Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY ”R” DENGAN POST SC

ATAS INDIKASI POST DATE DI RUANG UNIT GAWAT DARURAT


RS TK II DR AK GANI PALEMBANG TAHUN 2020

DISUSUN OLEH :

NAMA : YULANDA PRANSISKA


NIM : 01.18.0055
TINGKAT : II.A

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMI 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

MENGETAHUI, MENGETAHUI,
PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA/i

( RIA DILA SYAFITRI Ns. S.Kep) ( YULANDA PRANSISKA )


NIM 01.18.0055
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membrane dari dalam
uterus (Rahim) melalui jalan lahir. Saat persalinan terjadi proses membuka dan menipisnya
serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan yang normal terjadi pada umur
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) (Boba, 2012; Sukarni & Wahyu, 2013)
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membrane dari
dalam Rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari permukaan dan dilatasi serviks sebagai
akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur ( Rohani et al,
2011)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam
jalan lahir. ( Aprilia, 2011)

B. Anaotmi Persalinan

C. Tanda-tanda Persalinan
a. Tahap Pertama
1. Munculnya flek
2. Ketuban pecah
3. Kontraksi
b. Tahap kedua
1. Mengeluarkan plasenta
2. Inisiasi dini

D. Pemeriksaan Persalinan
1. Pemeriksaan kesehatan ibu
2. Pemeriksaan tekanan darah calon ibu
3. Pemeriksaan posisi janin
4. Pemeriksaan rongga panggul
5. Pemeriksaan mulut Rahim(Serviks)
6. Pemeriksaan berat badan janin
7. Pemeriksaan CTG

E. Komplikasi Persalinan
1. Persalinan tidak maju
2. Bayi sungsang
3. Prolaps tali pusat
4. Tal pusat melilit tubuh bayi
5. Plasenta previa
6. Asfiksia perinatal
7. Distosia bahu
8. Rahim robek
9. Berat badan lahir rendah (BBLR)
10.Perdarahan

I. KONSEP PENYAKIT
1. DEFINISI

Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan,yaitu janin dilahirkan melalui


insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan persyaratan,bahwa rahim dalam
keadaan utuh serta bobot janin diatas 500 gram. ( sarwono,2005 dalam buku tetti
dkk,2015)
Sectio Caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan
janin dari dalam rahim (padila, 2015)
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Amar sofian,2012)
Sectio sesarea adalah pengeluaran janin melalui insisi abdomen. Teknik ini digunakan
jika kondisi ibu menimbulkan distres pada janin atau jika telah terjadi distres janin. Sebagian
kelainan yang sering memicu tindakan ini adalah malposisi janin, plasenta previa, diabetes
ibu, dan disproporsi sefalopelvis janin dan ibu. Sectio sesarea dapat merupakan
prosedur  elektif atau darurat .Untuk sectio caesarea biasanya dilakukan anestesi spinal atau
epidural. Apabila dipilih anestesi umum, maka persiapan dan pemasangan duk dilakukan
sebelum induksi untuk mengurangi efek depresif obat anestesi pada bayi .(Buku pre
operatif .arif muttaqin.2010.hal:507)
Indikasi Sectio caesarea :
a. Indikasi Ibu :
1) Panggul sempit.
2) Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi.
3) Stenosis serviks uteri atau vagina.
4) Plassenta praevia.
5) Disproporsi janin panggul.
6) Rupture uteri membakat.
7) Partus tak maju.
8) Incordinate uterine action.
b. Indikasi Janin
1) Kelainan Letak :
a) Letak lintang.
b) Letak sungsang ( janin besar,kepala defleksi).
c) Letak dahi dan letak muka dengan dagu dibelakang.
d) Presentasi ganda.
e) Kelainan letak pada gemelli anak pertama.
2) Gawat Janin.
3) Indikasi Kontra(relative)
a) Infeksi intrauterine
b) Janin Mati
c) Syok/anemia berat yang belum diatasi
d) Kelainan kongenital berat.
c. Tujuan Sectio Caesarea
Tujuan melakukan sectio caesarea (SC) adalah untuk mempersingkat
lamanyaperdarahan dan mencegah terjadinya robekan serviks dan segmen bawah
rahim.

Jenis - Jenis Operasi Sectio Caesarea (SC)


a) Abdomen (SC Abdominalis)

1) Sectio Caesarea Transperitonealis


Sectio caesarea klasik atau corporal : dengan insisi memanjang pada corpus
uteri. Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira
10cm.
Kelebihan :
1. Mengeluarkan janin lebih memanjang.
2. Tidak menyebabkan komplikasi kandung kemih tertarik.
3. Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal

Kekurangan :
1. Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada reperitonial yang
baik.
2. Untuk persalinan berikutnya lebih sering terjadi rupture uteri spontan.
3. Ruptura uteri karena luka bekas SC klasik lebih sering terjadi dibandingkan dengan
luka SCprofunda. Ruptur uteri karena luka bekas SC klasik sudah dapat terjadi pada
akhir kehamilan,sedangkan pada luka bekas SC profunda biasanya baru terjadi dalam
persalinan.
4. Untuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri, dianjurkan supaya ibu yang telah
mengalamiSC jangan terlalu lekas hamil lagi. Sekurang -kurangnya dapat istirahat
selama 2 tahun.Rasionalnya adalah memberikan kesempatan luka sembuh dengan
baik. Untuk tujuan inimaka dipasang akor sebelum menutup luka rahim.
2) Sectio caesarea profunda(Ismika Profunda) :
dengan insisi pada segmen bawahuterus.Dilakukan dengan membuat
sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10cm.
Kelebihan :
1. Penjahitan luka lebih mudah.
2. Penutupan luka dengan reperitonialisasi yang baik.
3. Tumpang tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk menahan isi uterus ke
ronggaperineum.
4. Perdarahan kurang.
5. Dibandingkan dengan cara klasik kemungkinan ruptur uteri spontan lebih kecil

Kekurangan :
1. Luka dapat melebar ke kiri, ke kanan dan bawah sehingga dapat menyebabkan
arteri uteriputus yang akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
2. Keluhan utama pada kandung kemih post operatif tinggi.

3) Sectio caesarea ekstraperitonealis.


Merupakan sectio caesarea tanpa membuka peritoneum parietalis dan dengan
demikian tidakmembuka kavum abdominalis.

b) Vagina (sectio caesarea vaginalis)


Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesaria dapat dilakukan apabila:
1) Sayatan memanjang (longitudinal).
2) Sayatan melintang (tranversal).
3) Sayatan huruf T (T Insisian).

