Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

Disusun oleh:

Nama : Niluh Suryani

Kelas : XIB KEPERAWATAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SMK YARSI MATARAM


KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan ke pada Tuhan Maha Esa yang telah memberikan banyak nikmat.
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hipertensi atau tekanan darah
tinggi”dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu
dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari

DAFTAR isi

COVER……………………………………………………………………………………………………

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….

Daftar isi …………………………………………………………………………………………………….

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..

A. Latar belakang……………………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………………………
C. Ruang lingkup……………………………………………………………………………………………
D. Tujuan penulisan laporan…………………………………………………………………………..
E. Manfaat bagi penulis…………………………………………………………………………………………

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Definisi……………………………………………………………………………………………….
B. Anatomi Fisiologi………………………………………………………………………….
C. Editologi………………………………………………………………………………………………
D. Klasifikasi……………………………………………………………………………………….
E. Patofisiologi…………………………………………………………………………………….
F. Manifestasi klinis…………………………………………………………………………….
G. Pemeriksaan penunjangan…………………………………………………………………
H. Pencegahan……………………………………………………………………………………………..
I. Penanganan…………………………………………………………………………………………………
J. Komplikasi…………………………………………………………………………………………………………

BAB 3 LAPORAN KASUS ……………………………………………………………………………………………………………..

BAB 4 PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………………………….

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah dan
jantung yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung bekerja keras, sehingga
mengakibatkan terjadinya kerusakan pembuluh darah jantung, otak, dan mata.1

Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan pengukuran mengalami


peningkatan seiring dengan bertambahnya umur. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 25,8%.2
Prevalensi hipertensi Nasional Basic Health Survey pada tahun 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia
pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7%, usia 25-34 tahun adalah 14,7%, usia 35-44 tahun 24,8%,
usia 45-54 tahun 35,6%, 55-64 tahun 45,9%, usia 65-74 tahun 57,6 %, dan lebih dari 75 tahun sebesar
63,8%. Diketahui pola penyakit hipertensi di Kabupaten Sleman sebanyak 63,377 kasus.3

Risiko hipertensi pada wanita lebih besar dari pada laki-laki, hal ini dapat dilihat dari hasil Riskesdas
tahun 2013, prevalensi hipertensi pada wanita (28.8%) dan prevalensi hipertensi laki-laki (22,8%).2
Hipertensi dapat terjadi karena berbagai faktor risiko diantaranya faktor yang dapat diubah dan fakor
yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah antara lain: riwayat keluarga, usia, jenis
kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah adalah diabetes, stress, obesitas, asupan
natrium, merokok, dan konsumsi alkohol.4

Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis Joint
National Commite (JNC) VII pada tahun 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Kriteria JNC VII 2003 hanya berlaku untuk umur ≥18 tahun,
maka prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah dihitung hanya pada penduduk
umur ≥18 tahun.2

Salah satu kepatuhan yang harus ditaati penderita hipertensi adalah makanan (kepatuhan diet).
Faktor makanan (kepatuhan diet) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan pada penderita
hipertensi. Penderita hipertensi sebaiknya patuh menjalankan diet hipertensi agar dapat mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih lanjut. Penderita hipertensi harus tetap menjalankan diet rendah garam
setiap hari dengan ada atau tidaknya sakit dan gejala yang timbul. Hal ini dimaksudkan agar keadaan
tekanan darah penderita hipertensi tetap stabil sehingga dapat terhindar dari penyakit hipertensi dan
komplikasinya.5

Kunjungan pasien hipertensi primer Puskesmas Gamping I baik pasien lama maupun baru tahun
2016 untuk usia 20-44 tahun sebanyak 719 pasien (29.5%), usia 45 – 54 tahun sebanyak 706 pasien
(28.95%), dan usia 55-59 sebanyak 1013 pasien (41.55%).6 Penyakit hipertensi masuk ke dalam 10 besar
penyakit yang terdapat di Puskesmas Gamping I. Hal ini juga serupa dengan Puskesmas Godean I, yaitu
penyakit hipertensi masuk ke dalam 10 besar penyakit dan mendapat peringkat ke tiga terbanyak di
puskesmas.
Pemberian reminder mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien hipertensi. Hal ini dibuktikan
dengan hasil penelitian pada kelompok intervensi reminder subjek penelitian memiliki perbedaan yang
signifikan dalam penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah perlakuan, hal tersebut
sebanding dengan tingginya tingkat kepatuhan pasien dalam konsumsi obat.8

