Anda di halaman 1dari 13

GANGGUAN BERPIKIR

Oleh : Nurul Kiluk Wijayanti Hidayah, S. psi


Pengertian berpikir !!!
Gangguan berpikir Berpikir adalah suatu
merupakan ketidak- proses untuk memanipulasi
mampuan seseorang data, fakta, dan informasi
untuk berpikir secara untuk membuat keputusan
baik. berperilaku. Jangkauan
pikiran dimulai dengan
sebuah lamunan biasa, lalu
dilanjutkan dengan
pemecahan masalah yang
kreatif.
Proses berfikir yang normal mengandung arus
ide, simbol dan asosiasi yang terarah kepada
tujuan. Proses berpikir dibangkitkan oleh
suatu masalah atau tugas dan berpikir berarti
menghantarkan suatu penyelesaian yang
berorientasi kepada kenyataan.

Proses berpikir pada manusia meliputi


proses  pertimbangan, pemahaman, ingatan,
serta penalaran.
Macam-macam pola pikir
1) Berpikir konkrit : berpikir dalam dimensi
ruang, waktu dan tempat tertentu.
2) Berpikir abstrak : berpikir dalam ketidak
terhinggaan, sebab dapat dibesarkan
atau   disempurnakan keluasannya.
3) Berpikir klasifikatoris : berpikir mengenai
klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-
kelas tingkat tertentu.
4) Berpikir analogis : berpikir untuk mencari
hubungan antar peristiwa atas dasar
kemiripannya.
5) Berpikir ilmiah : berpikir dalam hubungan
yang luas dengan pengertian yang lebih
kompleks disertai pembuktian-pembuktian.
6) Berpikir pendek : berpikir yang terjadi secara
lebih cepat, lebih dangkal, dan seringkali
tidak logis.
Faktor yang mempengaruhi proses
berpikir

1) faktor somatik (gangguan otak, kelelahan)


2) faktor psikologik (gangguan emosi, psikosa)
3) faktor sosial (kegaduhan dan keadaan sosial
yang lain)
Gangguan spesifik pada bentuk pikiran,
diantaranya:
a) Sirkumstansialitas b) Tangensialitas
merupakan Bicara yang tidak merupakan
langsung dan lambat dalam Ketidakmampuan
mencapai tujuan. Pada untuk mempunyai
akhirnya, tujuan pembicaraan asosiasi pikiran yang
akan tercapai, tetapi diarahkan oleh tujuan.
ditambah dengan perincian- Pembicaraan berputar-
perincian yang berbelit- belit putar dan tidak pernah
dan mendetail. mencapai tujuan yang
diinginkan.
c) Inkoherensi d) Ekolalia
merupakan pembicaraan merupakan Pengulangan
yang tidak logis di mana kata-kata atau frasa orang
kata- kata yang diucapkan lain secara psikopatologis.
tidak dapat dimengerti. Cenderung berulang dan
Pikiran sangat cepat menetap, dapat diucapkan
sehingga kata-kata yang dengan nada mengejek dan
diucapkan tidak mempunyai terputus- putus.
hubungan atau tanpa tata
bahasa yang menyebabkan
disorganisasi.
Gangguan spesifik pada isi pikiran,
diantaranya:
a) Kemiskinan isi pikiran : Pikiran yang memberikan sedikit
informasi karena tidak ada pengertian, pengulangan
kosong  atau frasa yang tidak jelas.
b) Gagasan yang berlebihan : Keyakinan palsu  yang dipertahankan,
yang tidak beralasan dan dipertahankan secara kurang  kuat bila
dibandingkan dengan waham.
c) Waham : Keyakinan palsu didasarkan pada kesimpulan
yang  salah tentang kenyataan eksternal. Apa yang diyakininya
tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang
kultural. Dan ini tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
Faktor Penyebab gangguan berpikir
diantaranya:
1) Faktor genetika (individu yang memiliki
anngota keluarga yang mengalami gangguan
syaraf memiliki kecenderungan lebih tinggi
dibandingkan dengan orang tidak memiliki
faktor herediter)
2) Traumatik (individu yang mengalami trauma
berkepanjangan, dan tidak segera ditangani)
3) Cacat Kongenital (cacat prenatal,cedera,dan
lain sebagainya)
4) Neurobiological (Kerusakan pada jaringan
syaraf)
5) Neurobehavioral (Kerusakan pada bagian-
bagian otak  tertentu)
Upaya penyembuhan gangguan berpikir

1) Terapi ketrampilan/kesenian, semisal musik


dan menyanyi secara berkala dan diulang-
ulang sedikit banyak membantu penderita
mengingat lirik dan lagu yang mendorong
penderita untuk bernyanyi dan melatih
pengkondisian bahasa mereka. (biasanya
diterapkan pada penderita inkoherensi).
2) Terapi spiritual, terapi ini bias digunakan pada penderita
yang dissebabkan oleh traumatik, karena kondisi yang
amat tertekan dan secara fisiologis tidak mengalami
gangguan.
3) Penggunaan obat anti psikosis, misalnya: clozapine,
risperidone, olanzepine, iloperidol, diyakini mampu
memberikan kualitas kesembuhan yang lebih baik,
obat  ini bisa menetralisir gejala-gejala akut
schizophrenia seperti tingkah laku kacau, gaduh gelisah,
waham, halusinasi pendengaran, inkoherensi, maupun
menghilangkan gejala-gejala negatif (kronik) seperti
autistik (pikiran penuh fantasi dan tak terarah), perasaan
tumpul, dan gangguan dorongan kehendak.

Anda mungkin juga menyukai