
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

• Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar


Kawasan pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi dan
peruntukannya.
• Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak
terbangun di sekitar kawasan pertahanan.

B. Rencana Struktur Ruang


Sebagaimana arahan tata ruang nasional dan provinsi Kawasan Tanjung Setia tidak
ditetapkan sebagai bagian dari sistem kawasan perkotaan nasional maupun provinsi.
Dalam rencana struktur ruang provinsi hanya Kawasan Perkotaan Krui saja yang
diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Dalam rencana struktur ruang kabupaten terdapat beberapa penetapan sistem pusat
pelayanan diantaranya:
1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), ditetapkan di Perkotaan Krui di Kecamatan Pesisir
Tengah fungsi: Pusat pemerintahan kabupaten Pusat perdagangan jasa,
pariwisata, Perikanan , Bandar Udara, rumah sakit umum daerah, Pelabuhan, air
bersih/air minum, permukiman perkotaan
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKLp), ditetapkan di:
❖ Pekon Kota di Kec. Bangkunat: perdagangan dan jasa, pariwisata, petanian,
perikanan, kawasan industri, energi, Pelabuhan, dan terminal Tipe C
❖ Pekon Biha di Kec. Pesisir Selatan: perdagangan dan jasa, pariwisata,
pertanian, perikanan, industri, dan irigasi teknis.
❖ Pekon Lembong di Kec. Lemong: perdagangan dan jasa, pariwisata,
petanian, perikanan, kawasan industri, energi, Pelabuhan, dan terminal Tipe
C
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) ditetapkan di:
❖ Pekon Negeri Ratu Ngambur di Kec. Ngambur;
❖ Pekon Way Napal di Kec. Krui Selatan;
❖ Pekon Gunung Kemala di Kec. Way Krui.
❖ Pekon Kebuayan di Kec. Karya Penggawa
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL), ditetapkan di:
❖ Pekon Parda Suka di Kec. Ngaras
❖ Pekon Kuripan di Kec. Pesisir Utara
❖ Pekon Pasar Pulau Pisang di Kec. Pulau Pisang
Berdasarkan penetapan rencana sistem pusat pelayanan di atas ruang maka
Kawasan Tanjung Setia yang berada di Kecamatan Pesisir Selatan ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang dipromosikan dengan pusat perkotaan di
Pekon Biha.
Namun demikian Kawasan Strategis Tanjung Setia sebagai kawasan inti akan
sangat berkaitan dengan kawasan penyangga dalam penunjang
pengembangannya. Dalam hal ini Pekon Biha di Kecamatan Pesisir Selatan yang
berfungsi sebagai pusat perdagangan barang dan jasa, pusat pengembangan
pariwisata, pusat pengembangan pertanian, pusat pengembangan perikanan, pusat

PENDAHULUAN 1-16
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

pengembangan kawasan industri dan pusat pengembangan irigasi teknis.


Merupakan kawasan penyangga dalam pengembangan Kawasan Strategis Tanjung
Setia.
Akan tetapi dalam melaksanakan penyusunan RTR kawasan Strategis Tanjung
Setia terkendala oleh proses pekerjaan penyusunan RDTR Biha yang laksanakan
dalam waktu yang bersamaan. Berdasafkan runut tata cara penyusunan
perencanaan yang semestinya sesuai dengan aturan dalam melakukan penyusunan
RTRK mengacu pada perencanaan sebelumnya/diatasnya yakni RTRW, RDTR
yang kemudian dilanjutkan untuk dilaksanakan penyusunan RTRK. Sehinga hasil
yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal sesuai dengan kaidah
perencanaan sebagaimanamestinya.
Adapun beberapa rencana jaringan prasarana lainnya yang sangat berpengaruh
terhadap perkembangan Kawasan Tanjung Setia meliputi:
1. Jalan Nasional Lintas Barat : Krui –Biha , Biha –Bengkunat (Ngaras)
2. Jalan Strategis Provinsi : Adam Malik, Krui Pekon Serai.
3. Rencana Jaringan Jalan : Jalan Alterantif Lintas Barat Simpang Kerbang – Biha
4. Jalan Kabupaten dan Lingkungan: ruas jalan di Kecamatan Pesisir Tengah
sesuai Peraturan perundang-undangan yang berlaku
C. Rencana Pola Ruang
Kabupaten Pesisir Barat lebih dari 60% luas wilayahnya adalah kawasan hutan lebat
yang merupakan Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dengan
luas 186.926 Ha, Hutan Lindung Pesisir 9.790 Ha, Kawasan Resapan Air 6.032 Ha.,
Hutan Produksi Terbatas (HPT) 28.920 Ha, Cagar Alam Laut 8.878 Ha, dari
gambaran tersebut Kabupaten Pesisir Barat mempunyai peranan penting sebagai
daerah tampung air (catchment area), paru paru bagi Provinsi Lampung, Indonesia
bahkan dunia.
Dari luas lahan secara keseluruhan di Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas
2.907.23 Km², dengan peruntukan sebagai berikut. Selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1.1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037
No Kawasan Peruntukan Luas (Ha)
1 Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan 186.926 Ha
2 Kawasan Hutan Lindung 9.790 Ha
3 Kawasan Resapan Air 6.032 Ha
4 Cagar Alam Laut 8.878 Ha
5 Hutan Produksi Terbatas 28.920 Ha
6 Kawasan Pertanian 56.968 Ha
7 Kawasan Perikanan 3.708 Ha
8 Kawasan Industri 78 Ha
9 Kawasan Pariwisata 438 Ha
10 Kawasan Pemukiman 5.053 Ha
11 Kawasan Pertambangan 20 Ha
Sumber : Perda No 8 Tahun 2017 tentang RTRW Kabupaten Pesisir Barat

PENDAHULUAN 1-17
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Sumber : Perda No 8 Tahun 2017 tentang RTRW Kabupaten Pesisir Barat

Gambar 1.6 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pesisir Barat


Kawasan peruntukan pariwisata alam sebagaimana dimaksud, dikembangkan
pada daerah yang memiliki potensi daya tarik wisata alam di Kabupaten Pesisir
Barat, antara lain Kawasan Tambling, Pantai Ujung Bangkunat, Pantai Teluk Ngaras,
Way Cangkuk, Pantai Curup Indah, Rhino Camp, Pantai Sukanegara, Pantai Siging,
Pantai Sumber Agung, Pantai Tanjung Setia, Pantai Way Jambu, Pantai Pasar
Senin, Pantai Melasti, Pantai Biha, Pantai Marang, Pantai Mandiri, Pantai Lintik,
Pantai Walur, Pantai Ilahan, Pantai Labuhan Jukung, Pantai Way Redak, Pantai
Serai, Bukit Selalaw, Pantai Muara Way La’ay, Pantai Harapan Kita, Pantai Way
Sindi, Pantai Pasir Hitam, Pantai Tembakak, Pantai Penengahan, Batu Lawang,
Pantai Walur Pesisir Utara, Air Terjun Rata Agung, Air Terjun Way Nyercik, Pantai
Pugung dan Pulau Pisang.
Kawasan peruntukan pariwisata buatan sebagaimana dimaksud, dikembangkan di
Kabupaten Pesisir Barat, antara lain : Penangkaran Penyu Muara Tembulih,
Bendungan Way Biha, Pelabuhan Kuala Stabas, Kawasan Labuhan Jukung dan
Kawasan Tanjung Setia.
Berkaitan dengan kepentingan penataan ruang kawasan strategis maka sebagai
tindak lanjut dengan dilaksanakan penyusunan perencanaan. Perencanaan yang
dimaksud adalah Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)
untuk Kawasan Tanjung Setia. Penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan
Strategis Kabupaten (KSK) Kawasan Tanjung Setia diharapkan dapat menjadi dasar
dan acuan dalam rangka pengembangan Kawasan Tanjung Setia kedepannya.
Menyikapi hal tersebut maka dalam konteks pekerjaan penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Tanjung Setia dapat diketahui bahwa, yang dimaksud

PENDAHULUAN 1-18
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

dengan Kawasan Strategis Kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya


memiliki prioritas karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.
D. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Barat, Nomor 8 Tahun 2017
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2017-2037, dimana terdapat beberapa
Kawasan Strategis Kabupaten yang ada di Kabupaten Pesisir Barat, yang terdiri dari
:
1. Kawasan strategis kabupaten sebagaimana dimaksud pada Pasal 36 ayat (1)
huruf c, terdiri atas :
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi.
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan.
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, meliputi :
a. Kawasan Ekowisata Pulau Pisang di Kecamatan Pulau Pisang.
b. Kawasan Labuhan Jukung di Kecamatan Pesisir Tengah.
c. Kawasan Tanjung Setia di Kecamatan Pesisir Selatan.
d. Kawasan perkotaan krui di Kecamatan Pesisir Tengah.
3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, adalah : Kawasan Hutan Tanam
Rakyat (HTR) tersebar di wilayah kabupaten.
4. Pengembangan kawasan strategis kabupaten akan ditindaklanjuti dengan
penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
Salah satu Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dari sudut kepentingan ekonomi
yaitu Kawasan Tanjung Setia di Kecamatan Pesisir Selatan, yang juga merupakan
kawasan peruntukan pariwisata alam dan kawasan peruntukan pariwisata buatan.
Berdasarkan data potensi di KSK Kawasan Tanjung Setia, maka sangat diperlukan
perencanaan yang tepat sebagai acuan untuk mengembangkan, dan
mengkoordinasikan keterpaduan pengembangan serta pembangunan nilai strategis
kawasan.
E. Arahan Pemanfaatan Ruang
Dalam menentukan kebijakan pemanfaatan rruang terdapat beberapa hal yang
hendaknya menjadi pedoman/ acuan, antara lain :
1. Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten berpedoman pada rencana struktur
ruang dan pola ruang.
2. Pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan dan
pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya.
3. Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud, disusun berdasarkan
indikasi program pembangunan yang ditetapkan yang merupakan bagian tidak

PENDAHULUAN 1-19
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

terpisahkan dari Peraturan Daerah. Indikasi program pembangunan


sebagaimana disebutkan, yaitu :
a. Tahap I berupa 5 (lima) tahun pertama (tahun 2017 – 2022) yang terbagi
atas program tahunan.
b. Tahap II berupa 5 (lima) tahun kedua (tahun 2023 – 2027).
c. Tahap III berupa 5 (lima) tahun ketiga (tahun 2028 – 2032).
d. Tahap IV berupa 5 (lima) tahun keempat (tahun 2033 - 2037).
4. Pendanaan program pemanfaatan ruang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi
swasta dan kerja sama pendanaan.
5. Kerja sama pendanaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
F. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten digunakan sebagai
acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
Adapun ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang, terdiri atas :
a. ketentuan umum peraturan zonasi.
b. ketentuan perizinan.
c. ketentuan insentif dan disinsentif.
d. arahan sanksi.
Ketentuan pengendalian ini menjadi salah satu data dan informasi untuk penyusunan
Peraturan Zonasi, yakni Ketentuan Umum Peraturan Zonasi (KUPZ) yang termuat
pada lampiran VI peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten Pesisir Barat.

1.7 TINJAUAN KEBIJAKAN SEKTORAL


1.7.1 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-
2025 (Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011)
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPNAS) merupakan
acuan operasional pembangunan pariwisata bagi pelaku pariwisata dan pelaku ekonomi,
sosial dan budaya, baik di pusat maupun di daerah, baik yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dengan pembangunan kepariwisataan nasional. RIPPARNAS menjadi
sangat penting, karena:
a. Memberikan arah pengembangan yang tepat terhadap potensi Kepariwisataan dari
sisi produk, pasar, spasial, sumberdaya manusia, manajemen, dan sebagainya
sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara positif dan berkelanjutan bagi
pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat.
b. Mengatur peran setiap stakeholders terkait baik lintas sektor, lintas pelaku, maupun
lintas daerah/wilayah agar dapat mendorong pengembangan pariwisata secara
sinergis dan terpadu.

Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Kawasan


Tanjung Setia merupakan bagian dari Destinasi Pariwisata Nasional (DPN)

PENDAHULUAN 1-20
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

KRAKATAU–UJUNGKULON dan sekitarnya, dengan daya Tarik wisata berupa:


Bentang Alam, Wisata Pantai/Bahari, Flora/Fauna, Taman Nasional, Situs
Sejarah/Tempat Ibadah, Adat Tradisi, Museum, Fesival Budaya, Wisata Belanca-MICE,
dan Kawasan Olahraga.
Pembangunan DPN dilakukan melalui
1. Perwilayahan Pembangunan DPN;
2. Pembangunan Daya Tarik Wisata;
3. Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata;
4. Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata;
5. Pemberdayaan Masyarakat melalui Kepariwisataan; dan
6. pengembangan investasi di bidang pariwisata.

Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011, RIPARNAS

Gambar 1.7
Peta Destinasi Pariwisata Nasional Krakatau – Ujung Kulon dan Sekitarnya

Wisata Alam di Krui-Tanjung Setia di Kabupaten Pesisir Barat ditetapkan


sebagai bagian dari Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN), dengan
arah kebijakan:
1. Perintisan pengembangan Daya Tarik Wisata
❖ mengembangkan Daya Tarik Wisata baru di Destinasi Pariwisata yang belum
berkembang Kepariwisataannya; dan

PENDAHULUAN 1-21
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

❖ memperkuat upaya pengelolaan potensi Kepariwisataan dan lingkungan


dalam mendukung upaya perintisan.
2. Pembangunan Daya Tarik Wisata
❖ mengembangkan inovasi manajemen produk dan kapasitas Daya Tarik
Wisata untuk mendorong akselerasi perkembangan DPN; dan
❖ memperkuat upaya konservasi potensi Kepariwisataan dan lingkungan dalam
mendukung intensifikasi Daya Tarik Wisata.
3. pemantapan Daya Tarik Wisata
❖ mengembangkan diversifikasi atau keragaman nilai Daya Tarik Wisata dalam
berbagai tema terkait; dan
❖ memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi
Kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung diversifikasi Daya Tarik
Wisata
4. revitalisasi Daya Tarik Wisata
❖ revitalisasi struktur, elemen dan aktivitas yang menjadi penggerak kegiatan
Kepariwisataan pada Daya Tarik Wisata; dan
❖ memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi
Kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung revitalisasi daya tarik dan
kawasan di sekitarnya

1.7.2 Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Provinsi


Lampung Tahun 2010-2025
Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Provinsi Lampung Tahun
2010-2025 menyebutkan, Visi Kepariwisataan Daerah Lampung Tahun 2012-2031
adalah: “Terwujudnya Lampung sebagai wilayah tujuan pariwisata berkelas dunia,
berdaya saing, berkelanjutan, mampu menopang masyarakat Lampung Maju dan
Sejahtera”
Pemerintah Provinsi Lampung telah menetapkan Destinasi Pariwisata Daerah
Provinsi (DPD) yang merupakan destinasi pariwisata yang berskala Provinsi Lampung.
Destinasi Pariwisata Daerah Provinsi (DPD) ditentukan dengan kriteria berikut:
1. Merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah kabupaten/ kota dan/atau
lintas kabupaten/kota yang di dalamnya terdapat kawasan-kawasan
pembangunan pariwisata Provinsi, yang diantaranya merupakan Kawasan
strategis pariwisata dan kawasan pembangunan pariwisata;
2. Memiliki daya tarik wisata yang berkualitas dan dikenal secara luas secara
regional, nasional dan internasional, serta membentuk jejaring produk wisata
dalam bentuk pola pemaketan produk dan pola kunjungan wisatawan;
3. Memiliki kesesuaian tema daya tarik wisata yang mendukung penguatan daya
saing;
4. Memiliki dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung
pergerakan wisatawan dan kegiatan kepariwisataan; dan
5. Memiliki keterpaduan dengan rencana sektor terkait.
Berdasarkan kriteria di atas, terdapat 3 (tiga) destinasi pariwisata yang berskala
Provinsi Lampung yang ditetapkan, yakni:

PENDAHULUAN 1-22
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1. Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) Teluk Lampung , Selat Sunda dan sekitar.
2. Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) Pesisir Pantai Barat Lampung dan sekitar.
3. Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) Taman Nasional Way Kambas dan sekitar.

Gambar 1.8
Peta Kawasan Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) Provinsi Lampung
Sumber: Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Provinsi Lampung 2010-2025

Melalui Peta Kawasan Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) Provinsi Lampung


diketahui, wilayah Kabupaten Pesisir Barat masuk ke dalam DPD 2 yakni DPD Pesisir
Pantai Barat Lampung, TNBBS dan sekitarnya.
Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) Pesisir Pantai Barat, Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan (TNBBS) dan sekitarnya meliputi Kawasan Pariwisata Pesisir Pantai
Barat Lampung di Kabupaten Pesisir Barat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
(TNBBS), juga Kawasan Pariwisata Danau Ranau dan sekitar di Kabupaten Lampung
Barat, Kawasan Pariwisata Suoh di Kabupaten Lampung Barat serta Kawasan Pariwisata
Pesisir Pantai Kota Agung sekitarnya di Kabupaten Tanggamus.

PENDAHULUAN 1-23
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.9
Peta DPD, KSPD, dan KPPD Pesisir Pantai Barat Lampung, TNBBS dan sekitarnya
Sumber: Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Provinsi Lampung 2010-2025

Kawasan Strategik Pariwisata Daerah (KSPD) adalah kawasan yang memiliki fungsi
utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pembangunan pariwisata Provinsi Lampung
yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan
ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan
hidup, serta pertahanan dan keamanan. Kawasan Pembangunan Pariwisata Daerah
(KPPD) adalah suatu ruang pariwisata yang mencakup luasan area tertentu sebagai
suatu kawasan dengan komponen kepariwisataannya, serta memiliki karakter atau tema
produk wisata tertentu yang dominan dan melekat kuat sebagai komponen pencitraan
kawasan tersebut.
DPD, Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Lampung dan Kawasan
Pembangunan Pariwisata Daerah (KPPD) adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Lampung dan Kawasan
Pembangunan Pariwisata Daerah (KPPD)
No DPD KSPD KPPD
▪ KSPD Gunung Krakatau-
Sebesi& Gunung Rajabasa dan ▪ KPPD di Kabupaten Lampung
sekitarnya, Selatan
DPD Teluk Lampung, ▪ KSPD kota Bandar ▪ KPPD di Kota Bandar
1 Selat Sunda dan sekitar Lampung, Lampung
▪ KSPD Pesisir Pantai Teluk ▪ KPPD di Kabupaten
Betung- Pesawaran Pesawaran.
▪ KSPD Kiluan dan
Kelumbayan

PENDAHULUAN 1-24
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

No DPD KSPD KPPD


▪ KSPD pesisir pantai barat ▪ KPPD Suoh dan sekitar di
Lampung di kabupaten Pesisir kabupaten Lampung Barat
DPD Pesisir Pantai
Barat, ▪ KPPD pesisir pantai Kota
Barat Lampung,
2 ▪ KSPD Taman Nasional Bukit Agung sekitarnya di Kab.
TNBBS dan sekitarnya
Barisan Selatan (TNBBS), Tanggamus
▪ KSPD Danau Ranau dan ▪ KPPD Krui-Tanjung Setia dan
sekitar di Kab. Lampung Barat. Sekitarnya*
▪ KPPD di Kabupaten Lampung
Timur,
▪ KPPD di Kabupaten Lampung
Tengah,
▪ KPPD di Kota Metro
DPD Taman Nasional ▪ KPPD di Kabupaten Way Kanan,
▪ KSPD Taman Nasional Way
3 Way Kambas dan ▪ KPPD di Kabupaten Tulang
Kambas dan sekitar
sekitarnya Bawang,
▪ KPPD di Kabupaten Mesuji,
▪ KPPD di Kabupaten Tulang
Bawang Barat
▪ KPPD di Kabupaten Lampung
Utara
Keterangan: *tambahan
Sumber: Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Provinsi Lampung 2010-2025.

Pembangunan DPD, KSPD dan KPPD dilaksanakan secara bertahap dengan


kriteria prioritas memiliki:
1. Komponen destinasi yang siap untuk dikembangkan;
2. Posisi dan peran efektif sebagai penarik investasi yang strategik;
3. Posisi strategik sebagai simpul penggerak sistemik pembangunan kepariwisataan
di wilayah sekitar baik dalam konteks regional maupun nasional;
4. Potensi kecenderungan produk wisata masa depan;
5. Kontribusi yang signifikan dan/atau prospek yang positif dalam menarik kunjungan
wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara dalam waktu yang relatif
cepat;
6. Citra yang sudah dikenal secara luas;
7. Kontribusi terhadap pembangunan keragaman produk wisata di Lampung;
8. Keunggulan daya saing regional, nasional dan internasional.

1.7.3 Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten


Pesisir Barat (Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2016)
A. Visi
Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD Kabupaten Pesisir Barat)
Tahun 2016-2021 yaitu:
“Terwujudnya Masyarakat Pesisir Barat Yang Madani, Mandiri Dan Sejahtera”
B. Misi
Dalam mewujudkan Visi Pembangunan tersebut ditempuh berbagai misi sebagai
berikut:
1. Mewujudkan masyarakat Pesisir Barat yang religius, cerdas, sehat dan berahlak
mulya

PENDAHULUAN 1-25
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

2. Meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat pekon dan oftimalisasi


pemanfaatan kekayaan laut, pertanian, kehutanan sebagai basis ekonomi
kerakyatan
3. Meningkatkan insfrastruktur, sumber daya energi dan mitigasi bencana serta
penguatan ketahanan masyarakat yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.
4. Mewujudkan kabupaten pesisir barat sebagai daerah tujuan wisata yang berpijak
pada kearifan lokal

1.8 Profil Kawasan Strategis Kabupaten Tanjung Setia


1.8.1 Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administratif
Tanjung Setia merupakan salah satu nama desa di wilayah Kecamatan Pesisir
Selatan Kabupaten Pesisir Barat Pekon Tanjung Setia Kecamatan Pesisir Selatan
Kabupaten Pesisir Barat, dengan letak Astronomis 103⁰39’32” BT hingga 104⁰13’39” BT
dan 5⁰17’57” LS hingga 5⁰19’15” LS dengan luas wilayah ± 24,62 km2. yang memiliki
objek wisata yang dikenal dengan sebutan Pantai Tanjung Setia. Secara fisik pantai ini
masih sangat terjaga kealamiannya karena belum banyak campur tangan manusia, selain
itu Pantai Tanjung Setia memiliki karakteristik gelombang atau ombak yang sangat tinggi,
hal ini dikarenakan Pantai Tanjung Setia merupakan laut lepas yang berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia.
Secara Administratif Pekon Tanjung Setia memiliki batas-batas sebagai berikut:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Pekon Pagar Dalam dan Pekon Sumur Jaya.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Pekon Biha.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Pekon Ulok Manik.
Adapun desa-desa yang masuk ke dalam KSK Tanjung Setia terdiri dari dua (2)
kawasan yaitu kawasan inti dan kawasan penyangg, bisa dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.3
Desa-desa yang masuk kedalam Kawasan Strategis Kabupaten Tanjung Setia
Kawasan Desa Luas (Ha)
Kawasan Inti Sebagian Pagar Dalam 17,17
Sebagian Pelita Jaya 5,97
Sebagian Sumur Jaya 50,91
Sebagian Tanjung Jati 63,80
Sebagian Tanjung Setia 552,43
Kawasan Inti Total 690,27
Kawasan Penyangga Sebagian Pelita Jaya 317,51
Sebagian Sumur Jaya 952,94
Sebagian Tanjung Jati 46,11
Sebagian Tanjung Setia 34,08
Sebagian Ulok Manik 785,23
Kawasan Penyangga Total 2.135,86
Grand Total 2.826,13
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2020

PENDAHULUAN 1-26
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.10 Peta Deliniasi Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-34
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.11 Peta Pembagian Kawasan Inti Dan Kawasan Penyangga, Kawasan Startegis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-35
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.2 Karateristik Fisik


1.8.2.1 Topografi dan Kemiringan
Kabupaten Pesisir Barat secara topografi dapat dibagi kedalam topografi dari
permukaan laut, dimana mencakup seluruh Kecamatan Wilayah Pesisir (Kecamatan
Pesisir Utara, Kecamatan Pesisir tengah, dan Kecamatan Pesisir Selatan) pada
sepanjang pantai Barat wilayah ini. Topologi perbukitan yang memiliki ketinggian antara
600-1000 meter di atas permukiman laut, meliputi TNBBS dan lainnya termasuk dalam
wilayah ini.
Tabel 1.4 Topografi di KSK Tanjung Setia
Desa Morfologi Luas (Ha)
Pagar Dalam Dataran Fluvial Sumatera 17,17
Pelita Jaya Dataran Fluvial Sumatera 323,47
Dataran Fluvial Sumatera 929,37
Sumur Jaya
Perbukitan Struktural Jalur Bukit Barisan 74,48
Tanjung Jati Dataran Fluvial Sumatera 109,91
Tanjung Setia Dataran Fluvial Sumatera 586,50
Dataran Fluvial Sumatera 685,70
Ulok Manik
Perbukitan Struktural Jalur Bukit Barisan 99,53
Grand Total 2.826,13
Sumber: Album Peta Tematik RTRW Kabupaten Pesisir Barat, Hasil Pengolahan GIS tahun 2020

Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai berombak
dengan kemiringan berkisar 3% sampai 5%. Di bagian Barat Laut Kabupaten Pesisir
Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung Pugung (1.964 m), Gunung
Sebayan (1.744 m), Gunung Telalawan (1.753 m) dan Gunung Tampak Tunggak (1.744
m).
Tabel 1.5 Ketinggian di KSK Tanjung Setia
Desa Ketinggian Luas (Ha)
Pagar Dalam 0 - 30 Mdpl 17,17
Pelita Jaya 0 - 30 Mdpl 323,47
0 - 30 Mdpl 749,85
121 - 140 Mdpl 15,02
Sumur Jaya 31 - 60 Mdpl 107,21
61 - 90 Mdpl 67,57
91 - 120 Mdpl 64,20
Tanjung Jati 0 - 30 Mdpl 109,91
Tanjung Setia 0 - 30 Mdpl 586,50
0 - 30 Mdpl 544,45
31 - 60 Mdpl 149,34
Ulok Manik
61 - 90 Mdpl 79,19
91 - 120 Mdpl 12,25
Grand Total 2.826,13
Sumber: Album Peta Tematik RTRW Kabupaten Pesisir Barat, Hasil Pengolahan GIS tahun 2020

PENDAHULUAN 1-35
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.12 Peta Topografi Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-36
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.13 Peta Kemiringan Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-37
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.14 Peta Morfologi Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-38
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.2.2 Jenis Tanah


Jenis tanah dilihat berdasarkan sifat tanahnya di KSK Tanjung Setia terdiri dari
Aluvial dan Aluvial.
Tabel 1.6 Jenis Tanah di KSK Tanjung Setia
DESA JENIS TANAH LUAS (HA)
Aluvial 9,51
Pagar Dalam
Andosol 7,66
Pelita Jaya Aluvial 323,47
Aluvial 347,16
Sumur Jaya
Andosol 656,69
Tanjung Jati Aluvial 109,91
Aluvial 330,24
Tanjung Setia
Andosol 256,27
Aluvial 200,88
Ulok Manik
Andosol 584,35
Grand Total 2.826,13
Sumber: Album Peta Tematik RTRW Kabupaten Pesisir Barat, Hasil Pengolahan GIS tahun 2020

