Anda di halaman 1dari 46

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan tiga siklus, yaitu : siklus
pertama, siklus kedua dan siklus ketiga.
1. Siklus 1
Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Dalam siklus ini
penulis tidak mengetahui bagaimana pemahaman siswa tentang semangat
belajar aturan-aturan sosial dalam sekolah. Sehingga penulis tidak bisa
mengukur bagaimana pemahaman siswa tentang semangat belajar aturan-
aturan sosial.
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan RPP mata pelajaran PPKn tentang norma dalam
kehidupan bermasyarakat.
Yang pertama penulis lakukan adalah berkoordinasi dengan
guru untuk membuat RPP mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dengan bertema norma dalam kehidupan
bermasyarakat.
2) Mempersiapkan materi untuk pembelajaran tentang semangat
belajar norma-norma.
Peneliti mencoba mempersiapkan materi pembelajaran tentang
semangat belajar aturan-aturan sosial dalam kehidupan. Dengan
mempersiapkan materi dan alat peraga dalam pembelajaran.
3) Mempersiapkan tehnik dalam pembelajaran
Peneliti mempersiapkan tehnik pembelajaran kelas, hal ini
dimaksudkan untuk membuat pemahaman siswa lebih mudah dan
lebih gampang.

33
34

b. Tindakan
1) Peneliti memberikan penjelasan secara umum tentang semangat
belajar norma-norma yang baik maupun semangat belajar norma-
norma yang buruk.
Peneliti memberikan penjelasan secara umum tentang semangat
belajar norma-norma yang baik maupun semangat belajar norma-
norma yang buruk. Hal ini bertujuan agar siswa paham dengan apa
yang mereka tidak ketahui tentang semangat belajar aturan-aturan
sosial.
2) Peneliti menugaskan siswa untuk berpendapat dan bertanya tentang
apa yang mereka tidak pahami.
Peneliti menugaskan siswa untuk berpendapat dan bertanya
tentang apa yang mereka tidak pahami. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana pemahaman siswa tentang apa yang telah di
jelaskan.
3) Peneliti menugaskan siswa untuk melakukan presentasi di depan
kelas
Peneliti menugaskan siswa untuk presentasi di depan kelas dan
hal ini membantu peneliti untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa tentang semangat belajar aturan-aturan sosial.
4) Peneliti memberikan kesimpulan
Peneliti memberikan kesimpulan tentang apa yang mereka
pahami tentang materi yang telah diajarkan.
c. Observasi
1) Melihat bagaimana presentasi siswa di depan kelas
Peneliti mengobservasi bagaimana siswa melakukan presentasi di
depan kelas.
2) Melihat bagaimana pemahaman siswa tentang semangat belajar
aturan-aturan sosial
35

Peneliti mengobservasi bagaimana pemahaman siswa tentang


semangat belajar aturan-aturan sosial di dalam kelas yang telah di
ajarkan.
d. Refleksi
Peneliti mengamati bagaimana siswa melaksanakan dan
mengaplikasikan semangat belajar aturan-aturan sosial dalam
kehidupan sehari-harinya di dalam kelas.
Dan pada aspek terakhir dalam siklus pertama ini peneliti
merefleksikan bagaimana siswa melaksanakan dan megaplikasikan
semangat belajar aturan-aturan sosial dalam kehidupan sehari-harinya,
dan ketuntasan belajar siswa mencapai 50% yaitu dengan jumlah 15
siswa mendapatkan pemahaman yang cukup.

Hasil Observasi Siklus I


N Aspek yang diamati Skor Ket
o 1 2 3 4
1 Situasi belajar siswa dikelas 
2 Semangat belajar siswa 
3 Metode pembelajaran dan daya tangkap 
siswa
4 Alat bantu pembelajaran di kelas 
5 Tanggapan siswa dalam penjelasan 
materi oleh guru di dalam kelas melalui
artikel
6 Siswa dapat memahami materi yang 
diberikan oleh guru tentang semangat
belajar aturan-aturan sosial
7 Soal yang ditugaskan kepada siswa 
8 Tingkat kesalahan dalam menjawab 
soal
9 Hasil pembelajaran 
10 Hasil jawaban soal siswa 
Jumlah 1 16 3
Total skor 20
Rata-rata 2
36

Keterangan Kriteria
Kriteria Nilai Presentase
Sangat Baik 4 76%-100%
Baik 3 51%-75%
Cukup 2 26%-50%
Kurang Baik 1 0%-25%

Hasil Ketuntasan Belajar Siswa


60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
1

2. Siklus II
Pembelajaran dengan menggunakan metode musyawarah dengan
menggunakan artikel
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan RPP mata pelajaran PPKn tentang Norma Dalam
Kehidupan Bermasyarakat.
Yang pertama penulis lakukan adalah berkoordinasi dengan
guru untuk membuat RPP mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dengan bertema semangat belajar aturan-aturan
sosial.
2) Mempersiapkan materi untuk pembelajaran tentang semangat
belajar norma-norma.
37

Guru beserta penulis mencoba mempersiapkan materi


pembelajaran tentang semangat belajar aturan-aturan sosial dalam
kehidupan. Dengan mempersiapkan materi dan alat peraga dalam
pembelajaran.
3) Mempersiapkan tehnik dalam pembelajaran
Peneliti mempersiapkan tehnik pembelajaran di dalam kelas
menggunakan artikel pembelajaran tentang semangat belajar
aturan-aturan sosial, ini dimaksudkan untuk membuat pemahaman
siswa lebih mudah.
b. Tindakan
1) Peneliti memberikan penjelasan secara umum tentang semangat
belajar norma-norma yang baik maupun semangat belajar norma-
norma yang buruk.
Peneliti memberikan penjelasan secara umum tentang semangat
belajar norma-norma yang baik maupun semangat belajar norma-
norma yang buruk, hal ini agar siswa mengetahui tentang apa yang
mereka tidak ketahui dengan semangat belajar aturan-aturan sosial
2) Peneliti menugaskan siswa untuk berpendapat dan bertanya tentang
apa yang mereka tidak pahami.
Peneliti menugaskan siswa untuk berpendapat dan bertanya
tentang apa yang mereka tidak pahami. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana pemahaman siswa tentang materi yang
telah dijelaskan melalui artikel pembelajaran.
3) Peneliti menugaskan siswa untuk melakukan presentasi di depan
kelas.
Peneliti menugaskan siswa untuk melakukan presentasi di
depan kelas, hal ini membantu peneliti untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dijelaskan
melalui artikel pembelajaran.
4) Peneliti memberikan kesimpulan
38

Peneliti memberikan kesimpulan tentang apa yang siswa


pahami dan yang telah diajarkan melalui artikel pembelajaran.
c. Observasi
1) Melihat bagaimana siswa melakukan presentasi di depan kelas
Peneliti mengobservasi bagaimana siswa mempresentasikan
materi yang telah diajarkan melalui artikel pembelajaran di depan
kelas.
2) Melihat bagaimana pemahaman siswa tentang semangat belajar
aturan-aturan sosial yang telah diajarkan melalui artikel
pembelajaran.
d. Refleksi
Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik. Data
diperoleh dengan cara wawancara, lalu dicek dengan observasi atau
angket. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang
lain untuk memastikan data yang dianggap benar. Bagan untuk
triangulasi dengan tiga pokok pengumpulan data adalah sebagai
berikut :
Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data (Sugiono 2012:372)
Wawancara Observasi

