BAB II
Neonatal Infection
Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan
persalinan aterm adalah 259-293 hari dengan perhitungan sebagai berikut: 6,7
a. Bayi kurang bulan jika dilahirkan dengan masa gestasi <37 minggu (< 259 hari).
b. Bayi cukup bulan dilahirkan dengan masa gestasi 37-42 minggu (259-293 hari).
c. Bayi lebih bulan jika bayi dilahirkan dengan masa gestasi >42 minggu (> 294 hari).
kehamilan 36 minggu
dan termasuk bayi
kurang bulan (BKB).
Berdasarkan anamnesa dan data rekam medis yang terlampir, pasien lahir dalam usia
kehamilan 40 minggu dan termasuk dalam definisi bayi cukup bulan (BCB).
telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih diragukan.
Sementara janin yang dilahirkan pada trimester terakhir telah viable (dapat hidup). 5
Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan dibawah 20
minggu disebut abortus (keguguran). Bila hal tersebut terjadi dibawah 36 minggu
disebut partus prematur. Kelahiran dari 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus
aterm. 5
Berat badan adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rata-rata berat
bayi normal (gestasi 37-41 minggu) adalah 3000-3600 gram. Berat badan ini
tergantung juga dari ras, status ekonomi orang tua, ukuran orang tua, dan paritas ibu .
Secara umum berat bayi lahir rendah dan berat bayi lahir berlebih lebih besar
Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir karena
semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Konsep berat bayi lahir
5
rendah tidak sama dengan prematuritas karena tidak semua berat bayi lahir rendah
Klasifikasi bayi menurut masa gestasi dan umur kehamilan adalah bayi
kurang bulan, bayi cukup bulan dan bayi lebih bulan. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam jangka waktu 1 jam pertama setelah lahir. Klasifikasi menurut
berat lahir adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir < 2500 gram,
bayi berat lahir normal dengan berat lahir 2500-4000 gram dan bayi berat lahir lebih
3.2.1. Definisi
neonatus adalah suatu istilah yang dipakai sebagai skrining terhadap bayi yang
memiliki risiko sepsis. Sepsis masih menjadi masalah yang belum dapat
Indonesia, hampir sebagian besar BBL yang di rawat mempunyai kaitan dengan
masalah sepsis.6
yang biasanya merupakan tantangan besar bagi neonatologis karena gejala yang
tidak spesifik serta kurangnya tes diagnostik definitif awal.7 Pada bayi Ny. SH
dicurigai terjadi infeksi neonatal berdasarkan gejala yang ditemukan serta faktor
Studi menunjukkan bahwa hingga 37% bayi baru lahir yang lahir dari ibu-
dengan persalinan prematur (bahkan dengan membran yang tidak terganggu) akan
6
menderita sepsis neonatal bawaan, yang juga disebut sepsis onset awal (dalam 2 -
3 hari kelahiran).8
Tabel 2.1. Kriteria Infeksi, Sepsis, Sepsis Berat dan Syok Septik.9
Selain itu, penyebab kematian pada bayi baru lahir 59% disebabkan
karena infeksi neonatal, 17% kongenital anomali, dan 12% akibat asfiksia. 12
Sehingga hal ini masih menjadi masalah dibidang morbiditas, mortalitas, dan
komplikasi yang akan terjadi di kemudian hari. Diagnosis dan tatalaksana secara
dini terhadap bayi baru lahir dengan dugaan sepsis sangat penting untuk
dikonfirmasi mengungkapkan bahwa bayi-bayi ini memiliki ibu yang lebih muda,
lahir prematur, berat badan lahir rendah, mendapatkan ventilasi lama, memiliki
Gambar 2.2. Konsep Manajemen Bayi dengan Faktor Resiko Infeksi Neonatus.15
3.2.2. Diagnosis
Dikatakan infeksi neonatus jika memenuhi salah satu faktor risiko mayor
ataupun dua faktor risiko minor. Faktor risiko mayor tersebut meliputi : KPD > 24
jam, demam intrapartum > 38oC, khorioamnionitis, ketuban berbau, DJJ menetap
> 160 x/menit. Faktor risiko minor meliputi : KPD > 12 jam, demam intrapartum
> 37,7oC, apgar skor rendah (menit pertama < 5, menit ke lima < 7), BBLSR <
1.500 gram, Usia gestasi < 37 minggu, kehamilan ganda, dan keputihan gatal
berbau, ibu dengan infeksi saluran kemih (ISK)/tersangka ISK yang tidak
terobati.16,17,18
9
(3) Respirasi>20kali/menit
immatur(band)
II. Infeksi
Terduga atau infeksi yang terbukti (lewat kultur positif, tissue stain, atau CRP)
kemungkinan infeksi yang tinggi. Bukti infeksi meliputi temuan positif pada
fulminans)
II Sepsis
hipoperfusi, tetapi tidak terbatas hanya pada laktik asidosis, oliguria, atau
hipoperfusi.
11
Bukti infeksi pada By. Ny. SH sesuai teori di atas berdasarkan hasil
pemeriksaan lainnya terkait infeksi berupa CRP didapatkan hasil yang normal.
Dilihat dari onsetnya, sepsis dibedakan menjadi dua yaitu infeksi awitan
1. Sepsis awitan dini (Early Onset): terjadi 7 hari pertama pasca lahir, dengan
gejala klinis yang timbulnya mendadak, serta gejala sistemik yang berat,
2. Sepsis awitan lambat (Late Onset) : timbul setelah umur 7 hari – 3 bulan,
dengan manifestasi klinis sering disertai adanya kelainan sistem susunan saraf
pusat.
Syndrome (SIRS), sepsis, sepsis berat, syok septik, kegagalan multi organ, dan
akhirnya kematian.23
12
karena terlindung oleh berbagai organ tubuh seperti plasenta, selaput amnion,
korion, dan beberapa faktor anti infeksi pada cairan amnion. Kemungkinan
kontaminasi kuman bagaimanapun juga masih dapat terjadi melalui tiga jalan.23
Pertama, yaitu pada masa antenatal atau sebelum lahir, kuman dari ibu
setelah melewati plasenta dan umbilikus, masuk ke dalam tubuh bayi melalui
sirkulasi darah janin. Kedua, yaitu pada masa intranatal atau saat persalinan.
Ketiga, yaitu pada saat ketuban pecah. Paparan kuman yang berasal dari vagina
akan lebih berperan dalam infeksi janin. Kejadian kontaminasi kuman pada bayi
yang belum lahir akan meningkat apabila ketuban telah pecah lebih dari 18-24
jam.23
13
3.2.3. Penatalaksanaan
umum terapi.
antibiotik.
digunakan.
sefalosporin
dan kuinolon.
perawatan yang baik. Infeksi yang diduga cukup sering terjadi pada bayi prematur
dan terapi antibiotik empiris pada keadaan darurat. Jika pengobatan tertunda atau
penanganan sepsis neonatal yang tidak efektif bisa berakibat fatal dengan cepat,
14
penggunaan antibiotik optimal paling penting. Terapi antibiotik empiris pada bayi