1.8.2.1 Geologi
Batuan yang umum dijumpai di Kabupaten Pesisir Barat adalah endapan gunung
api, batu pasir neogen, granit batu gamping, metamorf, tufa Lampung, dan alluvium.
Formasi tufa masam dari debu gunung api di sekitar Bukit Barisan. Sedangkan endapan
gunung api menutupi sebagian besar wilayah dan kadang-kadang dijumpai endapan
emas dan perak serta mineral logam lainnya sebagai mineral ikutan. Berdasarkan peta
geologi Provinsi Lampung skala 1 : 250.000 yang disusun oleh S. Gafoer, TC Amin, Andi
Mangga (1989) dalam Bakosurtanal (2004), Pesisir Barat terdiri dari batuan Vulkan Tua
(Old Quarternary Young), Formasi Simpang Aur, Formasi Ranau, Formasi Bal, dan
Batuan Intrusive. Litologi yang dominan adalah jenis vulkanik, seperti Andesit – Basaltik.
Jenis batuan ini menyebar hampir di semua kecamatan, kecuali di Kecamatan Karya
Penggawa yang mempunyai jenis batuan gamping. Batuan sedimen (alluvium) menyebar
di sepanjang pantai barat, yaitu di kaki lereng Bukit Barisan. Adapun kondisi geologi di
Kawasan Tanjung Setia adalah sebagai berikut:
Tabel 1.7 Geologi di KSK Tanjung Setia
DESA SYMBOLS Luas (Ha)
Pagar Dalam Tmps 17,17
Pelita Jaya Tmps 323,47
Sumur Jaya Tmps 1.003,85
Qa 43,72
Tanjung Jati
Tmps 66,19
Qg 118,58
Tanjung Setia
Tmps 467,93
Ulok Manik Tmps 785,23
Grand Total 2.826,13
Sumber: Album Peta Tematik RTRW Kabupaten Pesisir Barat, Hasil Pengolahan GIS tahun 2020

PENDAHULUAN 1-38
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.15 Peta Jenis Tanah Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-39
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.13 Peta Geologi Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-40
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.2.3 Hidrologi
Wilayah Pesisir Barat di bagian barat mempunyai sungai-sungai yang mengalir
pendek dengan pola aliran dendritik yang menyebabkan daerah ini ditandai dengan
jarangnya banjir sebab pada saat musim hujan datang bersamaan air tidak terkonsentrasi
dan timing lagnya menjadi lambat. Delta marine ditandai dengan agregat kasar hasil
endapan aluvial vulkanik, hal ini menyebabkan bila air besar muara sungai sering
berpindah (meander). Sungai – sungai yang berukuran pendek dan mengalir di lereng
terjal seperti ini sukar dikembangkan untuk irigasi, kecuali yang sudah mengalir di daerah
delta pantai. DAS yang terdapat di Kecamatan Pesisir Selatan, antara lain: DAS Tanjung
Jati, DAS Biha, dan DAS Marang.
Tabel 1.8 DAS di KSK Tanjung Setia
Nama DAS Desa Luas (Ha)
Sumur Jaya 135,09
DAS Biha Tanjung Setia 219,59
Ulok Manik 755,97
DAS Biha Total 1.110,66
Pagar Dalam 4,34
Pelita Jaya 164,04
DAS Pius Sumur Jaya 128,66
Tanjung Jati 92,54
Tanjung Setia 0,52
DAS Pius Total 390,11
Pagar Dalam 12,83
Pelita Jaya 159,43
Sumur Jaya 740,09
DAS Tanjung Jati
Tanjung Jati 17,37
Tanjung Setia 366,39
Ulok Manik 29,26
DAS Tanjung Jati Total 1.325,37
Grand Total 2.826,13
Sumber: Album Peta Tematik RTRW Kabupaten Pesisir Barat, Hasil Pengolahan GIS tahun 2020

1.8.2.4 Klimatologi
Kondisi iklim Kabupaten Pesisir Barat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang
dilewati oleh jalur Pegunungan Bukit Barisan dan Keberadaan Samudera Hindia di
sebelah Barat. Menurut Oldeman dan Las Davis (1970), Kabupaten Pesisir Barat memiliki
dua tipe iklim, yakni : Tipe iklim A, yang memiliki 8 bulan basah, yakni bagian Barat
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Yang kedua adalah Tipe iklim B, dengan jumlah
7-9 bulan basah yang terdapat di bagian Timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
KSK Tanjung Setia beriklim tropis humid dengan angin laut lembab yang bertiup
dari Samudera Indonesia dengan kecepatan angin rata-rata 70 km/hari. KSK Tanjung
Setia merupakan dataran rendah dengan curah hujan rata-rata sebesar > 4100
mm/tahun. Iklim tropis dengan musim hujan dan musim kemarau berganti sepanjang
tahun dengan temperatur udara maksimum 33°C, temperatur minimum 22°C dan
temperaturnyarata-rata 31°C. Rata-rata kelembaban udara sekitar 80-88 persen, akan
semakin tinggi pada daerah yang lebih rendah (BPS Kabupaten Pesisir Barat, 2020).

PENDAHULUAN 1-40
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.13 Peta Hidrologi Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-41
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.13 Peta Daerah Aliran Sungai Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-42
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.16 Peta Curah Hujan Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-43
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.2.5 Kawasan Rawan Bencana


Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang diidentifikasi berpotensi tinggi
mengalami bencana. Kabupaten Pesisir Barat dengan karakteristik wilayah
tersebberpotensi terhadap terjadinya bencana alam dengan dominasi bencana
tsunamibanjir, tanah longsor, gempa dan kebakaran hutan akibat kekeringan.
Bila ditelaah lebih jauh, kelima macam bencana di Kabupaten Pesisir Barat ini
saling terkait, dengan sebab baik karena kondisi alamnya maupun karena dampak
pembangunan, perusakan lingkungan dan perambahan hutan. Pengembangan kawasan
di daerah kawasan rawan bencana perlu ada pengkajian dan penelitian yang mendalam
dan menyeluruh agar bisa meminimalisir korban baik jiwa maupun material.
Adapun kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Pesisir Barat sebagai berikut:
a. Kawasan rawan bencana tanah longsor;
b. Kawasan rawan bencana tsunami/gelombang pasang air laut;
c. kawasan rawan bencana banjir; dan
d. kawasan rawan bencana gempa bumi.
Desa Tanjung Setia masuk dalam kawasan rawan bencana tsunami/gelombang
pasang air laut dan bencana banjir. Bencana tsunami/gelombang pasang air laut
dikarenakan Desa Tanjung Setia berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, sehingga
memili gelombang pasang yang tinggi.
Tabel 1.9 Kerentanan Gerakan Tanah di KSK Tanjung Setia
Tingkat Kerentanan DESA Luas (Ha)
Kerentanan Gerakan Tanah Menengah Sumur Jaya 71,14
Ulok Manik 49,38
Kerentanan Gerakan Tanah Menengah Total 120,53
Kerentanan Gerakan Tanah Rendah Pelita Jaya 132,96
Sumur Jaya 718,07
Ulok Manik 576,49
Kerentanan Gerakan Tanah Rendah Total 1.427,53
Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah Pagar Dalam 17,17
Pelita Jaya 190,51
Sumur Jaya 214,63
Tanjung Jati 109,91
Tanjung Setia 586,50
Ulok Manik 159,35
Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah Total 1.278,08
Grand Total 2.826,13
Sumber: Album Peta Tematik RTRW Kabupaten Pesisir Barat, Hasil Pengolahan GIS tahun 2020

PENDAHULUAN 1-43
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.17 Peta Rawan Bencana Tanah Longsor Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-44
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.18 Peta Rawan Bencana Gelombang Ekstrim Dan Abrasi, Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-45
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.19 Peta Rawan Bencana Tusnami Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-46
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.20 Peta Rawan Bencana Banjir Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-47
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.21 Peta Rawan Bencana Banjir Bandang Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-48
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.22 Peta Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-49
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.2.6 Kondisi Penggunaan Lahan


Desa Tanjung Setia sebagian luas wilayahnya adalah kawasan hutan lebat yang
merupakan Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Hutan Lindung
Pesisir, Kawasan Resapan Air, Hutan Produksi Terbatas (HPT), Cagar Alam Laut, dan
Pemukiman Penduduk.
Tabel 1.10 Luas Penutupan Lahan di KSK Tanjung Setia
Luas Desa (Ha) Total
Jenis Pagar Pelita Sumur Tanjung Tanjung Ulok Luas
Dalam Jaya Jaya Jati Setia Manik (Ha)
Danau/Situ 0,33 3,88 0,41 4,61
Hamparan Pasir Pantai 0,72 7,03 5,36 13,10
Hutan Bakau/Mangrove 2,48 2,48
Hutan Lahan Kering Primer 141,55 745,68 26,64 512,04 1.425,92
Kolam/Empang 0,17 0,02 0,21 0,27 0,20 0,88
Lahan Terbuka/Tanah Kosong 1,92 1,65 3,29 9,65 1,84 6,66 25,00
Lapangan Olahraga 0,04 0,73 0,77
Makam 0,08 0,08
Padang Rumput 4,51 14,47 1,17 1,36 5,67 27,18
Perkebunan/Kebun 3,24 71,74 63,93 30,28 371,21 112,19 652,58
Permukiman dan Tempat Kegiatan 9,27 2,08 7,80 20,83 44,75 18,52 103,25
Sawah 1,42 78,62 135,01 29,66 117,90 97,30 459,91
Semak Belukar 1,14 1,14
Sungai 0,00 4,51 2,61 2,65 0,92 10,65 21,35
Tegalan/Ladang 0,24 18,64 31,03 1,35 15,75 20,86 87,86
Grand Total 17,17 323,47 1.003,85 109,91 586,50 785,23 2.826,13
Sumber: Digitasi Peta Citra LAPAN Spot 7 Tahun 2020, diolah melalui GIS tahun 2020

Pagar Dalam Ulok Manik


Permukiman dan Pelita Jaya
Permukiman dan
Tempat Kegiatan Permukiman dan
Tempat Kegiatan
8,97% Tempat Kegiatan
17,94%
2,01%Sumur Jaya
Permukiman dan
Tempat Kegiatan
7,56%

Tanjung Jati
Permukiman dan
Tempat Kegiatan
Tanjung Setia
20,18%
Permukiman dan
Tempat Kegiatan
43,34%

Gambar 1.23 Grafik Penutupan Lahan Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-47
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.24 Peta Penutupan Lahan Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-48
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.3 Sosial Kependudukan


Jumlah penduduk KSK Tanjung Setia pada tahun 2018 berjumlah 6.295 jiwa.
Penduduk terbanyak di KSK Tanjung Setia berada di Pekon Tanjung Setia dan Pekon
Sumur Jaya, sedangkan penduduk terendah berada di Pekon Tanjung Jati dan Pagar
Dalam. Luas Wilayah Pekon Tanjung Setia seluas ± 24,62 km2, berdasarkan proyeksi
penduduk hasil Sensus Penduduk Tahun 2018 yaitu 1.888 jiwa. Penduduk Desa Tanjung
Setia adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Tanjung Setia selama 6 bulan atau
lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap.
Tabel 1.11 Jumlah Penduduk KSK Tanjung Setia Tahun 2018
Jumlah Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan
Sex Luas
No. Pekon/Desa Rumah Laki- Penduduk
Perempuan Jumlah Ratio (Km2)
Tangga Laki (Jiwa/Km2)
1 Ulok Manik 261 648 581 1.229 112 9,25 46
2 Tanjung Setia 444 970 918 1.888 106 24,62 86
3 Sumur Jaya 329 706 662 1.368 107 31,15 44
4 Pagar Dalam 94 233 233 466 100 10,8 9
5 Tanjung Jati 75 155 154 309 101 1,75 112
6 Pelita Jaya 270 517 518 1.035 100 65,18 50
Jumlah 1.473 3.229 3.066 6.295 105 142,75 347
Sumber : Kecamatan Pesisir Selatan Dalam Angka Tahun 2019

1.8.4 Kondisi Perekonomian


Nilai PDRB Kabupaten Pesisir Barat ADHB pada tahun 2018 mencapai 2,39 triliun
rupiah, secara nominal PRDB ini mengalami kenaikan sebesar 2,26 triliun rupiah
dibanding tahun 2019 yang mencapai 4,65 triliun rupiah. Nilai PDRB Kabupaten Pesisir
Barat ADHK pada tahun 2012 mencapai 2,94 triliun rupiah, juga mengalami kenaikan
menjadi 3,31 triliun rupiah pada tahun 2019. Pertumbuhan ekonomi sekitar 5,39 %
Bahwa Kabupaten Pesisir Barat mempunyai banyak sektor yang masih sangat
mampu untuk lebih dikembangkan lagi sebagai penyumbang PDRB. Kondisi
perekonomian Kabupaten Pesisir Barat dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 1.12
Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen) Kabupaten Pesisir Barat Tahun
2015-2019
Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018* 2019**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 52,68 52,38 51,55 51,00 49,41
B Pertambangan dan Penggalian 5,77 5,55 5,77 5,81 5,71
C Industri Pengolahan 5,17 5,36 5,13 4,88 4,54
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,06 0,05 0,05 0,05 0,05
F Konstruksi 4,80 5,13 5,59 5,90 7,07
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,95 10,93 11,04 11,30 11,97
H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and Storage 1,00 1,03 1,03 1,01 1,01
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,62 1,64 1,68 1,73 1,81
J Informasi dan Komunikasi 2,04 2,14 2,21 2,24 2,20
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,49 1,50 1,49 1,45 1,41
L Real Estate 3,42 3,57 3,71 3,73 3,72
M,N Jasa Perusahaan 0,14 0,15 0,15 0,15 0,15
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,09 5,01 5,06 5,12 4,99
P Jasa Pendidikan 3,73 3,53 3,45 3,52 3,65
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,07 1,07 1,06 1,07 1,10
R,S,T,U Jasa lainnya 0,97 0,96 1,02 1,04 1,08
Sumber: Kabupaten Pesisir Barat Dalam Angka tahun 2020

