TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
yang ditandai dengan adanya aliran darah dari kanan ke kiri (right to left shunting)
dan adanya hipertensi pulmonal disertai dengan adanya sianosis.4 Pada sindrom ini,
aliran darah yang seharusnya dari kiri ke kanan menjadi terbalik dari kanan ke kiri
karena hipertensi pulmonal yang sudah berlangsung lama dan resistensi vaskular
B. Epidemiologi
menurun dari 2,5 juta penduduk per tahun pada tahun 1977 menjadi 0,2 juta
penduduk per tahun pada tahun 2012. Sejalan dengan itu, prevalensi menurun dari
24,6 menjadi 11,9 juta jiwa. Tingkat kelangsungan hidup rata-rata adalah 38,4 tahun,
dengan ketahanan hidup masing-masing 20 tahun, 40 tahun dan 60 tahun masing-
masing 72,5%, 48,4%, dan 21,3%. Lesi kompleks dan sindrom Down secara
independen terkait dengan kelangsungan hidup yang lebih buruk. Usia saat kematian
meningkat dari 27,7 tahun pada periode 1977 sampai 1992, menjadi 46,3 tahun dari
Saat ini, ES telah menjadi gangguan yang jarang terjadi di negara maju,
prevalensi saat ini sulit didapatkan. Deteksi dini penyakit jantung bawaan (PJB) dan
perawatan bedah atau perkutan tepat waktu, saat ini, mencegah perkembangan ES
sisi lain, perbaikan dalam pengelolaan ES selama dua dekade terakhir, telah dikaitkan
positif pada prevalensi ES. Meskipun begitu, sindrom Eisenmenger akan terus terjadi
terutama pada pasien yang mengalami kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan
C. Klasifikasi
atas 2, yakni sindrom Eisenmenger yang diakibatkan oleh lesi yang simple dan yang
diakibatkan oleh lesi yang kompleks. Berikut adalah penyakit jantung kongenital
sebagai berikut.7
FC Deskripsi
Class I Pasien dengan hipertensi portal, tetapi tidak terdapat hambatan pada
aktivitas pasien. Aktivitas biasa tidak menyebabkan dyspnea, nyeri
dada ataupun sinkop pada pasien.
Class II Pasien dengan hipertensi portal yang menyebabkan sedikit hambatan
pada aktivitas pasien. Pasien merasa nyaman saat istirahat, tetapi pada
aktivitas biasa akan menyebabkan dyspnea, nyeri dada hingga nyaris
pingsan (sinkop)
Class III Pasien dengan hipertensi pulmonal yang menyebabkan hambatan pada
aktivitas fisik secara nyata. Pasien merasa nyaman saat istirahat, tetapi
aktivitas ringan pun dapat menyebabkan timbulnya keluhan dyspnea,
nyeri dada bahkan hampir pingsan (sinkop)
Class IV Pasien dengan hipertensi pulmonal yang tidak bisa melakukan
aktivitas apapun tanpa disertai dengan gejala. Pasien biasanya sudah
disertai dengan tanda-tanda gagal jantung kanan. Keluhan berupa
dyspnea, nyeri dada dapat muncul saat istirahat dan akan memberat
dengan aktivitas apapun.
D. Etiologi
darah tinggi di paru-paru. Tekanan darah tinggi ini, atau hipertensi pulmonal, terjadi
karena kelainan jantung bawaan yang menyebabkan darah mengalir dari sisi kiri
jantung ke sisi kanan jantung (shunt kiri ke kanan). Kelainan jantung kongenital tipe
ini meliputi:
1. Patent ductus arteriosus (PDA). Hubungan antara aorta dan arteri pulmonalis
yang memungkinkan darah kaya oksigen yang harus masuk ke tubuh untuk
2. Atrial septal defect (ASD). Pembukaan di septum atrium, atau membagi dinding
antara dua bilik atas jantung yang dikenal sebagai atrium kanan dan kiri.
