Anda di halaman 1dari 34

FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PADA PRIA, PROSES

METABOLISME, SUHU TUBUH

DISUSUN OLEH :
NAMA : DIANI PUTRI
NIM : PO.71.24.1.20.025
TINGKAT 1 REGULER A

DOSEN PEMBIMBING
HENI SUMASTRI, S.Pd M.Kes

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
TAHUN 2020/2021
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................
1.3 TUJUAN ........................................................................................................................
BAB II : FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA...........................................................
2.1 PROSES SPERMATOGENESIS...................................................................................
2.2 MEKANISME EREKSI PENIS......................................................................................
2.3 ENJAKULASI.................................................................................................................
2.4 KUANTITAS DAN KOMPOSISI SEMEN.................................................................
BAB III : PROSES METABOLISME.......................................................................................
3.1 METABOLISME............................................................................................................
3.2 ANABOLISME ..............................................................................................................
3.3 KATABOLISME...........................................................................................................
3.4 PERANAN ENZIM DALAM PROSES METABOLISME.........................................
BAB IV : SUHU TUBUH............................................................................................................
4.1 PENGERTIAN SUHU TUBUH...................................................................................

4.2 ASAL PANAS PADA TUBUH MANUSIA...............................................................

4.3 MACAM-MACAM SUHU TUBUH ...........................................................................

4.4 SISTEM PENGATURAN SUHU TUBUH.................................................................

4.5 MEKANISME KETIKA SUHU TUBUH BERUBAH...............................................

4.6 RESEPTOR SUHU......................................................................................................

4.7 PENYALURAN SINYAL SUHU TUBUH PADA SISTEM SARAF........................

4.8 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUHU TUBUH.............................................

4.9 GANGGUAN PENGATURAN SUHU TUBUH .......................................................


4.10 FISIOLOGI TERKAIT DENGAN PENGATURAN SUHU TUBUH........................

BAB V PENUTUP.......................................................................................................................

5.1 KESIMPULAN...........................................................................................................

5.2 SARAN.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul fisiologi sistem reproduksi pria,proses
metabolisme dan suhu tubuh ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu heni sumastri,s.pd
m.kes pada mata kuliah fisiologi.selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang fisiologi sistem reproduksi pria,proses metabolisme dan suhu tubuh bagi para
pembaca dan penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu heni sumastri,s.pd m.kes ,sekalu dosen
pembimbing mata kuliah fisiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang fisiologi sistem reproduksi pria,proses metabolisme dan suhu
tubuh
Saya menyadari,makalah yang saya buat ini jauh dari kata sempurna.oleh karena itu,kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Organ reproduksi membentuk apa yang dikenal sebagai traktus genitalis yang berkembang
setelah traktus urinarius. Kelamin laki-laki sejak lahir sudah dapat ditentukan. Tetapi sifat-sifat
kelamin belum dapat dikenal dan perkembangan sifat terjadi pada usia remaja ketika jiwa dan
raganya menjadi matang.

Pada laki-laki dewasa pubertas dimulai dengan perubahan suara lebih berat, pembesaran
genetalia eksterna, tampilnya bulu di atas tubuh dan muka.

Di alam ini ada banyak sekali mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di habitatnya
masing – masing. Setiap mahluk hidup mempunyai sifat dan kebiasaan masing – masing. Salah
satu ciri dari mahluk hidup ialah melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses tersebut ialah
proses penguraian makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup.

Setiap mahluk hidup pasti memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya.Selain itu
makanan juga menjadi sumber tenaga dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh mahluk
hidup.Makanan tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ pencernaan.Setelah masuk ke
dalam tubuh,makanan tersebut akan mengalami proses perombakan.Zat – zat yang terkandung
dalam makanan diuraikan menjadi sumber energi.

Hasil dari penguraian zat – zat makanan tersebut yang menjadi sumber tenaga untuk
melakukan aktivitas kehidupan.Bisa kita bayangkan,jika zat – zat yang ada dalam makanan tidak
diuraikan pasti tidak ada tenaga yang dihasilkan dalam tubuh.Maka mahluk hidup tidak akan
mempunyai kemampuan untuk menjalani aktivitas kehidupan.Sebagai contoh kita dapat melihat
seekor harimau yang memangsa makanannya. Makanan yang di cerna oleh tubuh harimau
diubah/di konversi menjadi energi dan tenaga yang dapat di gunakan oleh harimau untuk berlari
dan mencari mangsa yang lain.

Mungkin akan berbeda halnya jika makanan yang si makan oleh harimau tidak
mengalami proses penguraian, pasti harimau tersebut tidak akan mempunyai kemampuan untuk
berlari bahkan mencari mangsanya.Oleh karena itu , harimau memerlukan energi yang diperoleh
dari proses penguraian zat – zat makanan.Proses inilah yang kita kenal dengan proses
Metabolisme.
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,
hipotermi, dan febris.Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya
dan mekanismenya,dikarenakan hal tersebut dalam makalah ini kami akan membahas tentang
mekanisme perubahan suhu tubuh.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana proses spermatogenesis?