2. ANATOMI & FISIOLOGI


a. Anatomi

b. Fisiologi
Sistem reproduksi Organ reproduksi wanita terbagi atas organ eksterna dan
interna. Organ eksterna berfungsi dalam berfungsi dalam kopulasi, sedangkan organ
interna berfungsi dalam ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur dan perpindahan
blastosis, dan sebagai tempat implantasi, dapat dikatakan berfungsi untuk
pertumbuhan dan kelahiran janin.
1) Struktur Eksterna
a) Mons Pubis Mons Pubis atau Mons Veneris adalah jaringan lemak subkutan
berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang
diatas simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea
(minyak) dan ditumbuhi Rambut berwarna hitam, kasar dan ikal pada masa
pubertas, yakni sekitar satu sampai dua tahun sebelum awitan haid.
Fungsinya sebagai bantal pada saat melakukan hubungan sex.
b) Labia Mayora Labia Mayora ialah dua lipatan kulit panjang melengkung
yang menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis.
Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengelilingi labia
mayora, meatus urinarius, dan introitus vagina ( muara vagina ).
c) Labia Minor Labia Minora, terletak diantara dua labia mayora, merupakan
lipatan kulit yang panjang, sempit dan tidak berambut yang memanjang ke
arah bawah dari bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette. Sementara
bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan
medial labia minora sama dengan mukosa vagina; merah muda dan basah.
Pembuluh darah yang sangat banyak membuat labia berwarna merah
kemurahan dan 4 memungkinkan labia minora membengkak, bila ada
stimulus emosional atau stimulus fisik.
d) Klitoris Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang
terletak tepat dibawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian
yang terlihat adalah sekitar 6 x 6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris
dinamai glans dan lebih sensitif daripada badannya. Saat wanita secara
seksual terangsang, glans dan badan klitoris membesar. Fungsi klitoris
adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksualitas.
e) Prepusium Klitoris Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri
memisah menjadi bagian medial dan lateral.Bagian lateral menyatu di
bagian atas klitoris dan membentuk prepusium, penutup yang berbentuk
seperti kait.Bagian medial menyatu di bagian bawah klitoris untuk
membentuk frenulum.Kadang-kadang prepusium menutupi klitoris.
f) Vestibulum Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan
fourchette.Vestibulum terdiri dari muara utetra, kelenjar parauretra
(vestibulum minus atau skene), vagina dan kelenjar paravagina (vestibulum
mayus, vulvovagina, atau Bartholin). Permukaan 5 vestibulum yang tipis
dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia (deodorant semprot,
garam-garaman, busa sabun), panas, rabas dan friksi (celana jins yang
ketat).
g) Fourchette Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan
tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis
tengah dibawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis
terletak di antara fourchette dan himen.
h) Perineum Perineum ialah daerah muscular yang ditutupi kulit antara
introitus vagina dan anus.Perineum membentuk dasar badan perineum.
Penggunaan istilah vulva dan perineum kadang-kadang tertukar.
2) Struktur Intenal
a) Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, dibawah dan di belakang tuba
falopii.Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding
pelvis lateral kira-kira setinggi Krista iliaka antero superior, dan ligamentum
ovarii proprium. Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan
memproduksi hormon.Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat
banyak ovum primordial (primitif).
Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid
(estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal. Hormone estrogen
adalah hormone seks yang di produksi oleh rahim untuk merangsangpertumbuhan
organ seks seperti payudara dan rambut pubikserta mengatur sirkulasi
manstrubasi.Hormone estrogen juga menjaga kondisi kesehatan dan elasitas
dinding vagina.
Hormone ini juga menjaga teksture dan fungsi payudara.pada wanita hamil
hormone estrogen membuat puting payudara membesar dan
merangsangpertumbuhan kelenjar ASI dan memperkuat dinding rahim saat
terjadi kontraksi 7 menjelang persalinan. Hormone progesterone berfungsi untuk
menghilangkan pengaruh hormone oksitoksin yang dilepaskan oleh kelenjar
pituteri.Hormone ini juga melindungi janin dari serangan sel-sel kekebalan tubuh
dimana sel telur yang di buahi menjadi benda asing dalam tubuh ibu.hormon
androgen berfungsi untuk menyeimbangkan antara hormon estrogen dan
progesterone.
b) Tuba Falopii (Tuba Uterin)
Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan diameter 0,6 cm. Setiap tuba
mempunyai lapisan peritoneum di bagian luar, lapisan otot tipis di bagian tengah,
dan lapisan mukosa di bagian dalam. Lapisan mukosa terdiri dari sel-sel
kolumnar, beberapa di antaranya bersilia dan beberapa yang lain mengeluarkan
secret. Lapisan mukosa paling tipis saat menstruasi.Setiap tuba dan lapisan
mukosanya menyatu dengan mukosa uterus dan vagina.
c) Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muscular, pipih, cekung yang tampak
mirip buah pir terbalik. Pada wanita dewasa yang belum pernah hamil, ringan
uterus ialah 60 g. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan,
licin dan teraba padat. Derajat kepadatan ini bervariasi bergantung kepada
beberapa faktor.
Misalnya, uterus mengandung lebih banyak rongga selama fase sekresi. 8
Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan endometrium,
kehamilan dan persalinan.Fungsi-fungsi ini esensial untuk reproduksi, tetapi tidak
diperlukan untuk kelangsungan fisiologis wanita.
d) Dinding Uterus
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: endometrium, miometrium, dan
sebagian lapisan luar peritoneum parietalis.
e) Serviks Bagian paling bawah uterus adalah serviks atau leher.
Tempat perlekatan serviks uteri dengan vagina, membagi serviks menjadi
bagian supravagina yang panjang dan bagian vagina yang lebih pendek. Panjang
serviks sekitar 2,5 sampai 3 cm, 1 cm menonjol ke dalam vagina pada wanita
tidak hamil. Serviks terutama disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah
kecil serabut otot dan jaringan elastis.
f) Vagina
Vagina, suatu struktur tubular yang terletak di depan rectum dan di belakang
kandung kemih dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna di
vestibulum di antara labia minora vulva) sampai serviks. Vagina adalah suatu
tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas.
Karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior vagina
hanya sekitar 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm. Ceruk
yang terbentuk di sekeliling serviks yang menonjol tersebut disebut forniks:
kanan, kiri, anterior dan posterior.
Mukosa vagina berespons dengan cepat terhadap stimulasi estrogen dan
progesterone.Sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus menstruasi dan
selama masa hamil. Sel-sel yang diambil dari mukosa vagina dapat digunakan
untuk mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan vagina berasal dari traktus
genitalia atas atau bawah.Cairan sedikit asam.Interaksi antara laktobasilus vagina
dan glikogen mempertahankan keasaman. Apabila pH naik di atas lima, insiden
infeksi vagina meningkat (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2015).

Anatomi Fisiologi
1) Kulit
a. Lapisan Epidermis
Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel skuamosa
bertingkat.Sel-sel yang menyusunya secara berkesinambungan 10
dibentuk oleh lapisan germinal dalam epitel silindris dan mendatar ketika
didorong oleh sel-sel baru kearah permukaan, tempat kulit terkikis oleh
gesekan.Lapisan luar terdiri dari keratin, protein bertanduk, Jaringan ini
tidak memiliki pembuluh darah dan selselnya sangat rapat.
b. Lapisan Dermis
Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa dan
elastin.Lapisan superfasial menonjol ke dalam epidermis berupa sejumlah
papilla kecil. Lapisan yang lebih dalam terletak pada jaringan subkutan
dan fasia, lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan
saraf.

c. Lapisan subkutan
Lapisan ini mengandung sejumlah sel lemak, berisi banyak pembuluh
darah dan ujung syaraf.Lapisan ini mengikat kulit secara longgar dengan
organ-organ yang terdapat dibawahnya.Dalam hubungannya dengan
tindakan SC, lapisan ini adalah pengikat organ-organ yang ada di
abdomen, khususnya uterus.Organ-organ di abdomen dilindungi oleh
selaput tipis yang disebut peritonium.Dalam tindakan SC, sayatan
dilakukan dari kulit lapisan terluar (epidermis) sampai dinding uterus.