dinding antara dua bilik bawah jantung yang dikenal sebagai ventrikel kanan dan
kiri.
beberapa kelainan struktur di dalam jantung, termasuk ASD, VSD, dan katup
Karena tekanan di sisi kiri jantung biasanya lebih besar dari pada sisi kanan
jantung, celah antara sisi kiri dan kanan jantung akan menyebabkan darah mengalir
dari sisi kiri jantung ke sisi kanan. Ini shunting kiri-ke-kanan menyebabkan
peningkatan aliran darah ke pembuluh darah paru-paru. Aliran darah yang meningkat
jantung bisa meningkat sampai tekanan sisi kanan lebih besar daripada yang kiri.
Ketika ini terjadi, darah akan mengalir dari sisi kanan jantung ke kiri (shunt kanan ke
kiri), yang berarti bahwa darah miskin oksigen dicampur dengan darah kaya oksigen
progresif pada pembuluh darah paru yang mengakibatkan kerusakan ireversibel pada
lapisan pembuluh darah ini. Fibrosis (pertumbuhan jaringan parut setelah infeksi,
pembengkakan, atau cedera), dan trombus (pembekuan) juga bisa terjadi. Perubahan
di dalam pembuluh darah paru-paru dapat disebut sebagai penyakit obstruksi paru
E. Patofisiologi
walaupun lesi yang paling umum terjadi pada ES adalah ventricular septal defect
(VSD), atrial septal defect (ASD), atroventricular septal defects, dan patent ductus
arteriosus. Sekitar 50% dari semua pasien dengan VSD besar yang tidak diperbaiki,
sekitar 10% pasien dengan ASD besar yang tidak diperbaiki, dan hampir semua
pasien dengan truncus arteriosus yang tidak diperbaiki beresiko mengalami ES.
penyakit vaskular pulmonal dibandingkan dengan pasien dengan VSD. Pasien dengan
ES dapat hadir dengan lesi dasar yang lebih kompleks, seperti truncus arteriosus,
transposisi pembuluh darah besar dan VSD, atau ventrikel tunggal dengan aliran
ditandai dengan adanya aliran darah dari kanan ke kiri (right to the left shunt) yang
pada awalnya disebabkan oleh adanya aliran darah dari kiri ke kanan (left to the right
shunt). Aliran darah dari sisi kiri ke kanan jantung dapat terjadi apabila terdapat suatu
hubungan antara sisi kiri dan sisi kanan jantung misalnya pada malformasi jantung
ataupun akibat shunt yang secara dibuat melalui operasi. Adanya aliran darah dari
kiri ke kanan (left to the right shunt) akan menyebabkan peningkatan volume darah
yang masuk ke dalam ventrikel dextra. Adanya peningkatan volume darah yang ada
Selain itu, endothelial dysfunction juga akan memicu pelepasan growth factor dan
cytokine yang akan memicu migrasi dan proliferasi sel-sel otot polos pembuluh darah
pulmonal.
Adanya proliferasi sel otot polos pada pembuluh darah pulmonal akan
menjadi hipertrofi sebagai suatu bentuk kompensasi. Hal tersebut akan menyebabkan
tekanan pada ventrikel dextra akan meningkat melebihi tekanan pada ventrikel
menyebabkan aliran darah yang pada awalnya mengalir dari kiri ke kanan (left to the
right shunt) menjadi berbalik dari kanan ke kiri (right to the left shunt). Adanya aliran
darah dari kanan ke kiri akan menyebabkan darah yang belum teroksigenasi bergerak
menuju ke kiri dan bercampur dengan darah yang telah teroksigenasi pada ventrikel
sinistra. Hal tersebut akan mengakibatkan darah yang tidak teroksigenasi terpompa ke
F. Manifestasi Klinis
yang paling parah yang terkait dengan penyakit jantung kongenital (PJK). Meskipun
pasien dengan ES sering bertahan hingga dekade ketiga atau keempat kehidupan,
gejala penyakit ini, yang meliputi dyspnea, sianosis, kelelahan, pusing, dan sinkop,
mengurangi harapan hidup. Selain itu, aritmia jantung, komplikasi akhir ES yang
dengan adanya hipertensi pulmonal atau hipoksemia kronis yang menjadi ciri khas
kelainan ini. Pasien yang mengalami sindrom Eisenmenger sering kali mengeluhkan
sesak nafas saat aktivitas, sianosis, pusing, kelelahan, pingsan, aritmia atrial atau
dada, lesu, sinkop, kelelahan, pusing, palpitasi, aritmia, dan, seringkali, gagal jantung
tegangan ventrikel dextra. Fingers clubbing dan cardiac murmurs mungkin terjadi.