PENDAHULUAN 1-53
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.25 Peta Sebaran Penduduk Kawasan Strategis Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-54
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Tabel 1.13
Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen) Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2015-2019
Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018* 2019**
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,63 4,84 3,15 3,02 1,75
B Pertambangan dan Penggalian 10,49 6,47 9,97 8,00 5,73
C Industri Pengolahan 5,53 4,71 2,21 1,54 -1,32
D Pengadaan Listrik dan Gas 27,67 20,16 27,09 27,32 26,23
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan 0,00 0,00 0,00 6,59 1,71
Daur Ulang
F Konstruksi 1,76 14,60 14,42 13,85 28,50
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil 2,03 2,27 7,01 7,89 9,38
dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan/Transportation and 14,40 7,87 6,79 6,45 7,50
Storage
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,63 5,68 10,03 9,81 10,32
J Informasi dan Komunikasi 8,62 16,42 11,80 8,64 5,75
K Jasa Keuangan dan Asuransi 0,70 4,20 3,91 2,24 2,98
L Real Estate 6,19 5,42 7,24 5,78 6,62
M,N Jasa Perusahaan 7,74 3,29 7,00 3,87 8,47
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 5,29 4,55 6,90 8,83 4,87
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 7,66 4,32 5,20 8,94 8,51
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,65 5,82 5,79 8,20 8,60
R,S,T,U Jasa lainnya 8,30 3,36 12,45 9,96 8,20
PDRB 4,94 5,30 5,33 5,35 5,39
Sumber: Kabupaten Pesisir Barat Dalam Angka tahun 2020

1.8.5 Potensi Ekonomi


1.8.5.1 Sektor Pertanian
KSK Tanjung Setia memang sebagian besar masih bersifat agraris artinya sebagian
besar masyarakatnya mata pencahariannya adalah bertani dan berkebun. Akan tetapi
masih banyak juga sektor lain yang mampu dijadikan topangan kehidupan dan mata
pencaharian masyarakat. Adapun hasil utama dari pertanian adalah padi, yang mana
hingga saat ini KSK Tanjung Setia merupakan lumbung padi Kabupaten Pesisir Barat,
sedangkan hasil perkebunannya adalah: damar, kopi, lada, cengkeh, karet, cokelat,
tangkil, jengkol, petai, pisang, kelapa dll. Kemudian hasil peternakan, seperti: sapi,
kerbau, kambing, ayam dan hasil buah-buahan seperti: jambu, sawo, durian, duku,
manggis dll. Selain Padi, KSK Tanjung Setia merupakan salah satu penghasil kelapa
sawit, kelapa dalam, jagung, kopi dan lada di Kabupaten Pesisir Barat dan menjadi
komoditi unggulan masyarakat sekitar. Di kecamatan ini juga memiliki area perkebunan
kelapa sawit yang sangat luas dan sangat produktif.
Tabel 1.14
Luas Lahan Sawah Dan Lahan Bukan Sawah Per Pekon Di KSK Tanjung Setia
No. Pekon Sawah Bukan Sawah Jumlah (Ha)
1 Tanjung Setia 51 2.094 2.145
2 Pagar Dalam 75 5.005 5.080
3 Tanjung Jati - 275 275
4 Sumur Jaya 127 2.988 3.115
5 Pelita Jaya 100 1.952 2.052
6 Ulok Manek 148 2.472 2.620
Jumlah 501 14.786 15.287
Sumber : Kecamatan Pesisir Dalam Angka Tahun 2017

PENDAHULUAN 1-55
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.5.2 Sektor Kehutanan


Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, yang dimaksud sebagai
hutan yang dikuasai oleh negara adalah hutan alam atau hutan hasil budidaya (tanaman)
yang berada didalam kawasan hutan negara. Selain melakukan pengelolaan terhadap
hutan negara, pemerintah telah mempromosikan dan mendorong pembangunan
kehutanan berbasis masyarakat, antara lain dengan menggalakkan penanaman
komoditas kehutanan pada lahan-lahan rakyat. Apabila pembangunan kehutanan
berbasis masyarakat ini terus berkembang maka akan memberikan peran yang signifikan
kepada masyarakat untuk turut serta memberikan jaminan terhadap kelangsungan
industri sektor kehutanan nasional.
Komoditas yang menjadi unggulan dari sektor kehutanan Kabupaten Pesisir Barat
hingga dikenal ke dunia internasional adalah Damar Mata Kucing (Shorea Javanica)
dengan luas areal mencapai 17.160,75 Ha dengan Produksi 6.720,20 ton/tahun, selain itu
hampir 80% produk damar mata kucing Indonesia berasal dari Kabupaten Pesisir Barat,
dan digadang-gadang merupakan damar terbaik didunia yang digunakan sebagai
stabilizer pada industri cat, tinta, pharmasi, kosmetik. Negara tujuan ekspor damar mata
kucing meliputi : India, Jerman, Philipina, Perancis, Belgia, Uni Emirat Arab, Bangladesh,
Pakistan dan Italia.
Yang memiliki luas lahan Damar Mata Kucing terbesar adalah Way Krui dengan
luas lahan mencapai 8.510 Ha. Selain itu persebaran hasil getah damar juga banyak
dihasilkan dariKarya Penggawa dengan luas lahan mencapai 3.569,5 Ha dan Pesisir
Selatan dengan luas lahan mencapai 1.803 Ha. Pengembangan budidaya damar
memiliki dua manfaat sekaligus yaitu pelestarian hutan dan penunjang ekonomi.
Tabel 1.15 Jenis/Bahan Olahan Damar Mata Kucing
No. Jenis Usaha Agrobisnis Jenis/Bahan Olahan
Korek api, plastik, plester, vernis,
1. Damar Mata Kucing lak, tinta cetak, pelapis tekstis, cat,
pharmasi, dan kosmetik
Sumber : Profil Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019

Gambar 1.26 Damar Mata Kucing

PENDAHULUAN 1-56
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.5.3 Sektor Perikanan


Kabupaten Pesisir Barat mempunyai wilayah perairan laut yang cukup luas, yaitu
1.512,00 Km2. Luasnya wilayah perairan yang dimiliki Kabupaten Pesisir barat
dikarenakan secara geografis Kabupaten Pesisir Barat merupakan dataran pesisir yang
membentang dari selatan sampai barat mengikuti garis pantai di sepanjang Samudera
Hindia. Secara keseluruhan Kabupaten Pesisir Barat memiliki panjang garis pantai ±210
Km2, melihat letak tersebut maka perikanan laut merupakan sektor yang paling dominan
untuk dikembangkan lebih lanjut.
Jenis-jenis hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Pesisir Barat yaitu: ikan marlin,
ikan tuna, ikan tongkol, ikan cakalang, ikan kakap merah, ikan kerapu, ikan layur, ikan
kembung, ikan talang-talang, ikan tenggiri, ikan selar, ikan kuwe, ikan lencam, udang,
lobster dan lainnya. Untuk potensi perikanan tangkap di Kabupaten Pesisir Barat dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
1.8.5.4 Sektor Peternakan
Populasi ternak di Kabupaten Pesisir Barat untuk ternak sapi mencapai 9.875 ekor,
kerbau 850 ekor, dan kambing 7.174 ekor. Sentra populasi ternak sapi ada di Ngambur
dengan jumlah populasi sebesar 1.673 ekor dan Pesisir Selatan 3.402 ekor, populasi
kerbau terbesar ada di Pesisir Utara mencapai 173 ekor. Untuk ternak kambing populasi
terbesar ada di Lemong 1.578 ekor. Sedangkan populasi ternak unggas ayam buras
mencapai 47.377 ekor yang terbesar ada di Pesisir Selatan 11.119 ekor, dan populasi
bebek/itik mencapai 8.047 ekor yang terbesar ada di Pesisir Selatan mencapai 3.534
ekor. Peternakan merupakan sub sektor pertanian yang memberikan kontribusi signifikan
terhadap PDRB Kabupaten Pesisir Barat.
Tabel 1.16 Populasi Ternak Besar dan Kecil Per Kecamatan Tahun 2017
Ternak besar Ternak kecil
Kecamatan
Sapi Kerbau Kambing Domba
Pesisir Selatan 3.402 88 1112 306
Kabupaten Pesisir Barat 9.875 850 7.174 755
Sumber: PBDA Tahun 2018

Kegiatan berternak sapi dan kerbau di Kabupaten Pesisir Barat oleh sebagian besar
penduduk masih dianggap kerja sampingan masyarakat sebagai sarana untuk menambah
penghasilan keluarga, belum dikelola secara profesional, modern dan berskala besar. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang cara berternak yang baik dan benar
serta masih kurangnya modal peternak untuk melengkapi sarana dan prasarana
peternakan modern.
1.8.5.5 Perkebunan
Pembangunan dibidang perkebunan merupakan usaha yang penting untuk
menunjang kegiatan perekonomian daerah. Dari berbagai jenis komoditi tanaman
perkebunan seperti: kelapa dalam, kelapa sawit, kopi, lada, kakao, karet dan cengkeh
adalah merupakan komoditi yang cukup berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut di
KSK Tanjung Setia.

PENDAHULUAN 1-57
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Tabel 1.17 Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan


Produksi (ton/tahun)
No. Kecamatan Kelapa Kelapa Kopi
Lada Cengkeh Kakao
Sawit Dalam Robusta
1 Pesisir Selatan 667 2.302 317 31.5 4.6 92,80
KABUPATEN PESISIR BARAT 6.159 26.190 3.901 1.549,40 321,20 693,90
Sumber: Pesisir Barat Dalam Angka 2018

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten


Pesisir Barat, jenis tanaman perkebunan yang ada di wilayah umumnya Kecamatan
Pesisir Selatan adalah sebagai berikut:
1. Kelapa Sawit
Produksi buah tandan segar kelapa sawit di Kecamatan Pesisir Selatan pada tahun
2016 sebesar 667 Ton/Tahun. Pada tahun-tahun yang akan datang produksi buah
tandan sawit di Kecamatan Pesisir Selatan diharapkan akan terus mengalami
peningkatan seiring dengan banyaknya masyarakat yang membuka dan
membudidayakan tanaman kelapa sawit.
2. Kelapa Dalam
Luas areal perkebunan kelapa dalam yang ada di Kabupaten Pesisir Barat dengan
populasi terbesar salah satunya berada pada Kecamatan Pesisir Selatan dengan luas
±1.980 Ha dengan tingkat produksi sebesar 2.302 Ton/Tahun.
3. Kopi Robusta
Secara geografis, KSK Tanjung Setia hanya memungkinkan untuk ditanami dengan
kopi jenis robusta.
4. Lada
Untuk tanaman lada, tersebar hamper merata meskipun tidak besar tetapi dapat
menjadi potensi karena masih berproduksi.
5. Kakao
Pada tahun 2016 Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas areal perkebunan kakao
(coklat) dengan luas 1.330,3Ha dengan tingkat produksi sebesar 1.002 Ton/Tahun,
dengan tingkat penyebaran merata di setiap kecamatan. Kecamatan Bangkunat
adalah kecamatan yang memiliki luas paling besar untuk jenis tanaman kakao dengan
tingkat produksi sebesar 209,4 Ton/Tahun.
6. Cengkeh
Luas areal perkebunan tanaman cengkeh pada tahun 2016 di Kabupaten Pesisir
Barat seluas 2.362 Ha yang tersebar merata di 11 (sebelas) kecamatan dengan
tingkat produksi mencapai 391 Ton/tahun. Kecamatan Karya Penggawa adalah
kecamatan yang mempunyai tingkat produksi dan luas lahan yang paling besar
dengan tingkat produksi sebesar 57,50 Ton/tahun atau 60% dari total produksi
Kabupaten Pesisir Barat.
1.8.5.6 Pariwisata
Kabupaten Pesisir Barat yang dianugerahi garis pantai sepanjang 210 km yang
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia memiliki banyak sekali obyek wisata
pantai yang potensial untuk dikembangkan. Dimana pada umumnya, pesona dan aktivitas
yang ditawarkan pada obyek wisata pantai adalah snorkeling, surfing, menyelam,

PENDAHULUAN 1-58
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

berenang, berlayar, berperahu motor, memancing, berjemur matahari, spooning nooks,


menikmati panorama alam, fotografi, upacara adat pada saat tertentu, berkemah, trekking
dan bersepeda. Untuk sektor Pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat memiliki 49 Wisata
Pantai, dengan lahan seluas 213,5 Ha.
Adapun Obyek wisata pantai yang berada dikawasan KSK Tanjung Setia Adalah :
Tabel 1.18 Sebaran Wisata Di Kecamatan Pesisir Selatan
No Nama Obyek Wisata Daya Tarik
1 Pantai Tanjung Setia Panorama Alam Pantai, Surfing
2 Pantai Way Jambu Panorama Alam Pantai
3 Pantai Pasar Senin Panorama Alam Pantai
4 Pantai Melasti Panorama Alam Pantai
5 Pantai Karang Nyimbur Panorama Alam Pantai
6 Pantai Biha Panorama Alam Pantai
Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat, 2019
Tabel 1.19
Banyaknya Hotel/Losmen, Bioskop dan Obyek Wisata di KSK Tanjung Setia
Penginapan Restoran/Rumah
No. Pekon Hotel
Lainnya Makan
1 Tanjung Setia 0 24 1
2 Pagar Dalam 0 0 0
3 Tanjung Jati 0 0 0
4 Sumur Jaya 0 0 1
5 Pelita Jaya 0 0 0
6 Ulok Manek 0 0 0
Jumlah 0 24 2
Sumber: Kecamatan Pesisir Selatan Dalam Angka Tahun 2019

Obyek wisata lain selain wisata pantai dan wisata alam adalah wisata budaya/religi.
Bermacam kegiatan adat istiadat masyarakat asli Lampung Krui masih tetap ada dan
lestari, sehingga dapat dijadikan sebagai potensi wisata budaya. Adapun daya tarik yang
ditawarkan seperti upacara adat serta berbagai kesenian daerah. Selain itu, tempat-
tempat bersejarah juga banyak dijumpai yang berguna untuk apresiasi seni dan budaya,
penelitian sejarah serta ziarah.
Peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam membangun dan mengembangkan
sector pariwisata sangat diperlukan baik untuk ikut serta mempromosikan dan
memperkenalkan berbagai objek wisata dan sekaligus pengembangan wisata budaya
serta menjaga sarana dan prasarana pariwisata yang telah ada di Kabupaten Pesisir
Barat. Sehingga pada akhirnya diharapkan dari sector pariwisata dapat mendongkrak
Pendapatan Asli Daerah (PAD.
Potensi pariwisata di KSK Tanjung Setia berkembang pesat dengan sendirinya
(dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat) walaupun dimulai baru beberapa tahun
kebelakang. Dengan didukung oleh kemajuan teknologi terkini, masyarakat di sekitar
lokasi wisata dapat mempromosikan lokasi wisata di daerah mereka kepada masyarakat
lokal maupun internasional. Adapun potensi pariwisata di KSK Tanjung Setia yaitu:
Kawasan Wisata Karang Ngimbur yang merupakan tujuan peselancar lokal maupun
asing, Kawasan Pantai Melasti di Pekon Marang dan masih banyak lagi tempat tujuan
wisata yang ada di sepanjang pesisir pantai KSK Tanjung Setia yang kedepanya akan
menjadi aset promosi dan PAD untuk pemerintah Kabupaten Pesisir Barat.

