HIPERTENSI
Disusun oleh:
Puja dan puji syukur saya haturkan ke pada Tuhan Maha Esa yang telah memberikan banyak nikmat.
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hipertensi atau tekanan darah
tinggi”dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu
dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari
DAFTAR isi
COVER……………………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..
A. Latar belakang……………………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………………………
C. Ruang lingkup……………………………………………………………………………………………
D. Tujuan penulisan laporan…………………………………………………………………………..
E. Manfaat bagi penulis…………………………………………………………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Definisi……………………………………………………………………………………………….
B. Anatomi Fisiologi………………………………………………………………………….
C. Editologi………………………………………………………………………………………………
D. Klasifikasi……………………………………………………………………………………….
E. Patofisiologi…………………………………………………………………………………….
F. Manifestasi klinis…………………………………………………………………………….
G. Pemeriksaan penunjangan…………………………………………………………………
H. Pencegahan……………………………………………………………………………………………..
I. Penanganan…………………………………………………………………………………………………
J. Komplikasi…………………………………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah dan
jantung yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung bekerja keras, sehingga
mengakibatkan terjadinya kerusakan pembuluh darah jantung, otak, dan mata.1
Risiko hipertensi pada wanita lebih besar dari pada laki-laki, hal ini dapat dilihat dari hasil Riskesdas
tahun 2013, prevalensi hipertensi pada wanita (28.8%) dan prevalensi hipertensi laki-laki (22,8%).2
Hipertensi dapat terjadi karena berbagai faktor risiko diantaranya faktor yang dapat diubah dan fakor
yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah antara lain: riwayat keluarga, usia, jenis
kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah adalah diabetes, stress, obesitas, asupan
natrium, merokok, dan konsumsi alkohol.4
Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis Joint
National Commite (JNC) VII pada tahun 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Kriteria JNC VII 2003 hanya berlaku untuk umur ≥18 tahun,
maka prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah dihitung hanya pada penduduk
umur ≥18 tahun.2
Salah satu kepatuhan yang harus ditaati penderita hipertensi adalah makanan (kepatuhan diet).
Faktor makanan (kepatuhan diet) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan pada penderita
hipertensi. Penderita hipertensi sebaiknya patuh menjalankan diet hipertensi agar dapat mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih lanjut. Penderita hipertensi harus tetap menjalankan diet rendah garam
setiap hari dengan ada atau tidaknya sakit dan gejala yang timbul. Hal ini dimaksudkan agar keadaan
tekanan darah penderita hipertensi tetap stabil sehingga dapat terhindar dari penyakit hipertensi dan
komplikasinya.5
Kunjungan pasien hipertensi primer Puskesmas Gamping I baik pasien lama maupun baru tahun
2016 untuk usia 20-44 tahun sebanyak 719 pasien (29.5%), usia 45 – 54 tahun sebanyak 706 pasien
(28.95%), dan usia 55-59 sebanyak 1013 pasien (41.55%).6 Penyakit hipertensi masuk ke dalam 10 besar
penyakit yang terdapat di Puskesmas Gamping I. Hal ini juga serupa dengan Puskesmas Godean I, yaitu
penyakit hipertensi masuk ke dalam 10 besar penyakit dan mendapat peringkat ke tiga terbanyak di
puskesmas.
Pemberian reminder mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien hipertensi. Hal ini dibuktikan
dengan hasil penelitian pada kelompok intervensi reminder subjek penelitian memiliki perbedaan yang
signifikan dalam penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah perlakuan, hal tersebut
sebanding dengan tingginya tingkat kepatuhan pasien dalam konsumsi obat.8
Tiga hal yang diperlukan dalam berperilaku sehat antara lain pengetahuan yang tepat, motivasi
dan keterampilan untuk berperilaku sehat. Masalah lain yang menyebabkan seseorang sulit termotivasi
untuk berperilaku sehat adalah karena perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat tidak
menimbulkan dampak secara langsung.
Melihat permasalahan tersebut peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian pengaruh motivasi
gizi melalui Short Message Service (SMS) Reminder dan Leaflet terhadap kepatuhan diet pasien
hipertensi di Puskesmas Godean I dan Puskesmas Gamping I.
B.Rumusan Masalah
Apakah terdapat pengaruh pemberian motivasi gizi dengan SMS Remunder terhadap kepatuhan diet
pasien Hhipertensi di Puskesmas Godean?
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang gizi klinik dengan cakupan kepatuhan diet pasien yaitu
mengetahui pengaruh pemberian motivasi gizi dengan SMS Reminder terhadap kepatuhan diet pasien
hipertensi di Puskesmas Godean I.
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian motivasi gizi dengan SMS Reminder terhadap kepatuhan diet
pasien hipertensi di Puskesmas Godean I.
2. Tujuan khusus
a. Diketahui karakteristik pasien hipertensi berdasarkan usia (35-70 tahun), pendidikan, pekerjaan,
status gizi dan status hipertensi.
d. Diketahui pengaruh motivasi gizi sebelum dan sesudah diberikan SMS reminder.
Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dalam menerapkan asuhan keperawatan
keluarga sehingga dapat mengembangkan dan menambah wawasan peneliti.
1.ManfaatPraktis
BagiMasyarakat/Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam upaya pencegahan, perawatan serta
pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
Bagi InstitusiPendidikan
BagiPuskesmas
Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
kasus Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten Konawe
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebangai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140mmHg dan diastolik diatas 90mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebangai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg
Hipertensi dikatagorikan ringan apa bila tekanan diastoliknya antara 90-140 mmHg,
Hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 144 mmHg, atau lebih.
B.Anatomi fisiologi
C.Editologi
Hipertensi terjadi sebangai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
2.Obesitas:terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah
Meninggkat
3.stres lingkungan.
4. hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh
Darah
1.Hipertensi primer
Penyebab tidak diketadui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpasif. Ciri lainya yaitu:umur(jika umur bertambah maka
TDmeningkat),jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan),ras (ras kulit hitam lebih banyak dari
kulit putih), kebiasan hidup (konsumsi garam yang lebi tinggi dari 30gr,kegemukan atau makan brlebih,
setres, merokok, minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine,prednison,epineprin).
2.Hipertensi sekunder
Penyebab hipertensi dengan orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada
D. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik di bagi menjadi empat klasifikasi (smeltzer,2012), yaitu:
Tabel 2.1 klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Siatolik Dan Diastolik
Hipertensi juga dapat di klasifikasikan berdasarkan tekanan darah orang dewasa menurut
Triyanto (2014), Adapun klasifikasi tersebut sebagai berikut:
Hipertensi dapat juga di klasifikasikan berdasarkan tekanan darah orang dewasa menurut
Triyanto (2014),Adapun klasikasi tersebut sebagai berikut:
E.Patofisiologi
Menurut yusuf (2008),tekanan darah di pengaryhi oleh curah jantung dan tekanan prifer. Tubuh
mempunyai sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akuarat. Sistem tersebut
ada yang bereaksi Ketika terjadi perubahan tekanan daran dan ada juga yang bereaksi lebih lama. Sistem
yang cepat tersebut antara lain reflek kardiovaskuler melalui baroreseptor,refkeks kemorereptor,respon
iskemiasusunan saraf pusat, dan refleks yang berasal dari atrium,arteri pulmonalis, dan otot polos
sistem lain yang kurang cepat merespon perubahan tekanan darah melainkan merespon ginjal dengan
perngaturan hormone angniotensin dan vasopressor.
Kejadian hipertensi dimulai dengan adanya atherosclerosis yang merupakan bentuk dari
aterioklerosis(pengerasan arteri).Atherosklerosis ditandai oleh penimbulan lemak yang prokresif pada
dinding arteri sehingga mengurangi volume aliran darah ke jantung,karna sel-sel otot arteri tertimbun
lemak dan membentuk plak, maka terjadi penyempitan pada arteri dan penumpukan elastisitas arteri
sehingga tidak dapat mengatur tekanan darah kemudian menyebabkan hipertensi. Kekakuan arteri dan
kelembanan aliran darah menyebabkan beban jantung bertambah berat yang di manifestasikan dalam
bentuk hipertrofo ventrikal kiri (HVK) dan gangguan fungsi diastolic karna gangguan relaksi ventrikal kiri
sehingga mengakibatkan tekanan darah dalam sistim sirkulasi.(Hull,1996; dalan Bustan 2007).
F. Manifestasi klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak di jumpi kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi,
tapi dapat pula di temukan perubahan pada retina, seperti pendarhan, eksudat (kumpulan cairan),
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus) (
brunner & suddart, 2015).
Individu yang menderuta hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun.
Gejala,bila ada biasanya menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas
sesuai system organ yang divaskulalrisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri koroner
dan agina adalah gejala yang paling menyakiti hipertensi. Hipertrofi ventrikal kiri terjadi sebagai respon
peningkatan beban kerja ventrikal saat di palsa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat.
Apabila jantung tidak mampu menahan peningkatan beban kerja, dapat terjadi gagal jantung kiri
(Brunner & Suddart, 2015).
Crowin (2000)dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa Sebagian besar gejala klinis timbul:
a.Nyeri kepala saat terjaga, kadang- kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan
c. Ayunan Langkah yang tidak mantap karna kerusakan susunan saraf pusat,
G.Pemeriksaan penunjangan
a. Hemoglobil/ hhematokrit : mengkaji hubungn dari sel-sel terhadab volume cairan (viskositas) dan
D. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping trapi diurektik.