Hemoptysis adalah gejala yang terlambat diakibatkan oleh hipoksemia atau adanya
perlukaan pada pembuluh darah pulmonal. Gagal jantung dan kematian mendadak
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan secara jelas adanya sianosis sentral
dan adanya holosistolik murmur pada katup tricuspid (ICS IV linea parasternalis
sinistra). Adanya murmur pada tricuspidalis diakibatkan oleh adanya dilatasi annulus
fibrosus valve tricuspidalis dan perbesaran dari ventrikel dextra. Selain itu, juga dapat
G. Diagnosis
Seorang anak atau remaja dengan riwayat defek septum atrium (ASD), defek
septum ventrikel (VSD), patent ductus arteriosus (PDA), atau kerusakan kanal
atrioventrikular (kanal AV) yang telah diperbaiki atau diperbaiki setelah bertahun-
atau serak terdengar saat mendengarkan jantung yang mungkin atau mungkin tidak
pemeriksaan fisik rutin. Keluhan perubahan toleransi latihan atau sesak nafas, nyeri
dada, atau palpitasi, terutama dengan aktivitas, harus dilaporkan ke dokter untuk
melakukan pengamatan lain yang membantu dalam diagnosis. Tes lain yang mungkin
1. Tes darah. Tes untuk mengevaluasi peningkatan jumlah sel darah merah
APTT, dan penurunan saturasi oksigen hampir selalu ditemukan. Peningkatan laju
aliran darah pulmonal yang ditandai dengan perbesaran ventrikel dextra atau
kedua ventrikel, perbesaran atrium dextra atau kedua atrium, dan dilatasi truncus
pulmonalis.
mengalami deviasi ke dextra, gelombang R monofasik yang tinggi pada lead V3R
dan V4R, gelombang S yang dalam pada lead V3-V9, dan segment ST dan
penyimpangan sumbu kiri dan regangan ventrikel atrium kanan dan kanan.
yang menghasilkan gambar bergerak dari katup jantung dan jantung. Gema dapat
menunjukkan arah aliran darah melalui sumber lesi shunting, seperti PDA, dan
ventrikel dextra dan terkadang juga dapat ditemukan gambaran dilatasi atrium
dextra. 2,10
Gambar 6 Echocardiography Findings pada pasien sindrom Eisenmenger
khas diambil di empat bilik jantung, serta arteri pulmonalis dan aorta. Dalam
beberapa kasus, pewarna kontras juga dapat disuntikkan untuk lebih jelas
tidak satu pun pendekatan ini secara signifikan mengubah kelangsungan hidup atau
risiko perburukan. Gagal jantung kanan merupakan komplikasi potensial ES, dimana
digoksin bisa bermanfaat, walaupun bukti yang mendukung aplikasi ini lemah.
Digoksin bisa bermanfaat lebih besar dalam pengobatan aritmia. Diuretik telah
risiko hemoptisis, stroke, dan perdarahan. Prevalensi trombosis arteri paru pada ES
antikoagulan mungkin bermanfaat pada pasien dengan IPAH, tidak ada penelitian
prospektif yang membahas nilai mereka pada ES; Oleh karena itu, tidak ada
bahwa penutupan perkutan dari pembuluh darah ini mungkin merupakan pilihan
kematian mendadak. Terapi jangka panjang dengan oksigen yang diberikan paling
sindrom hiperviskositas yang terkait dengan peningkatan produksi sel darah merah,
namun, hanya pasien dengan tanda-tanda pasti hipviskositas yang harus dilakukan
phlebotomy.