Tiga hal yang diperlukan dalam berperilaku sehat antara lain pengetahuan yang tepat, motivasi
dan keterampilan untuk berperilaku sehat. Masalah lain yang menyebabkan seseorang sulit termotivasi
untuk berperilaku sehat adalah karena perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat tidak
menimbulkan dampak secara langsung.

Melihat permasalahan tersebut peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian pengaruh motivasi
gizi melalui Short Message Service (SMS) Reminder dan Leaflet terhadap kepatuhan diet pasien
hipertensi di Puskesmas Godean I dan Puskesmas Gamping I.

B.Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh pemberian motivasi gizi dengan SMS Remunder terhadap kepatuhan diet
pasien Hhipertensi di Puskesmas Godean?

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang gizi klinik dengan cakupan kepatuhan diet pasien yaitu
mengetahui pengaruh pemberian motivasi gizi dengan SMS Reminder terhadap kepatuhan diet pasien
hipertensi di Puskesmas Godean I.

D. Tujuan Penulisan Laporan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian motivasi gizi dengan SMS Reminder terhadap kepatuhan diet
pasien hipertensi di Puskesmas Godean I.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui karakteristik pasien hipertensi berdasarkan usia (35-70 tahun), pendidikan, pekerjaan,
status gizi dan status hipertensi.

b. Diketahui kepatuhan diet pasien hipertensi sebelum diberikan SMS reminder.

c. Diketahui kepatuhan diet pasien hipertensi sesudah diberikan SMS reminder.

d. Diketahui pengaruh motivasi gizi sebelum dan sesudah diberikan SMS reminder.

E.Manfaat Bagi Penulis

Dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dalam menerapkan asuhan keperawatan
keluarga sehingga dapat mengembangkan dan menambah wawasan peneliti.

1.ManfaatPraktis

BagiMasyarakat/Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam upaya pencegahan, perawatan serta
pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.

Bagi InstitusiPendidikan

Sebagai referensi tambahan guna meningkatkan informasi/pengetahuan sebagai referensi perpustakan


Poltekkes Kemenkes Kendari yang bisa digunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan dan dasar
untuk studi kasus selanjutnya.

BagiPuskesmas

Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
kasus Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Asinua Kabupaten Konawe

BAB 2

PEMBAHASAN

A.Definisi Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebangai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140mmHg dan diastolik diatas 90mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebangai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg
Hipertensi dikatagorikan ringan apa bila tekanan diastoliknya antara 90-140 mmHg,
Hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 144 mmHg, atau lebih.

B.Anatomi fisiologi
C.Editologi

Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spisifik [idiopatik].

Hipertensi terjadi sebangai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan

Prifre.namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hiprtensi:

1.Genetik:Respon neorologi terhadap setrs atau kelainan atau transpot Na

2.Obesitas:terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah

Meninggkat

3.stres lingkungan.

4. hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh

Darah

Berdasarkan etimologinya hipertensi di bagi menjadi 2 golongan yaitu:

1.Hipertensi primer

Penyebab tidak diketadui namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpasif. Ciri lainya yaitu:umur(jika umur bertambah maka
TDmeningkat),jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan),ras (ras kulit hitam lebih banyak dari
kulit putih), kebiasan hidup (konsumsi garam yang lebi tinggi dari 30gr,kegemukan atau makan brlebih,
setres, merokok, minum alcohol, dan minum obat-obatan (ephedrine,prednison,epineprin).

2.Hipertensi sekunder

Dapat diakibatkan karna penyakit prenkin renal/veskuler renal, diabetes militus,stroke.

Penyebab hipertensi dengan orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada

1. Elastisitas pada dinding aorta menurun


2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah satu persen setiap tahun sesudah berumur 20tahun
kemampuan jantung memompa darah menyebabkan menurunnya kontraksi volumenya.

