” Gagal Jantung”
Oleh :
Npm : 2120191008
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
Gagal jantung adalah kondisi kronis dan progesif dimana otot jantung tidak mampu
untuk memompa darah keseluruh tubuh. Gagal jantung merupakan sindrom klinik
yang komplek dimana terjadi gangguan struktur dan fungsi ventrikel dalam proses
pengisian maupun pemompaan darah.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Patofisiologi
Untuk memahami proses patofisiologis pada gagal jantung,
diperlukan pemahaman dasar tentang fungsi jantung yang normal. CO
didefinisikan sebagai volume darah yang dikeluarkan per satuan waktu
(L / menit) dan merupakan produk dari detak jantung (HR) dan volume
stroke. HR dikendalikan oleh sistem saraf otonom. SV, atau volume
darah yang dikeluarkan selama sistol, bergantung pada preload, afterload,
dan kontraktilitas.7 Sebagaimana didefinisikan oleh mekanisme Frank-
Starling, kemampuan jantung untuk mengubah kekuatan kontraksi
bergantung pada perubahan preload. Saat panjang sarkomer miokard
diregangkan, jumlah jembatan silang antara miofilamen tebal dan tipis
meningkat, mengakibatkan peningkatan kekuatan kontraksi.
Kemacetan paru muncul saat ventrikel kiri gagal dan tidak dapat
menerima dan mengeluarkan peningkatan volume darah yang dialirkan
ke ventrikel tersebut atau jika tekanan paru meningkat karena ventrikel
yang kaku dan tidak berdistensi. Akibatnya, tekanan vena dan kapiler
paru meningkat, menyebabkan edema interstisial dan bronkial,
peningkatan resistensi saluran napas, dan dispnea. Tanda dan gejala yang
terkait mungkin termasuk (a) dispnea (dengan atau tanpa aktivitas), (b)
ortopnea, (c) dispnea nokturnal paroksismal (PND), dan (d) edema paru.
Dispnea saat beraktivitas terjadi ketika ada penurunan tingkat aktivitas
yang menyebabkan sesak napas. Ini biasanya digambarkan sebagai sesak
napas lebih dari yang sebelumnya dikaitkan dengan aktivitas tertentu
(misalnya, menyedot debu, menaiki tangga). Saat gagal jantung
berkembang, banyak pasien akhirnya mengalami dispnea saat istirahat.
Edema paru adalah bentuk kongesti paru yang paling parah, dan
disebabkan oleh penumpukan cairan di ruang interstisial dan alveoli.
Pada pasien gagal jantung, ini adalah akibat dari peningkatan tekanan
vena paru. Pasien mengalami sesak napas dan kecemasan yang ekstrim
dan mungkin batuk berdahak merah muda dan berbusa. Edema paru bisa
sangat menakutkan bagi pasien, menyebabkan perasaan sesak atau
tenggelam. Pasien dengan edema paru juga dapat melaporkan tanda atau
gejala kongesti paru yang disebutkan di atas.
Umum
Gejala
-Ortopnea
- Intoleransi olahraga
- Takipnea
- Batuk
- Kelelahan
-Nokturia
-Hemoptisis
-Sakit perut
-Anoreksia
-Mual
- Kembung
-Asites
Tanda-tanda
-Kerutan paru
- Edema paru
-S3 berpacu
-Ekstremitas dingin
- Efusi pleura
- Pernapasan Cheyne-Stokes
- Takikardia
-Kardiomegali
-Edema perifer
- Refluks hepatojugular
-Hepatomegali
2.7 Farmakologi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik di mana jantung
sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari definisi ini adalah
pertama definisi gagal adalah relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh,
kedua penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara
keseluruhan. Istilah gagal miokardium ditujukan spesifik pada fungsi
miokardium ; gagal miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung,
tetapi mekanisme kompensatorik sirkulai dapat menunda atau bahkan
mencegah perkembangan menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya.
Ada beberapa tanda dan gejala untuk gagal jantung yaitu : batuk, sakit
perut, kembung dan mual. Dan tanda dari gagal jantung yaitu : Kerutan
paru, Edema paru, S3 berpacu, Ekstremitas dingin, Efusi pleura,
Pernapasan Cheyne-Stokes, Takikardia, Tekanan nadi sempit.
DAFTAR PUSTAKA
Antman, E.M., Braunwald, E., 2005. ST-Segment Elevation Myocardial
Infarction. In: Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L.,
Braunwald, E.,