Memberi edukasi pasien, modifikasi perilaku, dan kesadaran akan faktor risiko
medis yang potensial merupakan aspek manajemen yang penting. Pasien disarankan
untuk menghindari olah raga yang berat dan olahraga yang kompetitif, walaupun
untuk memperbaiki defek jantung adalah pilihan bagi beberapa pasien dengan ES
perioperatif yang tinggi. Tingkat kelangsungan hidup untuk pasien ES serupa dengan
transplantasi pada pasien ES. Mengingat kekurangan pendonor organ yang sesuai,
penerima yang sesuai, dan prognosis setelah transplantasi, ada cara untuk menunda
kebutuhan transplantasi paru-paru pada paten ES. Sebuah analisis retrospektif baru-
baru ini menunjukkan bahwa pasien ES yang menerima targeted therapy, termasuk
analog prostasiklin dan antagonis reseptor endotel, mendapat manfaat berupa waktu
pasien yang lebih muda dengan PJK tetapi tidak pada orang dewasa yang lebih tua.
mengurangi resistensi vaskular paru (PVR) pada beberapa pasien dengan VSD besar
Targeted therapies
Saat ini, terdapat alternatif terapi yang dikatakan cukup efektif sebagai terapi
golongan obat tersebut, terdapat satu golongan obat baru yang juga mulai digunakan,
prostasiklin, tromboksan A2, endothelin-1, dan oksida nitrat. Banyak bukti yang
potassium paru yang terlambat, dan transformasi beta faktor pertumbuhan dan
diamati pada ES dan bentuk PAH lainnya, terapi penargetan penyakit yang telah
memiliki peran yang penting dalam memilih terapi yang tepat untuk pasien dengan
vasodilator akut dengan oksida nitrat, respons ini umumnya hanya minimal. Pedoman
pengobatan yang ada terutama diperoleh dari penelitian di IPAH dan PAH yang
terkait dengan penyakit jaringan ikat; Oleh karena itu, perawatan harus dilakukan
dengan reseptornya (ETA dan ETB) sehingga akan menghambat efek vasokontriksi
pembuluh darah dan proliferasi sel otot polos yang ditimbulkan oleh endothelin.
Endothelin-1 memainkan peran utama dalam kelainan struktural dan fungsional pada
pembuluh darah paru dan perkembangan PAH-CHD dan ES. Penulis beberapa studi
status klinis, dan hemodinamika paru dimungkinkan pada pasien dengan ES.
Penelitian double-blind, placebo-controlled BREATHE-5 (Bosentan Randomized
dengan baik dan tidak mempengaruhi kejenuhan oksigen arterial sistemik secara
tidak langsung. Studi follow up 24-minggu, open label menunjukkan perbaikan lebih
lanjut dalam kapasitas latihan dan kelas fungsional. Analisis post hoc subkelompok
pasien dengan ASD, VSD, atau ASD dan VSD tidak menunjukkan perubahan efikasi
atau oksimetri nadi sistemik antara subkelompok pasien ini. Sebagian besar, namun
tidak semua, data jangka panjang menunjukkan bahwa perbaikan klinis yang diamati
pada pasien ES yang diobati dengan bosentan dapat dipertahankan setidaknya selama
perbaikan rasio PVR terhadap resistensi vaskular sistemik tanpa risiko penurunan
Menurut berbagai penelitian yang telah dilakukan, ERA tidak hanya aman
Sampai saat ini, telah ada penelitian terbatas mengenai penghambat tipe-5
phosphodiesterase yang digunakan pada pasien dengan ES. Selama uji coba sildenafil
diamati.