D. Klasifikasi

Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik di bagi menjadi empat klasifikasi (smeltzer,2012), yaitu:

Tabel 2.1 klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Siatolik Dan Diastolik

Kategori TD Sistolik TD diastolic


(mmHg) (mmHg)
Normal <120mmHg <80mmHg
Prahipertensi 120-139mmHg 80-89mmHg
Stadium 1 140-149mmHg 90-99mmHg
Stadium2 160mmHg 100mmHg
Sumber:Smeltzer,et al,2012

Hipertensi juga dapat di klasifikasikan berdasarkan tekanan darah orang dewasa menurut
Triyanto (2014), Adapun klasifikasi tersebut sebagai berikut:

Tabel 2.2 KlasifikasiHipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Pada Orang Dewasa.

Hipertensi dapat juga di klasifikasikan berdasarkan tekanan darah orang dewasa menurut
Triyanto (2014),Adapun klasikasi tersebut sebagai berikut:

Kategori TD sistolik TD distolik


(mmHg) (mmHg)
Normal <130 mmHg <85mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 (berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 (maligna) 210 mmHg 120 mmHg

E.Patofisiologi

Menurut yusuf (2008),tekanan darah di pengaryhi oleh curah jantung dan tekanan prifer. Tubuh
mempunyai sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akuarat. Sistem tersebut
ada yang bereaksi Ketika terjadi perubahan tekanan daran dan ada juga yang bereaksi lebih lama. Sistem
yang cepat tersebut antara lain reflek kardiovaskuler melalui baroreseptor,refkeks kemorereptor,respon
iskemiasusunan saraf pusat, dan refleks yang berasal dari atrium,arteri pulmonalis, dan otot polos
sistem lain yang kurang cepat merespon perubahan tekanan darah melainkan merespon ginjal dengan
perngaturan hormone angniotensin dan vasopressor.

Kejadian hipertensi dimulai dengan adanya atherosclerosis yang merupakan bentuk dari
aterioklerosis(pengerasan arteri).Atherosklerosis ditandai oleh penimbulan lemak yang prokresif pada
dinding arteri sehingga mengurangi volume aliran darah ke jantung,karna sel-sel otot arteri tertimbun
lemak dan membentuk plak, maka terjadi penyempitan pada arteri dan penumpukan elastisitas arteri
sehingga tidak dapat mengatur tekanan darah kemudian menyebabkan hipertensi. Kekakuan arteri dan
kelembanan aliran darah menyebabkan beban jantung bertambah berat yang di manifestasikan dalam
bentuk hipertrofo ventrikal kiri (HVK) dan gangguan fungsi diastolic karna gangguan relaksi ventrikal kiri
sehingga mengakibatkan tekanan darah dalam sistim sirkulasi.(Hull,1996; dalan Bustan 2007).

F. Manifestasi klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak di jumpi kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi,
tapi dapat pula di temukan perubahan pada retina, seperti pendarhan, eksudat (kumpulan cairan),
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus) (
brunner & suddart, 2015).

Individu yang menderuta hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun.
Gejala,bila ada biasanya menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas
sesuai system organ yang divaskulalrisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri koroner
dan agina adalah gejala yang paling menyakiti hipertensi. Hipertrofi ventrikal kiri terjadi sebagai respon
peningkatan beban kerja ventrikal saat di palsa berkontraksi melawan tekanan sistemik yang meningkat.
Apabila jantung tidak mampu menahan peningkatan beban kerja, dapat terjadi gagal jantung kiri
(Brunner & Suddart, 2015).

Crowin (2000)dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa Sebagian besar gejala klinis timbul:

a.Nyeri kepala saat terjaga, kadang- kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan

tekanan intracranial akibat peningkatan tekanan kapiler.

b.penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi

c. Ayunan Langkah yang tidak mantap karna kerusakan susunan saraf pusat,

d. Nokturia karna peningkatan aliran darah ginjal dan filtris glomerulus.

e. Edama dependen dan pembengkakan

G.Pemeriksaan penunjangan

a. Hemoglobil/ hhematokrit : mengkaji hubungn dari sel-sel terhadab volume cairan (viskositas) dan

dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia

b.BUN/ kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

C. Glukosa:Hiperglikemia dapat mengindikasikan (diabetes militusadalah pencatus hipertensi)

Dapat diakibatkan oleh peningkatan kabar katekolamil (meningkatkan hipertensi)

D. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping trapi diurektik.