2) Fasia
Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan lemak yang
dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa,.Fasia profunda
terletak pada otot-otot perut. menyatu dengan fasia profunda paha. Susunan
ini membentuk pesawat antara Scarpa's fasia dan perut dalam fasia
membentang dari bagian atas paha bagian atas perut. Di bawah lapisan
terdalam otot, maka otot abdominis transverses, terletak fasia transversalis.
Para fasia transversalis dipisahkan dari peritoneum parietalis oleh variabel
lapisan lemak.. Fascias adalah lembar jaringan ikat atau mengikat bersama-
sama meliputi struktur tubuh.
3) Otot perut
a. Otot dinding perut anterior dan lateral Rectus abdominis meluas dari
bagian depan margo costalis di atas dan pubis di bagian bawah. Otot itu
disilang oleh beberapa pita fibrosa dan berada didalam selubung. Linea
alba adalah pita jaringan yang membentang pada garis tengah dari
procecuss xiphodius sternum ke simpisis pubis, memisahkan kedua
musculus rectus abdominis. Obliquus externus, obliquus internus dan
transverses adalah otot pipih yang membentuk dinding abdomen pada
bagian samping dan depan. Serat externus berjalan kearah bawah dan
atas ; serat obliquus internus berjalan keatas dan kedepan ; serat
transverses (otot terdalam dari otot ketiga dinding perut) berjalan
transversal di bagian depan ketiga otot terakhir otot berakhir dalam satu
selubung bersama yang menutupi rectus abdominis.
b. Otot dinding perut posterior Quadrates lumbolus adalah otot pendek
persegi pada bagian belakang abdomen, dari costa keduabelas diatas ke
crista iliaca.

3. ETIOLOGI
Menurut Jitowiyono 2012 indikasi terjadi nya sectio caesarea terbagi menjadi
dua yaitu :
a. Indikasi yang berasal dari ibu (etiologi)
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak,primipara tua disertai kelainan
letak ada,disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin/panggul) ada, sejarah
kehamilan dan persalinan yang buruk,terdapat kesempitan panggul,plasenta previa
terutama pada primigravida,solutsio plasenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan
yaitu preeklampsia-eklampsia,atas permintaan,kehamilan yang disertai penyakit
(jantung,DM), gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium,mioma uteri dan
sebagainya)
b. Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress/gawat janin,mal presentasi dan mal presentasi dan mal posisi
kedudukan janin,prolapsus tali pusat dengan pembukaan keci,kegagalan persalinan
vakum atau forseps ekstraksi.

Penyebab pre eklamsi sampai sekarang belum diketahui tetapi dewasa ini
banyak ditemukan sebab Pre eklamsi adalah iskemia placenta dan kelainan yang
menyertai penyakit ini adalah Spasmus, Arteriola, Retensi natrium dan air juga
koagulasi intravaskuler ( Wiknjasastro,Hanifa. 2016 ). Penyebab Pre Eklamsi sampai
sekarang belum diketahui, telah terdapat teori yang mencoba menerangkan sebab
musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang
memuaskan.
Teori yang dapat diterima antara lain:
1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda,
hidromnion, dan molahidatidosa.
2) Sebab bertambahnya, frekuensi dan makin tuanya kehamilan.
3) Sebab dapat terjadinya, perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dan
uterus.
4) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma Faktor
predisposisi pre eklamsi yang harus diwaspadai menurut (Hanifa, 2002) antara
lain Nuliparitas, riwayat keluarga dengan Eklamsi dan pre eklamsi, kehamilan
ganda, diabetes, hipertensi dan molahidatidosa.

Indikasi kelahiran dengan bedah sesar


Absolute Relative
Ibu a. Indikasi persalinan yang gagal a. Bedah sesar elektif berulang.
b. Proses persalinan tidak b. Penyakit ibu (pre eklamsi berat,penyakit
maju(distosia persalinan) diabetes,kanker serviks)
c. Disproporsi sefalopelvik(panggul
sempit

Utero a. Bedah uterus sebelumnya (sesar a. Riwayat bedah uterus sebelumnya


plasent klasik). miomektomi dengan ketebalan penuh).
a b. Riwayat ruptur uterus. b. Presentasi funik(tali pusat)pada saat
c. Obstruksi jalan lahir (fibroid). persalinan.
d. Plasenta previa,abruption
plasenta berukuran besar.

Janin a. Gawat janin/hasil pemeriksaan a. Mal presentasi janin(sungsang ,presentasi


janin yang tidak meyakinkan. alis ,presentasi gabingan ).
b. Prolaps tali pusat. b. Makrosomia.
c. Malpresentasi janin (posisi c. Kelainan janin (hidrosefalus).
melintang).

Sumber :errol norwis,buku anatomi 2011

4. PATOFISIOLOGI
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayitidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya plasenta previa
sentralis dan lateralis,panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri
mengancam, partus lama, partustidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan
malpresentasi janin. Kondisi tersebutmenyebabkan perlu adanya suatu tindakan
pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasienmengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah
intoleransi aktivitas. Adanyakelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan
menyebabkan pasien tidak mampumelakukan aktivitas perawatan diri pasien
secara mandiri sehingga timbul masalah deficit perawatan diri.Kurangnya informasi
mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatanpost operasi akan
menimbulkan masalah ansietas pada pasien.
Selain itu, dalam prosespembedahan juga akan dilakukan tindakan
insisi pada dinding abdomen sehinggamenyebabkan terputusnya inkontinuitas
jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitardaerah insisi. Hal ini akan
merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akanmenimbulkan rasa
nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akanditutup
dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik
akanmenimbulkan masalah risiko infeksi
5. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Aplikasi Nanda NIC NOC 2015 Manifestasi Klinis pada Sectio
Caesarea meliputi :
a. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior)
b. Panggul sempit
c. Disporsi sefalopelvik: yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan ukuran
panggul
d. Rupture uteri mengancam
e. Partus lama (prolonged labor)
f. Partus tak maju(obstructed labor)
g. Distosia serviks
h. Pre-eklamsia dan hipertensi
i. Malpresentasi janin
- Letak lintang
- Letak bokong
- Presentasi dahi dan muka (letak defleksi)
- Presentasi rangkap jika reposisi tidak berhasil
- Gemeli

6. KOMPLIKASI
Menurut Padila,2015 kemungkinan komplikasi yang timbul setelah dilakukan
operasi adalah :
a. Infeksi Puerperalis
Komplikasi ini bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari
dalam masanifas atau dapat juga bersifat berat, misalnya peritonitis, sepsis dan
lain-lain. Infeksi postoperasi terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada
gejala - gejala infeksi intrapartumatau ada faktor - faktor yang merupakan
predisposisi terhadap kelainan itu (partus lamakhususnya setelah ketuban pecah,
tindakan vaginal sebelumnya). Bahaya infeksi dapatdiperkecil dengan pemberian
antibiotika, tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali, terutamaSC klasik dalam
hal ini lebih berbahaya daripada SC transperitonealis profunda.
b. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang arteria
uterina ikutterbuka atau karena atonia uteri.
c. Komplikasi-komplikasi lain seperti :
a) Luka kandung kemih.
b) Embolisme paru – paru.
c) Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut
pada dindinguterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi
ruptura uteri. Kemungkinan hal inilebih banyak ditemukan sesudah sectio
caesarea klasik.

