Anda di halaman 1dari 5

Rekonstrusi Perkuliahan II

ENDAPAN MINERAL
“Teori Pembentukan Mineral”

Disusun oleh :
Wilda Wahyu Rahmadhani
H061181311

DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Teori Pembentukan Mineral

II.1 Pengertian
a. Pengertian Mineralogi
- Mineralogi yaitu pengetahuan tentang mineral, yang merupakan unsur-unsur
dan senyawa yang terdapat di alam dan merupakan pembentuk bagian-bagian
padat dari alam semesta.
- Mineralogi yaitu cabang dari geologi karena mineral itu merupakan pembentuk
batuan dari kerak bumi. Ilmu kimia erat hubungannya dengan mineralogi,
karena mineral merupakan senyawa kimia.
b. Pengertian Petrologi
- Petrologi yaitu ilmu yang mempelajari batuan, asal mula terjadinya, stuktur
dan tekstur, klasifikasi atau pengelompokan dari berbagai jenis batuan yang
terdapat di atas permukaan bumi.
- Petrologi merupakan bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai
batuan dan kondisi pembentukannya.
c. Pengertian Stratigrafi
- Stratigrafi yaitu ilmu yang mendeskripsi dan mempelajari perlapisan batuan-
batuan mengenai penyebaran, kompisisi, ketebalan, umur. Keragaman dan
korelasi lapisan batuan serta pelamparannya.
- Statigrafi yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan
serta hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan batuan itu dengan yang
lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah bumi.
d. Pengertian Geologi Ekonomi
- Geologi ekonomi yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana penyebaran dan
terjadinya mineral-mineral yang bernilai ekonomis, menghitung besarnya
cadangan serta nilai ekonomis cadangan mineral.

II.2 Katastrofisme
George Cavier  (1810) dari Prancis yang mengungkapkan
konsep katatrophisma (malapetaka/bencana). Konsep katatrophisme menyatakan
bahwa gejala-gejala geologi terjadi dengan perubahan yang revolusioner. Dalam hal
ini terjadi law of faunal succession, yaitu kejadian malapetaka yang telah melanda
bumi beberapa kali serta  memusnahkan kehidupan dan kemudian menghasilkan
kehidupan baru.

II.3 Tektonik Lempeng

Gambar 1. Tektonik Lempeng


Zona pemekaran merupakan bagian dimana lempeng-lempeng bergerak terpisah.
Simbol batas lempeng dimana terdapat penunjaman (subduction) yaitu salah satu
lempeng menunjam di dalam lempeng lainnya. Garis hitam tunggal menggambarkan
patahan strike-slip dimana lempeng-lempeng saling berpapasan satu sama lainnya.
Lempeng-lempeng kulit bumi bergerak dari punggungan tengah samudera (mid
oceanic ridge), dimana dibentuknya kerak baru, menuju garis busur vulkanik lainnya
dan menuju rantai pegunungan aktif. Lempeng-lempeng tersebut saling bergerak,
dengan cara bertumbukan, berpapasan maupun menjauh. Apabila dua lempeng yang
berbeda sifat saling mendekat, misalnya lempeng samudra mendekati lempeng benua,
maka umumnya lempeng samudra akan masuk ditekuk ke bawah lempeng benua.
Tipe ini disebut sebagai tubrukan tipe Cordilera. Kadang-kadang lempeng samudra
yang bergerak mendekati lempeng benua akan ditekuk ke atas sehingga seolah
tersesar-sungkupkan. Gejala tubrukan seperti ini disebut sebagai obdaksi (Alzwar et
al., 1987).
Proses pemekaran yang disebabkan oleh arus konveksi dapat terjadi di benua
maupun di samudra. Pemekaran di benua dinamakan rifting, sedangkan pemekaran di
samudra dikenal sebagai spreading. Sesar-sesar mendatar pun akan menyebabkan
lempeng saling berpapasan. Sesar ini dalam istilah tektonik lempeng dikenal sebagai
transcurrent fault (termasuk didalamnya adalah wrench-fault dan strike-slip fault).
Sedangkan transform fault adalah sesar mendatar yang besar dengan pergerakan
mendatar, yang ujung-ujungnya dibatasi oleh batas-batas tektonik (tectonic suture),
misalnya parit Jawa atau palung Jawa (Alzwar et al., 1987).
Batas lempeng secara luas digambarkan oleh zona gempa kegempaan aktif
(Isacks & others, 1968, dalam Hamilton, 1979). Zona-zona sempit mengikuti pusat-
pusat pemekaran samudra, patahan-patahan strike-slip, dan zona Beniof ; zona-zona
luas terdapat di wilayah-wilayah melange di atas lempeng yang menunjam, dan di
bagian benua tersebar luas. Selain zona gempa aktif, pada kontak antara dua lempeng
tersebut dapat terbentuk zonasi-zonasi lain yang memiliki aspek manfaat dan aspek
kendala dengan ciri-cirinya yang khas (Zakaria, 2004). Zonasizonasi akibat gejala
tumbukan lempeng-lempeng dalam kerak bumi tersebut berupa:
1. Zonasi Gempa : Zona seismik yang aktif digunakan untuk identifikasi batas-
batas plate
2. Zonasi Vulkanisme : Gunungapi (vulcano) banyak muncul di sekitar sabuk
seismik yang aktif (the active seismic belt) dari bumi. Munculnya gunungapi
dapat digunakan untuk identifikasi batasbatas plate
3. Zonasi Magmatisme: Magmatisme berkaitan erat dengan kontak dua buah
lempeng dari kerak bumi. Retakan-retakan akan terbentuk sebagai hasil
deformasi gaya-gaya yang bekerja. Retakan-retakan yang dalam merupakan
daerah lemah sebagai jalan aliran magma ke permukaan bumi.
4. Zonasi Mineralisasi : Akibat munculnya gejala magmatisme
5. Zonasi Endapan Hidrokarbon: Daerah akumulasi minyakbumi & batubara.
6. Zonasi Gerakan Tanah : Pada daerah tumbukan dua lempeng struktur geologi
banyak berkembang dan merupakan daerah yang lemah karena mempunyai
aspek kebencanaan.

II.4 Perbedaan Gunungapi Hotspot dan Busur Magmatik


Gunungapi Hotspot Gunungapi Busur Magmatik
Magma primer Magma sekunder
Shoshonitik Tholeitik
High K – Very high K Low K
Mineral – mineral hidroksida : biotit Mineral-mineral oroganik : piroksen
dan feldspatoid dan horenblenda
Batuannya : trakit, sienit, neffelin Batuannya : andesit, diorite, riolit,
sienit basalt
Contoh : Gunung Muria, Lasem, dan Contoh : Gunung Merapa, Marapi,
Pakuwaja Talang, Krakatau, dll.

II.5 Perbedaan Mineral dan Kristal


Mineral, yaitu senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah, padat, mempunyai
komposisi, dan struktur tertentu.
Mineral :
- Terbentuk dari alam
- Tidak selalu membentuk kristal
Kristal, yaitu zat padat yang mempunyai bentuk bangun beraturan yang terdiri dari
atom-atom dengan susunan teratur.
Kristal :
- Dapat buatan manusia
- Tidak selalu membentuk mineral

Anda mungkin juga menyukai