Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Berdirinya PT.

Aquafarm Nusantara
PT Aquafarm Nusantara adalah sebuah perusahaan dengan status Penanaman Modal Asing
(PMA) yang bergerak dibidang usaha perikanan air tawar terintegrasi, mulai dari
pembenihan, pembesaran, pengolahan sampai dengan pemasaran produk ke pasar luar negeri.
Komoditas yang diusahakan adalah ikan nila yang memiliki berbagai keunggulan baik dalam
proses budidaya maupun pemasarannya.
PT Aquafarm Nusantara adalah cikal bakal dari Regal Springs Group yang terkenal di dunia
dan didirikan pada tahun 1988 di Wunut, Jawa Tengah. Pada tahun 1988, pendiri PT.
Aquafarm Nusantara bereksperimen dengan beberapa spesies berbeda untuk mengembangkan
budi daya ikan demi membantu mengurangi kemiskinan dan kekurangan lapangan pekerjaan
yang dihadapi masyarakat sekitar. Pada periode awal akuakultur, bisnis ini mulai
memperlihatkan potensi dan kemungkinan budi daya Tilapia secara alami. Saat ini,
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB telah menetapkan Tilapia sebagai sumber protein
utama bagi ketahanan pangan karena nilai sosial ekonominya.

Struktur Organisasi

Dalam menjalankan aktifitas usaha, PT Aquafarm Nusantara melibatkan sejumlah tenaga


kerja terlatih yang dalam melaksanakan tugas berpegangan pada prosedur operasional
standard (SOP) yang disusun oleh perusahaan. Dengan demikian semua pekerja dapat
melaksanakan tugasnya secara efektif serta berwawasan lingkungan. Lebih dari 90% pekerja
berasal dari sekitar lokasi budidaya dan sisanya karena memerlukan kualifikasi khusus maka
didatangkan dari luar daerah.

Tujuan Pendirian
PT Aquafarm Nusantara memiliki visi untuk mengembangkan budi daya ikan yang
bertanggung jawab yang akan menguntungkan masyarakat kurang mampu yang tinggal di
sekitar danau dengan pekerjaan dan kualitas hidup yang lebih layak. Ia berharap untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan dan
membantu masyarakat sekitar mengembangkan infrastruktur di wilayah mereka.

Usaha Awal
Penurunan hasil tangkapan laut untuk jenis ikan berdaging putih (white fish)di pasar
internasional, yang membuat permintaan akan jenis ikan Nila Merah meningkat secara
signifikan, maka pihak perusahaan melihat ada kesempatan yang baik untuk membuka
cabang di kawasan perairan Danau Toba, guna meningkatkan produksi dan pendapatan
perusahaan. Perusahaan memanfaatkan kesempatan tersebut dan pada tahun 1998
mengembangkan usaha yang sama di provinsi Sumatera Utara.
Perusahaan ini memilih Danau Toba sebagai cabang usahanya dikarenakan kondisi perairan
Danau Toba sangat baik dan terhindar dari limbah industri. Danau Toba memiliki arus dan
volume air yang besar dan kedalaman kolam yang pas untuk pembudidayaan ikan.
PT.Aquafarm Nusantara di Provinsi Sumatera Utara memulai operasionalnya pada tahun
1998. Unit pembibitan (Hatchery), pengolahan ikan (Processing Plant) dan pabrik pakan ikan
(Feed Mill) berada di areal seluas + 130 ha di Desa Naga Kisar, Kecamatan Pantai Cermin
Kabupaten Serdang Bedagai. Untuk unit pembesaran (Farming) tersebar pada lima lokasi
yang berbeda di perairan Danau Toba (Toba Growout Project) meliputi 3 Kecamatan
Simanindo dan Onan Runggu Timur Kabupaten Samosir, satu lokasi di Kecamatan Ajibata
Kabupaten Toba Samosir dan satu lokasi lagi di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon
Kabupaten Simalungun.
Untuk letak kantor cabang di Ajibata berada di Jalan Justin Sirait No.30 Desa Parsaoran
Ajibata Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir yang berada di areal seluas 15 m x 35
m yang dipimpin oleh Ir. Hermanto. Batas-batas wilayah tempat usaha berada di sebelah
Utara berhadapan dengan rumah milik Surung Sirait, sebelahSelatan berhadapan dengan
Tanah milik Nanser Sirait, sebelah Timur berada di Jalan Justin Sirait dan sebelah Barat
berhadapan dengan Danau Toba. Adapun total penggunaan KJA di perairan Danau Toba
adalah seluas 9,06 ha.
Kegiatan PT.Aquafarm Nusantara merupakan sistem usaha terpadu (integrated system)
dimana perusahaan mengembangkan usaha mulai skala kecil hingga besar. Untuk Provinsi
Sumatera Utara investasi PT.Aquafarm Nusantara dimulai tahun 1998 melalui Persetujuan
Perubahan Rencana Penanaman Modal yang dikeluarkan oleh BKPM No.46/III/PMA/1998
tertanggal 15 Januari 1999. Surat tersebut memberi izin kepada PT.Aquafarm Nusantara
untuk mengembangkan usaha Keramba Jaring Apung (KJA) di perairan Danau Toba dengan
produksi ikan Nila hidup pertahun 1.375 ton. Nila Merah yang dipelihara dalam KJA
berukuran 1-10 m3. Keuntungan menggunakan KJA antara lain pengelolannya mudah, dapat
ditempatkan pada lahan perairan sempit, produksi per satuan area cukup tinggi dan biayanya
relatif terjangkau.
Pada tahun 2000 produksi ikan nila segar oleh Aquafarm di kawasan Danau Toba + 75 ton
perbulan atau 900 ton pertahun dan produksi fillet beku dan pengelolaan ikan di Desa Naga
Kisar + 25 ton perbulan. Guna mendukung usaha, perusahaan membuka usaha pembibitan
dan pabrik pakan ikan seluas 10 ha di Desa Naga Kisar dengan tingkat produksi benih sekitar
300.000 ekor perbulan.