ukuran kecil studi dan kekurangan metodologis. Pada akhirnya, data kemanjuran
yang menggembirakan ini memerlukan validasi oleh uji coba terkontrol plasebo yang
besar dan acak. Saat ini, pasien direkrut untuk berpartisipasi dalam percobaan
Obat golongan ini bekerja dengan cara menghambat kerja dari enzim
Data tentang terapi prostanoid pada pasien dengan ES terbatas pada laporan
dan untuk menurunkan PVR pada 8 pasien dengan ES setelah 3 bulan terapi. Manfaat
potensial dan risiko terapi vasodilator pra-operasi yang kuat juga telah diilustrasikan
perbaikan lesi jantung. Penggunaan prostanoid dalam kasus "kasus yang tidak dapat
dioperasi" serupa perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Keamanan terapi
SVR dan PVR, mengurangi oksigen arteri, dan penggunaan kateter jangka panjang.
dalam hal keamanan pemberian jangka panjang, namun khasiat dan keamanannya
Obat golongan ini bekerja sebagai analog dari prostacyclin sehingga akan
Future aspect
Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan dalam terapi yang ditargetkan untuk
PAH telah menantang paradigma bahwa ES adalah penyakit yang stabil, tidak dapat
diobati dengan pengobatan. Di masa depan, pendekatan terapeutik dan bedah lainnya
yang ditujukan untuk membalikkan remodeling vaskular dan regenerasi
Data awal menunjukkan bahwa perbaikan shunt sistemik ke paru selama masa
paru untuk beberapa pasien. Pada pasien lain, PAH dapat berkembang bahkan setelah
penutupan defek septum dan dapat diakibatkan oleh peningkatan beban pada
ventrikel kanan karena remodeling dari vaskular paru sebelum operasi. Tidak semua
pasien dengan PJK dan terutama ASD, dapat diperbaiki atau sebaliknya,
transfer gen faktor angiogenik. Pembalikan PAH yang diinduksi monocrotaline dan
pertumbuhan trombosit, efektif dalam kasus satu pasien dengan PAH keluarga tahan
klinisnya tidak jelas pada ES. Apakah terapi PAH saat ini yang menargetkan
endothelin-1 dapat memperbaiki sirkulasi sistemik, dan komplikasi lain pada ES,
menjadi semakin umum, dan manfaat diagnosis dini dan pengobatan PAH baru-baru
ini telah menjadi nyata. Penyelidikan lebih lanjut akan diperlukan untuk menjelaskan
manfaat dari pendekatan baru ini di ES dan waktu optimal untuk memulai
pengobatan.
of Cardiology (ESC)
I. Komplikasi
ataupun kondisi hipoksemia yang berat. Hemaptoe yang terjadi pada pasien sindrom
Eisenmenger biasanya ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting),
tetapi pada beberapa kasus hemaptoe dapat bersifat masif dan dapat menyebabkan
kematian secara mendadak. Selain itu, komplikasi yang juga sering ditemukan pada
pasien sindrom Eisenmenger adalah disfungsi renal yang secara langsung diakibatkan
oleh adanya sianosis, hipoksemia dan polisitemia. Tingkat kerusakan ginjal yang
penurunan laju filtrasi glomerulus hingga terjadinya sindrom nefrotik. Tidak hanya
itu, keadaan polisitemia pada pasien sindrom Eisenmenger juga akan menimbulkan
suatu ancaman serius bagi pasien karena adanya polisitemia akan sangat
J. Pencegahan
Sindrom ini dapat dicegah dengan melakukan koreksi pada defek septum
sedini mungkin sebelum terjadi perubahan yang permanen pada fisiologi jantung.
Selain itu, pencegahan yang dapat dilakukan adalah untuk mencegah terjadinya
K. Prognosis
Pada umumnya prognosis dubia ad malam. Akan tetapi, prognosis sangat
sebelum terjadi kerusakan yang permanent, prognosis dapat menjadi lebih baik.