2. Bagaimana mekanisme ereksi penis?

3. Apa itu enjakulasi?

4. Bagaimana kuantitas dan komposisi semen?

5. Bagaimana proses metabolisme dan pengertiannya?

6. Bagaimana dua macam proses yang terjadi dalam metabolisme yaitu pembentukan zat
( anabolisme ) dan penguraian zat ( kataboliosme )?

7. Apa peranan enzim dalam pross metabolisme?

8. Bagaimana perubahan suhu tubuh yag terjdi pada manusi?

9. Bagaimana sistem dan mekanisme purubahan suhu tubuh?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui dan memahami proses apermatogenesis

2. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme ereksi penis

3. Untuk mengetahui dan memahami tentang enjakulasi

4. Untuk mengetahui kuantitas dan komposisi semen

5. Untuk mengetahui dan memahami proses metabolisme dan pengertiannya

6. Untuk mengetahui dan memahami proses yang terjadi dalam metabolisme

7. Untuk mengetahui dan memahami peranan enzim dalam proses metabolisme

8. Untuk mengetahui dan memahami perubahan suhu tubuh yang terjadi pada manusia

9. Untuk mengetahui dan memahami sistem dan mekanisme perubahan suhu tubuh
BAB II

FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PRIA

2.1 PROSES SPERMATOGENESIS

A. Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa dan


berlangsung sekitar 64 hari (lebih atau kurang 4 hari)

Spermatogonia terletak berdekatan dengan membran basalis tubulus seminiferus.


Spermatogonia berproliferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi spermatosit primer

Setiap spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk dua spermatosit
sekunder. Pembelahan meiosis kedua pada spermatosit sekunder menghasilkan empat
spermatid.

Tahap akhir spermatogenesis adalah maturasi spermatid menjadi spermatozoa (sperma).


Panjang spermatozoa matur mencapai 60 µm. Sperma matur memiliki satu kepala, satu badan,
dan satu flagellum (ekor).

Kepala berisi nukleus dan dilapisi akrosom (tutup kepala) yang mengandung enzim yang
diperlukan untuk menembus ovum.

Badan mengandung mitokondria yang memproduksi ATP diperlukan untuk pergerakan.

Goyangan flagellum mengakibatkan motilitas sperma (untuk berenang).


B. Sel Sertoli menyebar dari epitelium sampai lumen tubulus. Fungsi-fungsinya antara lain

Sel Sertoli secara mekanis menyokong dan memberi nutrisi spermatozoa dalam proses
pematangan.

Sel Sertoli mensekresi inhibitor duktus mullerian, yaitu sejenis glikoprotein yang diproduksi
selama perkembangan embrionik pada saluran reproduksi laki-laki. Zat ini menyebabkan atrofi
duktus mullerian pada genetic laki-laki.

Sel Sertoli mensekresi protein pengikat androgen untuk merespon folikel stimulating hormone
(FSH) yang dilepas kelenjar hipofisis anterior. Protein mengikat testosterone dan membantu
mempertahankan tingkat konsentrasi tinggi cairan tersebut dalam tubulus seminiferus.
Testosteron menstimulasi spermatogenesis.

Sel Sertoli mensekresi inhibin, suatu protein yang mengeluarkan efek umpan balik negatif
terhadap sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior.

Sel Sertoli mensekresi antigen H-Y, yaitu protein permukaan membrane sel yang penting untuk
menginduksi proses diferensiasi testis pada genetik laki-laki.

C. Sel Intertisial (leydig) mensekresi androgen (testosteron dan dihidrotestosteron). Sel-sel


intertisial ini menghilang enam bulan setelah lahir dan muncul kembali saat awitan pubertas
karena pengaruh hormone gonadotropin dari kelenjar hipofisis

D. Proses spermatogenesis
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer
bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder membelah lagi
menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila
spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen Binding Protein) testosteron tidak
diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik
kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.

Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan
oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenja Cowper. Spermatozoa bersama
cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi,
seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki,
spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.

2.2 MEKANISME EREKSI PENIS

Ereksi adalah slah satu fungsi vascular korpus karvenosum dibawah pengendalian SSO.Jika
penis lunak, stimulus simpatis terhadap arterior penis menyebabkan konstriksi sebagian organ
ini, sehingga aliran darahb y6ang melalui penis tetap dan hanya sedikit darah yang masuk
kesinusoid kavernosum.Saat stimulasi mental atau seksual, stimulus parasimpatis menyebabkan
vasodilatasi arterior yang memasuki penis. Lebih banyak darah yang memasuki vena
dibandingkan yang dapat didrainase vena.Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi
darah dan menekan vena yang dikelilingi tunika albuginea non distensi.Setelah ejakulasi, impuls
simpatis menyebakan terjadinya vasokonstriksi arteri dan darah akan mengalir ke vena untuk
dibawah menjauhi korpus. Penis mengalami detumesensi, atau kembali ke kondisi lunak.

