iStock
Gangguan jiwa memerlukan penanganan yang baik.
Baca Juga : Cemburu Buta Pada Pasangan Bisa Jadi Tanda Gangguan Jiwa
Jika penduduk Bali per tahun 2017 berjumlah 4.230.051 jiwa, maka 9.729
warga Bali (mendekati angka 1 juta) mengalami gangguan jiwa berat (ODGJ).
Ini termasuk angka yang sangat tinggi.
Sementara itu, World Health Organization (WHO) mencatat bahwa ada 540
juta penduduk di dunia menderita gangguan jiwa. Sedangkan angka
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa yaitu 50 persen hingga 92 persen.
Hal ini diakibatkan karena kurangnya dukungan sosial dari keluarga maupun
masyarakat.
Tribun Bali
Provinsi Bali peringkat empat jumlah penderita gangguan jiwa
Sedangkan, pada tahun 2018, sedang dilakukan riset ulang oleh litbangkes
khusus di Kementerian Kesehatan dengan gabungan beberapa departemen,
untuk memperbaharui datanya. Meski demikian, sebelum hasil Riskesdas
2018 diumumkan, maka data Riskesdas tahun 2013 masih akan tetap
digunakan.
“Seluruh Indonesia menggunakan data 2013 ini hingga data tahun 2018
diekspos,” kata Basudewa.
“Sulit untuk diprediksi. Paling tidak, populasi gangguan jiwa yang sudah
ditangani, baru akan terpantau pada hasil riset 2018. Sebab pada riset
tersebut diungkapkan pula angka kunjungan ke rumah sakit. Dari situ nanti
kita lihat, bukan hanya jumlahnya saja, namun juga seperti apa upaya para
keluarga mencari pertolongan dari pasien-pasien itu,” ujarnya.
Pernah Dipasung
Dari penelitian tersebut ditemukan pula bahwa 14,3 persen seseorang yang
mengalami gangguan jiwa berat pernah dipasung.
“Karena ini sampling, kami beranggap dari 7.000 pasien gangguan jiwa yang
pernah dilayani, berapa kali dalam satu tahun yang kambuh berulang-ulang di
rumah sakit, maka 14,3 persen dari pasien itu pasti ada riwayat dipasung. Ini
yang kami waspadai, mana yang sudah pernah dipasung, mana yang akan
dipasung, dan mana yang kembali dipasung,” tambahnya.
Menurut Bambang, pemasungan terjadi karena keluarga malu, sehingga
mereka menutup diri dari masyarakat. Padahalan kondisi ini membuat
penderita semakin memburuk.
1/
2/
1.PROGRAM SURVEILANS
a.Kegiatan TH 2019
3) PE DBD
4) Pelacakan K3JH
b) Masalah kendala :
Aparat desa/ Toma agar secara aktif memotivasi masyarakat agar ikut secara aktif melakukan
pengawasan kesling (PE sederhana), mencegah, dan melaporkan pada petugas bila ada penyakit dilingk.
Sekitarnya yang berpotensi KLB.
2.Program Yankestradkom
a.Kegiatan th 2019
b) Masalah/Kendala
2) SK Pembentukan kelompok Asman dan kader kelomok Asman dari Desa belum ada.
1) Adanya data yang valid dari desa jumlah Hattra, dan mendorong Hattra untuk mau mendaftarkan
diri serta mengurus ijin praktek sehingga bias memasang plang praktek Hattra
2) Bapak Prebekel agar segera bisa menerbitkan SK Pembentukan Kelompok Asman dan Kader Asman
1) Pelacakan ODGJ
b) Kendala/masalah
2) Partisifasi keluarga dalam mengurus dan mendukung pengobatan ODGJ masih kurang
1) Pihak terkait mohon bantuannya membantu pengurusan dan penerbitan KIS ODGJ
2) Tokoh masyarakat/Aparat desa agar ikut mendorong keluarga agar mau mengurus dan mendukung