7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Arief Monsjoer, dkk, 2010 : 313 pemeriksaan diagnostik adalah
a. Hemoglobin atau hematokrit (Hb/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar pra
operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi.
c. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah.
d. Urinalisis / kultur urine.
e. Pemeriksaan elektrolit
8. PENATALAKSAAN MEDIS & KEPERAWATAN

Penatalaksaan dan keperawatan menurut AriefMonsjoer, dkk, 2010 : 313 .

a. Keperawatan
1) Rawat rumah sakit dengan tirah baring.
2) Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.
3) Umurkehamilankurang 37 minggu.
4) Antibiotikprofilaksisdenganamoksisilin 3 x500 mg selama 5 hari.
5) Memberikantokolitikbilaadakontraksiuterus. Dan memberikan
kortiko steroid untuk mematangkan fungsi paru janin.
6) Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda
persalinan.
7) Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau
gawat janin.
8) Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada
kontraksi uterus maka lakukanmobilisasi bertahap. Apabila
pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan.
b. Medis
1) Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis
tinggi.Bila ditemukan tanda-tanda inpartu, infeksi dan gawat janin
maka lakukan terminasi kehamilan.
2) Induksiatauakselerasipersalinan.
3) Lakukan seksiocaesaria bila induksi atau akselerasi persalinan
mengalami kegagalan.
4) Lakukanseksiohisterektomibilatanda-tandainfeksi uterus
beratditemukan.

9. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Penatalaksanaan Medis Post SC
1) Pemberian cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan perintavenaharus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi
hipotermi, dehidrasi, ataukomplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa
diberikan biasanya DS 10%, garamfisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah
tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hbrendah diberikan transfusi darah sesuai
kebutuhan.
2) Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu
dimulailahpemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian minuman dengan
jumlah yang sedikitsudah boleh dilakukan pada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa air
putih dan air teh.

3) Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
a) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi.
b) Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang
sedini mungkin setelahsadar.
c) Hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit dan
diminta untukbernafas dalam lalu menghembuskannya.
d) Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah
duduk (semifowler).
e) Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan
belajar duduk selamasehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan
sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke5 pascaoperasi.
4) Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
penderita,menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter
biasanya terpasang 24 -48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan
penderita.
5) Pemberian obat-obatan.
a) Antibiotik. Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-beda setiap
institusi.
b) Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan.
1. Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam.
2. Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol.
3. Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu.
c) Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan
caboransiaseperti neurobian I vit. C.
6) Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan berdarah
harus dibukadan diganti.
7) Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
darah, nadi,danpernafasan.
8) Perawatan payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
tidak menyusui,pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara
tanpa banyak menimbulkankompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.(Manuaba,
2015).
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. Pengkajian
Menurut Aspiani, 2017 pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan
meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps tali
pust, abrupsio plasenta dan plasenta previa.
a. Identitas atau biodata klien.
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan,
pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor register  , dan diagnosa
keperawatan.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kesehatan

1)     Riwayat kesehatan dahulu:


Penyakit kronis atau menular dan menurun sepoerti jantung, hipertensi, DM, TBC,
hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
2)     Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat pada saat sebelun inpartu di dapatka cairan ketuban yang keluar
pervaginan secara sepontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan.
3)     Riwayat kesehatan keluarga:
` Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC,
penyakit kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada
klien.
d.      Pola-pola fungsi kesehatan
1)    Pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara
pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya mrnjaga kebersihan
tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya
2)     Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayinya.
3)     Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada
klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan
nyeri.
4)    Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah kencing
selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema dari trigono, yang
menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita
takut untuk melakukan BAB.
5)    Istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena adanya
kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
6)      Pola hubungan dan peran
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan
orang lain.
7)    Pola penagulangan sters
Biasanya klien sering melamun dan merasa cemas
8)    Pola sensori dan kognitif
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan dan
nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi
kurangnya pengetahuan merawat bayinya

9)    Pola persepsi dan konsep diri


Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih menjelang
persalinan dampak psikologis klien terjadi  perubahan konsep diri antara lain dan
body image dan ideal diri
10)  Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual atau fungsi dari
seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
e.    Pemeriksaan fisik
1)  Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya
cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
2)  Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena adanya
proses menerang yang salah
3)   Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-
kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sklera kunuing
4)  Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya, adakah
cairan yang keluar dari telinga.
5)  Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang ditemukan
pernapasan cuping hidung
6)  Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi areola mamae dan
papila mamae
7)  Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri. Fundus
uteri 3 jari dibawa pusat.
8) Genitaliua
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
9)  Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
10)  Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus,
karenan preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
11)  Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan darah turun, nadi cepat,
pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.

2. Daftar Masalah Keperawatan


Menurut Fadhillah, 2017 masalah keperawatan adalah
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Integritas kulit
3. Intoleransi Aktivitas
4. Ansietas
5. Resiko infeksi
3. Diagnosa Keperawatan Dengan SC
Menenurut Fadhillah, dkk diagnosa keperawatan merupakan Penilaian klinis terhadap
pengalaman atau respon individu, keluarga, atau pada proses masalah.
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada SC adalah :
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluran janin dibuktikan dengan ekspresi
wajah meringis
2. Gangguan integritas kulit berhubangan dengan penurunan mobilitas dibuktikan dengan
kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan merasa lemah