E. kalsium serum: peningkatan kadar kalsium dapat meningkatkan hipertensi

F. kolestrol dan trigeliserida: peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/ adanya
pembentukan plak ateromatosa(efek kardiofaskuler)

G. pemeriksaan tiroid: hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi

H. kadar aldosteron urin dan serum:untuk menguji aldosteron primer(penyebab)

I. urinalisa: darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes
J. VMA urin(metabolit katekolamil):kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma
(penyebab);VMAurin 24 jam dapat digunakan untuk mengkajikan feokromositoma bila hipertensi hilang
timbul

K. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi iplikasi sebagai faktor terjadinya hipertensi

L .steroit urin: kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi


ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renir dapat juga meningkat

M. IVP: dapat mengintifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parekim ginjal, batu ginjal atau ureter

N. foto dada: dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG atau
taktik aurtra; pembesahan jantung

O .CT acan: mengkaji tumur serebral,CSV, ensevalopati atau feokromositoma

P. EKG: dapat menunjukan perbesaran jantung, pola regangan, gaguan konduksi.

H.pencegahan

Terdapat berbagai Langkah pencegahan yang bisa dilakukan terhadap penyakit hipertensi, antara lain:

1.Mengonsumsi makanan sehat.

2.mengurangi konsumsi garam jangan sampai berlebihan

3.mengi konsumsi kafein yang berlebihan seperti the dan kopi.

4. berhenti merokok

5. berolah raga secara teratur.

6.menurunkan berat badan jika diperlukan.

7.mengurang konsumsis minuman beralkohol

8.mengurangi konsumsi minuman bersida

I.penanganan

-Mengembangka dan meperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi secara aktif (skrining)

-Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui kegiatan deteksi dini melalui
kegiatan posbindu PTP

-Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas untuk
pengendalian PTM melalui Peningkatan sumberdaya tenaga kesehatan yang profesional dan kompenten
dalam upaya pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
seperti Puskesmas; Peningkatan manajemen pelayanan pengendalian PTM secara komprehensif
(terutama promotif dan preventif) dan holistik; serta Peningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana
promotif-preventif, maupun sarana prasarana diagnostik dan pengobatan. Upaya Pencegahan dan
Penanggulangan hipertensi dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan pola
hidup ke arah yang lebih sehat.

Untuk itu Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar perlu melakukan Pencegahan primer
yaitu kegiatan untuk menghentikan atau mengurangi faktor risiko Hipertensi sebelum penyakit
hipertensi terjadi, melalui promosi kesehatan seperti diet yang sehat dengan cara makan cukup sayur-
buah, rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktivitas dan tidak merokok. Puskesmas juga perlu
melakukan pencegahan sekunder yang lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan
penyakit. Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pengobatan secara dini. Sementara pencegahan
tertier difokuskan pada upaya mempertahankan kualitas hidup penderita. Pencegahan tertier
dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang tepat serta minum obat teratur
agar tekanan darah dapat terkontrol dan tidak memberikan komplikasi seperti penyakit ginjal kronik,
stroke dan jantung. Penanganan respon cepat juga menjadi hal yang utama agar kecacatan dan
kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat terkendali dengan baik. Pencegahan tertier dilaksanakan
agar penderita hipertensi terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan kualitas
hidup dan memperpanjang lama ketahanan hidup.

J.komplikasi

Jika tidak terkontrol, Hipertensi dapat menyebabkan terjadi komplikasi seperti:

1.penyakit jantung

2.stroke

3. penyakit ginjal

4. retonipati(kerusakan retina)

5. penyakit pembuluh darah tepi

6. gangguan saraf
BAB 4 PENUTUP

A.kesimpulan

1. Rata-rata tekanan darah penderita hipertensi pada saat sebelum

dilakukan kegiatan Prolanis (pre test) sebesar 156.9/ 103.2 mmHg, nilai

tengah sebesar 155.0/100.0 mmHg, nilai standar deviasi sebesar

10.3/7.7, nilai standar error sebesar 1.0/0.7 adapun nilai tekanan darah

terendah sebelum dilakukan kegiatan Prolanis yang dimiliki responden

sebesar 145/90 mmHg dan nilai tekanan darah tertinggi yang dimiliki

responden sebesar 230/150 mmHg.