Sumberdaya Awal
Sebagai langkah awal dari adanya ijin operasi PT Aquafarm Nusantara membangun proyek
ujicoba dengan dukungan kerjasama dari Dinas Perikanan Propinsi Jawa Tengah. Pihak
Dinas Perikanan menyediakan lahan seluas sekitar 3000 m2 di lokasi Balai Benih Induk (BBI)
Sentral Janti, sementara PT Aquafarm Nusantara berkewajiban menyediakan segala fasilitas
di atas lahan tersebut.
Disamping itu PT Aquafam Nusantara juga berkewajiban mengembangkan teknologi bagi
pengembangan sub sektor perikanan khususnya yang ada di Jawa Tengah. Setelah berjalan
selama 5 tahun kerjasama ini ditinjau kembali oleh kedua belah pihak; dan pada tahun 1993
fasilitas tersebut diserahkan Kembali kepada Dinas Perikanan Propinsi Jawa Tengah yang
pengelolaannya dilaksanakan oleh Balai Benih Induk (BBI) Sentral Janti. Selanjutnya PT
Aquafarm Nusantara beroperasi dengan dukungan fasilitas milik sendiri yang terdiri dari :
fasilitas / proyek untuk kegiatan pemijahan, pendederan, pembesaran dan pabrik pengolahan
ikan.

Perkembangan Perusahaan
 1988
Pada tahun 1988, pendiri PT. Aquafarm Nusantara bereksperimen dengan beberapa
spesies berbeda untuk mengembangkan budi daya ikan demi membantu mengurangi
kemiskinan dan kekurangan lapangan pekerjaan yang dihadapi masyarakat sekitar. Pada
periode awal akuakultur, bisnis ini mulai memperlihatkan potensi dan kemungkinan budi
daya Tilapia secara alami. Saat ini, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB telah
menetapkan Tilapia sebagai sumber protein utama bagi ketahanan pangan karena nilai
sosial ekonominya.
 1991
Pada tahun 1991, bisnis ini berkembang menjadi budi daya keramba jaring apung dan
pada tahun 1992, pembenihan Wunut dibangun. Inilah awal mula budidaya PT Aquafarm
Nusantara dan Regal Springs yang dapat sepenuhnya dilacak dan ditelusuri, mulai dari
peneluran hingga pemanenan ikan.
 1994
Sejalan dengan kesuksesan yang diraih, PT Aquafarm Nusantara mulai mengekspor
produknya ke Amerika Serikat, di mana Regal Springs membuka kantor penjualan
pertamanya pada tahun 1994 di Florida, Amerika Serikat. Ekspansi bisnis selanjutnya
dilakukan di Indonesia dengan lokasi pembenihan baru dan diperkenalkannya budi daya
ikan menggunakan jaring melingkar di danau, suatu cara yang lebih baik dari
sebelumnya.
 1998
Pada tahun 1998, Aquafinca St. Peter Fish di Honduras, bergabung dengan PT Aquafarm
Nusantara untuk menjadi bagian dari keluarga Regal Springs Group, dan pada tahun
2008, kami memulai bisnis pembudidayaan dan pemrosesan Acuagranjas Dos Lagos
Mexico kami di negara bagian selatan Meksiko di wilayah Chiapas, sebuah daerah
minim kesempatan kerja namun memiliki banyak danau alami yang memenuhi kriteria
kualitas air untuk budi daya ikan kami.
 2016-2018
Pada tahun 2016-2018, operasional Regal Springs Group berada di bawah kepemilikan
baru di tingkat global dan lokal dengan penunjukan CEO grup baru, Alois Hofbauer dan
Sammy Hamzah sebagai Komisaris Utama PT Aquafarm Nusantara.
PT Aquafarm Nusantara dan Regal Springs Group adalah bagian dari Golden
Springs Group, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis ilmu biologis. Golden
Springs Group berkomitmen untuk mendukung Regal Springs Group dengan keahlian
dan pengetahuan yang dimiliki oleh divisi ilmu biologis dan mendorong pertumbuhan
Regal Springs secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Dinamisnya permintaan pasar internasional menyebabkan perusahaan terus berkembang.
Melalui izin usaha perluasan No.604/T/PERIKANAN/2007, perusahaan diperbolehkan
mengembangkan budidaya ikan nila di perairan Danau Toba dengan kapasitas produksi
32.770 ton pertahun dan total luasan area KJA mencapai 9,06 ha. Tingkat produksi benih
ikan dari unit pembibitan (Hatchery) skitar 1,5 juta ekor perbulan.
Secara umum Aquafarm dikenal sebagai perintis budidaya ikan Nila Merah yang saat ini
merupakan perusahaan terbesar di Indonesia dalam budidaya, pengolahan serta pemasaran
Nila Merah. Juga perusahaan ini bekerjasama secara langsung dengan agen tunggal Regal
Spring Trading Company yang telah mempunyai terobosan pasar yang kuat, dan saat ini
merupakan satu pemain utama dalam segmen pasar Tilapia beku di Amerika Serikat yang
sangat diperhitungkan.
Dalam pengembangan usaha, tentunya pihak perusahaan memerlukan surat-surat izin dalam
kepengurusanan kepemilikan izin usaha yang sah baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, Simalungun, Tobasa, dan
Samosir. Dibawah ini adalah daftar perizinan yang dimiliki oleh perusahaan Aquafarm
sehingga menjadi perusahaan yang sah secara hukum.

Anda mungkin juga menyukai