2.Mar’atus Sholihah
3.Ratna Nurhayati
4.Dewi Zakiyah
Prodi : S1 Keperawatan
Dosen Pembimbing :
2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa
sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. karena atas rahmat
dan karunia Allah tugas ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing, Ns. Achmad Wahdi, M.Kep dan teman–teman semua yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas akademik terstruktur perspsi sensori
Program Studi S1 Keperawatan dan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami
makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami susun. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu, semua krtik dan saran senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini agar menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2..1................................................................................................................................. Defi
nisi...........................................................................................................................
2..2................................................................................................................................. Etio
logi...........................................................................................................................
2..3................................................................................................................................. Fakt
or Resiko..................................................................................................................
2..4................................................................................................................................. Phat
way...........................................................................................................................
2..5................................................................................................................................. Klas
ifikasi.......................................................................................................................
2..6................................................................................................................................. Man
ifestasi Klinis...........................................................................................................
2..7................................................................................................................................. Ko
mplikkasi.................................................................................................................
2..8................................................................................................................................. Pem
eriksaan Diagnostik.................................................................................................
2..9................................................................................................................................. Pen
atalaksanaan.............................................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Retina pada mata seperti lapisan film pada kamera tempat obyek yang dilihat oleh
mata, merupakan strukturyang sangat terorganisasi, dengan kemampuan untuk memulai
pengolahan informasi penglihatan sebelum informasi tersebut ditransmisikan melalui
nervus opticus ke korteks visual. Begitu pentingnya fungsi retina, sehingga jika terdapat
gangguan atau kelainan pada retina dapat terjadi gangguan penglihatan dimana pasien
dapat mengalami penurunan baik pada visus maupun lapang pandangnya
Ablasio retina merupakan suatu keadaan dimana sel kerucut dan sel batang retina
dari sel epitel pigmen retina terpisah. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat
erat dengan membran Bruch. Sebenarnya, tidak terdapat perlekatan struktural antara sel
kerucut dan sel batang retina dengan koroid ataupun epitel pigmen retina, sehingga
merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis.
Lepasnya retina atau sel kerucut dan sel batang dari epitel pigmen retina akan
mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila
berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap. Dikenal 3 bentuk
ablasi retina, antara lain :
Pada ablasio retina ini bila tidak segera dilakukan tindakan akan mengakibatkan
cacat penglihatan atau kebutaan. Oleh karena itu, makalah ini membahas lebih lanjut
mengenai ablasio retina sehingga kelainan mata ini dapat dideteksi secara dini dan
kecacatan maupun kebutaan akibat penyakit ini dapat dihindarkan.
PEMBAHASAN
2..1 Definisi
Ablasio berasal dari bahasa Latin ablatio yang berarti pembuangan atau
terlepasnya salah satu bagian badan. Disebutkan demikian karena terdapat robekan retina
sehingga terjadi pengumpulan cairan retina antara lapisan basilus (sel batang) dan komus
(sel kerucut) dengan sel-sel epitelium pigmen retina. (Vera H. Darling dan Margaret R.
Thorpe, 1996)
Ablasio Retina merupakan lepasnya retina dari koroid, suatu membran yang
mengandung banyak pembuluh darah yang terletak diantara retina dan sklera.
(Keperawatan Medikal Bedah).
Ablatio Retina juga diartikan sebagai terpisahnya koroid di daerah posterior mata
yang disebabkan oleh lubang pada retina, sehingga mengakibatkan kebocoran cairan,
sehingga antara koroid dan retina kekurangan cairan (Barbara L. Christensen 1991).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Ablatio Retina adalah adanya robekan
retina/lepasnya retina dari koroid sehingga terjadi pengumpulan cairan retina antara sel
batang dan sel kerucut dan mengakibatkan kebocoran cairan.
2..2 Etiologi
Ablasio retina seringkali dihubungkan dengan adanya robekan atau lubang pada
retina sehingga cairan di dalam mata merembes melalui robekan atau lubang tersebut dan
menyebabkan terlepasnya retina dan jaringan dibawahnya.
Hal tersebut bisa terjadi akibat :
1. Malformasi kongenital
2. Kelainan metabolisme
3. Penyakit vaskuler
4. Inflamasi intraokuler
5. Neoplasma
6. Trauma mata
7. Perubahan degeneratif dalam viterous/retina (penyusutan)
2..3 Faktor Resiko
1. Rabun dekat
2. Riwayat keluarga dengan ablasio retina
3. Dibetes yang tidak terkontrol
4. Trauma
2..4 Phatway
2..5 Klasifikasi
3.Black curtain (Adanya lapisan yang menutupi sebagian/seluruh pandangan, seperti
terhalang tirai)
4. Fotopsia (Adanya kilatan cahaya pada mata)
5. Floaters (Adanya bintik bintik kecil yang mengapung pada mata)
2..7 Komplikasi
Jika pengobatan tertunda, perlepasan retina secara parsial dapat berlanjut sampai
seluruh retina terlepas. Ketika hal ini terjadi, penglihatan normal tidak dapat dipulihkan,
dan penurunan ketajaman visual atau kebutaan terjadi pada mata yang terkena.
Komplikasi lain dapat mencakup :
1. Perdarahan ke dalam mata (perdarahan vitreous)
2. Glaukoma (sudut tertutup)
3. Peradangan
4. Infeksi dan jaringan parut akibat operasi
5. Kehilangan persepsi cahaya juga dapat terjadi
2..8 Pemeriksaan Diagnostik
Pada pemeriksaan ini ablasio retina dikenali dengan hilangnya refleks fundus dan
pengangkatan retina. Retina tampak keabu-abuan yang menutupi gambaran vaskuler
koroid. Jika terdapat akumulasi cairan bermakna pada ruang subretina, didapatkan
pergerakkan undulasi retina ketika mata bergerak. Suatu robekan pada retina terlihat agak
merah muda karena terdapat pembuluh koroid dibawahnya. Mungkin didapatkan debris
terkait pada vitreus yang terdiri dari darah dan pigmen atau ruang retina dapat ditemukan
mengambang bebas.
4. Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan untuk mengetahui adanya penyakit antara lain glaukoma, diabetes mellitus,
maupun kelainan darah.
5. Pemeriksaan Ultrasonografi
Ultrasonografi medis adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan
suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka,
struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ.
Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
2..9 Pentalaksanaan Medis
1. Retinopeksi pneumatic
ASKEP SEMU