F. kolestrol dan trigeliserida: peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/ adanya
pembentukan plak ateromatosa(efek kardiofaskuler)
I. urinalisa: darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes
J. VMA urin(metabolit katekolamil):kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma
(penyebab);VMAurin 24 jam dapat digunakan untuk mengkajikan feokromositoma bila hipertensi hilang
timbul
K. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi iplikasi sebagai faktor terjadinya hipertensi
M. IVP: dapat mengintifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parekim ginjal, batu ginjal atau ureter
N. foto dada: dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG atau
taktik aurtra; pembesahan jantung
H.pencegahan
Terdapat berbagai Langkah pencegahan yang bisa dilakukan terhadap penyakit hipertensi, antara lain:
4. berhenti merokok
I.penanganan
-Mengembangka dan meperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining)
-Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui kegiatan deteksi dini melalui
kegiatan posbindu PTP
-Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas untuk
pengendalian PTM melalui Peningkatan sumberdaya tenaga kesehatan yang profesional dan kompenten
dalam upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
seperti Puskesmas; Peningkatan manajemen pelayanan pengendalian PTM secara komprehensif
(terutama promotif dan preventif) dan holistik; serta Peningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana
promotif-preventif, maupun sarana prasarana diagnostik dan pengobatan. Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan hipertensi dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan pola
hidup ke arah yang lebih sehat.
Untuk itu Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar perlu melakukan Pencegahan primer
yaitu kegiatan untuk menghentikan atau mengurangi faktor risiko Hipertensi sebelum penyakit
hipertensi terjadi, melalui promosi kesehatan seperti diet yang sehat dengan cara makan cukup sayur-
buah, rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktivitas dan tidak merokok. Puskesmas juga perlu
melakukan pencegahan sekunder yang lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan
penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pengobatan secara dini. Sementara pencegahan
tertier difokuskan pada upaya mempertahankan kualitas hidup penderita. Pencegahan tertier
dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang tepat serta minum obat teratur
agar tekanan darah dapat terkontrol dan tidak memberikan komplikasi seperti penyakit ginjal kronik,
stroke dan jantung. Penanganan respon cepat juga menjadi hal yang utama agar kecacatan dan
kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat terkendali dengan baik. Pencegahan tertier dilaksanakan
agar penderita hipertensi terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan kualitas
hidup dan memperpanjang lama ketahanan hidup.
J.komplikasi
1.penyakit jantung
2.stroke
3. penyakit ginjal
4. retonipati(kerusakan retina)
6. gangguan saraf
BAB 4 PENUTUP
A.kesimpulan
dilakukan kegiatan Prolanis (pre test) sebesar 156.9/ 103.2 mmHg, nilai
10.3/7.7, nilai standar error sebesar 1.0/0.7 adapun nilai tekanan darah
sebesar 145/90 mmHg dan nilai tekanan darah tertinggi yang dimiliki
Saran
1. Instansi kesehatan
Saran bagi instansi kesehatan dapat memberikan tambahan informasi dan pengembangan pelayanan
kesehatan di Puskesmas pada penderita hipertensi dalam meningkatkan kualitas hidup dan pelayanan
kesehatan khususnya untuk melaksanakan Prolanis.
Instansi pendidikan dapat bekerja sama dengan instansi kesehatan untuk melakukan penyuluhan
kepada masyarakat berkaitan dengan
kegiatan Prolanis. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan kegiatan yang ada
dimasyarakat seperti pertemuan warga atau kelompok-kelompok pengajian.
3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Menambah pengetahuan dan digunakan sebagai pembelajaran bagi penliti dalam melakukan penelitian
terkait dampak program pengolahan penyakit kronis terhadap tekanan darah serta mampu
merencenakan kegiatan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari di masyarakat khususnya
pada penderita hipertensi.
4. Puskesmas terkait
b. Melakukan pendataan ulang bagi pasien hipertensi pemegang BPJS agar bisa ikut program prolanis
yang dilakukan setiap bulannya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan kepada penderita hipertensi rawat jalan di Puskesmas Banjardawa
dan pendidikan kesehatan tersebut sebaiknya tidak hanya diberikan kepada penderita hipertensi saja,
namun juga kepada keluarga dan orang terdekat penderita hipertensi agar dapat ikut serta
mengingatkan dan memberikan motivasi pada penderita hipertensi.
5. Responden
a. Diharapkan penderita hipertensi agar teratur melakukan kontrol tekanan darah sesuai dengan anjuran
dokter sehingga dapat meminimalisir kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi
Daftar Pustaka:
Koes Irianto. 2014. Epideminologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: IKAPI
Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Kemenkes RI; 2014.
Riskedas. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Depkes RI Dinkes Prov.Sultra.
2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Kendari:
Dinkes Sultra
Puskesmas Asinua. 2018. Profil Kesehatan Puskesmas Asinua. Konawe: Puskesmas Asinua
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Triyanto, Endang. 2014.
Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi secara
Dion,Y & Betan,Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Majority
Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep Dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transtruktual. Jakarta
: EGC
Friedman, Marilyn M dkk. 2010. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori &Praktik. Jakarta : EGC
Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Masriadi . 2016. Epidemiologi
Penyakit Tidak Menular. Jakarta : TIM
Muttaqin. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta:
Salemba Medika
Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
Jogjakarta : MediAction