2.3 ENJAKULASI
Enjakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki. Semen
diejeksikan melalui serangkaian semprotan.Implus simpatis dari pusat refleks medulla spinalis
menjalar di sepanjang saraf spinal lumbal (L1 dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan
kontraksi peristaltik dalam duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini
menggerakkan sperma di sepanjang saluan.Implus parasimpatis menjalar pada saraf pudendal
dan menyebabkan otot bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara
berirama.Kontraksi yang stimulan pada vesikelseminalis, prostat,dan kelenjar bulbouretral
menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk

2.4. KUANTITAS DAN KOMPOSISI SEMEN

Volume ejakulasi berkisar antara 1 ml sampai 10 ml; rata – rata 3 ml. Semen terdiri dari
90% air dan mengandung 50 sampai 120 juta sperma per ml; volume sperma mencapai 5%
volume semen.Semen diejakulasi dalam bentuk cairan kental berwarna abu – abu kekuningan
dengan pH 6,8 sampai 8,8. Cairan ini segera berkoagulasi setelah ejakulasi dan mencair dengan
spontan dalam 15 sampai 20 menit.Bagian pertama ejakulasi mengandung spermatozoa, cairan
epididimal, dan sekresi kelenjar prostat dan bulbouretral. Bagian terakhir ejakulasi berisi sekresi
dari vesikel seminalis.Semen mengandung berbagai zat yang ada dalam plasma darah juga zat
tambahan seperti prostaglandin, enzim proteolitik, inhibitor enzim, vitamin, dan sejumlah
hormon steroid serta gonadrotropin dalam konsentrasi yang berada dengan yang ada di plasma
darah.

Setelah ejakulasi, spermatozoa bertahan hidup hanya sekitar 24 sampai 72 jam dalam
saluran reproduksi perempuan. Sperma dapat disimpan selama beberapa hari pada suhu rendah
atau dibekukan jika akan disimpan selama lebih dari satu tahun.
BAB III

PROSES METABOLISME

3.1 METABOLISME

Seperti yang telah dijelaskan dalam pendahuluan, setiap mahluk pasti melakukan proses
penguraian zat makanan dalam tubuhnya untuk melakukan aktivitas kehidupan. Proses – proses
tersebut berlangsung di dalam sel mahluk hidup.proses inilah yang sering disebut proses
metabolisme mahluk hidup.

Metabolisme merupakan suatu proses pembentukan atau pengurain zat di dalam sel yang
di sertai dengan adanya perubahan energi. Proses – proses ini terjadi di dalam sel mahluk hidup.
Proses yang ter jadi dapat berupa pembentukan zat atau dapat pula berupa penguraian zat
menjadi zat – zat yang lebih sederhana. Proses pembentukan zat terjadi pada proses fotosintesis ,
kemosintesis, sintesis lemak, dan sintesis protein. Proses penguraian zat dapat berupa respirasi
sel dan fermentasi sel.

Metabolisme adalah segala proses resksi kimia yang terjadi di dalam mahluk hidup
mulai mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. Di
dalam proses ini mahluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.( Wirahadikusumah M. 1985 ).

Hampir setiap reaksi yang berlangsung in vivo, di katalis oleh enzim. Bila kami
membayangkan suatu organism hidup sebagai suatu laboratorium kimia yang sangat istimewa,
maka enzim merupakan operator – operator yang terlatih, yang mampu membuat reaksi – reaksi
canggih dengan kecepatan terkendali dan hasil yang tinggi.( Manitto, Paulo. 1992 ).
Dalam proses metabolisme, enzim sangat diperlukan sebagai katalisator ( senyawa yang
dapat mempercepat proses terjadinya reaksi tanpa habis reaksi ). Enzim bekerja dengan cara
menempel pada permukaan molekul zat – zat yang bereaksi, dan dengan demikian dapat
mempercepat proses reaksi.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa dalam proses metabolisme ada dua proses yaitu
proses pembentukan dan penguraian.Proses pembentukan dalam metabolisme di sebut juga
proses anabolisme. Sedangkan proses penguraian disebut juga dengan proses katabolisme. Kedua
proses ini disebut juga sebagai arah lintasan dari proses metabolisme.

Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup.
Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan
dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut sebagai enzim. Pada senyawa organik, penentu
arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.

Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
berinteraksi dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat
yang lazim disebut dengan metabolit, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya.
Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua
ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.

Proses anabolisme biasanya lebih banyak membutuhkan energi sehingga reaksinya dapat
berlangsung cepat dan efisien serta memerlukan energi dalam bentuk energi panas.proses ini
memerlukan energi yang lebih besar karena, dalam proses anabolisme proses yang terjadi lebih
banyak dan prosesnya yang cepat dan efisien panas sehingga nergy yang di perlukan lebih besar.
Reaksi seperti ini disebut juga reaksi endergonik atau reaksi endoterm.

Sedangkan dalam proses katabolisme energi yang di butuhkan lebih sedikit. Karena,
pada reaksi katabolisme hanya menguraikan zat dan melepaskan energi, jadi nergy yang
diperlukan lebih sedikit. Suatu proses di mana terjadi pelepasan energi disebut juga reaksi
eskergonik atau reaksi eksoterm.

3. 2 ANABOLISME

Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik


sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks.Proses ini membutuhkan energi dari
luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia.
Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut
menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut
tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang
terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.

Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya
glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian
informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik
intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari perombakannya,
maka organisme akan tumbuh.Reaksi yang termasuk dalam reaksi anabolisme yaitu fotosintesis
dan kemosintesis. Fotosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi cahaya.
sedangkan kemosintesis ialah reaksi anabolisme yang menggunakan energi kimia. Berikut akan
di jelaskan lebih lanjut mengenai salah satu reaksi anabolisme yaitu fotosintesis.

Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi proses pengolahan energi yang
diperoleh dari sinar matahari dan juga karbon dioksida ( CO2 ) menjadi senyawa kimia organik.
Proses fotosintesis dilakukan oleh tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan pakis, lumut, ganggang
( ganggang hijau, biru, merah dan cokelat ).Energi matahari yang di tangkap oleh proses
fotosintesis merupakan lebih dari 90% sumber energi yang di pakai oleh manusia untuk
pemanasan, cahaya, dan tenaga.Batu bara, gas bumi, dan minyak bumi adalah sumber energi
yang berasal dari hasil perombakan bahan alam hayati oleh adanya jasad berfotosintesis dalam
waktu jutaan tahun yang silam. ( Wirahadi kusumah, M. 1985 ).

Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang
belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini.
Proses fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam
utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri.Pada tumbuhan, organ utama tempat
berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki
kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya
fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim
ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).

Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam
stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan
dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan
cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom
karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang
gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang
gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas
cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (<
400 nm).

Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait
pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada
membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang
berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung
beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah.
Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a
berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung berperan
dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan lepasnya elektron berenergi
tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron.
Proses ini merupakan awal dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.

Berikut rumus umum atau persamaan umum dari proses fotosintesis :

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen
yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari
fotosintesis. Selain itu, cahaya matahari juga punya peran penting dalam proses fotosintesis.

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah
yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut
kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh
bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar
energi dihasilkan di daun.

dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta
kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan
yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis.
Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah
terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.

Proses fotosintesis berlangsung pada organel tumbuhan yaitu kloroplas.Kloroplas terdapat


pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum
matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis.
Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini
dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya
terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.
Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana
(kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat
terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid.
Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a,
klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA,
gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe),
maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan,
pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk
akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya
merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.

3.3 KATABOLISME

Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang


mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam
senyawa sumber.Proses pembongkaran ini dibedakan menjadi dua macam.yaitu sebagai berikut :

1. Apabila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan memerlukan cukup oksigen (aerob)
disebut proses respirasi.

2. Apabila pembongkaran suatu zat dalam dalam lingkungan tanpa memerlukan oksigen
(anaerob) disebut proses fermentasi.

Berikut contoh persamaan dua reaksi di atas :

Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.

(glukosa)
Contoh Fermentasi :C6H12O6 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.

(glukosa) (etanol)

Seperti yang telah dijelaskan si atas proses katabolisme terbagi menjadi dua salah satunya ialah
respirasi. Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi
kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak,dan pertumbuhan.

.Contoh respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya :

C6H,2O6 + 6 O2 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi

(glukosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H2O + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :

· Glikoliisis

Pembakaran glukosa memerlukan oksigaen. Tetapi beberapa sel harus hidup dimana tidak
ada atau tidak selalu ada oksigen. Sebagai contoh sel – sel ragi di dalam botol anggur yang
tertutup rapat dan tidak ada oksigen. Maka ada alasan untuk percaya bahwa sel – sel pertama di
bumi kita ini hidup dalam suatu atmosfir yang tidak mengandung oksigen. Sekarang semua sel
mempunyai peralatan enzimatik untuk mengkatabolis glokosa tanpa bantuan oksigen.
Perombakan anaerobik ( tanpa udara, dank arena itu tanpa oksigen ) glukosa ini disebut
glikolisis. ( Kimball, W, John. 1983 ).
Glikolisis berlangsung di organel yang bernama sitoplasma. Proses glikolisis menghsilkan 2 ATP
menghasilkan 2 molekul asam piruvat, dan menghasilkan molekul NADH yang berfungsi
sebagai sumber elektron berenergi

tinggi.

· Daur Krebs

Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam
piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia. Dalam daur krebs terjadi
pembentukan asam sitrat ( C6 ) dari asam asetat ( C2 ) dan asam oksaloasetat ( C4 ). Dalam daur
krebs menghasilkan 2 ATP, 6NADH, 2FADH, dan 6CO2. Proses daur krebs berlangsung di
dalam organel yang bernama matriks mitokondria.

· Transpor elektron

Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH +
H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang
dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai
hasil sampingan respirasi selain CO2. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya
dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa
pernafasan hewan tingkat tinggi.

Selain proses respirasi, dalam katabolisme ada juga proses fermentasi yaitu proses
pembongkaran yang tidak memerlukan oksigen. Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi
yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob
terhambat dikarenakan oleh sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut.melangsungkan
proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah
respirasi anaerob. Proses fermentasi terjadi karena tidak adanya oksigen atau kandungan oksigen
yang kurang memadai untuk melakukan proses katabolisme.

hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat /asam susu dan
fermentasi alkohol.Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam
laktat. Peristiwa fermentasi asam laktat ini dapat terjadi di otot dan dalam kondisi anaerob.

Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi

enzim

Prosesnya :

1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).

enzim

C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi

2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.

2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD

piruvat dehidrogenasa

Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :

8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.

Selain asam laktat, dalam proses juga terjadi pada alcohol. Pada beberapa mikroba peristiwa
pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2
selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa
hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul
glukosa dalam fermentasi alkohol mampu menghasilkan 38 molekul ATP.

Reaksinya :

1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)

2. Dekarbeksilasi asam piruvat.

Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.

piruvat dekarboksilase (CH3CHO)

3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol


(etanol).

2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HSOH + 2 NAD.

alkohol dehidrogenase

enzim

Ringkasan reaksi :

C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

3.. 4 PERANAN ENZIM DALAM PROSES METABOLISME

Enzim adalah zat ( protein )yang untuk sementara terikat pada suatu atau lebih zat – zat
yang bereaksi. Enzim bertugas sebagai katalisator yaitu mempercepat proses terjadinya reaksi
tanpa berhenti bereaksi. Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalis reaksi kimia, di mana
hampir semua enzim adalah protein. Pada reaksi-reaksi enzimatik, molekul yang mengawali
reaksi disebut substrat, sedangkan hasill .disebut produk. Adanya enzim yang merupakan
katalisator biologis menyebabkan reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses metabolisme berjalan
lancar dalam suhu fisiologis tubuh manusia, sebab enzim berperan dalam menurunkan energi
aktivasi menjadi lebih rendah dari yang semestinya dicapai dengan pemberian panas dari luar.
Kerja enzim dengan cara menurunkan energi aktivasi sama sekali tidak mengubah ΔG reaksi
(selisih antara energi bebas produk dan reaktan), sehingga dengan demikian kerja enzim tidak
berlawanan dengan Hukum Hess 1 mengenai kekekalan energi. Selain itu, enzim menimbulkan
pengaruh yang besar pada kecepatan reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Reaksi-
reaksi yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan di bawah kondisi laboratorium
normal dapat terjadi hanya dalam beberapa detik di bawah pengaruh enzim di dalam tubuh.
Suatu sel tumbuhan mengandung lebih kurang 5 – 50 x 108 molekul enzim.
BAB IV

SUHU TUBUH

4.1 Pengertian Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dproduksi oleh proses tubuh dan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.adapun tempat pengukuran suhu tubuh:suhu inti
yaitu suhu jaringan dalam relatif konstan seperti rektum, membran timpani, esofagus, arteri
pulmoner, kandung kemiih dan suhu permukaan seperti kulit, aksila, oral. Rasa suhu mempunyai
dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai
rasa panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di
dalam system syaraf pusat. Dengan pengukuran waktju reaksi, dapat dinyatakan bahwa
kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan hantaran rasa
panas.

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan
konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan
balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat
temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati
batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap
tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat
lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme
untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan
pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Dengan anestesi blok rasa dingin/panas dapat diblok sehingga objektif maupun subjektif rasa
dingin dan panas dapat dipisah yaitu:

1. Rasa suhu kulit yang tetap ( rasa suhu static )

Bila seseorang berendam di air hangat maka mula-mula rasa hangat akan dialami oleh orang
tersebut. Lama-kelamaan rasa hangat tidak lagi dirasakan dan kalau ia keluar dari air dan masuk
kembali maka ia akan merasakan hangat kembali. Hal ini terjadi karena suhu tubuh beradaptasi
secara penuh terhadap suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini terjadi pada uhu netral (suhu
nyaman). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan bila suhu berada di atas 36C dan rasa dingin
dirasakan pada suhu 17C.

2. Rasa suhu kulit yang berubah ( rasa suhu dinamik )

Pada pengindraan suhu kulit yang berubah tiga parameter tertentu. Suhu awal kulit,
kecepatan perubahan suhu dan luas kulit yang terpapar tehadap rangsangan suhu. Pada suhu kulit
yang rendah, ambang rasa hangat tinggi sedangkan untuk rasa dingin rendah. Bila suhu meninkat
ambang rasa hangat menurun dan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan perubahan suhu
berpengaruh terhadap timbulnya rasa panas/dingin. Luasnya daerah kulit yang terpapar juga
berpengaruh pada rasa timbulnya panas/dingin.

3. Titik rasa dingin dan panas

Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap rangsangan dingin dan panas
terlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik rasa suhu lebih rendah dibandingkan
dengan titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih banyak dibandingkan dengan titik rasa panas.
Kulit wajah daerah yang paling peka terhadap rasa suhu. Kepadatan titik-titik rasa dingin paling
tinggi.

4.2 Asal Panas Pada Tubuh Manusia

Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia bergantung pada tingkat
metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:

1. BMR, terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid.

2. Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan panas.

3. Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas otot yang merupakan upaya

4. Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis) Hal ini terjadi pada bayi baru
lahir.