PENDAHULUAN 1-59
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.27 Obyek Wisata Pantai Tanjung Setia

1.8.5.7 Sektor Industri


Pembangunan sektor industry diarahkan pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat, pemerataan kesempatan kerja dan berusaha, pengentasan kemiskinan,
penumbuhan kegiatan ekonomi pekon tertinggal, pelestarian seni budaya daerah,
pemantapan struktur industry dan struktur ekonomi. Semua usaha yang dilakukan pada
akhirnya diharapkan dapat memberi nilai tambah serta meningkatkan produksi untuk
memenuhi kebutuhan pasar lokal, nasional bahkan pasar ekspor. Beberapa potensi
sektor industri di KSK Tanjung Setia meliputi:
1. Penggilingan padi
Industri penggilingan padi mendominasi jenis industry kecil di KSK Tanjung Setia, hal
ini dikarenakan mayoritas penduduk merupakan petani yang akan mengolah hasil
padi nya sebagai beras yang siap jual.
2. Industri/Usaha Makanan Tahu/Tempe
Salah satu makanan favorit masyarakat Kabupaten Pesisir Barat adalah tempe dan
tahu dengan bahan dasar adalah kedelai. Cara pengolahannya pun tidak terlalu rumit
dan mudah untuk dibuat diversifikasi aneka olahan pangan dari bahan kedelai
tersebut. Saat ini usaha pembuatan tahu dan tempe dapat menyerap tenaga kerja
sebanyak ±190 orang.
Tabel 1.20
Banyaknya Industri Kecil/Kerajinan Rumah Tangga Menurut Jenis Industri Per Pekon
Dikecamatan Pesisir Selatan
Penggilangan Tobong Penggilng Tahu Indsutri
No. Pekon
Padi Bata an Kopi Tempe Kerajinan
1 Tanjung Setia 2 0 0 1 0
2 Pagar Dalam 0 0 0 0 0
3 Tanjung Jati 1 0 0 0 0
4 Sumur Jaya 3 0 0 0 0
5 Pelita Jaya 0 0 0 0 0
6 Ulok Manek 1 0 0 0 0
Jumlah 7 0 0 1 0
Sumber: Kecamatan Pesisir Selatan Dalam Angka Tahun 2017

PENDAHULUAN 1-60
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.5.8 Perdagangan
Perdagangan merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai peranan strategis
untuk mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di Kabupaten
Pesisir Barat. Sektor perdagangan berperan dalam mendukung kelancaran penyaluran
arus barang dan jasa, memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta mendorong
pembentukan harga yang wajar. Pembangunan perdagangan sangat penting dalam
upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, dan memberikan
sumbangan yang cukup berarti dalam penciptaan lapangan usaha serta perluasan
kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan.
Kegiatan sektor perdagangan saling berkait dan saling menunjang dengan kegiatan
sektor lainnya, seperti sektor produksi, yaitu pertanian, industri, dan pertambangan; sektor
keuangan; sektor perhubungan dan telekomunikasi. Pembangunan perdagangan
berperan penting pula dalam menciptakan dan mempertahankan stabilitas ekonomi dalam
mengendalikan inflasi.
Pasar yang ada di KSK Tanjung Setia terletak di Pekon Sumur Jaya, sedangkan
toko dan warung makan/kedai tersebar di setiap pekon.
Tabel 1.21
Banyaknya Fasilitas Perdagangan Jasa Kecamatan Pesisir Selatan Tahun 2018
Toko/ Warung
No. Desa/Kelurahan Pasar KUD Bank
Warung Makan/Kedai
1 Ulok Manik 0 3 0 0 0
2 Tanjung Setia 0 2 0 0 1
3 Sumur Jaya 1 7 0 0 1
4 Pagar Dalam 0 3 0 0 1
5 Tanjung Jati 0 2 0 0 0
6 Pelita Jaya 0 2 0 0 1
Jumlah 1 19 0 0 4
Sumber : Kecamatan Pesisir Selatan Dalam Angka Tahun 2019

Gambar 1.28 Fasilitas Perdagangan


Berdasarkan data tersebut di atas, potensi perekonomian di KSK Tanjung Setia
tergolong baik walaupun masih sangat terbuka untuk pengembangan di semua sektor
perekonomian. Hampir sama dengan kecamatan lainnya, faktor yang menjadi kendala
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di KSK Tanjung Setia adalah masih
rendahnya harga dan daya beli terhadap hasil pertanian dan perkebunan masyarakat

PENDAHULUAN 1-61
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

serta masih terbatasnya sarana dan prasarana pendukung perekonomian. Peningkatan


sarana dan prasarana pembangunan, seperti: jalan, jembatan, pasar, alat transportasi
dan sarana prasarana umum lainnya masih dibutuhkan.

1.8.6 Sarana dan Prasarana


1.8.6.1 Prasarana Jalan
Sarana dan prasaranan penunjang fasilitas umum Desa Tanjung Setia salah satu
nya yaitu Jalan nasional dan jalan Kabupaten. Masing-masing jalan memiliki panjang dan
kewenangan yang berbeda apabila terdapat kerusakan sehingga membutuhkan
perbaikan. Jalan Kabupaten menjadi milik Kabupaten, sehingga apabila membutuhkan
perbaikan menjadi tanggung jawab dari pihak Kabupaten. Selain itu juga terdapat lampu
penerangan umum, saluran air, jembatan, jaringan listrik dan angkutan umum.

Gambar 1.29
Kondisi Jalan Di Kawasan Kawasan Strategis Kabupaten, Tanjung Setia

PENDAHULUAN 1-62
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Tabel 1.22 Kondisi Ruas Jalan Kabupaten di Kecamatan Pesisir Selatan Tahun 2020
Panjang Tiap Jenis Permukaan Panjang Tiap Kondisi

Ruas (Km)

Akses Ke
Ruas (m)
Aspal / Tanah /

Panjang

Rerata
No. Kecamatan Perkerasan Telford / RUSAK RUSAK

Lebar

N/P/K
Jalan
LHR
Nama Ruas Jalan Penetrasi Belum BAIK SEDANG
Ruas Yang Dilalui Beton Kerikil RINGAN BERAT
Macadam Tembus
Km % Km % Km % Km % Km % Km % Km % Km %
27 Balai Kencana - Suka Banjar Tenumbang Pesisir Selatan 15 3,5 0 0 2,4 16 12,6 84 0 0 0 0 2,4 16 0 0 12,6 84 105 N
28 Pagar Dalam - Hanura Pesisir Selatan 10 3,5 0 0 0 0 5,5 55 4,5 45 0 0 0 0 0 0 10 100 93 N
29 Gunung Sari Biha - Way Jambu Pesisir Selatan 8 3,5 0 0 0 0 8 100 0 0 0 0 0 0 0 0 8 100 162 N
30 Lingkar Kota Biha Pesisir Selatan 5 3,5 1,8 36 0 0 0 0 3,2 64 0 0 0,8 16 1 20 3,2 64 165 N
31 Pelita Jaya - Hanura Pesisir Selatan 3 3 0 0 0 0 3 100 0 0 0 0 0 0 0 0 3 100 243 N
32 Marang - Kupang Ulu Pesisir Selatan 5 3,5 3,2 64 0 0 1,4 28 0,4 8 0 0 0 0 3,2 64 1,8 36 102 N
33 Simpang Biha - Ulok Manik Pesisir Selatan 5 3 5 100 0 0 0 0 0 0 5 100 0 0 0 0 0 0 276 N
34 Lingkar Way Jambu Pesisir Selatan 2,3 3 0 0 2,3 100 0 0 0 0 2,3 100 0 0 0 0 0 0 143 N
35 Sumur Jaya - Kubu Gedung Pesisir Selatan 9 3 3 33,33 0 0 3 33,33 3 33,33 3 33,33 0 0 0 0 6 66,67 96 N
36 Sumur Jaya - Bumi Ratu Pesisir Selatan 12,4 3,5 3 24,19 0 0 9,4 75,81 0 0 3 24,19 0 0 0 0 9,4 75,81 184 N
37 Simpang Pasar Senen - Way Jambu Pesisir Selatan 4,2 3 1,2 28,57 0 0 0,8 19,05 2,2 52,38 0 0 1,2 28,57 0 0 3 71,43 69 N
38 Sp. Jembatan Biha II - Bendung Way Biha Pesisir Selatan 5,6 3,5 4,8 85,71 0 0 0,8 14,29 0 0 4,8 85,71 0 0 0 0 0,8 14,29 64 N
39 Paku Negara - Sukamaju Pesisir Selatan 5,2 3,5 0 0 0 0 0 0 5,2 100 0 0 0 0 0 0 5,2 100 276 N
40 Marang - Kupang Ilir Pesisir Selatan 4,3 3,5 3 69,77 0 0 1,3 30,23 0 0 0 0 0 0 3 69,77 1,3 30,23 43 N
41 Kupang Ilir - Usang Pulau Pesisir Selatan 2,6 3,5 0 0 0 0 2,6 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2,6 100 47 N
42 Biha - Sumur Jaya Pesisir Selatan 2,5 3 0 0 0 0 2,5 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2,5 100 112 N
43 Tenumbang - Negeri Ratu - Kelawi Pesisir Selatan 5 3,5 0 0 0 0 5 100 0 0 0 0 0 0 0 0 5 100 12 N
62 Simpang Tanjung Setia Resort - Biha Pesisir Selatan 5,5 4,5 5,5 100 0 0 0 0 0 0 5,5 100 0 0 0 0 0 0 275 N
67 Talang Meranjat - Air Terjun Pesisir Selatan 5 3,5 0 0 0 0 2,2 44 2,8 56 0 0 0 0 0 0 5 100 52 N
70 Gunung Kemala - Tenumbang Pesisir Selatan 24 20 0 0 0 0 0 0 24 100 0 0 0 0 0 0 24 100 20 N
94 Simpang Penggilingan-Way Handop Pesisir Selatan 2,5 4 2,5 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,5 100 0 0 178 N
96 SMA-Bendungan Pesisir Selatan 4,75 4 4,75 100 0 0 0 0 0 0 4,75 100 0 0 0 0 0 0 160 N
97 Karya Bakti-Sukamaju Pesisir Selatan 1,5 4,5 1,5 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1,5 100 0 0 162 N
99 Pekon Bangun Negara-Cukuh Senuman Pesisir Selatan 3,4 5 3,4 100 0 0 0 0 0 0 3,4 100 0 0 0 0 0 0 145 N
100 Cukuh Senuman-Tanjung Negara Pesisir Selatan 2,8 4 0 0 0 0 2,8 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2,8 100 102 N
101 Gedung Negara - Kampung Sawah Pesisir Selatan 1,5 4 0 0 0 0 1,5 100 0 0 0 0 0 0 0 0 1,5 100 143 N
103 Pelita Jaya - Talang Sakal Pesisir Selatan 2,1 4 0,9 42,86 0 0 1,2 57,14 0 0 0,9 42,86 0 0 0 0 1,2 57,14 96 N
106 Jalan lingkar Kantor Camat Pesisir Selatan Pesisir Selatan 5,4 4 5,4 100 0 0 0 0 0 0 5,4 100 0 0 0 0 0 0 216 N
132 Mandiri-Tulung Bamban Pesisir Selatan 2,9 4 1 34,48 1,9 65,52 0 0 0 0 0,3 10,34 1,6 55,17 1 34,48 0 0 48 N
133 Sp. Penggilingan-Kupang Ilir Pesisir Selatan 3,2 3 3,2 100 0 0 0 0 0 0 0 0 2 62,5 1,2 37,5 0 0 78 N
137 Talang Meranjat - Talang Kenyangu Pesisir Selatan 4,5 4 0 0 0 0 0 0 4,5 100 0 0 0 0 0 0 4,5 100 46 N
173,15 4,16 53,15 6,6 63,6 49,8 38,35 8 13,4 113,4
53,15
100 39,32 5,86 36,80 18,02 25,69 5,75 13,73 54,82
Sumber: Sistem Pengelolaan Database Jalan Provinsi dan Kabupaten/Kota,Tahun 2020

PENDAHULUAN 1-55
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.30 Peta Jaringan Jalan Kabupaten di Kecamatan Pesisir Selatan

PENDAHULUAN 1-56
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.6.2 Perhubungan dan Transportasi


Sarana perhubungan dan transpotasi merupakan hal yang sangat penting dalam
menunjang pergerakan baik barang maupun jasa, dengan adanya sarana trasportasi
tentunya akan memperlancar distribusi hasil produksi dari sentra-sentra produksi. Desa
Tanjung Setia adalah desa yang strategis dipandang dari sudut perhubungan dan
transpotasi darat, dimana Desa Tanjung Setia memiliki akses jalan nasional menuju daerah
lain yang ada di Kabupaten Pesisir Barat maupun ke luar Kabupaten Pesisir Barat. Untuk
memenuhi kebutuhan moda transportasi darat tersedia pilihan angkutan darat seperti bus
angkutan perkotaan dan desa (pekon) serta jasa ojek. Sementara itu, untuk sektor
transportasi laut, pemerintah daerah terus meningkatkan fasilitas-fasilitas pendukung, antara
lain adalah dengan memisahkan pelabuhan penangkapan ikan, diantaranya Pelabuhan
Pengumpan Lokal yaitu Pelabuhan Penengahan dan Pelabuhan Way Batang, Kecamatan
Lemong, Tanjung Setia Kecamatan Pesisir Selatan dan Siging Kecamatan Bangkunat.
1.8.7.1 Energi
Pemakai energi listrik di Kecamatan Pesisir Selatan didominasi oleh pemakai dari
PLN, untuk lebih jelasnya mengenai data pemakai energi listrik dapat dilihat pada table
berikut ini.
Tabel 1.23 Pemakai Energi Listrik di KSK Tanjung Setia Tahun 2020
Listrik
No. Desa/Kelurahan Bukan Listrik
PLN Non PLN
1 Ulok Manik 232 48 -
2 Tanjung Setia 437 13 85
3 Sumur Jaya 325 31 87
4 Pagar Dalam 234 - 13
5 Tanjung Jati 87 - 9
6 Pelita Jaya 209 - 70
Jumlah 1.524 92 264
Sumber : Kecamatan Pesisir Selatan Dalam Angka Tahun 2019

Gambar 1.29 Garadu Dan Jaringan Listrik

1.8.6.3 Jumlah Rumah


Jenis rumah di Kecamatan Pesisir Selatan dibagi menjadi 3 jenis rumah permanen,
semi permanen, dan sederhana dengan jumlah sebagai berikut:

PENDAHULUAN 1-57
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Tabel 1.24 Jumlah Rumah di KSK Tanjung Setia Tahun 2017


Semi
No. Desa/Kelurahan Permanen Sederhana Jumlah
Permanen
1 Ulok Manik 70 4 - 74
2 Tanjung Setia 125 118 5 248
3 Sumur Jaya 153 6 6 165
4 Pagar Dalam 175 135 75 385
5 Tanjung Jati 170 30 12 212
6 Pelita Jaya 345 30 25 400
Jumlah 1.038 323 123 1.484
Sumber : Kecamatan Pesisir Selatan Dalam Angka Tahun 2018

Gambar 1.31 Kondisi Kawasan Permukiman

1.8.6.4 Fasilitas Sosial


Fasilitas Sosial adalah fasilitas yang diadakan oleh pemerintah atau pihak swasta
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam lingkungan masyarakat Desa
Tanjung Setia. Fasilitas Sosial yang terdapat di Desa Tanjung Setia antara lain Puskesmas,
Sekolahan, tempat ibadah, pasar, ruang serbaguna, dan tempat pemakaman umum.
Tabel 1.25 Jumlah Fasilitas Pendidikan di KSK Tanjung Setia Tahun 2018
SMP/ Akademi/
No. Desa/Kelurahan TK SD SMA/K
SMPS Universitas
1 Ulok Manik 1 1 0 0 0
2 Tanjung Setia 1 1 0 0 0
3 Sumur Jaya 0 1 0 0 0
4 Pagar Dalam 0 0 0 0 0
5 Tanjung Jati 0 0 1 0 0
6 Pelita Jaya 0 1 0 0 0
Jumlah 2 4 1 0 0
Sumber : Kecamatan Pesisir Selatan Dalam Angka Tahun 2019

Gambar 1.32 Kondisi Fasilitas Pendidikan

PENDAHULUAN 1-58
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Tabel 1.26 Jumlah Fasilitas Peribadatan di KSK Tanjung Setia Tahun 2018
Surau/
No. Desa/Kelurahan Masjid Gereja Pura Vihara
Langgar
1 Ulok Manik 2 3 0 0 0
2 Tanjung Setia 3 4 0 0 0
3 Sumur Jaya 2 2 0 0 0
4 Pagar Dalam 1 0 0 0 0
5 Tanjung Jati 1 0 0 0 0
6 Pelita Jaya 1 1 0 0 0
Jumlah 47 40 0 4 0
Sumber : Kecamatan Pesisir Selatan Dalam Angka Tahun 2019

Gambar 1.33 Fasilitas Peribadatan

Tabel 1.27 Jumlah Fasilitas Kesehatan di KSK Tanjung Setia Tahun 2018
Puskemas

Posyandu
Posbindu
Poliklinik

Praktek
Rumah

Dokter

Apotik
Pustu
Sakit

Pos
KB
No. Desa/Kelurahan

1 Ulok Manik 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 Tanjung Setia 0 0 0 0 0 0 0 1 1
3 Sumur Jaya 0 0 0 0 0 0 0 2 2
4 Pagar Dalam 0 0 0 0 0 0 0 1 1
5 Tanjung Jati 0 0 0 1 0 0 0 1 1
6 Pelita Jaya 0 0 0 0 0 0 1 1 1
Jumlah 0 0 1 2 1 0 1 16 16
Sumber : Kecamatan Pesisir Selatan Dalam Angka Tahun 2019

Gambar 1.34 Fasilitas Kesehatan

PENDAHULUAN 1-59
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.9 ISU STRATEGIS KSK TANJUNG SETIA


Tanjung Setia dan sekitarnya merupakan salah satu destinasi yang menjadi prioritas
pengembangan skala local, regional dan nasional. Adanya beberapa program pemerintah
pusat di Pesisir Barat, khususnya di Tanjung Setia dan sekitarnya menyatakan bahwa begitu
tinggi potensi Tanjung Setia dan sekitarnya di sektor pariwisata sehingga penting untuk
dilakukan percepatan pembangunan pariwisata di kawasan tersebut.
Melihat perkembangan Tanjung Setia dua dekade terakhir, dengan potensi yang besar
akan pariwisata namun tidak ada pembangunan yang signifikan terjadi di kawasan Tanjung
Setia dan sekitarnya, justru yang terjadi kemunduran dan program pembangunan yang
stagnan. Pesisir Barat secara umum, Krui dan Tanjung Setia kemudian bergeliat lagi setelah
munculnya adanya event kejuaraan selancar selama 2 kali, yang kemudian menjadi icon
yang kemudian wajib dikunjungi oleh wisatawan terutama wisatawan mancanegara maupun
wisatawan domestik.
Dalam rangka penyusunan Rencana Tata Ruang KSK Tanjung Setia, berasarkan data
dan analisa yang dilakukan baik itu terhadap data sekunder dan data primer dari hasil
wawancara mendalam, FGD, survey dan penghitungan langsung; kemudian dapat diketahui
isu strategis yang menjadi kunci dalam melakukan analisa lebih lanjut sehingga didapatkan
strategi dan arahan pengembangan yang sesuai dengan kondisi actual dan potensial dari
kepariwisataan di Tanjung Setia dan sekitarnya.
Isu strategis yang berkembang di KSK Tanjung Setia dan sekitarnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Sinkronisasi Kebijakan
Pembangunan pariwisata di Tanjung Setia dimulai dari kebijakan baik mengenai
pariwisata maupun sektor lainnya. Meningkatnya status Tanjung Setia sebagai kawasan
strategis menjadikan kebutuhan akan kebijakan yang holistik menjadi tinggi. Akan tetapi
status Tanjung Setia sebagai kawasan strategis belum diikuti dengan kebijakan yang
harmonis dan saling mendukung satu dengan lainnya. Melihat perkembangan Tanjung
Setia yang dinilai kurang signifikan, perlu adanya kebijakan yang dapat menjawab
permasalahan yang terjadi untuk membenahi pariwisata di Tanjung Setia, seperti
kebijakan tentang tata guna lahan, kebijakan terkait ijin kepemilikan pulau, kebijakan
pengembangan pariwisata dan lainnya.
2. Status Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan lahan menjadi isu yang sangat krusial dalam penataan kawasan
Tanjung Setia dan sekitarnya untuk menjadi destinasi unggulan. Kondisi actual saat ini
terkait kepemilikan lahan Tanjung Setia yaitu sebagian besar lahan strategis sudah
dimiliki oleh pihak swasta dan menutup akses pada pantai publik yang sebenarnya
menjadi daya tarik wisata. Akan tetapi hingga saat ini lahan tersebut tidak terbangun dan
menjadikan kawasan tersebut terbengkalai dan tidak dapat dikembangkan secara
optimal. Selain itu, di sekitar pesisir pantai Kawasan Tanjung Setia ternyata sudah
dimiliki oleh pihak swasta maupun pribadi dan telah pula dikeluarkan sertfikat
kepemilikan oleh Pemerintah. Kejelasan status lahan sesuai tata ruang menjadi isu

PENDAHULUAN 1-60
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

strategis selanjutnya yang harus ditanggapi sesegera mungkin untuk memulai


pembangunan Tanjung Setia dan sekitarnya sebagai destinasi pariwisata.
Sebagian besar lahan di Tanjung Setia sudah dimiliki oleh investor dan masyarakat.
Akan tetapi lahan tersebut dibiarkan tidak terbangun bertahun-tahun. Sementara
perkembangan yang terjadi kemudian tumbuhnya warung-warung milik masyarakat yang
dibangun di tanah investor dengan ijin sementara maupun tanpa ijin dari pihak investor.
Hal ini menjadikan posisi pemilik warung kapan saja harus siap untuk digusur. Sekitar
pesisir pantai merupakan kawasan dimana pedagang asong tidak diperkenankan untuk
berjualan, namun seiring makin meingkatknya jumlah wisatawan, menjadikan peluang
bagi masyarakat untuk dapat menyediakan fasilitas makan minum di lokasi tersebut.
Kepemilikan lahan yang tidak kunjung terbangun ini menjadi hambatan bagi pemerintah
daerah dalam penyusun rencana tata ruang dan pengembangan kawasan. Sebenarnya
hal ini dapat dijadikan potensi bagi Pemerintah Daerah dalam melakukan
pengembangan, dikarenakan sebenarnya investor sudah ada meskipun pembangunan
lahan belum direalisasikan. Dibutuhkan kebijakan tegas dari Pemerintah Daerah dalam
penyikapi stagnansi pembangunan di Tanjung Setia dengan memberikan sanksi kepada
investor yang tidak juga membangun di lahannya, dan membuat kebijakan tata ruang
kawasan untuk Tanjung Setia dan sekitarnya. Dengan ditetapkannya Tanjung Setia
sebagai kawasan strategis kabupaten dan Destinasi Pariwisata Nasional, serta Kawasan
Pembangunan Pariwisata Daerah (KPPD) diharapkan dapat kemudian menjadi pemicu
para investor untuk memulai kembali pembangunan di Tanjung Setia.
3. Produk wisata yang belum variatif
Variasi produk menjadi salah satu isu strategis yang perlu untuk dipertimbangkan ketika
akan mengembangkan sebuah destinasi pariwisata. Di Tanjung Setia dan sekitarnya
hingga saat ini baru terdapat aktivitas wisata yang lebih memanfaatkan potensi wisata
saja, sehingga aktivitas yang kemudian banyak dijumpai lebih pada menikmati pantai
dan pemandangan. Belum ada kreasi aktivitas yang memberi nilai lebih pada potensi
yang ada. Aktivitas air seperti snorkeling dan diving masih belum optimal dikembangkan
dan disesuaikan dengan potensi dan kondisi lingkungan sementara Tanjung Setia yang
juga kaya akan adat dan budaya belum sepenuhnya memanfaatkan hal tersebut. Selain
itu pengembangan daya tarik wisata yang berupa buatan belum secara optimal
dikembangkan di Tanjung Setia dan sekitarnya padahal daya tarik buatan manusia akan
sangat membantu meningkatkan nilai potensi pariwisata yang ada. Selain itu penciptaan
event-event kreatif yang dikemas secara berkelanjutan dan memberikan ciri khas pada
kawasan menjadi hal yang multak untuk dapat dikembangkan di Tanjung Setia dan
sekitarnya. Hal ini mempengaruhi lama tinggal wisatawan dan waktu kunjungan di
masing-masing daya tarik wisata.
4. Ketersediaan sarana pendukung pariwisata
Sarana air bersih dan listrik selalu menjadi isu dalam pengembangan wisata yang jauh
dari pusat ibu kota provinsi. Terbatasnya pengambilan cadangan air bersih dikarenakan
infrastruktur pengolahan air yang masih minim tersedia, sehingga mengandalkan air
sumur/air tanah yang berdampak terhadap penurunan muka tanah atau land
subsidence. Keterbatasan energi listrik yang masih menjadi kendala di Pesisir Barat