2. Rata-rata tekanan darah penderita hipertensi pada saat sesudah

dilakukan kegiatan Prolanis (post test) sebesar 133.4/84.7 mmHg, nilai

tengah sebesar 130.0/80.0 mmHg, nilai standar deviasi sebesar

16.7/11.3, nilai standar error sebesar 1.6/1.1 adapun nilai tekanan

darah terendah sesudah dilakukan kegiatan Prolanis yang dimiliki

responden sebesar 100/60 mmHg dan nilai tekanan darah tertinggi

yang dimiliki responden sebesar 180/110 mmHg.

3. Terdapat pengaruh Prolanis terhadap tekanan darah pada pasien

hipertensi di Puskesmas Banjardawa Kabupaten Pemalang dengan

nilai p-value sebesar 0,000

Saran

1. Instansi kesehatan

Saran bagi instansi kesehatan dapat memberikan tambahan informasi dan pengembangan pelayanan
kesehatan di Puskesmas pada penderita hipertensi dalam meningkatkan kualitas hidup dan pelayanan
kesehatan khususnya untuk melaksanakan Prolanis.

2. Manfaat bagi institusi pendidikan

Instansi pendidikan dapat bekerja sama dengan instansi kesehatan untuk melakukan penyuluhan
kepada masyarakat berkaitan dengan

kegiatan Prolanis. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan kegiatan yang ada
dimasyarakat seperti pertemuan warga atau kelompok-kelompok pengajian.
3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Menambah pengetahuan dan digunakan sebagai pembelajaran bagi penliti dalam melakukan penelitian
terkait dampak program pengolahan penyakit kronis terhadap tekanan darah serta mampu
merencenakan kegiatan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari di masyarakat khususnya
pada penderita hipertensi.

4. Puskesmas terkait

a. Menyediakan media berisi informasimengenai tatalaksana Prolanis agar dapat menambah


pengetahuan masyarakat mengenai kegiatan Prolanis.

b. Melakukan pendataan ulang bagi pasien hipertensi pemegang BPJS agar bisa ikut program prolanis
yang dilakukan setiap bulannya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan kepada penderita hipertensi rawat jalan di Puskesmas Banjardawa
dan pendidikan kesehatan tersebut sebaiknya tidak hanya diberikan kepada penderita hipertensi saja,
namun juga kepada keluarga dan orang terdekat penderita hipertensi agar dapat ikut serta
mengingatkan dan memberikan motivasi pada penderita hipertensi.

5. Responden

a. Diharapkan penderita hipertensi agar teratur melakukan kontrol tekanan darah sesuai dengan anjuran
dokter sehingga dapat meminimalisir kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi
Daftar Pustaka:

Koes Irianto. 2014. Epideminologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: IKAPI

Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta : Kemenkes RI; 2014.

Riskedas. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Depkes RI Dinkes Prov.Sultra.
2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Kendari:

Dinkes Sultra

Puskesmas Asinua. 2018. Profil Kesehatan Puskesmas Asinua. Konawe: Puskesmas Asinua

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Triyanto, Endang. 2014.
Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi secara

Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dion,Y & Betan,Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.

Yogyakarta: Nuha Medika

Nuraini, B. 2015. Risk Fators of Hypertension. Faculty of Medicine. University of Lampung.

Yonata, A., Satria, A. 2016. Hipertensi sebagaiFaktor Pencetus Terjadinya Stroke.

Majority

Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep Dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transtruktual. Jakarta
: EGC

Friedman, Marilyn M dkk. 2010. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori &Praktik. Jakarta : EGC

Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Masriadi . 2016. Epidemiologi
Penyakit Tidak Menular. Jakarta : TIM

Muttaqin. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta:
Salemba Medika

Udjiati, W. J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.
Jogjakarta : MediAction

Anda mungkin juga menyukai