4. Rencana Tindakan

No SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri melahirkan adalah Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
pengalaman sensori dan Ekspektasi menurun Observasi
emosional yang bervariasi 1. Identifikasi lokasi,
dari menyenangkan sampai Kriteria hasil karakteristik,
tidak menyenangkan yang 1. kemampuan durasi,frekuensi, kualitas,
berhubungan dengan menuntaskan intensitas nyeri
persalinan aktifitas 2. Identifikasi sakal nyeri
Penyebab meningkat 3. Identifikasi respons nyeri
1. Dilatasi serviks 2. keluhan nyeri non verbal
2. Pengeluaran janin menurun 4. Identifikasi faktor yang
3. merinis menurun memperberat dan
Gejala dan tanda mayor 4. sikap protektif memperingan nyeri
menurun 5. Identifikasi pengetahuan
Subjektif 5. gelisah menurun dan keyakinan tentang
1. Mengeluh nyeri 6. kesulitan tidur nyeri
2. Perinium terasa menurun 6. Identifikasi budaya
tertekan 7. menarik diri terhadap respon nyeri
menurun 7. Identifikasi [engaruh
Objektif 8. berfokus pada nyeri pada kualitas hidup
1. Ekspresi mwajah diri sendiri 8. Monitor keberhasilan
meringis menurun terapi komplementer
2. Berposisi 9. diaforesis yang sudah diberikan
meringankan nyeri menurun 9. Monitor efek samping
3. Uterus tersa 10. perasaan depresi penggunaan analgetik
membulat ( tertekan )
menurun Terapeutik
Gejala dan tanda minor 11. perasaan takut 1. Berikan teknik
mengalami nonfarmakologis untuk
Subjektif cedera berulang mengurangi rasa nyeri
1. Mual menurun ( mis. TENS, hipnosis,
2. Nafsu Makan 12. anoreksia akupresur, terapi musik,
menurun/meningkat menurun biofeedback, terapi pijat,
Objektif 13. perineum terasa aromaterapi, teknik
1. Tekanan darah tertekan imajinasi terbimbing,
meningkat menurun kompres hangat,/dingin,
2. Frekuensi nadi 14. uterus teraba terapi bermain )
meningkat membulat 2. Kontrol lingkungan yang
3. Ketegangan otot menurun memperberat rasa nyeri
meningkat 15. ketegangan otot ( mis. Suhu ruangan,
4. Pola tidur berubah menurun pencahayaan,
5. Fungsi berkemih 16. pupil dilatasi kebisingan )
berubah menurun 3. Fasilitasi istirahat dan
6. Diaforesis 17. muntah menurun tidur
7. Gangguan perilaku 18. mual menurun 4. Pertimbangkan jenis dan
8. Perilaku ekspresif 19. frekuensi nadi sumber nyeri dalam
9. Pupil dilatasi membaik pemilihan strategi
10. Muntah 20. pola napas meredakan nyeri
11. Fokus pada diri membaik
sendiri 21. tekanan darah Edukasi
membaik 1. Jelaskan penyebab,
22. proses berpikir periode, dan pemicu nyeri
membaik 2. Jelaskan strategi
23. fokus membaik meredakan nyeri
24. fungsi berkemih 3. Anjurkan monitor nyeri
membaik secara mandiri
25. prilaku membaik 4. Anjurkan menggunakan
26. nafsu makan analgetik secara tepat
membaik 5. Ajarkan teknik
27. pola tidur nonfarmakologi untuk
membaik mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
anlgetik, jika perlu
2. Gangguan integritas kulit Ekspektasi meningkat Perawatan integritas kulit
adalah kerusakan kulit
( dermis dan/atau epidermis ) Kriteria hasil Observasi
adat jaringan ( memberan 1. elastisitas 1. Identifikasi penyebab
mukosa, kornea, fasia, otot, meningkat gangguan integritas kulit
tendon, tulang, kartilago, 2. hidrasi (mis. Perubahan
kapsul sendi, dan/atau meningkat sirkulasi, perubahan
ligamen ) 3. perfusi jaringan status nutrisi, penurunan
meningkat kelembaban, suhu
Penyebab 4. kerusakan lingkungan eksterm,
jaringan penurunan mobilitas)
1. Perubahan sirkulasi menurun
2. Perubahan status 5. kerusakan Terapeutik
nutrisi (kelebihan atau lapisan kulit 1. Ubah posisi tiap 2 jam
kekurangan) menurun jika tirah baring
3. Kekurangan/kelebiha 6. nyeri menurun 2. Lakukan pemijatan pada
n volume cairan 7. perdarahan area penonjolan tulang,
4. Penurunan mobilitas menurun jika perlu
5. Bahan kimia iritatif 8. kemerahan 3. Bersihkan perineal
6. Suhu lingkungn yg menurun dengan air hangat,
ekstrim 9. hematoma terutama selama periode
7. Faktor mekanis ( mis. menurun diare
Penekanan pada 10. pigmentasi 4. Gunakan produk
tonjolan tulang, abnormal berbahan petroleum atau
gesekan ) atau faktor menurun minyak pada kulit kering
elektris 11. jaringn parut 5. Gunakan prosuk
(elektrodiatermi, menurun berbahan ringan/alami
energi listrik 12. nekrosis dan hipoalergik pada
bertegangan tinggi ) menurun kulit kering
8. Efeksamping dari 13. abrasi kornea 6. Gunakan produk
terapi radiasi menurun berbahan ringan/alami
9. Kelembaban 14. suhu kulit dan hipoalergik pada
10. Proses penuaan membaik kulit sensitive
11. Neuropatiferifer 15. sensasi membaik 7. Hindari produk berbahan
12. Perubahan pigmentasi 16. tekstur membaik dasar alcohol pada kulit
13. Perubahan hormonal 17. pertumbuhan kering
14. Kurang terpapar rambut membaik Edukasi
informasi tentang 1. Anjurkan menggunakan
upaya pelembab ( mis. Lotion,
mempertahankan atau serum)
melindungi integritas 2. Anjurkan minum air yang
jaringan cukup
3. Anjurkan meningkatkan
Gejala dan tanda mayor asupan nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan
Subjektif asupan buah dan sayur
( tidak tersedia ) 5. Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
Objektif 6. Anjurkan menggunakan
1. Kerusakan jaringan tabir surya SPF minimal
dan/atau lapisan kulit 30 saat berada di luar
rumah
Gejala dan tanda minor 7. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
Subjektif secukupnya
( tidak tersedia )

Objektif
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Kemerahan
4. Hematoma
3. Intoleransi aktifitas adalah Ekspektasi meningkat Manjemen Energi
ketidak cukupan energi untuk Observasi
melakukan aktifitas sehariKriteria hasil 1. Identifikasi gangguan
hari 1. kemudahahn fungsi tubuh yang
melakukakn mengakibatkan kelelahan
Penyebab meningkat 2. Monitor kelelahan fisik
1. Ketidak seimbangan 2. aktifitas sehari dan emosional
antara suplai dan hari meningkat 3. Monitor pola dan
kebutuhan oksigen 3. kecepatan jamtidur
2. Tirah baring berjalan 4. Monitor lokasi
3. Kelemahan meningkat ketidaknyamanan selama
4. Inmobilitas 4. jarak berjalan melakuakn aktifikas
5. Gaya hidup monoton meningkat
5. kekuatan tubuh Terapeutik
gejala dan tanda mayor bagian atas 1. Sediakan linkunga
meningkat nyaman dan rendah
Subjektif 6. kekuatan tubuh stimulus ( mis. Cahaya,
1. Mengeluh lelah bagian bawah suara, kunjungan,)
meningkat 2. Lakukan latiihan rentang
objektif 7. toleransi gerak pasif dan/atau aktif
1. Frekuensi jantung menaiki tangga 3. Berikan aktifitas distraksi
meningkat meningkat yang menenangkan
8. keluhan lelah
> 20% dari kondisi menurun 4. Fasilitasi duduk disisi
istirahat 9. dispnea saat tempat tidur , jika tidak
aktifitas dapat berpindah atau
Gejala dan tanda minor menurun berjalan
10. dispnea setelah
Subjektif aktifitas Edukasi
1. Dispenea saat / menurun 1. Anjurkan tirah baring
setelah aktifitas 11. aritmia saat 2. Anjurkan melakukan
2. Merasa tidak nyaman aktifitas aktivitas secara lengkap
setelah beraktifitas menurun 3. Anjurkan menghubungi
merasa lemah 12. aritmia setelah perawat jika tanda dan
aktifitas gejala kelehan tidak
Objektif menurun berkurang
1. Tekanan darah 13. sianosis 4. Ajarkan strategi koping
berubah > 20% menurun untuk mengurangi
dari kondisi istirahat 14. perasaan lemah kelelahan
2. Gambaran EKG menurun Kolaborasi
menunjukkan aritmia 15. frekuensi nadi 1. Kolaborasi dengan ahli
saat/setelah aktifitas membaik gizi tentang cara
3. Gambaran EKG 16. warna kulit meningkatkan asupan
menunjukkan iskemia membaik makanan.
4. Sianosis 17. tekanan darah
membaik
18. saturasi oksigen
membaik
19. frekuensi napas
membaik
20. EKG iskemia
membaik
Sumber : SDKI, SLKI, SIKI (2017)
DAFTAR PUSTAKA