PENDAHULUAN 1-61
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

khususnya Tanjung Setia, dimana tegangan listrik yang sering berubah-ubah bahkan tak
jarang listrk mati setiap harinya. Hal ini terjadi dikarenakan pasokan listrik masih belum
dapat memenuhi kebutuhan, sementara untuk dapat mengembangkan Pesisir Barat
dibutuhkan pasokan listrik lebih besar untuk dapat merangsang pertumbuhan investasi
di Pesisir Barat khususnya Tanjung Setia dan sekitarnya, dimana listrik menjadi
hambatan besar dalam mengembangkan investasi di kawasan tersebut. Selain listrik,
bahan bakar minyak pun menjadi kendala, dimana pasokan bahan bakar minyak masih
sering tersendat dan ini berpengaruh signifikan pada percepatan pembangunan
kawasan Tanjung Setia dan sekitarnya.
5. Sumber Daya Manusia Pariwisata
Perkembangan destinasi pariwisata harus kemudian di dukung dengan kualitas sumber
daya pariwisata yang mumpuni dan memiliki kualitas serta daya saing. Namun
sementara ini untuk mengembangkan Tanjung Setia, sumber daya manusia pariwisata
masih sangat minim. Selain itu fasilitas pendidikan pariwisata yang ada belum dapat
menutupi kebutuhan tenaga kerja pariwisata di Pesisir Barat.
Sebagaimana dikemukakan dalam FGD dengan multipihak pariwisata, diakui
bahwa sumber daya manusia pariwisata masih jauh di bawah rata-rata. Indikator jumlah
lembaga pendidikan formal berbasis pariwisata masih sangat minim, yaitu hanya
terdapat satu SMA di Pekon Biha dan 1 universitas di Pekon Marang. Begitupun dengan
fasilitas pendidikan non formal seperti pelatihan-pelatihan yang efektif untuk
membangun keterampilan pengusaha di Tanjung Setia perlu untuk ditingkatkan.
6. Fasilitas Pengelolaan Sampah dan Limbah
Mengingat kawasan Tanjung Setia merupakan pesisir pantai yang memiliki rawan abrasi
serta rentan akan dampak lingkungan, sampah dan limbah akan menjadi masalah
kedepannya jika tidak terkelola dengan baik. Pengelolaan sampah yang tepat guna dan
fasilitas pengolahan limbah cair yang komunal dan dapat mendaur ulang air di kawasan
tersebut menjadi solusi yang tidak dapat dihindarkan. Perlu adanya campur tangan
teknologi dalam upaya pengelolaan sampah dan limbah cair di kawasan Tanjung Setia
dan sekitarnya untuk menjadikan kawasan tersebut berkelanjutan.
7. Kelembagaan pariwisata di Tanjung Setia dan sekitarnya
Kelembagaan menjadi salah satu pilar pariwisata yang penting untuk dibangun di
kawasan yang tengah berkembangan seperti Tanjung Setia. Manajemen dan system
pengelolaan yang baik perlu juga didukung oleh lembaga yang dapat bekerja secara
terfokus untuk membenahi Tanjung Setia dan menjadikannya sebagai destinasi
unggulan. Tata kelola destinasi yang baik seyogyanya memiliki tim yang kuat yang terdiri
dari pemangku kepentingan pariwisata yang dapat bekerja sama membuat program dan
menjalankannya secara bersamaan untuk mencapai target yang telah ditentukan.
8. Pemberdayaan masyarakat sebagai komponen pembangunan pariwisata di Tanjung
Setia
Masyarakat merupakan komponen penting dalam pembangunan kepariwisatan di
Tanjung Setia dan sekitarnya. Masyarakat bukan menjadi obyek saja melainkan harus
menjadi subyek dalam pengembangan Tanjung Setia dan sekitarnya sebagai destinasi

PENDAHULUAN 1-62
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

pariwisata yang dapat berkelanjutan. Masyarakat harus memiliki andil besar dan
diberikan porsi yang semestinya dalam pengembangan pariwisata di Tanjung Setia.
9. Penataan kawasan pariwisata
Selama kurun waktu satu dekade terakhir telah banyak penelitian dan studi perencanaan
pengembangan dalam rangka mengembangkan Tanjung Setia dan sekitarnya sebagai
destinasi pariwisata unggulan. Akan tetapi hingga saat ini hasil dari studi dan penelitian
tersebut tidak terealisasikan dikarenakan berbagai hal. Perlu adanya pengkajian ulang
terkait semua peraturan dan dijadikan pendekatan dalam membuat perencanaan
penataan kawasan yang holistik. Seperti misalnya penataan pesisir sekitar pantai
dengan mengusung konsep water-front city perlu kiranya ditindaklanjuti sebagai salah
astu alternative penataan kawasan yang lebih berkelanjutan dan bernilai estetika tinggi.
Demikian halnya dengan kawasan lainnya di Tanjung Setia dan sekitarnya.
10. Ketersediaan moda transportasi pendukung pariwisata
Transportasi merupakan isu tersendiri yang berkembang dalam upaya penataan
pariwisata di Pesisir Barat. Hingga saat ini wisatawan yang berkunjung ke Tanjung Setia
dan sekitarnya harus menyewa kendaraan baik itu sepeda motor, mobil SUV, mini van,
hingga bus untuk bisa melakukan kunjungan ke semua titik daya tarik wisata di Tanjung
Setia. Hal ini dinilai belum optimal dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan dan
juga terhadap upaya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Ketersediaan fasilitas
/moda transportasi umum yang terkoneksi dengan fasilitas transportasi lainnya seperti
bandara, bus umum dan pelabuhan menjadikan pergerakan wisatawan di Tanjung Setia
dan sekitarnya dapat lebih optimal.
11. Fasilitas akomodasi
Hingga saat ini wisatawan yang berkunjung ke Tanjung Setia umumnya menginap di
kawasan sekitar pesisir pantai, dimana perkembangan akomodasi secara signifikan
terjadi. Sementara itu di Tanjung Setia sendiri, dikarenakan permasalahan kepemilikan
lahan yang sudah dimiliki oleh swasta namun tidak juga dibangun hingga saat ini
menjadikan di kawasan tersebut tidak bisa berkembang pesat, sementara untuk dapat
menahan wisatawan lebih lama di kawasan Tanjung Setia dan sekitarnya perlu
disediakan variasi fasilitas yang banyak seperti misalnya akomodasi dalam bentuk resort
atau hotel dan atau bentuk penginapan lainnya.
12. Peluang Investasi
Peluang investasi pada dasarnya sangat besar untuk kawasan Tanjung Setia dan
sekitarnya. Dengan banyaknya studi dan perencanaan yang telah ada pemetaan
investasi pariwisata seharusnya dapat disusun. akan tetapi peluang investasi kemudian
terbentur oleh permasalahan kepemilikan lahan dan nilai Tanjung Setia sebagai
destinasi dengan nilai investasi yang tinggi belum terlihat oleh investor.
Berdasarkan isu strategis yang berkembang dalam upaya pembangunan pariwisata di
Tanjung Setia dan sekitarnya, dapat kemudian dilakukan penilaian terhadap urgensi
atau prioritas pengembangan yang harus dilakukan terlebih dahulu sebagai solusi
penataan kawasan Tanjung Setia dan sekitarnya. Penilaian dapat kemudian dilakukan
dengan memberikan pembobotan terhadap perlu atau tidaknya isu tersebut di atas

PENDAHULUAN 1-63
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

dipertimbangkan dan juga penting atau tidaknya isu di atas untuk direaliasikan. Untuk itu
akan dilakukan pembobotan berdasarkan pengamatan lapangan dan hasil diskusi
dengan stakeholder pariwisata yang dikonversi kedalam nilai kuantitaif dengan
menggunakan skala, sebagaimana dalam tabel berikut.
Tabel 1.28
Penilaian Urgensi Isu Strategis Pengembangan Pariwisata di Tanjung Setia dan
sekitarnya
Tingkat Tingkat
No Isu Strategis Hasil
kepentingan Keperluan
1 Kebijakan 4 5 9
2 Status kepemilikan lahan 5 5 10
3 Variasi produk pariwisata 4 4 8
4 Sarana pendukung pariwisata 4 5 9
5 Sumber daya manusia pariwisata 4 3 7
6 Fasilitas pengelolaan limbah dan sampah 4 3 7
7 Kelembagaan pariwisata 3 3 6
8 Pemberdayaan masyarkat 4 4 8
9 Penataan kawasan pariwisata 5 4 9
10 Ketersediaan moda transportasi umum 3 3 6
11 Fasilitas akomodasi 4 3 7
12 Peluang investasi 4 4 8
Sumber: hasil wawancara dengan stakeholders, 2020
Keterangan penilaian:
Tingkat Kepentingan Tingkat Keperluan Bobot
Sangat penting Sangat perlu 5
Penting Perlu 4
Cukup penting Cukup perlu 3
Kurang Penting Kurang perlu 2
Tidak penting Tidak perlu 1
Berdasarkan tabel penilaian di atas dapat dilihat kriteria pengembangan yang perlu
dilakukan segera berdasarkan prioritas yaitu:
I. Penyelesaian permasalahan kepemilikan dan kepengelolaan lahan
II. Penyediaan sarana pendukung pariwisata
III. Pembentukan kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata
IV. Penataan kawasan pariwisata yang sesuai dengan tata ruang
V. Variasi produk dan daya tarik wisata
VI. Pemberdayaan masyarakat pendukung pariwisata
VII. Investasi pariwisata
VIII. Ketersediaan moda transportasi pendukung pariwisata, dan
IX. Kelembagaan pariwisata.

Selain dengan melakukan penilaian prioritas pengembangan melalui prioritasi isu


strategis, untuk dapat menggali permasalahan yang berkembang dan bagaimana
pendekatan yang harus dilakukan oleh pengelola baik itu pemerintah maupun swasta dan
masyarakat, perlu kiranya dilakukan analisis TOWS terhadap isu tersebut di atas yang
dijabarkan pada poin-poin berikut.
a. Ancaman/Treats
1. Masuknya SDM kepariwisataan dari luar Tanjung Setia, sehingga dapat menggusur
SDM dari Tanjung Setia sendiri.
2. Pemasaran kepariwisataan Tanjung Setia yang berlebihan dapat menjadi bumerang
bagi pengembangan usaha pariwisata Tanjung Setia, akibat penyusunan program

PENDAHULUAN 1-64
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

pemasaran oleh stakeholder dari luar Tanjung Setia, yang tidak memahami kondisi
destinasi pariwisata yang ada.
3. Status kepemilikan lahan. Banyak lahan yang diklaim milik pribadi dan tidak segera
dikembangkan, sehingga menghambat perkembangan kepariwisataan.
4. Akses teknologi informasi yang terbatas.
5. Pesaing Tanjung Setia untuk wisata bahari yang cukup banyak di bagian lain
Indonesia.

b. Peluang/Opportunities
1. Penduduk dapat menerima kegiatan pembangunan, baik secara umum maupun
untuk sektor-sektor tertentu seperti sektor pariwisata, industri, dan lain-lain.
2. Telah ada kebijakan kepariwisataan lintas wilayah administrasi yang mengatur
tentang pengembangan pariwisata Tanjung Setia.
3. Pertumbuhan jumlah wisatawan domestik dan mancanegara di Indonesia.
4. Potensi pengembangan kawasan maritim, wisata bahari, dan budaya.
5. Kebijakan pengembangan kawasan maritim dan wisata bahari.
6. Pertambahan jumlah kelas menengah dari DKI Jakarta, sebagai lokasi potensial
wisatawan.
7. Karakter masyarakat yang ramah dan terbuka.

c. Kelemahan/Weakness
1. Kondisi status kepemilikan lahan didominasi oleh investor dan relatif mangkrak
selama puluhan tahun. Sehingga kawasan tidak berkembang-Antithesa dengan
potensi nya yang melimpah ruah
2. Kondisi penyediaan air bersih dan listrik masih belum optimal
3. Kondisi-kondisi kependudukan, sosial dan budaya yaitu:
o Tingkat pendapatan penduduk rendah.
o Tingkat pendidikan penduduk rendah.
o Tingkat pengangguran cukup tinggi.
4. Belum ada lembaga pendidikan dan institusi pengembangan SDM di Tanjung Setia
yang dapat mendukung pelaksanaan pengembangan SDM kepariwisataan.
5. Belum ada akademisi kepariwisataan di Tanjung Setia yang dapat menyokong SDM
kepariwisataan.
6. Tingkat kompetensi SDM kepariwisataan umumnya dan lulusan sekolah
kepariwisataan di Tanjung Setia masih belum memuaskan.
7. Pemilikan modal pada tiap-tiap sektor perekonomian kurang menyertakan
pengusaha setempat, karena kemampuan berinvestasinya yang masih rendah.
8. Sediaan sarana transportasi umum masih minim.
9. Ketersediaan fasilitas pariwisata masih minim.
10. Kinerja stakeholder kepariwisataan masih rendah.
11. Pengembangan destinasi wisata belum terkonsep dan terfasilitasi dengan
profesional.
12. Atraksi kebudayaan belum diselenggarakan secara rutin sebagai daya tarik
wisatawan
d. Kekuatan/Strengths

PENDAHULUAN 1-65
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1. Pesisir Barat yang berada di Lampung memiliki keuntungan lokasi dikarenakan


letaknya relatif berdekatan dengan DKI Jakarta yang merupakan kota international
gateway. Tanjung Setia pun memiliki keuntungan lokasi karena letaknya relatif dekat
dengan pusat kota Krui dan Biha, dengan waktu tempuh sekitar 15-20 menit.
2. Keberadaan obyek daya tarik pantai/pesisir dan laut yang masih lestari, yang dapat
mendukung upaya pembangunan wisata bahari bagi pengembangan perekonomian
Kabupaten Pesisir Barat dan Indonesia.
3. Memiliki Keanekaragaman hayati (flora dan fauna) yang bermacam-macam.
4. KSK Tanjung Setia dan sekitarnya memiliki karakteristik yang unik, yaitu berupa
gugusan batu granit berukuran ‘raksasa’.
5. Kualitas prasarana transportasi cukup baik.
6. Penduduk memiliki akar sosial-budaya yang cukup kuat.
7. Sektor pariwisata merupakan sektor unggulan kebijakan pembangunan (RPJMD
Kabupaten Belitung Tahun 2010 – 2014).
8. Pemasaran kepariwisataan Tanjung Setia sudah banyak dilakukan oleh stakeholder
di luar Tanjung Setia/Krui.
9. Sudah terdapat Lembaga/Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Tanjung Setia
yang saat ini berjumlah 17 orang pengelola, sehingga mampu mendukung
pelaksanaan pengembangan kepariwisataan.
10. Pertumbuhan tahunan (annual growth) jumlah wisatawan Nusantara, maupun laju
pertumbuhan (annual growth rate) tahunan jumlah wisatawan Nusantara,
menunjukkan angka positif.

