Tinjauan :
biologisnya, individu yang mengalami
gangguan mood memiliki kencenderungan
untuk mengalami gangguan karena
diturunkan dari orangtua, atau memiliki
sejarah gangguan mood di dalam keluarganya.
Jika dilihat secara neurologis, gangguan mood
terjadi karena adanya kerusakan reseptor
neurotransmitter yang menjadikan seseorang
tersebut terganggu. Khusunya pada hormon
dopamin, atau termasuk hormon lainnya.
Hormon dopamin sendiri merupakan hormon
bahagia atau ketika anda merasakan senang.
Siapa saja yang mengalami ??
Jika pertanyannya siapa saja yang mengalami
gangguan mood, maka jawabannya sangatlah
banyak. Pria dan wanita, tua dan muda tentu
bisa teserang, bahkan anak ABG alias anak
remaja sekalipun bisa terserang gangguan
mood. Umumnya yang mengalami penyakit
tersebut adalah para wanita.
Sebenarnya ada alasan kenapa wanita yang
menjadi sosok yang harus mengalami depresi
atau gangguan mood. Pertama karena hal ini
dipengaruhi ole hormon wanita yang lebih
sering tidak stabil. Seperti halnya para wanita
yang sedang menstruasi, hamil, dan
melahirkan. Juga secara sosial, wanita
menjalankan banyak peran dalam hidupnya,
sebagai istri, ibu, anak, karyawan, dan lainnya.
Tuntutan dari peran yang berbagai macam
tersebut menambah jumlah stimulus stres pada
wanita.
Tipe-Tipe Gangguan Mood
1. Gangguan Depresi (gangguan unipolar)
depresi dalam psikologi merupakan gangguan
mood dengan jenis mayor ataupun berat,
dimana gangguan depresi lebih banyak terjadi
pada penderita yang memang mengalami
permasalahan berat atau hal-hal yang tidak
bisa mereka kendalikan sendiri.
2. Gangguan distimik
Gangguan distimik merupakan gangguan yang
termasuk kedalam depresi ringan dimana
depresi ini jarang sekali kambuh, biasanya
rentang waktunya beberapa tahun baru
kembal mengalami depresi ringan.
3. Gangguan Perubahan Mood (Bipolar)
Gangguan bipolar bisa terjadi apabila
penderita yang disertai satu atau lebih episode
manik atau hipomanik, hal ini dimaksudkan
penderita seringkali merasakan mood yang
melambung dan hiperaktivitas atau juga
merasa mood yang sangat sedih hingga depresi
berlebih. Bipolar juga bisa merasakan bahagia
namun bahagia mereka bisa mencapai tingkat
mania.
4. Gangguan Siklotimik
Gangguan siklotimik merupakan gangguan
mood yang sangat kronis meliputi beberapa
periode dan beberapa periode mood yang
merasa tertekan ataupun hilang minatnya.
Terutama kegiatan mendasar seseorang.
Perubahaan mood siklotimik sebenarnya lebih
ringan dari pada gangguan bipolar besar.
Gangguan siklotimik, biasanya bermula dari
masa akhir remaja dan juga ketika awal
dewasa.
AFEK
Afek merupakan respon emosional saat
sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi
wajah, pembicaraan, sikap dan gerak gerik
tubuh pasien
(bahasa tubuh).
b) Afek menyempit :
menggambarkan nuansa ekspresi emosi yang terbatas.
Intensitas dan keluasan dari ekspresi emosinya berkurang, yang
dapat dilihat dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang kurang
bervariasi.
c) Afek menumpul :
merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi yang
tampak dari tatapan mata kosong, irama suara monoton dan bahasa
tubuh yang sangat kurang.
d) Afek mendatar :
suatu hendak afektif berat lebih para dari efek menumpul. Pada
keadaan ini dapat dikatakan individu kehilangan kemampuan ekspresi
emosi.
e) Afek serasi :
menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari
keserasian antara ekspresi emosi dan suasana yang di hayatinya.
f) Afek tidak serasi :
kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang
tidak cocok dengan suasana yang di hayati.
g) Afek labil :
menggambarkan perubahan irama perasaan
yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak
berhubungan dengan stimulus eksternal.