Sumber energi pembentukan panas ini ialah brown fat. Pada bayi baru lahir, brown fat
ditemukan pada skapula, aksila, dan area ginjal. Brown fat berbeda dengan lemak biasa,
ukurannya lebih kecil, mengandung lebih banyak mitokondria, banyak dipersarafi saraf simpatis,
dan kaya dengan suplai darah. Stimulasi saraf simpatis oleh suhu dingin akan meningkatkan
konsentrasi cAMP di sel brown fat, yang kemudian akan mengativasi fosforilasi oksidatif di
mitokondria melalui lipolisis. Hasil dari fosforilasi oksidatif ialah terbentuknya panas yang
kemudian akan dibawa dengan cepat oleh vena yang juga banyak terdapat di sel brown fat.
Brown fat ini merupakan sumber utama diet-induced thermogenesis. Pengeluaran panas (heat
loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat
kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air.
Radiasi ialah emisi energi panas dari permukaan tubuh dalam bentuk gelombang
elektromagnetik melalui suatu ruang. Konduksi ialah perpindahan panas antara obyek yang
berbeda suhunya melalui kontak langsung obyek tersebut. Konveksi ialah perpindahan panas
melalui aliran udara/ air. Evaporasi ialah perpindahan panas melalui ekskresi air dari permukaan
kulit dan saluran pernapasan saat bernapas. Keseimbangan panas (Silverthorn, 2004)

4.3 Macam – macam suhu tubuh

Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :

· Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

· Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,5°C

· Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40°C

· Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu suhu
yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis.
Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu permukaan
(surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu
ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

4.4 Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,
hipotermi, dan febris.

Suhu dapat di bagi, antara lain:

1. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala,
dada, abdomen) dan C.°dipertahankan mendekati 37

2. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan
subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
3. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata gabungan suhu
inti dan suhu kulit.

Pengukuran suhu tubuh

Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:

1. The mercury-in-glass thermometer

2. The electrical digital reading thermometer

3. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran suhu timfani)

4.5 Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah

1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :

a. Vasodilatasi

Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini
disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan
vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan
pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.

b. Berkeringat

Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas
kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui
evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang
cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal
10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu
meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh pengeluaran impuls
di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh
kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang
produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari
epinefrin dan norefineprin.

c. Penurunan pembentukan panas

Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan menggigil dihambat
dengan kuat.

2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :

a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh


b. Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.

Piloereksi

Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri.
Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya bulu
ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap lingkungan.

c. Peningkatan pembentukan panas

Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil,


pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.

4.6 Reseptor Suhu

Setimulus dapat datang dari lingkungan luar salinitas, suhu udara, kelembapan,cahaya. Alat
penerima rangsang reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Reseptor saraf
yang paling sederhana hanya berupa ujung dendrit dari suatu sel syaraf (neuron) , tidak meliputi
selubung / selaput myelin dan dapat di temukan pada reseptor rasa nyeri (free nerve ending) atau
nociresetor.

Berdasarkan Lokasi Sumber Rangsang

1. INTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang dari dalam
tubuh.

2. KHEMORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi memantau pH,kadar gula dalam darah
dan kadar kalsium dalam cairan tubuh atau darah.

3. EKSTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi menerima rangsang dari lingkungan


di luar tubuh Reseptor penerima gelombang suara (pada alat pendengaran) dan cahaya (dalam
alat pengelihatan).

4. HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR DENGAN EFEKTOR Dalam system syaraf,reseptor


biasanya berhubungan dengan syaraf sensorik (AFFERENT) sedang efektor erat dengan syaraf
motorik(EFERENT). Reseptor berfungsi sebagaipengubah energy, mengubah bentuk suatu
energy menjadi bentuk tertentu. dan di dalam reseptor semua energy di ubah menjadi energy
listrik dan selanjutnya akan membawa ke perubahan elektrolit sehingga timbul potensial aksi.
Apabila suatu resektor menerima rangsangan yang sesuaimaka membrane reseptor akan
mengalami peritiwa potensial aksi. Jika rangsangan yang diterima reseptor cukup kuat potensial
reseptor yang timbul akan lebih kuat. Makin besar rangsangan yang di terima, makin besar pula
potensial local yang di hasilkan sehingga dapat melampoi batas ambang perangsangan pada
membrane potensial generator.

4.7 Penjaluran Sinyal Suhu Tubuh Pada Sistem Saraf


Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh adalah suatu kumpulan
neuron-neuron di bagian anterior hypothalamus yaitu: Preoptic area. Area ini menerima impuls-
impuls syaraf dari termoreseptor dari kulit dan membran mukosa serta dalam hipotalamus.
Neuron-neuron pada area peroptic membangkitkan impuls syaraf pada frekwensi tinggi ketika
suhu darah meningkat dan frekwensi berkurang jika suhu tubuh menurun. Impuls-impuls syaraf
dari area preoptic menyebar menjadi 2 bagian dari hipotalamus diketahui sebagai pusat hilang
panas dan pusat peningkatan panas, dimana ketika distimulasi oleh area preoptic, mengatur
kedalam serangkaian respon operasional yang meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh secara
berturut-turut. Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan
koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan
perubahan suhu dingin atau hangat (Myers, 1984). Pusat pengaturan tubuh manusia ada di
Hipotalamus, oleh karena itu jika hipotalamus terganggu maka mekanisme engaturan suhu tubuh
juga akan terganggu dan mempengaruhi thermostat tubuh manusia. Mekanisme pengaturan suhu
tubuh manusia erat kaitannya antara kerja sama system syaraf baik otonom, somatic dan
endokrin. Sehingga ketika membahas mengenai pengaturan suhu oleh system persyarafan maka
tidak lepas pula kaitannya dengan kerja system endokrin terhadap mekanisme pengaturan suhu
tubuh seperti TSH dan TRH.