PENDAHULUAN 1-66
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Tabel 1.29
Analisis TOWS Pengembangan Pariwisata KSK Tanjung Setia dan sekitarnya
Ancaman/Treats Peluang/Opportunities
T O
• Peningkatan kualitas sumber daya • Melakukan sosialisasi terkait
manusia pariwisata untuk masyrakat pembangunan pariwisata yang berpihak
Pesisir Barat pada masyarakat
• Membangun srategi pemasaran yang • Peningkatan kerjasama lintas daerah
Kekuatan/Stength

berjejaring dan terkontrol, dengan dalam mengembangkan pariwisata


perencanaan pemasaran yang matang bersama
• Melakukan pendekatan kepada pemilik • Membuat target perencanaan pariwisata
S

lahan dan membuat solusi kerjasama yang menyasar pada peningkatan


pemerintah dan swasta dalam jumlah kunjungan wisatawan
pengelolaan lahan di Kawasan • Mengembangkan produk wisata
Tanjung Setia dan sekitarnya berbasis bahari yang kreatif dan unik di
• Mengembangkan teknologi informasi Tanjung Setia dan sekitarnya
yang dapat diakses oleh semua pihak • Meningkatkan kapasitas dan identitas
• Membuat kerjasama pengembangan masyarakat Pesisir Barat yang
dan jejaring produk pariwisata dengan bercirikhas kelokalan sebagai bentuk
destinasi yang memiliki daya tarik yang dukungan pengembangan pariwisata di
serupa Tanjung Setia
• Mebuat kebijakan terkait penataan • Meningkatkan kualitas dan kapasitas
lahan dan solusi tindaklanjut penduduk untuk menjunjang
kepemilikan lahan untuk lahan tidak pembangunan kepariwisataan di
terbangun Tanjung Setia dan sekitaranya
• Meningkatkan tingkat urgensi • Pembuatan kebijakan bersama lintas
kebijakan menjadi kebijakan nasional sektor dan lintas wilayah terkait
lintas kementerian untuk mengatasi penataan lahan
soluasi lahan • Peningkatan kualitas sarana dan

Kelemahan/Weakness

Membangun infrastruktur penunjang prasarana penunjang pariwisata di


kegiatan pariwisata seperti penyediaan Tanjung Setia
sarana air bersih, listrik, medai • Pengembangan moda transportasi yang
komunikasi, drainase, persampahan, dapat menghubungkan satu daya tarik
W

limbah dan lainnya ke daya tarik lainnya di Tanjung Setia


• Membangun sarana pendidikan dan Lampung pada umumnya
pariwisata baik formal maupun informal • Mengoptimalkan perencanaan
dan memberikan sertifikasi pada pembangunan berbasis kemaritiman di
pekerja pariwisata semua sektor
• Membuka peluang investasi untuk • Membuat rencana pemasaran yang
masyarakat lokal tepat sasaran dan disesuaikan dengan
• Menerapkan perencanaan pengembangan produk pariwisata di
pengembangan sesuai dengan kajian Tanjung Setia
yang telah disusun bersama • Membuat peta investasi dan
• Mengemas produk berbasis budaya mengembangkan strategi investasi
dalam bentuk pertunjukan dan event daerah
serta budaya keseharian menjadi
produk alternatif di Tanjung Setia dan
sekitarnya
Sumber: Hasil Analisis, 2020

PENDAHULUAN 1-55
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1 PENDAHULUAN.............................................................................................1-0
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................1-1
1.2 TUJUAN DAN SASARAN ...........................................................................1-1
1.2.1 Tujuan ..................................................................................................1-1
1.2.2 Sasaran................................................................................................1-1
1.3 DASAR HUKUM..........................................................................................1-2
1.4 RUANG LINGKUP ......................................................................................1-5
1.4.1 Ruang Lingkup Lokasi .........................................................................1-5
1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan......................................................................1-5
1.5 KELUARAN .................................................................................................1-8
1.6 TINJAUAN KEBIJAKAN TATA RUANG ......................................................1-8
1.6.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ..............................................1-8
1.6.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi .............................................1-10
1.6.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pesisir Barat ...................1-13
1.7 TINJAUAN KEBIJAKAN SEKTORAL ........................................................1-20
1.7.1 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-
2025 (Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011) .............................................1-20
1.7.2 Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Provinsi
Lampung Tahun 2010-2025 ....................................................................................1-22
1.7.3 Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Pesisir Barat (Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2016) .......................................1-25
1.8 Profil Kawasan Strategis Kabupaten Tanjung Setia .................................1-26
1.8.1 Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administratif ...........................1-26
1.8.2 Karateristik Fisik.................................................................................1-35
1.8.2.1 Topografi dan Kemiringan ............................................................1-35
1.8.2.2 Jenis Tanah .................................................................................1-38
1.8.2.3 Hidrologi .......................................................................................1-40
1.8.2.4 Klimatologi ...................................................................................1-40
1.8.2.5 Kawasan Rawan Bencana ...........................................................1-43
1.8.2.6 Kondisi Penggunaan Lahan .........................................................1-47
1.8.3 Sosial Kependudukan ........................................................................1-53
1.8.4 Kondisi Perekonomian .......................................................................1-53
1.8.5 Potensi Ekonomi ................................................................................1-55
1.8.5.1 Sektor Pertanian ..........................................................................1-55

PENDAHULUAN 1-56
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

1.8.5.2 Sektor Kehutanan ........................................................................1-56


1.8.5.3 Sektor Perikanan .........................................................................1-57
1.8.5.4 Sektor Peternakan .......................................................................1-57
1.8.5.5 Perkebunan ..................................................................................1-57
1.8.5.6 Pariwisata ....................................................................................1-58
Gambar 1.27 Obyek Wisata Pantai Tanjung Setia .................................1-60
1.8.5.7 Sektor Industri ..............................................................................1-60
1.8.5.8 Perdagangan ...............................................................................1-61
Gambar 1.28 Fasilitas Perdagangan .......................................................1-61
1.8.6 Sarana dan Prasarana .......................................................................1-62
1.8.6.1 Prasarana Jalan ...........................................................................1-62
Gambar 1.29 Kondisi Jalan Di Kawasan Kawasan Strategis Kabupaten,
Tanjung Setia .....................................................................................................1-62
1.8.6.2 Perhubungan dan Transportasi....................................................1-57
Gambar 1.29 Garadu Dan Jaringan Listrik .............................................1-57
1.8.6.3 Jumlah Rumah .............................................................................1-57
Gambar 1.31 Kondisi Kawasan Permukiman .........................................1-58
1.8.6.4 Fasilitas Sosial .............................................................................1-58
Gambar 1.33 Fasilitas Peribadatan .........................................................1-59
Gambar 1.34 Fasilitas Kesehatan............................................................1-59
1.9 ISU STRATEGIS KSK TANJUNG SETIA .................................................1-60

Tabel 1.1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017-2037 .......1-17
Tabel 1.2 Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Lampung dan Kawasan
Pembangunan Pariwisata Daerah (KPPD) .....................................................................1-24
Tabel 1.3 Desa-desa yang masuk kedalam Kawasan Strategis Kabupaten Tanjung
Setia................................................................................................................................1-26
Tabel 1.4 Topografi di KSK Tanjung Setia ............................................................1-35
Tabel 1.5 Ketinggian di KSK Tanjung Setia ..........................................................1-35
Tabel 1.6 Jenis Tanah di KSK Tanjung Setia ........................................................1-38
Tabel 1.7 Geologi di KSK Tanjung Setia ...............................................................1-38
Tabel 1.8 DAS di KSK Tanjung Setia ....................................................................1-40
Tabel 1.9 Kerentanan Gerakan Tanah di KSK Tanjung Setia ...............................1-43
Tabel 1.10 Luas Penutupan Lahan di KSK Tanjung Setia ....................................1-47
Tabel 1.11 Jumlah Penduduk KSK Tanjung Setia Tahun 2018 ............................1-53
Tabel 1.12 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen) Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2015-2019 ..................................................................................................1-53

PENDAHULUAN 1-57
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Tabel 1.13 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015-2019....................................................................1-55
Tabel 1.14 Luas Lahan Sawah Dan Lahan Bukan Sawah Per Pekon Di KSK
Tanjung Setia..................................................................................................................1-55
Tabel 1.15 Jenis/Bahan Olahan Damar Mata Kucing ...........................................1-56
Tabel 1.16 Populasi Ternak Besar dan Kecil Per Kecamatan Tahun 2017 ..........1-57
Tabel 1.17 Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan .............................................1-58
Tabel 1.18 Sebaran Wisata Di Kecamatan Pesisir Selatan ..................................1-59
Tabel 1.19 Banyaknya Hotel/Losmen, Bioskop dan Obyek Wisata di KSK Tanjung
Setia................................................................................................................................1-59
Tabel 1.20 Banyaknya Industri Kecil/Kerajinan Rumah Tangga Menurut Jenis
Industri Per Pekon Dikecamatan Pesisir Selatan ...........................................................1-60
Tabel 1.21 Banyaknya Fasilitas Perdagangan Jasa Kecamatan Pesisir Selatan
Tahun 2018.....................................................................................................................1-61
Tabel 1.22 Kondisi Ruas Jalan Kabupaten di Kecamatan Pesisir Selatan Tahun
2020 ................................................................................................................................1-55
Tabel 1.23 Pemakai Energi Listrik di KSK Tanjung Setia Tahun 2020 .................1-57
Tabel 1.24 Jumlah Rumah di KSK Tanjung Setia Tahun 2017 .............................1-58
Tabel 1.25 Jumlah Fasilitas Pendidikan di KSK Tanjung Setia Tahun 2018 .........1-58
Tabel 1.26 Jumlah Fasilitas Peribadatan di KSK Tanjung Setia Tahun 2018 .......1-59
Tabel 1.27 Jumlah Fasilitas Kesehatan di KSK Tanjung Setia Tahun 2018 .........1-59
Tabel 1.28 Penilaian Urgensi Isu Strategis Pengembangan Pariwisata di Tanjung
Setia dan sekitarnya .......................................................................................................1-64
Tabel 1.29 Analisis TOWS Pengembangan Pariwisata KSK Tanjung Setia dan
sekitarnya .......................................................................................................................1-55

Gambar 1.1 Tinjauan Kabupaten Pesisir Barat dalam Rencana Struktur Ruang
Wilayah Nasional ..............................................................................................................1-9
Gambar 1.2 Tinjauan Kabupaten Pesisir Barat dalam Rencana Pola Ruang Wilayah
Nasional ..........................................................................................................................1-10
Gambar 1.3 Tinjauan Kabupaten Pesisir Barat dalam Rencana Struktur Ruang
Wilayah Provinsi Lampung .............................................................................................1-11
Gambar 1.4 Tinjauan Kabupaten Pesisir Barat dalam Rencana Struktur Ruang
Wilayah Provinsi Lampung .............................................................................................1-12
Gambar 1.5 Tinjauan Kabupaten Pesisir Barat dalam Rencana Kawasan Strategis
Provinsi Lampung ...........................................................................................................1-13
Gambar 1.6 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pesisir Barat.................................1-18
Gambar 1.7 Peta Destinasi Pariwisata Nasional Krakatau – Ujung Kulon dan
Sekitarnya .......................................................................................................................1-21
Gambar 1.8 Peta Kawasan Destinasi Pariwisata Daerah (DPD) Provinsi Lampung1-
23
Gambar 1.9 Peta DPD, KSPD, dan KPPD Pesisir Pantai Barat Lampung, TNBBS
dan sekitarnya ................................................................................................................1-24
Gambar 1.10 Peta Deliniasi Kawasan Strategis Tanjung Setia ............................1-34

PENDAHULUAN 1-58
LAPORAN BUKU RENCANA
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG (RTR)
KAWASAN STRATEGIS TANJUNG SETIA

Gambar 1.11 Peta Pembagian Kawasan Inti Dan Kawasan Penyangga, Kawasan
Startegis Tanjung Setia ..................................................................................................1-35
Gambar 1.12 Peta Topografi Kawasan Strategis Tanjung Setia ...........................1-36
Gambar 1.13 Peta Kemiringan Kawasan Strategis Tanjung Setia ........................1-37
Gambar 1.14 Peta Morfologi Kawasan Strategis Tanjung Setia ...........................1-38
Gambar 1.15 Peta Jenis Tanah Kawasan Strategis Tanjung Setia ......................1-39
Gambar 1.16 Peta Curah Hujan Kawasan Strategis Tanjung Setia .....................1-43
Gambar 1.17 Peta Rawan Bencana Tanah Longsor Kawasan Strategis Tanjung
Setia................................................................................................................................1-44
Gambar 1.18 Peta Rawan Bencana Gelombang Ekstrim Dan Abrasi, Kawasan
Strategis Tanjung Setia ..................................................................................................1-45
Gambar 1.19 Peta Rawan Bencana Tusnami Kawasan Strategis Tanjung Setia 1-46
Gambar 1.20 Peta Rawan Bencana Banjir Kawasan Strategis Tanjung Setia ....1-47
Gambar 1.21 Peta Rawan Bencana Banjir Bandang Kawasan Strategis Tanjung
Setia................................................................................................................................1-48
Gambar 1.22 Peta Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan Kawasan Strategis
Tanjung Setia..................................................................................................................1-49
Gambar 1.23 Grafik Penutupan Lahan Kawasan Strategis Tanjung Setia ..........1-47
Gambar 1.24 Peta Penutupan Lahan Kawasan Strategis Tanjung Setia.............1-48
Gambar 1.25 Peta Sebaran Penduduk Kawasan Strategis Tanjung Setia ...........1-54
Gambar 1.26 Damar Mata Kucing ......................................................................1-56
Gambar 1.27 Obyek Wisata Pantai Tanjung Setia ............................................1-60
Gambar 1.28 Fasilitas Perdagangan ..................................................................1-61
Gambar 1.29 Kondisi Jalan Di Kawasan Kawasan Strategis Kabupaten,
Tanjung Setia ................................................................................................................1-62
Gambar 1.30 Peta Jaringan Jalan Kabupaten di Kecamatan Pesisir Selatan ......1-56
Gambar 1.31 Kondisi Kawasan Permukiman....................................................1-58
Gambar 1.32 Kondisi Fasilitas Pendidikan .......................................................1-58
Gambar 1.33 Fasilitas Peribadatan ....................................................................1-59
Gambar 1.34 Fasilitas Kesehatan ......................................................................1-59

PENDAHULUAN 1-59

Anda mungkin juga menyukai