Angket Koesioner
Peneliti mengamati bagaimana siswa melaksanakan dan
mengaplikasikan semangat belajar aturan-aturan sosial dalam
kehidupan sehari-harinya di dalam kelas.
Dan pada aspek terakhir dalam siklus kedua ini peneliti merefleksi
bagaimana siswa melaksanakan dan mengaplikasikan semangat belajar
39

aturan-aturan sosial dalam kehidupan sehari-hari, dan hasil ketuntasan


belajar siswa mencapai 62,5% yaitu dengan jumlah 20 siswa
mendapatkan pemahaman yang baik..
Hasil Observasi Siklus II
N Aspek yang diamati Skor Ket
o 1 2 3 4
1 Materi yang diajarkan di dalam kelas 
2 Semangat belajar siswa 
3 Pemahaman siswa dalam penjelasan 
materi oleh guru di depan kelas
4 Pemanfaatan dalam menggunakan alat 
pembelajaran oleh siswa
5 Soal yang ditugaskan kepada siswa 
6 Tingkat kesalahan dalam menjawab 
soal
7 Hasil pembelajaran 
8 Hasil jawaban soal siswa 
Jumlah 8 12
Total skor 20
Rata-rata 2,5

Keterangan Kriteria
Kriteria Nilai Presentase
Sangat Baik 4 76%-100%
Baik 3 51%-75%
Cukup 2 26%-50%
Kurang Baik 1 0%-25%
40

Hasil Ketuntasan Belajar Siswa


70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Siklus I Siklus II

3. Siklus III
Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran di dalam
kelas.
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan RPP mata pelajaran PPKn tentang Norma Dalam
Kehidupan Bermasyarakat
Yang pertama yang penulis lakukan adalah berkoordinasi
dengan guru untuk membuat RPP mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan dengan tema Norma Dalam
Kehidupan Bermasyarakat.
2) Mempersiapkan materi untuk pembelajaran tentang semangat
aturan-aturan sosial melalui metode bermain peran.
Guru beserta penulis mencoba mempersiapkan materi
pembelajaran tentang semangat belajar aturan-aturan sosial dalam
kehidupan. Dengan mempersiapkan materi dan alat peraga dalam
pembelajaran menggunakan metode bermain peran di dalam kelas.
3) Mempersiapkan tehnik dalam pembelajaran
41

Peneliti mempersiapkan tehnik pembelajaran dalam kelas. Hal


ini dimaksudkan untuk mepermudah siswa memahami materi yang
telah diajarkan dengan menggunakan metode bermain peran.
b. Tindakan
1) Peneliti memberikan penjelasan secara umum tentang semangat
belajar norma-norma yang baik dan norma-norma yang buruk.
Peneliti memberikan penjelasan secara umum tentang norma-
norma baik dan norma-norma buruk, hal ini agar siswa tahu dan
paham dengan apa yang siswa tidak ketahui tentang semangat
belajar aturan-aturan sosial dengan menggunakan metode bermain
peran di dalam kelas.
2) Peneliti menugaskan siswa untuk berpendapat dan bertanya tentang
apa yang mereka tidak pahami, hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana pemahaman siswa tentang materi yang
telah dijelaskan dengan menggunakan metode bermain peran di
dalam kelas.
3) Peneliti menugaskan siswa untuk melakukan presentasi di depan
kelas
Peneliti menugaskan siswa untuk mempersentasikan materi
yang telah diajarkan, dengan menggunakan metode bermain peran
agar peneliti mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang
materi tersebut.
4) Peneliti memberikan kesimpulan
Peneliti memberikan kesimpulan tentang apa yang mereka
pahami dari materi yang telah diajarkan dengan menggunakan
metode bermain peran di dalam kelas.
c. Observasi
1) Melihat bagaimana siswa melakukan presentasi di depan kelas
Peneliti mengobservasi bagaimana siswa melakukan presentasi
di depan kelas dengan menggunakan metode bermain peran
42

2) Melihat bagaimana pemahaman siswa tentang semangat belajar


aturan-aturan sosial
Peneliti mengobservasi bagaimana pemahaman siswa tentang
semangat belajar aturan-aturan sosial yang telah diajarkan di dalam
kelas.
d. Refleksi
Peneliti mengamati bagaimana siswa melaksanakan dan
mengaplikasikan semangat belajar aturan-aturan sosial dalam
kehidupan sehari-harinya di dalam kelas.
Dan pada aspek terakhir dalam siklus ketiga ini penulis merefleksi
bagaimana siswa melaksanakan dan mengaplikasikan semangat belajar
aturan-aturan sosial dalam kehidupan sehari-harinya di dalam kelas.
Dan hasil ketuntasan belajar siswa mencapai 87% yaitu dengan jumlah
28 siswa mendapatkan pemahaman yang sangat baik.
Hasil Observasi Siklus III
N Aspek yang diamati Skor Ket
o 1 2 3 4
1 Pengajaran guru di dalam kelas 
2 Pemahaman siswa tentang materi yang 
telah diberikan minggu lalu
3 Soal yang ditugaskan kepada siswa 
4 Tingkat kesalahan dalam menjawab 
soal
5 Hasil pembelajaran 
6 Hasil jawaban soal siswa 
Jumlah 9 12
Total skor 21
Rata-rata 3,5

Keterangan Kriteria
Kriteria Skor Presentase
Sangat Baik 4 76%-100%
Baik 3 51%-75%
Cukup 2 26%-50%
Kurang Baik 1 0%-25%
43

Hasil Ketuntasan Hasil Belajar Siswa


100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Siklus I Siklus II Siklus III

B. Pembahasan, Penyajian Data dan Analisis Hasil Penelitian


a. Pembahasan
Berikut ini diuraikan secara singkat mengenai apa yang dilakukan
ditiap kegiatan.
1) Planning (Perencanaan Tindakan)
Perencanaan Tindakan adalah menyusun perangkat pembelajaran sesuai
dengan mata pelajaran/materi yang akan diajarkan. Perencanaan tindakan
dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti. Setelah diuji
kelayakan masalah yang akan diteliti kemudian di rencanakan tindakan
selanjutnya.

2) Acting (Pelaksanaan Tindakan)


Pelaksaan tindakan adalah melaksanakan perencanaan tindakan atau
perangkat pembelajaran yang sudah direncanakan yang sudah
direncanakan oleh guru model dan/atau peneliti. Dalam hal ini peneliti
menjalankan dua peran yaitu sebagai guru model dan sebagai peneliti.
Pada pelaksanaan tindakan, perencanaan pelaksanaan tindakan di bantu
oleh tim kolaborasi.
44

3) Observing (Observasi)
Observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran oleh kolaborator dan/atau observer. Kegiatan observasi
berlangsung secara simultan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan.
4) Reflecting (Evaluasi/Refleksi)
Refleksi adalah kegiatan mengulas/mengulang materi yang baru saja
dibahas/dipelajari. Berdasarkan hasil refleksi, kolaborasi dan guru
menyimpulkan apakah tindakan yang dilakukan sudah dapat mencapai
keberhasilan dari seluruh indikator yang ditentukan atau belum.
b. Penyajian Data
1. Siklus I
a) Tahap Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus I yakni dengan menggunakan
metode ceramah dan mempersiapkan RPP mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan dengan bertema Norma Dalam
Kehidupan Bermasyarakat.
b) Tahap Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dalam waktu
2 x 40 menit. Materi yang diberikan adalah semangat belajar norma-
norma.
c) Penyajian Data
pada observasi untuk menilai aktifitas siswa yang dilakukan oleh
peneliti didapatkan hasil sebagai berikut:

% keaktifan = Jumlah Skor Keseluruhan x 100 %


Skor maksimal
= 20 x 100 % = 50 %
40
Aktifitas siswa selama pembelajaran siklus I masih tergolong
cukup, hal ini dapat dilihat dari persentase nilai aktifitas siswa yang
memperoleh skor 50 % dengan kategori cukup.
45

d) Tahap Refleksi
Berdasarkan data dan obervasi yang dilakukan observer pada
penelitian Siklus I, terlihat aktifitas siswa yang cukup ketika
melaksanakan pembelajaran menggunakan metode ceramah, namun
tingkat keaktifan siswa belum maksimal dari hasil belajar yang
diperoleh. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan siklus I dirasakan
peneliti kurang memperhatikan kondisi kesiapan siswa.
2. Siklus II
a) Tahap Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II yakni dengan menggunakan
metode musyawarah dan mempersiapkan RPP mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan bertema Norma
Dalam Kehidupan Bermasyarakat.
b) Tahap Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dalam
waktu 2 x 40 menit. Materi yang diberikan adalah semangat belajar
norma-norma.
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan pendahuluan, guru mempersiapkan bahan ajar,
media pembelajaran serta alat peraga yang akan digunakan. Guru
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengabsen siswa, memberikan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti
Pada kegitan ini peneliti mulai masuk ke dalam materi.
Dan memulai pembelajaran menggunakan artikel pembelajaran
tentang semangat belajar aturan-aturan sosial agar siswa lebih
mudah memahami. Kemudian siswa dibagi menjadi 3 kelompok
untuk mempresentasikan materi tentang perbuatan buruk dan
perbuatan baik. Serta memberikan kesempatan kepada siswa
46

untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami atau


dimengerti mengenai materi yang dipraktikkan dan yang telah
diajarkan. Kemudian peneliti menguji Pemahaman siswa dalam
materi aturan-aturan sosial, setiap kelompok kemudian membuat
pertanyaan dan jawaban untuk kelompok lain. Setiap kelompok
diminta untuk maju kedepan untuk menyampaikan pendapat
mereka dari hasil jawaban yang dikasih pertanyaan dari setiap
kelompok tersebut. Setelah semua tugas selesai, peneliti dengan
siswa meluruskan kesalahpahaman tentang penyelesaian materi
agar diperoleh penguatan dalam pemahaman materi.
3) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir peneliti melakukan evaluasi terhadap
kegiatan selama proses pembelajaran dan mencatat aktivitas
siswa yang dirasa belum memuaskan atau masih harus
ditingkatkan. Peneliti memberikan tugas rumah untuk siswa
tentang materi yang telah disampaikan.
4) Penyajian Data
Pada observasi untuk menilai aktifitas siswa dan guru yang
dilakukan oleh peneliti dan observer didapatkan hasil sebagai
berikut:
% keaktifan = Jumlah Skor Keseluruhan x 100 %
Skor maksimal
= 20 x 100 % = 62,5 %
32
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa aktifitas
siswa selama pembelajaran sudah baik, hal ini dapat dilihat dari
persentase nilai aktifitas siswa yang memperoleh skor 62,5%
dengan kategori baik..
5) Refleksi
Pada siklus ini, tingkat keaktifan siswa baik. Pembelajaran
yang diperbaiki dengan melaksanakan presentasi dalam kelas
47

dirasakan cukup efektif untuk menciptakan aktivitas siswa yang


tinggi namun tetap tertib dan terkontrol. Sehingga pada akhirnya
dapat dicapai peningkatan hasil belajar bila dibandingkan dengan
siklus 1.
3. Siklus III
a) Tahap Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus III yakni dengan
berkoordinasi dengan guru untuk membuat RPP mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dengan tema Norma
Dalam Kehidupan Bemasyarakat.
b) Tahap Pelaksanaan
Siklus III dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan dalam waktu 2 x
40 menit. Materi yang diberikan adalah tentang semangat belajar norma-
norma.yang baik dan norma-norma yang buruk.
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan pendahuluan, peneliti mempersiapkan bahan ajar,
media pembelajaran serta alat peraga yang akan digunakan. Peneliti
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa,
mengabsen siswa, memberikan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pada kegitan ini peneliti mulai masuk ke dalam materi.
Siswa di bagi 3 kelompok untuk mempresentasikan materi tentang
perbuatan buruk dan perbuatan baik. Serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum dipahami atau dimengerti mengenai materi yang
dipraktekkan dan yang telah diajarkan. Kemudian peneliti
menguji Pemahaman siswa dalam materi aturan-aturan sosisl,
setiap kelompok kemudian membuat pertanyaan dan jawaban
untuk kelompok lain. Setiap kelompok diminta untuk maju
kedepan untuk menyampaikan pendapat mereka dari hasil jawaban
48

yang diberi pertanyaan dari setiap kelompok tersebut. Setelah


semua tugas selesai, peneliti dengan siswa meluruskan
kesalahpahaman tentang penyelesaian materi agar diperoleh
penguatan dalam pemahaman materi.
3) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir peneliti melakukan evaluasi terhadap
kegiatan selama proses pembelajaran dan mencatat aktivitas
siswa yang dirasa belum memuaskan atau masih harus
ditingkatkan. Dan penulis merefleksi bagaimana siswa
melaksanakan dan mengaplikasikan semangat belajar aturan-aturan
sosial dalam kehidupan sehari-harinya di dalam kelas..
4) Penyajian Data
Pada observasi untuk menilai aktifitas siswa yang dilakukan
oleh peneliti dan observer didapatkan hasil sebagai berikut:
% keaktifan = Jumlah Skor Keseluruhan x 100 %
Skor maksimal
= 21 x 100 % = 87 %
24
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa aktifitas
siswa selama pembelajaran sudah sangat baik, hal ini dapat dilihat
dari persentase nilai aktifitas siswa yang memperoleh skor 87%
dengan kategori sangat baik.

5) Refleksi
Pada siklus ini, tingkat keaktifan siswa sangat baik.
Pembelajaran yang diperbaiki dengan melaksanakan presentasi
dalam kelas dirasakan cukup efektif untuk menciptakan aktivitas
siswa yang tinggi namun tetap tertib dan terkontrol. Sehingga pada
akhirnya dapat dicapai peningkatan hasil belajar bila dibandingkan
dengan siklus 1 dan II.
49

c. Analisis Hasil Penelitian


Pembahasan hasil penelitian pada hakikatnya dimaksudkan untuk
menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat oleh peneliti dalam
penelitian. Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dijawab dengan
deskripsi data secara kualitatif dari lembar observasi siklus I, siklus II dan
siklus III
Data peningkatan keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode bermain peran selama penelitian dapat dilihat pada
diagram dibawah ini.

Hasil Ketuntasan Hasil Belajar Siswa


100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Siklus I Siklus II Siklus III

Dari data hasil belajar siklus I, II dan III, terdapat siswa yang
mengalami peningkatan hasil belajar, 4 orang belum mengalami
peningkatan dari seluruh siswa yang berjumlah 30 orang. Dengan
demikian maka sebagian besar siswa telah mengalami peningkatan hasil
belajar seperti terlihat pada tabel berikut ini
Tabel Peningkatan Hasil Belajar
No Predikat Jumlah Siswa Persentase
1. Meningkat 26 87%
2. Belum Meningkat 4 13%
Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis
menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode bermain peran
dapat meningkatkan hasil ketuntasan belajar siswa..
50

C. Temuan Penelitian
1. Gambaran Umum SMP PGRI Kalimulya Depok
SMP PGRI Kalimulya Depok adalah merupakan sekolah menengah
pertama yang berlokasi di Jl Kebon Duren, Kelurahan Kalimulya,
Kecamatan Cilodong Kota Depok. berakreditasi A.
SMP PGRI Kalimulya Depok terdapat diantara sekolah-sekolah SMP
baik negeri maupun swasta, diantaranya ada sekolah SMP Karya Bangsa,
SMPIT As Shof, SMP Integral Hidayatullah, SMP Negeri 6 dan masih
banyak lagi. Walaupun demikian SMP PGRI Kalimulya Depok tidak kalah
bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya guna mendidik siswa-siswinya
menjadi generasi berakhlakul karimah.
SMP PGRI Kalimulya Depok sebagai lembaga pendidikan memiliki
struktur organisasi sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Guru / Staf pengajar sebanyak 32 orang
d. Bagian Tata Usaha sebanyak 3 orang
e. Staf Kebersihan sebanyak 3 orang
Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran di SMP PGRI Kalimulya
Depok memiliki fasilitas sebagai berikut:
a. Rombongan belajar (Rombel) terdapat 26 ruang
b. Ruang guru dan kantor 1 lokal
c. Ruang kepala sekolah
d. Ruang tata usaha
e. Ruang ibadah siswa dan guru (mushola)
f. Perpustakaan
g. Laboratorium Ipa
h. Laboratorium komputer
i. Ruang UKS
j. Toilet siswa dan toilet guru
k. Kantin
51

l. Gudang
m. Lapangan
Tugas dan tanggung jawab guru dalam melaksanakan pembelajaran di
SMP PGRI Kalimulya Depok sebagai beriku:
a. Membuat perangkat pembelajaran
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar mengajar melalui
ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir
d. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian
e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengajaran
f. Mengisi daftar nilai siswa
g. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan)
kepada guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar
h. Membuat alat peraga
i. Mengembangkan sikap menghargai karya seni
j. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum
k. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
l. Mengadakan pengembangan program pengajaran menjadi tanggung
jawabnya
m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
n. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum mulai pengajaran
o. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktik
p. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan
pangkatnya
2. Temuan Penelitian Melalui Observasi
a. Penelitian Lapangan (Observasi)
Diawali denagn meminta ijin kepada kepala sekolah SMP PGRI
Kalimulya Depok, agar penelitian ini berjalan lancar,
Berdasarkan pengamatan di lapangan peneliti menemukan bahwa
adanya hubungan erat antara semangat belajar aturan-aturan sosial melalui
52

metode bermain peran, sesuai dengan apa yang telah dilakukan sekolah itu
sejak lama.
Pada waktu peneliti mengamati proses penyajian bahan yang
dilakukan oleh guru, siswa tampak bersemangat mengikutinya, tetapi
mereka terlihat kurang aktif. Dapat dilihat pokok bahasan dalam metode
biasa siswa kurang memahami, hal ini disebabkan karena pengalaman
belajar yang mereka miliki belum mencapai standar sehingga guru dalam
proses belajar mengajar kurang aktif. Dan guru selalu berusaha untuk
menyampaikan informasi terbaru pada siswa dengan tujuan agar bahan
yang disajikan sesuai atau relevan dengan kehidupan dan kebutuhan
mereka sehari-hari.
Bahan yang disajikan oleh guru tidak terlepas dari konsep dan fakta,
disini terlihat adanya kekurangan sumber dan bahan yang di gunakan
sehingga guru di kelas lebih banyak bertanya kepada siswa dengan tujuan
untuk menggali potensi siswa.
Dalam menyajikan bahan guru terlihat menguasai dan memberikannya
secara berurut dan sistematis, sesuai dengan langkah-langkah yang telah
direncanakan. Dalam proses pembahasan pada menit terakhir guru selalu
memberikan tugas kepada siswa untuk menambah bahan ajar yang
kurang.
Pokok bahasan yang disajikan oleh guru yang tersedia hanya bahan
ajarnya saja, sehingga pokok bahasan yang bahan ajaranya tidak tersedia
terlewati, dan hal ini merupakan masalah yang dihadapi oleh guru dalam
mengembangkan metode bermain peran yang akan di sampaikan kepada
siswa.
Adapun upaya guru di kelas VII SMP PGRI Kalimulya Depok dengan
meningkatkan profesionalisme mengajar sehingga harapan pihak sekolah
baik kepala sekolah, guru-guru dan siswa-siswi dapat mengaplikasikan
metode bermain peran dalam belajar untuk meningkatkan minat membaca
siswa, sehingga kelas VII SMP PGRI Kalimulya Depok dapat bersaing
dengan sekolah-sekolah pavorit yang ada di daerah jawa barat.
53

3. Temuan Melalui Wawancara


Adapun penelitian kedua adalah melalui wawancara kepada orang-
orang yang berkaitan dengan semangat belajar aturan-aturan sosial dan
metode bermain peran yaitu: kepala sekolah, guru dan murid-murid.
Dengan penelitian wawancara ini penulis akan mengetahui secara pasti
tentang upaya guru dalam mengaplikasikan metode bermain peran yang di
upayakan oleh guru.
Responden pertama yang diwawancarai adalah Anisa Rahmalia pada
pendidikan terakhir beliau adalah sarjana pendidikan di UNINDRA lulus
tahun 2000 jurusan bimbingan konseling. Lamanya beliau mengajar 19
tahun.
Menurut ibu Anisa Rahmalia SMP PGRI Kalimulya Depok dalam
melaksanakan metode bermain untuk meningkatkan semangat belajar
aturan-aturan sosial beliau banyak mengalami kesulitan yang diantaranya
adalah bahan ajar yang ada dalam metode bermain itu, dimana guru
mengalami kesulitan dalam mendapatkan sumber untuk mengembangkan
bahan ajar yang ada dalam metode bermain yang akan diberikan kepada
siswa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap jalannya proses belajar
mengajar di kelas, sehingga guru harus lebih kreatif dalam mencari bahan
ajar tersebut.
Teknik dan pendekatan dalam mengorganisasikan bahan ajar ada
beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan kontekstual dan pendekatan
konvensional. Dimana kedua pendekatan ini memiliki perbedaan yang
sangat jauh yaitu dalam mencari bahan materi, bukan hanya guru tetapi
siswa juga ikut berperan didalamnya. Sedangkan dalam pendekatan
konvensioanal yang berperan hanya guru.
Menurut Anisa dalam mengorganisasikan bahan ajar tidak akan
terlepas dari pendekatan yang digunakan. Kemampuan-kemampuan dan
sumber-sumber yang ingin dicapai oleh siswa, pendekatan yang digunakan
dalam mengorganisasikan bahan ajar yang cocok dan tepat adalah
pendekatan kontekstual, karena hal ini sesuai dengan yang ada dalam
54

metode bermain yaitu memfokuskan pada kemampuan melakukan tugas-


tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat
kompetensi tertentu. Sedangkan kemampuan yang ingin dicapai dalam
setiap mengorganisasikan bahan ajar yang akan diberikan kepada siswa
adalah kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan
psikomotorik.
Menurut Anisa salah satu kelebihan dari metode bermain adalah
adanya pengembangan silabus, dalam hal ini guru diupayakan untuk
mengimplementasikan isi atau metode bermain yang ada dalam
KURTILAS. Adapun manfaat yang dirasakan oleh guru dengan adanya
pengembangan silabus diantaranya adalah bertambah dan berkembangnya
wawasan, serta guru mendapatkan kemudahan dalam proses mengajar di
kelas.
Dalam mengimplementasikan dan mengembangkan metode bermain,
Anisa menggunakan prinsip sesuai dengan KURTILAS (kurikulum 2013)
yang diantaranya mencakup kebutuhan siswa dan relevansi dengan
kehidupan sehari-hari. Komponen dalam penyusunan silabus adalah
dengan metode bermain, kompetensi dasar, materi pokok, uraian
pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/bahan/alat. Diantara
komponen-komponen tersebut yang paling diutamakan adalah
pengalaman, dan yang paling diharapkan adalah adanya hasil perubahan
yang ada pada diri siswa tentang pelanggaran HAM dari yang tidak tahu
menjadi tahu dan setelah siswa paham diharapkan siswa tidak melakukan
pelanggaran HAM tersebut.
Responden kedua yang diwawancarai adalah Safrudin Fahmi adalah
salah satu guru di SMP PGRI Kalimulya Depok, pendidikan terakhir
beliau adalah sarjana pendidikan di UIK tahun 1990, adapun lamanya
beliau mengajar yaitu selama 20 tahun. Tanggapan Fahmi terhadap bahan
ajar yang ada dalam pembelajaran sama dengan Anisa. Beliau mengalami
kesulitan dalam mencari dan mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan
55

metode bermain. Menurut beliau bahan yang ada dalam kompetensi


levelnya terlalu tinggi untuk diterapkan dan diberikan pada siswa SLTP,
sehingga dalam prakteknya tetap saja guru yang harus mencari sumbernya
dan hal ini tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
Dalam metode bermain materi yang harus diberikan kepada siswa
dalam satu semester ada tiga pokok materi, tetapi dalam pelaksanaannya
ada yang terlewatkan. Menurut Fahmi hal itu terjadi karena minim dan
kurangnya bahan ajar sehingga beliau mengalami kesulitan dalam
menyamoaikan materi pada siswa.
Teknik yang digunakan oleh Fahmi dalam mengorganisaaikan bahan
ajar adalah :
1. Mempelajari metode bermain yang berknaan dengan pokok
bahasan
2. Mempelajari bahan pengajaran yang sesuai dengan pokok
bahasan
3. Menyusun bahan pelajaran secara sistematis
4. Menetapkan evaluasi baik secara lisan maupun tulisan serta
tugas
Sedangkan pendekatan yang digunakan Fahmi dalam pengorganisasian
bahan ajar adalah pendekatan konvensional dan pendekatan kontekstual.
Beliau menggunakan kedua pendekatan ini karena siswa sebagian belum
tahu dan paham tentang materi yang diberikan oleh guru.
Dalam memilih dan menyusun bahan ajar tidak akan terlepas dari
tujuan yang ingin dicapai oleh siswa serta kemampuan yang ingin dimiliki
oleh siswa. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam setiap
pengorganisasian bahan yang akan disampaikan kepada siswa adalah
siswa dapat memahami dan mempraktekan materi yang telah disampaikan.
Sedangkan kemampuan-kemampuan yang ingin dicapai menurut beliau
yang paling utama adalah afektif, dan bisa mengembangkan psikomotor
siswa.
56

Menurut Fahmi dengan dikembangkannya metode bermain, sekolah


menjadi punya keleluasaan untuk menyusuri dan mengembangkan silabus
dimana dengan adanya semangat belajar aturan-aturan sosial tersebut, guru
menjadi bertambah wawasan dan pengetahuannya serta dapat
meningkatkan profesionalisme kerjanya. Beliau beranggapan demikian
karena setelah dikembangkan metode bermain beliau lebih sering
membaca dan mencari ilmu dan materi yang berkaitan dengan bahan ajar
yang ada dalam metode bermain.
Dalam menyusun dan mengembangkan metode bermain Fahmi
mneggunakan prinsip-prinsip yang telah ditentukan yaitu memperhatikan
perkembangan dan kebutuhan siswa yang sistematis selalu dikaitkan
dengan kehidupan siswa sehari-hari. Adanya konsistensi antara
kompetensi dasar, materi pembelajaran, pengalaman belajar, percakapan
dan ilmiah. Cara beliau menggali pengalaman belajar siswa adalah dengan
mengkaji dan menganalisis materi yang akan disampaikan pada siswa
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa tersebut.

Lampiran 1

CATATAN LAPANGAN

Penelitian yang dilakukan peneliti di dalam kelas VII SMP PGRI


Kalimulya Depok, menemukan catatan-catatan setelah melihat, mengamati
dan meneliti kondisi dan situasi kelas VII SMP PGRI Kalimulya Depok.
Adapun hal-hal yang ada dilapangan antara lain:
57

1. Kepala Sekolah SMP PGRI Kalimulya Depok sangat senang sekali


karena dikunjungi mahasiswa guna meneliti beragam tema, dan kali ini
kepala sekolah sangat tertarik karena masalah yang diajukan peneliti
tentang semangat belajar aturan-aturan sosial siswa.
2. Di dalam penelitian, peneliti mendapatkan bahwa upaya meningkatkan
semangat belajar aturan-aturan sosial siswa sangat ditekankan oleh
guru
3. Penerapan semangat belajar aturan-aturan sosial di sekolah, selain
diterapkan di kelas oleh guru diterapkan kembali oleh siswa
4. Pengajaran PPKn dapat membina semangat belajar aturan-aturan sosial
siswa yang ada di dalam lingkungan sekolah
5. Guru sangat senang dengan kehadiran peneliti, karena guru dapat hasil
dalam membina semangat belajar aturan-aturan sosial siswa
6. Siswa sangat tertarik sekali dengan penelitian ini, karena banyak siswa
yang tidak mengetahui manfaat dari semangat belajar aturan-aturan
sosial yang baik

Lampiran 2

HASIL OBSERVASI SISWA


Siklus I
N Aspek yang diamati Skor Ket
o 1 2 3 4
1 Situasi belajar siswa dikelas 
2 Semangat belajar siswa 
3 Metode pembelajaran dan daya tangkap 
58

siswa
4 Alat bantu pembelajaran di kelas 
5 Tanggapan siswa dalam penjelasan 
materi oleh guru di dalam kelas melalui
artikel
6 Siswa dapat memahami materi yang 
diberikan oleh guru tentang semangat
belajar aturan-aturan sosial
7 Soal yang ditugaskan kepada siswa 
8 Tingkat kesalahan dalam menjawab 
soal
9 Hasil pembelajaran 
10 Hasil jawaban soal siswa 
Jumlah 1 16 3
Total skor 20
Rata-rata 2

Lampiran 3

HASIL OBSERVASI SISWA


Siklus II
N Aspek yang diamati Skor Ket
o 1 2 3 4
1 Materi yang diajarkan di dalam kelas 
2 Semangat belajar siswa 
3 Pemahaman siswa dalam penjelasan 
materi oleh guru di depan kelas
4 Pemanfaatan dalam menggunakan alat 
pembelajaran oleh siswa
5 Soal yang ditugaskan kepada siswa 
6 Tingkat kesalahan dalam menjawab 
59

soal
7 Hasil pembelajaran 
8 Hasil jawaban soal siswa 
Jumlah 8 12
Total skor 20
Rata-rata 2,5

Lampiran 4

HASIL OBSERVASI SISWA


Siklus III
N Aspek yang diamati Skor Ket
o 1 2 3 4
1 Pengajaran guru di dalam kelas 
2 Pemahaman siswa tentang materi yang 
telah diberikan minggu lalu
3 Soal yang ditugaskan kepada siswa 
4 Tingkat kesalahan dalam menjawab 
soal
5 Hasil pembelajaran 
6 Hasil jawaban soal siswa 
Jumlah 9 12
Total skor 21
Rata-rata 3,5
60

Lampiran 5

HASIL OBSERVASI GURU


N Aspek yang diamati Skor Ket
o 1 2 3 4
1 Keterampilan membuka kelas 
2 Penyajian materi pelajaran 
3 Penggunaan bahan/ajar 
4 Penguasaan materi pelajaran 
5 Strategi dalam kegiatan mengajar 
6 Mengaktifkan kegiatan belajar siswa 
7 Penguasaan kelas 
8 Pemberian tugas kepada siswa 
9 Keterampilan menutup pelajaran 
10 Pemanfaatan waktu 
Jumlah 8 12 8
Total skor 28
Rata-rata 2,8
61

Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Kepala Sekolah


1. Bagaimana semangat belajar aturan-aturan sosial siswa di sekolah ?
Semangat belajar aturan-aturan sosial siswa di sekolah kurang baik,
sehingga siswa kurang memahami bagaimana etika-etika dalam kehidupan
dan bagaimana bertingkah laku yang baik dalam masyarakat.
2. Bagaimana ibu memperhatikan semangat belajar siswa aturan-aturan sosial di
sekolah ?
Saya sebagai kepala sekolah hanya menyarankan agar guru PPKn atau
setiap guru menekankan pembelajaran tentang aturan-aturan sosial.
3. Sejauh mana perhatian khusus dalam meningkatkan semangat belajar aturan-
aturan sosial siswa di sekolah ?
Perhatian khusus saya sebagai kepala sekolah dalam meningkatkan norma-
norma kemasyarakatan di dalam sekolah adalah memberikan contoh atau
suritauladan yang baik bagi siswa tentang aturan-aturan sosial.
4. Sejauh mana pengaruh semangat belajar aturan-aturan sosial terhadap
pendidikan sekolah ?
Sangat berpengaruh, jika aturan-aturan social telah ada dalam diri siswa,
maka siswa akan menjadi santun terhadap sesama.
62

5. Apa yang ibu lakukan untuk meningkatkan semangat belajar aturan-aturan


sosial siswa di sekolah ?
Dengan selalu memberikan pengetahuan, motivasi dan masukan tentang
aturan-aturan sosial.
6. Sejauh mana upaya guru untuk meningkatkan semangat belajar aturan-aturan
sosial dengan menggunakan metode bermain peran dalam belajar ?
Dengan mengupayakan bagaimana saat pembelajaran menjadi asik dan
nyaman bagi siswa, sehingga siswa tidak merasa jenuh saat pembelajaran
berlangsung.
7. Sejauh mana ibu tahu metode bermain peran ?
Ya saya tahu metode bermain peran dalam pembelajaran termasuk metode
yang sangat efektif dalam pembelajaran.
63

Lampiran 7

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEY INFORMAN


Siklus I
I. Identitas Guru
1. Nama Guru : Anisa Rahmalia S.Pd
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : Guru Tetap Yayasan
4. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
5. Waktu Wawancara : senin, 04 februari 2019, Jam : 09:30 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Bagaimana semangat belajar aturan-aturan sosial siswa di sekolah ?
Semangat belajar aturan-aturan sosial di sekolah sangatkurang dalam
diri siswa, akan tetapi masih ada kesempatan untuk ditumbuhkan dalam
diri mereka.
2. Bagaimana ibu memperhatikan semangat belajar aturan-aturan sosial di
sekolah ?
Dengan selalu melihat bagaimana siswa bertingkah laku dan berinteraksi
sesama siswa.
3. Sejauh mana perhatian khusus dalam meningkatkan semangat belajar
aturan-aturan sosial di sekolah ?
64

Dengan selalu memberikan masukan tentang aturan-aturan sosial di


dalam sekolah.
4. Sejauh mana pengaruh semangat belajar aturan-aturan sosial terhadap
pendidikan di sekolah ?
Jika siswa sudah memahani aturan-aturan sosial dalam pembelajaran
maka pembelajaran akan menjadi kondusif tanpa ada kendala.
5. Apa yang ibu lakukan untuk meningkatkan semangat belajar aturan-aturan
sosial pada siswa di sekolah ?
Dengan selalu memberikan pemahaman pada siswa tentang norma-norma
kemasyarakatan.
6. Apakah ibu tahu metode bermain peran ?
Ya saya tahu metode bermain peran.
7. Sejauh mana upaya ibu sebagai seorang guru untuk meningkatkan
semangat belajar aturan-aturan sosial dengan menggunakan metode
bermain peran dalam belajar ?
Dengan menggunakan metode bermain peran, siswa menjadi lebih enjoy
dalam belajar, dan pemahaman siswa tentang aturan-aturan sosialakan
menjadi lebih baik.
65