Abdul bari, Saifuddin. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal.YBPSP. Jakarta
Aria wibawa dept obstetri dan ginekologi FKUI-RSUPN CM
Cunningham, F.G., Et all. 2005. William Obstetrics, 22nd edition. Chapter 21 Disorders of Aminic
Fluid Volume. Pages 525-533. USA: McGRAW-HILL
Chandranita Manuaba, Ida Ayu, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri . Jakarta. EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. . Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN POST NATAL

I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama :Ny. R Nama Suami :Tn. S
Umur :32 tahun Umur :34 tahun
Suku / Bangsa :Indonesia Suku :Indonesia
Agama :Isalam Agama :Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat :jln. Silaberanti Alamat :jln. Silaberanti
No. Register :2905xxx
Tgl. MRS :07 agustus 2020 Pukul :10.00
Tgl Pengkajian :07 agustus 2020 Pukul :10.30
Ruangan :UGD

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : pada tanggal 07 agustus 2020 pasien datang ke RS
dengan keluhan tanggal perkiraan kehamilannya sudah lewat waktu
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasein mengeluh nyeri pada luka post op, lemah
dan kemampuan pergerakan sendi dan tungkai (Rom ) terbatas
P : Pasien mengatakan nyeri post SC
Q : Pasien mengatakan nyeri panas seprti terbakar
R : Pasien mengatakan dibagian perut
S : Pasien emngatakan skala nyeri 5(1-10)
T : Paisen mengatakan nyeri hilang timbul

C. Riwayat Kehamilan dan Persalinan


1. HPHT : 18 oktober 2019
2. Taksiran Partus : 15 juli 2020
3. ANC
 Frekuensi : 10 kali
 Tempat : Rumah Sakit
 Keluhan-keluhan : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
4. Imunisasi : tidak dikaji

5. Riwayat Persalinan
a. Ibu
 Tanggal Persalinan : 29 Mei 2005
 Tempat Persalinan : Rumah Sakit
 Ditolong oleh : Dokter
 Jenis Persalinan : SC
 Perdarahan : 450 CC
 Plasenta : Lengkap
 Ketuban : Negatif
 Laporan Persalinan
Kala I : Tidak dikaji (karena pasien lanngsung dilakukan
tindakan operasi )
Kala II : Tidak dikaji (karena pasien langsung dilakukan
tindakan operasi)
Kala III : Tidak dikaji ( karena pasien langsung dilakukan
tindakan operasi)
Kala IV : Tidak dikaji (karena pasien langsung dilakukan
tindakan operasi )

b. Bayi
 Jenis Kelamin : laki-laki
 BB Lahir : 2,6 kg PB :53cm
 APGAR SCORE :8
 Anus : baik
 Masa Gestasi :
 Cacat bawaan : .tidak ada

D. Aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi
Pola Makan : 3x sehari
Komposisi makanan : Nasi,sayur, daging dan buah
Perubahan makan yang dialami : Nafsu makan meningkat

2. Eliminasi
Pola eliminasi BAB : 1x/hari di pagi hari
Karakteristik : Lembek
Pola Eliminasi BAK : 6x/hari
Karakteristik : Cair

3. Aktivitas Sehari-hari
Personal hygiene : Baik, tidak ada perubahan (mandi 2x/hari, gosok
gigi 3x/hari, 1x 3hari)
Pekerjaan : Mandiri
4. Pola Istirahat dan Tidur : .8 jam
5. Seksualitas : Pasien berhubungan intim dengan suami 2 bln yang
lalu
6. Kontrasepsi
Rencana kontrasepsi : tidak ada

E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Neurologis : E4V5M4
3. Kesadaran : Composmentis/stupor/somnolens/semi koma/koma
4. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu : 37 oC
Pernafasan : 20x / menit Nadi : 89x/mnt.
Tinggi badan : 160 cm LILA : 28cm.
BB sebelum hamil : 56 kg BB sekarang : 63 kg.

5. Kepala dan Leher


a. Bagian kepala atas
 Hematom/post trauma : Ada/tidak
 Tipe rambut :lurus
 Distribusi rambut :merata
 Warna rambut :hitam
 Alopesia (kebotakan) : Ada/tidak
b. Wajah
Bentuk : Simetris
Oedem : Tidak ada
Ekspresi : Pasien tampak meringis

c. Mata
 Pupil isokor (diameter kedua pupil sama) : Ya/tidak
 Reflek cahaya (normal jika pupil miosis/mengecil) : (+/+) / (-/-)
 Sklera ikterik (kekuningan) : Ya/tidak
 Conjungtiva anemis (pucat) : (+/+) / (-/-)

d. Telinga
 Cerumen : Ada/tidak . Jika ada, jelaskan: karakteristiknya
 Terpasang alat bantu dengar: Ya/tidak. Jika ya, terpasang di telinga:
dextra/sinistra.

e. Malar / Pipi
 Chloasma gravidarum (bercak-bercak khas di pipi pada wanita hamil): Ada/tidak.
 Acne (jerawat) : Ada/tidak. Jika ada,jelaskan keadaannya........

f. Hidung
 Nafas cuping hidung : Ada/tidak
 Pilek :Ya/tidak
 Terpasang alat bantu nafa s : ya / tidak. Jika ya,maka:
 Tipe: Tidak ada ukuran pemberian: Tidak ada.L/menit

g. Bibir dan Mulut


 Sianosis : Ya/tidak
 Sariawan : Ya/tidak
 Gigi palsu : Ada/tidak
 Mukosa bibir : lembab/kering
 Gangguan gigi dan gusi :Ada/tidak. Jika ada, jelaskan keadaannya

6. Leher
 Pembesaran kelenjar tiroid (gondok) : Ada/tidak
 Limfonodi (kelenjar limfe) : Teraba/tidak
 Nadi karotis : Teraba/tidak

7. Thorak
a. Mamae
 Inspeksi
 Kemerahan di areola/badan mamae : Ya/tidak
 Simetris kanan dan kiri : Ya/tidak
 ASI keluar : Ya/tidak
 Retraksi puting (puting tenggelam) : Ya/tidak
 Peau de orange (Kulit mamae seperti kulit jeruk, khas pada Ca Mamae)
: Ya/tidak
 Palpasi
 Nyeri : Ya/tidak. Jika Ya, maka:
P : ..................................................................
Q : ..................................................................
R : ..................................................................
S : ..................................................................
T : ..................................................................
 Benjolan abnormal dalam mamae : Ya/tidak. Jika Ya, maka jelaskan
karakteristiknya

8. Abdomen
a. Inspeksi :
 Datar/cembung :
 Bekas operasi Sectio Caesaria : Ada/tidak
 Stretch mark (guratan pada abdomen wanita hamil): Ada/tidak
 Linea nigra (garis memanjang dari pusar sampai simfisis pubis): Ada/tidak
 Nyeri : Ya/tidak. Jika Ya, maka:
P : Paseien mengatakan nyeri akibat pembedahan
Q : Seperti terbakar
R : Nyeri dirasakan di abdomen pada luka post po
S : Skala nyeri 5
T :Nyeri di rasakan jika ada pergerakan

b. Auskultasi
 Peristaltik :28x/menit

c. Palpasi:
 Massa : Ada/tidak
 Turgor kulit : Elastis/inelastis
 Nyeri tekan di lapang abdomen : Ada/tidak

d. Perkusi : Tidak ada bunyi


9. Genitalia
Vulva dan Vagina
Varises : Tidak ada
Luka : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Kebersihan : Cukup
a. Perineum
Luka Parut : Tidak ada
b. Lochea
Jenis Lochea : Tidak dikaji
Jumlah : Tidak dikaji
Warna : Tidak dikaji
Bau : Tidak dikaji
Sifat Pengeluaran : Tidak dikaji

10. Ekstrimitas
a. Superior (atas):
 Edema : Ada / tidak
 Turgor : <3 detik
 Warna kulit : sawo mateng
 Infus:
 Terpasang : Di lengan dextra/sinistra
 Jenis infus : RL
 Faktor tetesan : 20tetes/menit
 Nyeri di area tusukan infus : Ada/tidak
 Kekuatan otot : Kuat/lemah
 CRT (capilarry refill time) < 3 detik : Ya/tidak
 Nadi radialis (pergelangan tangan) : 98x/menit
 Palmar (telapak tangan) : pucat/kemerahan
 Refleks fisiologis biceps/triseps : (+/+) / (-/-)
 Refleks patologis : (+/+) / (-/-)
 Deformitas (kelainan bentuk) : Ada/tidak, jika ada jelaskan
karakteristiknya
b. Fraktur : Ada/tidak, jika ada jelaskan
keadaan umumnya
c. Inferior (bawah):
 Edema : Ada/tidak
 Turgor Kulit :<3 dtk
 Warna Kulit : sawo mateng
 Akral (bagian kaki paling bawah) : Hangat/dingin
 Kekuatan otot : Kuat/lemah
 Refleks patela : (+/+) / (-/-)
 Refleks patologis : (+/+) / (-/-)

F. Pengkajian Psikososial
1. Konsep Diri : Pasien mengatakan bahagia setelah melahirkan dan
mempunyai anak
2. Kognitif : Pasien mengatakan sudah mengetahui menyusui dan
perawatan bayi
3. Behavior : Pasien tampak menerima kehadiran anak keduanya terlihat
dari Ia memeluk anaknya.
4. Mekanisme koping : Mekanisme pertahanan tubuh pasien dalam menghadapi
masalah lemah
5. Peran : Tidak dikaji
6. Support system : Keluaga memberikan semangat yang baik kepada pasien

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Data Penunjang
Tanggal : 7 Agustus 2020
Jenis Pemeriksaan : USG
Hasil :Pasien akan dilakukan caesar
Kesan :T

Khusus pemeriksaan lab (hematologi)


Tanggal :

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hb 9,8 % 14-18 gr%
LED 25 mm/jam <15 mm/jam
Lekosit 10 ribu/ml 5-10 ribu/ml
Trombosit 244 ribu 150-450 ribu
Gol.Darah O
W pembekuan 5’30” 5-15 mnt
W perdarahan 2’0” 1-7 mnt
BSS 92 mg% <140 gr%

Terapi
Tanggal :
JAM JENIS TERAPI RUTE TERAPI DOSIS INDIKASI
IVD RL Intravena 20X/mnt Mengembalikan
atau
mempertahankan
keseimbangan
elektrolit dalam
tubuh

Memperkuat
Oxytosin Drip 2 amp kontraksi persalinan
ketika melahirkan
dan pengendalian
perdarahan setelah
melahirkan

Gizi/Diet
Tanggal :

II. Analisa Data


N Data Kemungkinan Penyebab Masalah Keperawatan
o
Data Subjektif Pengeluaran Janin Nyeri Melahirkan
Pasein mengeluh nyeri pada
luka post op

Do:
P : Paseien mengatakan nyeri
Q: Sseperti terbakar
R :Nyeri dirasakan di
abdomen pada luka post po
S : Skala nyeri 5
T :Nyeri di rasakan jika ada
pergerakan

2. Data Subjektif: Penurunan mobilitas Gangguan integritas kulit


pasien mengatakan sulit
mengerakan bagian abdomen
dan pinggang
Data Objektif:
1. Mengeluh lelah
2. Merasa lemas
3. Data Subjektif: Kelemahan Intoleransi aktivitas
pasien mengatakan
Data Objektif:
1. Mengeluh lelah
2. Merasa lemas

Data Subjektif :
Pasien mengatakan luka post
op
Data Objektif :

sebesar 15 cm
Td: 120/80 mm/hg

N: 98 x/mn

RR: 20 x/mnt

T: 37 C

III. Prioritas Masalah Keperawatan.


1. Nyeri Melahirkan
2. Intoleransi aktivitas
3. Gangguan integritas kulit

IV. Diagnosa Keperawatan.


1. Nyeri melahirkan berhungan dengan pengeluaran janin dibuktikan dengan ekspresi
wajah meringis.
2. Gangguan integritas kulit diberhubungan dengan penurunan mobilitas dibuktikan
dengan kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dibuktikan dengan merasa lemah

V. Intervensi Keperawatan.
No SDKI SLKI SIKI
1 Nyeri melahirkan Setelah dilakukan Observasi
berhubungan intervensi keperawatan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
dengan dalam 3x24 jam maka durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
pengeluaran tingkat nyeri menrun nyeri
janin dibuktikan dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
dengan ekspresi 1. Keluhan nyeri
wajah meringis menurun Terapeutik
2.Meringis menurun 1. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Edukasi
1. jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2. jelaskan strategi meredakan nyeri

Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2. Gangguan Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit
integritas kulit intervensi keperawatan Observasi
berhubungan dalam 3x24 jam maka 1 Identifikasi penyebab gangguan
dengan integritas kulit dan integritas kulit
penurunan jaringan meningkat Terapeutik
mobilitas dengan kriteria hasil: 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
dibuktikan 1. Kerusakan baring
dengan jaringan Edukasi
kerusakan menurun 1. Anjurkan minum air yang cukup
jaringan 2. Kerusakan 2. Anjurkan meningkatkan asupan
dan/atau lapisan lapisan kulit nutrisi
kulit menurun
3. Nyeri menurun

3. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi


aktivitas intervensi keperawatan Observasi
berhubungan dalam 3x 24 jam maka 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
dengan toleransi aktivitas yang mengakibatkan kelelahan
kelemahan meningkat dengan
dibuktikan kriteria hasil: Edukasi
dengan merasa 1. Keluhan lelah 1. Anjurkan tirah baring
lemah menurun 2. Anjurkan melakukan aktivitas
2. Frekuensi nadi secara bertahap
membaik Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan

VI. Implementasi Keperawatan.

No Hari/ DP Jam Implementasi Keperawatan Nama


Tanggal dan
Paraf
1 08 Nyeri melahirkan 09.00 Observasi Yulan
agustus berhubungan 1. Mengidentifikasi lokasi, da
2020 dengan pengeluaran Rasional : di bagian abdomen
janin dibuktikan 2. mengidentifikasi skala nyeri
dengan ekspresi Rasional : dengan menggunakan
wajah meringis numeric rating scale

09.10 Terapeutik
0 1.Memberikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Rasional : Teknik tarik nafas
dalam
2. mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Rasional :Memmembatasi jumlah
pengunjung

09.15 Edukasi
1. Mejelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
Rasional :agar pasien
menggertipenyebab nyeri

09.20 Kolaborasi
1. Berkolaborasi pemberian
analgetik

2. 08 Gangguan integritas 09.50 Observasi Yulan


agustus kulit berhungan 1. Mengidentifikasi penyebab da
2020 dengan penurunan gangguan integritas kulit
mobilitas
dibuktikan dengan 10.20 Terapeutik
kerusakan jaringan 1. Mengubah posisi tiap 2 jam jika
dan/atau lapisan tirah baring
kulit Respon : Untuk mencegah agar tidak
10.30 terjadi decubitus

Edukasi
1. Menganjurkan minum air yang
cukup
Respon : Untuk menjaga
keseimbangan cairan
2. Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
Respon :

3. 08 Intoleransi aktivitas 10.45 Observasi Yulan


agustus berhubungan 1. Mendentifikasi gangguan fungsi da
2020 dengan kelemahan tubuh yang mengakibatkan
dibuktikan dengan kelelahan
merasa lemah
11.00 Edukasi
1.Menganjurkan tirah baring
Respon : Agar pasien dapat istirahat
drng baik
2. Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Respon : Agar tidak terjadi kekakuan

11.10 Kolaborasi
1. Berkolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan.
Respon : Agar asupan gizi tetap
terjaga

VII. Evaluasi Keperawatan / Catatan Perkembangan.

No DP Evaluasi Keperawatan Nama


(S0AP) dan
Paraf
1 Nyeri melahirkan Tanggal :08 agustus 2020 Yulanda
berhubungan dengan Pukul : 16.00
pengeluaran janin S: pasien mengeluh nyeri pada luka post op
dibuktikan dengan ekspresi
wajah meringis O:
P :paseien mengatakan nyeri
Q : seperti terbakar
R :nyeri dirasakan di abdomen pada luka
post po
S : Skala nyeri 5
T :nyeri di rasakan jika ada pergerakan

A : masalah blm teratasi


P : intervensi dilanjutkan
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri

Terapeutik
1. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Edukasi
1. jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri

Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian analgetik

2. Gangguan integritas kulit S: pasien mengatakan luka post op di bagian Yulanda


Berhubungan dengan abdomen masih belum kering
penurunan mobilitas
dibuktikan dengan O:
kerusakan jaringan dan/atau
lapisan kulit TD: 120/80 mm/hg

T:37C

N:98x/mnt

RR:20x/mnt

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi Dilanjutkan

Observasi
1. Identifikasi penyebab gangguan
integritas kulit
Terapeutik

1.Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring


Edukasi

1. Anjurkan minum air yang cukup


2. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

3. Intoleransi aktivitas S: pasien mengatakan sulit mengerakan Yulanda


berhubungan dengan dibagian abdomen dan pinggang
kelemahan dibuktikan O:
merasa lemah TD: 120/80 mm/hg
T:37C
N:98x/mnt
RR:20x/mnt
Mengeluh lelah
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi Dilanjutkan

Observasi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan

Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.

N DP Evaluasi Keperawatan Nama


o (S0AP) dan
Paraf
1 Nyeri melahirkan Tanggal :09 agustus 2020 Yulanda
berhubungan dengan Pukul : 11.00
pengeluaran janin dibuktikan S: pasien mengeluh nyeri pada luka post op
dengan ekspresi wajah berkurang
meringis
O: P :pasien mengatakan nyeri
Q: Nyeri yang dirasakan panas seprti terbakar
R : nyeri dirasakan di abdomen pada luka post
po
S : Skala nyeri 3
T :nyeri di rasakan jika ada pergerakan

A : masalah blm teratasi


P : intervensi dilanjutkan
1. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
3. kolaborasi pemberian analgetik

2. Gangguan integritas kulit S: pasien mengatakan luka post op di bagian Yulanda


berhubungan dengan abdomen masih basah
penurunan mobilitas O: Panjang jahitan 6 cm
dibuktikan dengan kerusakan
jaringan dan/atau lapisan TD: 110/80 mm/hg
kulit
T:36,4C

N:80x/mnt

RR:118x/mnt

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi Dilanjutkan

Observasi
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas
kulit

Terapeutik

2. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring


Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.

Intoleransi aktivitas
3. berhubungan dengan S: pasien mengatakan bisa bergerak secara Yulanda
kelemahan dibuktikan terbatas
dengan merasa lemah O:
TD: 110/80 mm/hg
T:36.4C
N:80x/mnt
RR:18x/mnt
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi Dilanjutkan

N DP Evaluasi Keperawatan Nama


o (S0AP) dan
Paraf
1 Nyeri melahirkan Tanggal :10 agustus 2020 Yulanda
berhubungan dengan Pukul : 15.00
pengeluaran janin dibuktikan S: pasien mengatakan nyeri sudah hilang
dengan ekspresi wajah
meringis O:
P :paseien mengatakan nyeri sudah hilang
Q: tidak ada keluhan
R : nyeri pada abdomen sudah hilang
S : Skala nyeri 0
T :nyeri sudah hilang

A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan, pasien diperbolehkan
pulang

2. Gangguan integritas kulit S: pasien mengatakan luka post op di bagian Yulanda


berhubungan dengan abdomen sudah kering
penurunan mobilitas
dibuktikan dnegan kerusakan O:
jaringan dan/atau lapisan
kulit TD: 120/70 mm/hg

T:36.0C

N:82x/mnt

RR:18x/mnt

A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan, pasien diperbolehkan


pulang

3.
Intoleransi aktivitas S: pasien mengatakan sudah bisa bergerak Yulanda
berhubungan dengan dengan baik
kelemahan dibuktikan dengan O:
merasa lemah TD: 110/80 mm/hg
T:36.4C
N:80x/mnt
RR:18x/mnt
A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan, pasien diperbolehkan
pulang
FORMAT KONSULTASI

NAMA MAHASISWA : YULANDA PRANSISKA

NIM : 01.18.0055

RUANGAN :

RUMAH SAKIT : DR. AK GANI PALEMBANG

NO HARI/TGL TOPIK KONSULTASI SARAN PARAF

1 14/08/20 1. Konsultasi Lp Post SC 1.Setiap Point Lp harus


mempunyai referensi
2. Konsultasi Askep Teoritis
2. Referensi 10 tahun terakhir

3. Anatomi harus di kasih


sumber

4. Minimal 3 definisi

5. Daftar masalah minimal 3

6. Rencana Tindakan di buat


dalam tabel

2 17/08/20 1. Konsultasi Lk Post SC 1. Implementasi di tambah


respon atau rasional

2. Di evaluasi harus di buat jam


mengevaluasi tindakan

3. 18/08/20 1. ACC Askep Post SC


LAMPIRAN

Nama : Yulanda Pransiska


Nim : 01.18.0055
Dosen Pembimbing : Ns. Ria Dilla S.Kep., M.Kes

Anda mungkin juga menyukai