4.8 Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat dipengaruhi
oleh berbagai factor yaitu :

1. Exercise

Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet dapat
meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.

2. Hormon

(Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal metabolisme rate.
Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat meningkatkan
metabolisme rate 5-15%.

3. Sistem syaraf

Selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom
terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga
merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal
sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.

4. Suhu tubuh
Meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan 1 % suhu
tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.

5. Asupan makanan

Makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake tinggi protein.

6. Berbagai macam factor seperti

Gender, iklim dan status malnutrisi.

7. Usia

Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas meningkatseiring dengan
pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi suhu akannormal setelah anak mencapai
pubertas.Lansia sensitif terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme kontrolsuhu
(terutama kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan,penurunan aktivitas kelenjar
keringat, penurunan metabolism

8. Olahraga

Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme lemak dankarbohidrat.

9. Kadar Hormon

Suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria

10. Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama periode 24
jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari.

11. Stres

Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persyarafan

12. Lingkungan

Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar.

Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang
dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu
tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C,
suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan
harus sesuai dengan panas yang hilang.

13. Demam ( peradangan ).


Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120%
untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

4.9 Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh

Diantaranya disebabkan oleh:

1. Demam

Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu sampai
39°C meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga meruapakan bentuk pertarungan akibat
infeksi karena virus menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).Pola
demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakibat
puncak demam dan turun dalam waktu yang berbeda.Selama demam, metabolisme meningkat
dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat
kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan
metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang
memproduksi panas tambahan.

2. Kelelahan akibat panas

Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan
dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan
gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas. Tindakan
pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang lebih dingin serta memperbaiki
keseimbangan cairan dan elektrolit.

3. Hipertermia

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan


pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah hipertermia. Setiap penyakit atau
trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia
malignan adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika
orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.

4. Heat stroke

Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu tinggi dapat
mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heat stroke, kedaruratan yang
berbahaya panas dengan angka mortalitas yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang masih
sangat muda atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes
atau alkoholik. Yang termasuk beresiko adalah orang yang mengkonsumsi obat yang
menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. fenotiazin, antikolinergik,
diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani latihan
olahraga atau kerja yang berat (mis. atlet, pekerja konstruksi dan petani). Tanda dan gejala
heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual,
dan bahkan inkontinensia. Tanda lain yang paling penting adalah kulit yang hangat dan kering.

Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat berat dan
malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih besar dari 40,5°C mengakibatkan
kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-
kadang setinggi 45°C, takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang terlebih
dahulu terkena karena sensitivitasnya terhadap keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus
berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjai kerusakan neurologis yang
permanen kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.

5. Hipotermia

Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin memengaruhi


kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan mengakibatakan hipotermia.

Tingkatan hipotermia

~ Ringan 34,6 - 36,5°C per rektal

~ Sedang 28,0 - 33,5°C per rektal

~ Berat 17,0 - 27,5°C per rektal

~ Sangat berat 4,0 - 16,5°C per rektal

Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui selama
beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami hipotermia
mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika
suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika
hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan
tidak responsif terhadap stimulus nyeri.

Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:

1. ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit

2. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit

3. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit

Adapun suhu tubuh normal menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut:

USIA
SUHU(DERAJAT CELCIUS)

3 Bulan (37,5°C)

6 Bulan (37,5°C)

1 Tahun (37,7°C)

3 Tahun (37,2°C)

5 Tahun (37,0°C)

7 Tahun (36,8°C)

9 Tahun (36,7°C)

11 Tahun (36,7°C)

13 Tahun (36,6°C)

Dewasa (36,4°C)

>70 Tahun (36,0°C)

4.10 Fisiologi Terkait Dengan Mekanisme Pengaturan Suhu

Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus anterior
dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya
panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi
meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil,
meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine
dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate. Jika terjadi penurunan suhu
tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang membantu memproduksi panas
melalui mekanisme feed back negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal
(Tortora, 2000). Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area
preoptic dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang
menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus
menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di
kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH (Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf
dihipotalamus dan TSH kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.

Berbagai organ fektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk mencapai nilai
normal, diantaranya adalah :

1. Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang menyebabkan
pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi menurunkan aliran darah
hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan
hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolic
melanjutkan untuk produksi panas.

2. Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang pelepasan


epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya, menghasilkan peningkatan
metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi panas.

3. Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan
memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang berulang-ulang yang disebut
menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi panas tubuh dapat meningkat 4x dari basal
rate hanya dalam waktu beberapa menit.

4. Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon tiroid
kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan
metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh. Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka
putaran mekanisme feed back negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas.
Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area
preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat
peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh
darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi
dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke
kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak
terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi
syaraf simpatis hipotalamik. Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih
dingin. Respon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh
kembali normal. Skema Mekanisme Feedback Negatif Menghemat Atau Meningkatkan Produksi
Panas Menurun.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Sistem reproduksi manusia terdiri dari dua macam yang anatomi dan fisiologi masing-
masing,sehingga sangat penting untuk kita ketahui dan kita syukuri nikmat yang telah Tuhan
berikan karena apa yang diciptakannya tentu memiliki fungsi dan manfaat tersendiri,hendaknya
kita tidak menyalahgunakan dan menyiakan nikmat yang telah Tuhan berikan.

Dari materi tentang metabolism yang telah diuraikan di atas, maka dapat ai ambil
kesimpulan sebagai berikut :

1. Metabolisme merupakan suatu proses dimana terjadi pembentukan atau penguraian zat di
dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. Proses metabolisme sangat penting
bagi mahluk hidup, karena melalui proses ininlah mahluk hidup dapat memperoleh energi untuk
bergerak dan melakukan aktivitas kehidupan.

2. Dalam metabolisme terdapat dua proses yaitu proses pembentukan ( anabolisme ) dan
proses penguraian ( katabolisme ).

3. Anabolisme ialah proses metabolisme yang menyusun senyawa organik sedehana menjadi
senyawa kimia atau molekul kompleks. Dalam proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi
tersebut dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Proses anabolisme yang memerlukan
energi dalam bentuk energy cahaya disebut fotosintesis. Sedangkan proses snsbolisme yang
memerlukan energi kimia disebut kemosintesis.

4. Katabolisme ialah proses metabolisme yang melakukan pembongkaran senyawa kimia


kompleks yang banyak mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung
energi lebih rendah. Tujuanya adalah membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa
sumber. Dalam proses katabolisme ada dua proses yaitu respirasi dan fermentasi. Respirasi ialah
proses pembomgkaran suatu zat yang membutuhkan oksigen yang cukup ( aerob ). Sedangkan
fermentasi ialah proses katabolisme yang di lingkunganya tidak terdapat oksigen atau
kangdungan oksigen kurang memadai ( anaerob ).
5. Enzim mempunyai pengaruh besar dalam proses metabolisme. Dalam proses metabolisme
emzim bertugas sebagai katalisator yaitu senyawa yang dapat mempercepat proses terjadinya
reaksi tanpa berhenti bereaksi. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul
zat – zat yang bereaksi. Hampir semua enzimm adalah berupa protein.enzim mempunyai berat
10.000 sampai beberapa juta Dalton. Suatu sel tumbuhan mengandung lebih kurang 5 – 50 x 10
8 molekul enzim.enzim tersusun dari asam – asam amino sebanyak 100 – 10.000 buah.

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan
thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi,
hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya
berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui pertukaran panas
secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut
reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh
exercize, hormone, system saraf, asupan makanan, gender iklim (lingkungan), usia, aktivitas
otot, stress.

5.2 SARAN

Pengetahuan tentang sistem reproduksi hendaknya dimiliki oleh setiap orang.Dengan


pengetahuan yang dimiliki tersebut diharapkan agar dia menjaganya agar sistem reproduksi
tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami,tepat sasaran,dan tidak menyesatkan.

Seperti karya ilmiah pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari yang namanya kritik dan
kesalahan dalam pembuatan dan penulisanya. Ini semua dikarenakan keterbatasan kemampuan
penyusun dalam memnyusun makalah ini. Namun penyusun akan berjanji dan berusaha untuk
belajar dan merperbaiki kesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang
selanjutnya dapat lebih baik baik lagi. Penyusun siap menerima kritik dan saran yang diberikan.

Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita selalu sehat dan tidak
mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam keadaan normal dan dapat
menyesuaikan dengn kondisi lingkungan sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin, Drs. H. 2006. Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC

http://www.susukolostrum.com/artikel-terbaru-othermenu-50/67-masalah-kesehatan-
pria/1397-sistem-reproduksi-pria

http://id.wikipedia.org/wiki/Anabolisme. diakses tanggal : 27-12-2010

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. EGC: Jakarta

Ganong, William.F. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. EGC: Jakarta

Tortora, J.T., Grabowski, S.R. (2000). Principles of anatomy and physiology. (9th ed.).
Toronto:

John Wiley & Sons, Inc _______(2000). Temperature regulation. Diambil pada 14 Februari
2006. dari

http://www.science.uwc.ac.za/physiology/temperatur/temperature.html Journal of
Endocrinology. (2005). Hypothalamic hormon a.k.a. hypothalamic releasing factors. Diambil
pada 14 Februari 2006 dari http://joe.endocrinologyjournals. org/cgi/content/full Journal of
Endocrinology. (2005). Functional anatomy of hypothalamic homeostatic systems. Diambil pada
13 Februari 2006 dair
Pearce, C Evelyn. 2009. Anatomi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai