I. Tujuan pembelajaran
Setelah menyelesaikan proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan prinsip kerja turbin Kaplan.
2. Mengoperasikan turbin kaplan berdasarkan praktikum yang akan diujikan.
3. Memahami karakteristik dasar turbin Kaplan.
4. Menentukan ukuran-ukuran utama turbin Kaplan berdasarkan data pengamatan,
perhitungan dan studi kasus pada sistem pembangkit tenaga fluida di Laboratorium
Teknik Konversi Energi.
Sudu roda jalan turbin Kaplan mirip roda propeller, yang letak sudunya terpisah jauh
satu dengan lainnya. Yang perlu diperhatikan yaitu tekanan keluar turbin karena tekanan
keluar turbin yang rendah dapat mengakibatkan kavitasi. Kavitasi akan menyebabkan
efisiensi turun dan kerusakan pada sudu-sudu turbin.
2. Daya poros
2011 Hal 1
Laporan Mesin Fluida
n putaran [rpm]
C1 [m/s]
U = [m/s] = π D n / 60
2011 Hal 2
Laporan Mesin Fluida
∆h [m] orifice
3 V2 A2 A1 V1 Venturimeter
1. Persamaan Bernaulli :
2. Persamaan kontinuitas :
V1 = V2 m1 = m2
A1 C1 = A2 C2 ρ A1 C1 = ρ A2 C2
C1 = A2/A1 . C2
Subsitusi 2 ke 1 :
Pst = 2 π n T
Setgitiga kecepatan
U1 U2
α1 β1 α2 β2
2011 Hal 4
Laporan Mesin Fluida
C1 W1 Cm1 Cm2 = C2 W2
C1U W 1U W 2U
1. Persiapan Praktikum
2011 Hal 5
Laporan Mesin Fluida
d. Memeriksa kesiapan mesin untuk dioperasikan. Mencakup jumlah air/fluida kerja, katup-
katup, catu listrik dari sumber utama dan sebagainya.
a. Posisikan sudut kipas pada nol, dengan cara memutar roda tangan pengatur posisi kipas.
b. Tekan tombol putaran rendah [1000 rpm] motor akan beroperasi, dilanjutkan dengan
mengukur suhu air/fluida kerja terlebih dahulu, setelah dapat suhu air catat kerapatan,
kekentalan dan kekentalan mekaniknya sesuai suhi air yang telah diukur sebelumnta
menggunakan termometer.
c. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat hasil setiap ada perubahan.
d. Operasikan posisi kipas pada no ganjil antara 1 sampai 15, kemudian catat perubahan
yang terjadi pada orificemeter dan venturimeter untuk mengetahui berapa laju aliran
(V0) dan perbedaan ketinggian (∆h) dan buatlah pada tabel.
Data Pengamatan
2011 Hal 6
Laporan Mesin Fluida
D1 = 28,33 cm = 0,2833 m
D2 = 39,79 cm = 0,3979 m
g = 9, 8 m/s2
Daya Poros
Ps = 2 π n/60 T
= 2 x (3,14) x 1000/60 x 0,02413 KNm
= 2,526 Kw
Laju Aliran
V2= A2 . K (∆P)0,5
2G
K= A2
1−( )²
A1
2(9.81m/ s ²)
= 0.0609
1−( )²
0.1238
= 25.34
2011 Hal 7
Laporan Mesin Fluida
Δp= Δρgh
= 997,1 kg/m³ . 9,8 m/s² . 0,015 m
= 146,57 kg/m.s²
V₂ = A₂.k (Δp)0,5
= 0.0609 . 25,34 . (146,57)0.5
= 18,86
Cd = Vo / V2
= 10.10-3 / 18,68
= 5,35 .10-4
Bilangan Reynold
Re = C2.D2 / V
C2 = √ k . Δh
= √ 25,34 x 0,015
= 0,616
0,616 x 0,319
Re =
0,897 .10⁻ ⁶
= 95,455 .10³
a. Operasikan turbin kaplan pada posisi kipas 12, ukur panjang lengan dan seimbangkan
dengan mengatur massanya dimana ukuran itu menjadi ukuran awal atau pada
b. Catat data H2, H3, V0 kemudian hitunglah torsi (T), daya poros (Ps), daya hidrolik (Ph),
efisiensi pendayaan (η), kecepatan spesifik (nq), dan kecepatan keliling (U) .
Data Pengamatan
2011 Hal 9
Laporan Mesin Fluida
Perhitungan
β1 = β2 = 120
2011 Hal 10
Laporan Mesin Fluida
g = 9,8 m/s2
U = π D n / 60
= 12,04 m/s
Daya hidro
Ps = T.w
2. πn
= .T
60
T= m.g.L
= 10,8.(9,81).(0,41)
= 43,44 N/m
2.3,14 .1000
Ps =
60
.43,44 =4546,72 kW
Ph = ρ.g.h.V0
= 997,1. 9,81. 1,8. 90x10-3
= 1.584,61 kW
Ph
ɳh =
Ps
x 100%
1584,61
=
4546,72
= 34,85%
2011 Hal 11
Laporan Mesin Fluida
T Posisi kipas
Ps Ph ηh nq
43,4386 1584,61 30618,6 13
8 4546,582 1 34,8528 2
43,8408 1496,57 28917,5 13
9 4588,68 7 32,61455 9
1799,80 81173,4 13
44,2431 4630,778 5 38,86616 6
45,0475 1760,67 1269,34 13
2 4714,974 9 37,34229 4
46,6563 1746,00 1185,72 13
6 4883,366 7 35,75417 2
47,4607 1780,24 1101,97 13
8 4967,562 2 35,83735 6
47,8629 1649,16 1018,62 13
9 5009,66 9 32,91979 8
1565,53 935,150 13
48,2652 5051,758 7 30,98995 3
48,6674 1569,93 851,438 13
1 5093,856 9 30,82025 5
49,0696 1456,96 767,994 13
2 5135,954 2 28,3679 2
49,8740 1412,45 13
4 5220,15 6 27,05777 684,365
50,6784 1270,13 600,943 13
6 5304,345 4 23,94517 7
51,4828 1147,37 517,447 13
8 5388,541 6 21,29289 9
2011 Hal 12
Laporan Mesin Fluida
1005,05 433,967 13
52,2873 5472,737 4 18,36475 8
53,0917 843,169 350,501 13
2 5556,933 7 15,17329 5
53,8961 431,366 183,772 13
4 5641,129 4 7,646809 8
53,0917 841,213 350,507 12
2 5556,933 4 15,13809 8
1002,60 433,974 12
52,2873 5472,737 9 18,32006 8
51,4828 1088,68 517,610 12
8 5388,541 7 20,20373 3
49,8740 1235,89 601,031 12
4 5220,15 9 23,67555 7
49,0696 1334,20 684,556 12
2 5135,954 4 25,97772 5
1368,92 768,223 12
48,2652 5051,758 8 27,09806 2
47,4607 1428,10 851,803 12
8 4967,562 6 28,74864 1
46,6563 1517,11 935,279 12
6 4883,366 9 31,06707 5
46,2541 1596,34 1018,76 12
5 4841,268 9 32,97378 7
45,4497 1793,93 1185,59 12
3 4757,072 6 37,71094 9
45,0475 1775,35 1269,30 12
2 4714,974 2 37,65348 4
1737,20 1353,07 12
44,2431 4630,778 3 37,51429 6
42,6342 1679,49 1436,93 12
6 4462,386 2 37,63664 5
41,8298 1690,25 1520,57 12
4 4378,19 2 38,60618 2
1496,08 1605,08 12
40,221 4209,798 8 35,53824 7
η mak = 0,94
g H = C2 U
2011 Hal 13
Laporan Mesin Fluida
C2 = g [H3 – H2]/ U
= 1,72 m/s
3 H1 m
H2 m
2
0
90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20
-1
Laju aliran orificemeter Vo [10-3 m3/s]
2011 Hal 14
Laporan Mesin Fluida
35
30
25 ηh
20
15
10
5
0
90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 10
Laju aliran orificemeter Vo [10-3 m3/s]
2011 Hal 15
Laporan Mesin Fluida
a. Posisi sudu kipas pada efisiensi maksimum, digunakan untuk memutar turbin pada n =
1000 [rpm], dipertahankan konstan, dengan cara mengatur posisi sudut sudu (runner)
turbin dan sudut sudu antar. Selanjutnya amati H 4 dan H5, torsi geneator, V0 yang yang
digunakan = V0 [10-3 m3/s] yang diberikan.
c. Cermati mengapa roda turbin dapat berputar, putarannya dapat bervariasi bagaimana
kalau jumlah air yang diperlukan kurang. Kapan terjadi kavitasi, kapan pula terjadinya
kecepatan liar.
Data pengamatan
Perhitungan
g = 9,81 m/s2
2011 Hal 16
Laporan Mesin Fluida
U = π D n / 60
= 11,304 m/s
C1 = sec α
Cm1 = C1 sin α
W1 = Cm1 / sin β
T = [ C1 U D ] / 2
= [sec α U D ] / 2
W1 =
Posisi Sudu α Posisi sudu β C1 = secα Cm1 =C1 sin α Cm1/sinβ TG = [Nm]
39 37 1,28 0,8 1,33 1,446912
17 33 1,04 0,3 0,55 1,175616
22 35 1,07 0,4 0,69 1,209528
50 21 1,55 1,18 3,29 1,75212
44 18 1,39 0,96 3,1 1,571256
30 18 1,154 0,58 1,87 1,3044816
33 18 1,19 0,64 2,07 1,345176
2011 Hal 17
Laporan Mesin Fluida
Pembahasan
1. Pada Praktikum pertama Operasi pengukuran koefisien debit [cd] Venturimeter yaitu kita
mendapatkan bilangan Reynold sangat besar yaitu 95,455 x 103 - 203,852 x 103 dapat kita
ketahui bahwasannya jenis alirannya adalah Transisi.
2. Pada praktikum kedua operasi pendayaan hidro dimana posisi kipas sangatlah
menentukan efisiensi pada operasi pendayaan hidro, dimana dari data analisa
perhitungan bahwasannya nilai efisiensi tertinggi adalah 38,86 % pada posisi kipas 13,
2011 Hal 18
Laporan Mesin Fluida
dan efisiensi terendah adalah 7,64% pada posisi kipas 13. Pada posisi kipas 12 efisiensi
rata-rata dari 15 %- 38 %.
3. Roda turbin dapat berputar karena air sebagai fluida kerja mengalir dari tempat yang
lebih tinggi menuju yang lebih rendah dimana enrgi potensial air ini berangsur-angsur
menjadi energi kinetik yang diubah menjadi energi mekanik maka disitulah roda turbin
dapat berputar.
4. Jumlah air yang banyak akan menyebabkan aliran Orificemeter besar dan putaran roda
dan sudu pun cepat namun perbedaan ketinngian air kecil, dan sebaliknya apabila
kekurangan air maka aliran orificemeter kecil dan menyebabkan putaran roda dan sudu
menjadi lambat tetapi perbedaan ketianggian air besar.
5. Kavitasi terjadi apabila tekanan keluar turbin rendah dan dapat menyebabkan efisiensi
turun dan kerusakan pada sudu-sudu turbin.
Kesimpulan
1. jenis aliran yang melewati kipas dan turbin pada operasi pendayaan hydro adalah
jenis aliran transisi.
2. Efisiensi yang tertinggi dilihat dari posisi kipas yang digunakan yaitu pada posisi
kipas 13 dengan efisiensi 38,86 %.
2011 Hal 19
Laporan Mesin Fluida
3. Dalam operasi ini kita harus memperhatikan roda turbin pada posisi apa yang
tepat sehingga menghasilkan efisiensi yang tinggi. Dan kita juga harus menjaga
agar air yang diperlukan tidak kurang dan tidak terjadi kavitasi.
Daftar Pustaka
2011 Hal 20