Lampiran 8

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEY INFORMAN


Siklus II
I. Identitas Guru
1. Nama Guru : Anisa Rahmalia S.Pd
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Pekerjaan : Guru Tetap Yayasan
4. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
5. Waktu Wawancara : senin, 25 februari 2019, Jam : 09:30 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Apakah dengan metode bermain peran berhasil untuk meningkatkan
semangat belajar siswa ?
Iya, cukup berhasil.
2. Langkah-langkah apa saja yang ibu lakukan untuk mempersiapkan metode
pembelajaran bermain peran ?
Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik agar tertarik pada
masalah.
3. Apa saja kelebihan metode pembelajaran bermain peran yang ibu
gunakan?
Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan
dibahas dalam proses belajar
66

4. Apa saja kekurangan metode pembelajaran bermain peran yang ibu


gunakan?
Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru
maupun siswa, dan ini tidak semua guru memikinya.
5. Apakah ibu menjelaskan dari metode bermain beran?
Iya, saya menjelaskan tujuan metode bermain peran agar menumbuhkan
kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan social, menumbuhkan min
at dan motivasi belajar siswa.

Lampiran 9

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA INFORMAN


Siklus I
I. Identitas Siswa
1. Nama Siswa : Rajib Fahri Fahreji
2. Kelas : VII
3. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
4. Waktu Wawancara : Senin, 04 februari 2019, Jam : 10:00 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Apakah bapak/ibu guru selalu menjelaskan tujuan dan langkah
pembelajaran ?
Iya,selalu
2. Apakah bapak/ibu guru pernah melaksanakan pembelajaran di luar kelas ?
Pernah,
3. Apakah selama ini kamu merasa jenuh dengan pembelajaran yang
diterapkan oleh guru ?
Kadang-kadang
4. Saat kamu mendapatkan kesulitan belajar, apakah kamu selalu bertanya
kepada guru ?
Iya saya selalu bertanya.
5. Apakah guru menjelaskan pembelajaran tentang aturan-aturan ocial ?
67

Iya di jelaskan.
6. Apakah guru menjelaskan pembelajaran dengan metode bermain peran ?
iya
7. Apakah dengan metode bermain peran kamu lebih mudah memahami
pembelajaran ?
Iya, menjadi lebih mudah saya pahami.

Lampiran 10

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA INFORMAN


Siklus I
I. Identitas Siswa
1. Nama Siswa : Marcell Maylano Suprayogi
2. Kelas : VII
3. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
4. Waktu Wawancara : Senin, 04 februari 2019, Jam : 11:00 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Apakah bapak/ibu guru selalu menjelaskan tujuan dan langkah
pembelajaran ?
Iya,selalu
2. Apakah bapak/ibu guru pernah melaksanakan pembelajaran di luar kelas ?
Pernah,
3. Apakah selama ini kamu merasa jenuh dengan pembelajaran yang
diterapkan oleh guru ?
Kadang-kadang
4. Saat kamu mendapatkan kesulitan belajar, apakah kamu selalu bertanya
kepada guru ?
Kadang-kadang
5. Apakah guru menjelaskan pembelajaran tentang aturan-aturan ocial ?
68

Iya.
6. Apakah guru menjelaskan pembelajaran dengan metode bermain peran ?
iya
7. Apakah dengan metode bermain peran kamu lebih mudah memahami
pembelajaran ?
Iya, sedikit paham.

Lampiran 11

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA INFORMAN


Siklus I
I. Identitas Siswa
1. Nama Siswa : Marco Farell
2. Kelas : VII
3. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
4. Waktu Wawancara : Senin, 04 februari 2019, Jam : 11:30 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Apakah bapak/ibu guru selalu menjelaskan tujuan dan langkah
pembelajaran ?
Iya.
2. Apakah bapak/ibu guru pernah melaksanakan pembelajaran di luar kelas ?
Pernah.
3. Apakah selama ini kamu merasa jenuh dengan pembelajaran yang
diterapkan oleh guru ?
Selalu jenuh.
4. Saat kamu mendapatkan kesulitan belajar, apakah kamu selalu bertanya
kepada guru ?
Tidak pernah.
5. Apakah guru menjelaskan pembelajaran tentang aturan-aturan ocial ?
69

Iya.
6. Apakah guru menjelaskan pembelajaran dengan metode bermain peran ?
Iya.
7. Apakah dengan metode bermain peran kamu lebih mudah memahami
pembelajaran ?
Masih kurang paham.

Lampiran 12

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA INFORMAN


Siklus II
I. Identitas Siswa
1. Nama Siswa : Rajib Fahri Fahreji
2. Kelas : VII
3. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
4. Waktu Wawancara : Senin, 18 februari 2019, Jam : 10:00 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Bagaimana semangat belajar kamu tentang aturan-aturan ocial di
sekolah?
Cukup bersemangat.
2. Bagimana guru kamu memperhatikan semangat belajar siswanya tentang
aturan-aturan ocial di sekolah ?
Di sela-sela guru menjelaskn materi, guru selalu memberika pertanyaan
dadakan.
3. Sejauh mana perhatian khusus dalam meningkatkan semangat belajar
kamu tentang aturan-aturan ocial di sekolah ?
Setiap guru memberikan pertanyaan dadakan, saya selalu siap untuk
menjawab.
70

4. Sejauh mana pengaruh semangat belajar aturan-aturan ocial terhadap


pendidikan di sekolah ?
Sangat berpengaruh dengan baik.
5. Apa yang kamu lakukan untuk meningkatkan semangat belajar aturan-
aturan ocial di sekolah ?
Selalu membantu teman yang sedang kesusahan.
6. Apakah kamu tau metode bermain peran ?
Saya tahu, tapi belum sepenuhnya paham.
7. Sejauh mana upaya guru untuk meningkatkan semangat belajar aturan-
aturan ocial dengan menggunakan metode bermain peran dalam belajar ?
Guru selalu mengingatkan perbuatan baik dan perbuatan tidak baik di
setiap pembelajaran .
71

Lampiran 13

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA INFORMAN


Siklus II
I. Identitas Siswa
1. Nama Siswa : Marcell Maylano Suprayogi
2. Kelas : VII
3. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
4. Waktu Wawancara : Senin, 18 februari 2019, Jam : 11:00 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Bagaimana semangat belajar kamu tentang aturan-aturan sosial di sekolah?
Lumayan bersemangat.
2. Bagimana guru kamu memperhatikan semangat belajar siswanya tentang
aturan-aturan sosial di sekolah ?
Dengan memberikan pertanyaan dadakan.
3. Sejauh mana perhatian khusus dalam meningkatkan semangat belajar
kamu tentang aturan-aturan sosial di sekolah ?
Mengingatkan tentang perbuatan baik dan buruk yang diajarkan oleh
guru.
4. Sejauh mana pengaruh semangat belajar aturan-aturan sosial terhadap
pendidikan di sekolah ?
Cukup berpengaruh, karena saya bisa bersosialisasi dengan baik.
5. Apa yang kamu lakukan untuk meningkatkan semangat belajar aturan-
aturan sosial di sekolah ?
72

Bersikap sopan terhadap guru dan teman.


6. Apakah kamu tau metode bermain peran ?
Saya tahu, tapi belum terlalu paham.
7. Sejauh mana upaya guru untuk meningkatkan semangat belajar aturan-
aturan sosial dengan menggunakan metode bermain peran dalam belajar ?
Selalu menegur jika ada siswa yang berlaku kurang baik.

Lampiran 14

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA INFORMAN


Siklus II
I. Identitas Siswa
1. Nama Siswa : Marco Farell
2. Kelas : VII
3. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
4. Waktu Wawancara : Senin, 18 februari 2019, Jam : 11:30 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Bagaimana semangat belajar kamu tentang aturan-aturan sosial di sekolah?
Sedikt bersemangat.
2. Bagimana guru kamu memperhatikan semangat belajar siswanya tentang
aturan-aturan sosial di sekolah ?
Yang suka mengobrol akan diberikan pertanyaan oleh guru.
3. Sejauh mana perhatian khusus dalam meningkatkan semangat belajar
kamu tentang aturan-aturan sosial di sekolah ?
Mengngatkan perbuatan baik dan tidak baik.
4. Sejauh mana pengaruh semangat belajar aturan-aturan sosial terhadap
pendidikan di sekolah ?
Sangat berpengaruh,
5. Apa yang kamu lakukan untuk meningkatkan semangat belajar aturan-
aturan sosial di sekolah ?
Mengurangi bercanda di dalam kelas saat guru menjelaskan materi.
73

6. Apakah kamu tau metode bermain peran ?


Tau, tapi belum paham betul.
7. Sejauh mana upaya guru untuk meningkatkan semangat belajar aturan-
aturan sosial dengan menggunakan metode bermain peran dalam belajar ?
Siswanya selalu di ingatkan dengan perbuatan yang baik.

Lampiran 15

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA INFORMAN


Siklus III
I. Identitas Siswa
1. Nama Siswa : Rajib Fahri Fahreji
2. Kelas : VII
3. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
4. Waktu Wawancara : Senin, 04 maret 2019, Jam : 10:00 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Apakah dengan metode bermain peran, kamu masih merasa jenuh dalam
pembelajaran ?
Tidak lagi jenuh.
2. Menurutmu, apakah antara siswa saling memberikan motivasi dalam
belajar ?
iya.
3. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode bermain peran,
apakah kamu menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi pembelajaran?
Iya, saya lebih siap dan percaya diri.
4. Apakah kamu dapat berinteraksi dengan orang lain dengan mudah ?
Iya, saya bisa mengobrol dengan teman saya tanpa rasa malu.
5. Apakah kamu dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab ?
Iya, saya lebih bias membagi tanggung jawab.
74

6. Apakah kamu dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam


situasi kelompok secara spontan ?
Iya.
7. Apakah kamu menjadi lebih semangat dalam belajar ?
Iya, saya lebih semangat dalam belajar terutama dengan cara bermain
peran.

Lampiran 16

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA INFORMAN


Siklus III
I. Identitas Siswa
1. Nama Siswa : Marcell Maylano Suprayogi
2. Kelas : VII
3. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
4. Waktu Wawancara : Senin, 04 maret 2019, Jam : 10:30 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Apakah dengan metode bermain peran, kamu masih merasa jenuh dalam
pembelajaran ?
Tidak .
2. Menurutmu, apakah antara siswa saling memberikan motivasi dalam
belajar ?
iya.
3. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode bermain peran,
apakah kamu menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi pembelajaran?
Iya, saya lebih percaya diri.
4. Apakah kamu dapat berinteraksi dengan orang lain dengan mudah ?
Iya, saya bisa mengenal teman saya tanpa takut dan malu.
5. Apakah kamu dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab ?
Iya, saya bisa.
75

6. Apakah kamu dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam


situasi kelompok secara spontan ?
Iya.
7. Apakah kamu menjadi lebih semangat dalam belajar ?
Iya, saya lebih semangat dalam belajar terutama dengan cara bermain
peran.

Lampiran 17

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA INFORMAN


Siklus III
I. Identitas Siswa
1. Nama Siswa : Marco Farell
2. Kelas : VII
3. Tempat Wawancara : Sekolah SMP PGRI Kalimulya
4. Waktu Wawancara : Senin, 04 maret 2019, Jam : 11:30 wib
II. Pertanyaan dan jawaban wawancara
1. Apakah dengan metode bermain peran, kamu masih merasa jenuh dalam
pembelajaran ?
Tidak.
2. Menurutmu, apakah antara siswa saling memberikan motivasi dalam
belajar ?
iya.
3. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode bermain peran,
apakah kamu menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi pembelajaran?
Iya,
4. Apakah kamu dapat berinteraksi dengan orang lain dengan mudah ?
Iya,
5. Apakah kamu dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab ?
Iya.
76

6. Apakah kamu dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam


situasi kelompok secara spontan ?
Iya.
7. Apakah kamu menjadi lebih semangat dalam belajar ?
Iya, saya lebih semangat dalam belajar terutama dengan cara bermain
peran

Lampiran 18

SOAL TES SISWA (Siklus I)

Nama : ………………………..
Kelas : ………………………..
Sekolah : ………………………..
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !

1. Jelaskan pengertian norma secara umum ?


2. Sebutkan macam-macam norma yang berlaku di masyarakat ?
3. Tidak meludah di sembarang tempat merupakan contoh dari norma ?
4. Sebutkan masing-masing 2 contoh penerapan norma dalam kehidupan
a. Di lingkungan sekolah
b. Di lingkungan keluarga
c. Dilingkungan masyarakat
5. Bagaimana cara kalian menghargai teman/orang lain ?

Jawaban :
77

Lampiran 19

SOAL TES SISWA (Sikulus II)

Nama : ………………………

Kelas : ……………………….

Sekolah : ……………………….

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar 1

1. Sebutkan sumber dari norma


a. Norma agama
b. Norma kesusilaan
c. Norma kesopanan
d. Norma kebiasaan
e. Norma hukum
2. Melaksanakan ibadah tepat waktu merupakan pelaksanaan norma ?
3. Sebutkan 4 arti penting peraturan hokum bagi warga Negara ?
4. Berbuat dan bersikap jujur merupakan pelaksanaan norma ?
5. Memakai pakaian seragam sekolah merupakan penerapan norma di
lingkungan ?

Jawaban ;
78

Lampiran 20

SOAL TES SISWA (Siklus III)

Nama : ……………………….

Kelas : ……………………….

Sekolah : ……………………….

Jawablah pertanyaan ini dengan benar !

1. Mengapa manusia disebut makhluk sosial ?


2. Sebutkan 3 hal yang menyebabkan masyarakat membutuhkan norma
hukum ?
3. Melaksanakan tugas siskamling merupakan contoh penerapan norma ?
4. Berikan 3 contoh penerapan norma agama ?
5. Dikucilkan masyarakat merupakan sanksi dari pelanggar norma ?

Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai