Anda di halaman 1dari 35

KONSEP DASAR MEDIS DAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DEWASA
DENGAN DIAGNOSA:
CHALAZION
Assalamualaikum WR.WB
Oleh:Ratna Nurhayati

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


DEFINISI
• Chalazion adalah granulomatosa menahun steril dan idiopatik p
ada kelenjar meibom, umunya ditandai pembengkakan terbatas
yang tidak terasa sakit dan berkembang dalam beberapa mingg
u (Oftalmologi umum,2000).
• Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kronik kelenjar
meibom yang terjadi setelah timbulnya hordeulum internal. Kal
azoin akan terus tumbuh dan diperlukan eksisi atau suntikan st
eroid untuk alasan komestik atau jika penglihatan terganggu (G
raber,2006).
• Kalazion merupakan gangguan mata tanpa nyeri yang terjadi di
mana penyumbatan dikelenjar meibom menyebabkan gladulom
a pada lempeng tarsal (Oftamologi,2006).
ETIOLOGI
• Sumbatan pada kelenjar maibom, kelenjar meibom adalah kele
njar sebasae, yang menghasilkan minyak yang membentuk per
mukaanselaput air mata.
• Penyakit mat lainnya; blefaritis ulseratif, dan hordeolum.
PATOFISIOLOGI
• Riwayat blefaritis, hordolum dan penyumbatan spontan yang terjadi pada salur
an kelenjar meibom menyebabkan terjadinya sumbatan pada drainase normal k
elenjar meibom. Sumbatan pada drainase normal kelenjar meibom menyebabk
an terjadinya penumpukan sekresi kelenjar meibom. Penumpukan sekresi terse
but akan menimbulkan terjadinya reaksi inflamasi/peradangan pada kelenjar m
eibom sehingga timbul jaringan granulasi/jaringan ikat hialin dan peradangan k
ronis pada kelenjar meibom yang disebut dengan kalazion. Masa yang terbent
uk dari jaringan granulasi tersebut tampak sebagai pada kelopak mata yang ny
eri, teraba keras dan berfikir pada tarus.
Manifestasi Klinis
• Kelopak mata membengkak
• Nyeri dan mengalami iritasi
• Pembengkakak bundar tanpa rasa nyeri pada kelopak mata dan tumbuh secara
perlahan
• Dibawah kelopak mata terbentuk daerah kemerahan atau abu-abu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang umum dilakukan pasien dengan kalazion adalah pemeriksaan fisik pada
kelopak mata pasien.
• Inpeksi : pada pemeriksaan secara inpeksi dapat dilihat adanya nodul pada kelopak mata
atas atau bawah, dimana nodul menonjol ke arah konjungtiva dan tampak adanya daerah
berwarna kemerahan pada papebra bagian dalam.
• Palpasi : pada pemeriksaan secara palpasi dapat ditemukan adanya masa yang keras dan
terinfeksi pada tarus.
• Pemeriksaan histopatologi , pemeriksaan hispatologi dilakukan bila kalazion terjadi berula
ng kali sehingga dicurigai keganasan.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
• Eksisi bedah, dilakukan melalui sayatan ventrical ke dalam kelenjar tars
al dari permukaan konjungtiva, diikuti kuretase materi gelatinosa dan e
pitel kelenjarnya dengan hati-hati.
• Penyuntikan steroid, ke dalam lesi dan manfaatnya untuk lesi kecil, dan
dikombinasikan dengan tindakan badah untuk kasus sulit.
• Biopsy, diindikasikan untuk kalasion yang kambuhan, karena tampilan
karsinoma kelenjar meibom dapat mirip kalazion.
Penetalaknsaan keperawatan
• Diberikan kompres hangat selama 10-15 menit, minimal 4 kali/hari, ka
dang dapat sembuh atau hilang sendiri karena di absorbsi, atau dapat
dilakukan ekskokleasi isi abses didalamnya atau ekstirpasi. Pengompres
an akan melunakkan minyak yang mengeras yang menyumbat saluran
dan mempermudah pengaliran serta penyembuhan.
 
Pencegahan
• Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kuli
t di sekitar mata dan bersihkan minyak yang berlebihan di tepi
kelopak mata secara perlahan.
• Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebel
um menyentu wajah
• Jaga kebersihan peralatan make up mata
KOMPLIKASI
• Astigmatisma
Kelainan refraksi sehingga sinar tidak bisa difokuskan pada satu titik. Hal ini disebabkan ole
h kalazion yang masanya besar, sehingga massa tersebut menekan permukaan kornea yang
mengakibatkan terjadinya perubahan kelengkungan kornea. Kelengkungan kornea yang bert
ambah mengakibatkan berkar cahaya yang masuk ke rentina tidak difokuskan pada satu titi
k dengan tajam tetapi pada 2 titik, sehingga bayangan yang dihasilkan tampak silendris.
• Meibomianitis
Infeksi pada kelenjar meibom dapat terjadi jika kalazion terkontaminasi oleh debu ataupun
bakteri dan virus yang diakibatkan oleh kurangnya personal higiene seseorang terutama pa
da daerah kelopak mata, sehingga terjadi peradangan pada kelenjar superior.
• Blefaritistarsus superior
Peradangan pada kelopak mata yang biasanya disebabkan oleh infeksi dan alergi. Blefaritis
dapat terjadi jika kebersihan kelopak mata tidak diperhatikan, selain itu insisi pada kalazion
yang tidak steril juga dapat menyebabkan peradangan pada kelopak mata.
• Obstruksi duktus lakrimalis
Penyumbatan kelenjar air mata, hal ini terjadi jika massa kalazion besar, sehingga akan men
ekan kelenjar lakrimalis, hal ini mengakibatkan saluran kelenjar air mata menjadi tersumbat
dan kehilangan fungsinya (Tamsuri,2011).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KALAZION
Contoh kasus:
• Nn. Masudah berumur 17 tahun mengeluh ada benjolan kecil di kelopa
k mata kanan dan kiri sejak 2 bulan lalu, setelah adanya benjolan ini ser
ing nerocos (keluar air mata) namun tidak ada kotorannya, benjolan ini
terasa nyeri namun ringan, Nn.
• Masudah juga mengelak saat ditanyakan pernah menderita mata merah
ahkir-ahkir ini, Nn.Masudah juga mengelak saat ditanyakan adakah pen
glihatan kabur dan penurunan daya penglihatan. Benjolan awalnya mun
cul pada kelopak mata kanan dengan jumlah satu namun selanjutnya b
ertambah lagi menjadi dua pada kelopak mata kanan yang diikuti munc
ulnya pada kelopak mata bagian kiri.
• Nn.Masudah adalah seorang remaja pelajar SMA. Hasil Pemeriksaan ta
nda vital TD: 120/90 mmHg, N:80x/menit, RR: 22x/menit,regular,kusmau
ll, suhu: 36,7 oC
PENGKAJIAN KALAZION
Biodata pasien

nama Nn.Masudah
umur 17 tahun
agama islam
pendidikan SMA
Pekerjaan Pelajaar
Status pernikahan Belum kawin
alamat Gnjaran, Kab.Malang
Diagnosa medis Kalazion
No.RM 256842
Tgl masuk -
Status kesehatan Saat Ini
– Keluhan utama : Benjolan kecil di kelopak mata kanan da
n kiri
– Lama keluhan : 2 bulan yang lalu
– Kualitas keluhan : Terasa nyeri namun ringan
– Faktor pencetus : Lipogranulomatosa kelenjar meibom
– Faktor pemberat : Adanya sumbatan pada saluran kele
njar atau sekunder dari hordeolum internum
– Upaya yg. telah dilakukan : kompres hangat 10-20 menit 4x
sehari, pemberian antibiotik topikal, dan steroid
Riwayat Kesehatan :
Riwayat Kesehatan Saat Ini
• pasien datang ke poli mata RSUD Kanjuruhan Kepanjen dengan
keluhan benjolan di kelopak mata kanan dan kirinya sejak 2 bul
an lalu, benjolan awalnya muncul pada kelopak mata kanan den
gan jumlah satu manun selanjutnya bertambah lagi menjadi dua
pada kelopak mata kakan diikuti munculnya pada kelopak mata
bagian kiri, pasien megatakan setelah ada benjolan ini sering ne
rocos (keluar air mata) namun tidak ada kotorannya, pasien men
gtakan benjolan ini terasa nyeri namun ringan, pasien juga men
gelak saat ditanyakan pernah menderita mata merah ahkir-ahkir
ini, pasien juga mengelak saat ditanyakan adakah penglihatan k
abur dan penurunan daya penglihatan.
Riwayat Kesehatan Terdahulu
• Penyakit yang pernah dialami
– Kecelaakan (jenis & waktu): -
– Pernah dirawat : Tidak pernah
– Operasi (jenis & waktu): -
– Penyakit:
» Kronis : Nyeri pada daerah benjolan mata
» Akut : -
– Terakhir masuki RS : -
• Alergi (obat, makanan, plester, dll): Pasien mengatakan gatal saat makan mie dan telur
• Kebiasaan :
• jenis Frekuensi Jumlah/Lamanya
• Merokok (-)
• Kopi (-)
• Alkohol (-)
• Obat-obatan
• Jenis Lamanya Dosis
(-)
(-)
 
– Riwayat Penyakit Keluarga :
• Tidak ada riwayat penyakit keluarga
 
• Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = tidak mampu

RUMAH RUMAH SAKIT


pekerjaan 0 3
Olaraga rutin 0 0
Alat bantu jalan 0 0
Kemampuan 0 0
melakukan ROM
I.Tidur dan istirahat
1.Lama tidur : tidakTidur siang
2.Kesulitan tidur di RS : Ya
3.Alasan :karena rasa tidak nyaman pada mata
selalu keluar air mata
4.Kesulitan tidur :[ ] menjelang tidur
[ V ] mudah/sering terbangun
[ ] merasa tidak segar saat bangun
2. Kenyamanan dan nyeri
• Nyeri : Palliative/Profokatif : -/-
• Quality : Nyeri ringan
• Region : Depan Belakang
• Scale :3-1

Time : 1 Menit Hilang Timbul


3. Nutrisi
• Frekuensi makan : Makan teratur porsi sedang
• Berat Badan / Tinggi Badan :-
• IMT & BBR : -
• BB dalam 1 bulan terakhir : [V] tetap
• [ ] meningkat:…Kg, alasan…………
• [ ] menurun:….Kg, alasan………….
• Jenis makanan : 4 sehat 5 sempurna
• Makanan yang disukai :-
• Makanan pantang :mie dan telur Alergi gatal-gatal
• Nafsu makan: [V] baik
• [ ] kurang, alasan……
• Masalah pencernaan : [ - ] mual
• [ - ] muntah
• [ - ] kesulitan menelan
• [ - ] sariawan
• Riwayat operasi / trauma gastrointestinal: -
•  
• Diit RS :…………… [ V ] habis
• [ ] ½ porsi
• [ ] ¾ porsi
• [ ] tidak habis, alasan……
• Kebutuhan Pemenuhan ADL makan: Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan
4. Cairan, elektrolit dan asam basa
» Frekuensi minum : cukup Konsumsi air/hari: 1500liter/hari
» Turgor kulit :kulit ternutrisi
» Support IV Line : Tidak
5. Oksigenasi
» Sesak nafas : [ V ] tidak
• [ ] ya
• Frekuensi :-
• Kapan terjadinya :-
• Kemungkinan factor pencetus :-
• Factor yang memperberat :-
• Factor yang meringankan :-
» Batuk : Tidak
» Sputum : Tidak
» Nyeri dada : Tidak
» Hal yang dilakukan untuk meringankan nyeri dada: -
6. Eliminasi urin
» Frekuensi : (-) Penggunaan pencahar(-)
» Warna : (-)Darah (-)
» Penggunaan kateter : Tidak
» Kebutuhan pemenuhan ADL bladder: Mandiri / Tergantung / Dg Bantuan
» Warna :[ V ] normal [ ]hematuria [ ]seperti teh
•  
7. Sensori, persepsi dan kognitif
» Ggn. Penglihatan : Ya
» Ggn. Pendengaran : Tidak
» Ggn. Penciuman : Tidak
» Ggn. Sensasi taktil : Tidak
» Ggn. Pengecapan : Tidak
» Riwayat penyakit: [ ] eye surgery
• [ ] otitis media
• [ V ] luka sulit sembuh
• Pemeriksaan Fisik :
– Keadaan Umum :
• Kesadaran : [ V ] CM [ ] apatis [ ] somnolen [ ]sopor [ ]coma
• GCS :
• Vital Sign : TD :120/90mmHg
• Nadi : Frekuensi : 80x/mnt
• Irama : [ V ] reguler [ ] ireguler
•  
• Kekuatan/isi : [ ] kuat [ V ]sedang [ ] lemah

• Respirasi : Frekuensi : 22 x/mnt
• Irama : [ V ] reguler [ ] ireguler
•  
• Suhu : 36,7oC
•  
– Kepala :

• Kulit : [ V ]Normal [ ] Hematoma [ ] Lesi [ ]kotor


 
• [ Rambut : [ V ]Normal [ ] kotor [ ]rontok [ ]kering/kusam
 
• Muka : [ V ]Normal [ ] bells palsy [ ] hematom [ ]lesi
 
• Mata : konjungtiva : [ V ] Normal [ ] Anemis [ ] Hiperemis
•  
• Sclera : [ V ] Normal [ ] ikterik

• Pupil : [ ]isokor [ V ] anisokor
•  
• Palpebra : [ V ]normal [ ] hordeolum [ ] oedema
•  
• Lensa : [ V ]normal [ ] keruh
•  
• Visus : [ ]normal ka/ki [ V ]miopi ka/ki

• [ V ] hipermetropi ka/ki [ ] astigmatisme ka/ki
•  
• [ ] Kebutaan ka/ki
• Hidung : [ V ]normal [ ]septum defiasi [ ] polip [ ]epistaksis
•  
• [ ] Gangguan indra penghidu [ ] sekret
• Mulut : gigi :[ V ] normal [ ]caries dentis, di :…………
• [ ] Gisi palsu, di:………..
•  
• Bibir : [ V ]normal [ ] kering [ ]stomatitis [ ] sianosis
• Telinga : [ V ] simetris/asimetris, [ ] bersih/kotor, [ ] gangguan pendengaran ada/tidak
•  
– Leher : [ V ] Normal [ ] Pembesaran thyroid [ ] Pelebaran JVP
• [ ] kaku kuduk [ ] Hematom [ ] Lesi
– Tenggorokan : [ V ] Normal [ ] Nyeri telan [ ] Hiperemis
• [ ]Pembesaran tonsil
– Dada : Bentuk : [ V ] Normal [ ] Barrel chest [ ] Funnel chest [ ] Pigeon chest
Psiko sosio budaya Dan Spiritual :
• Psikologis :
• Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah
• - Pasien serasa tidak nyama dengan keadaan benjolan pada mta y
ang keluar air mata terus
• Cara mengatasi perasaan tersebut
• -Mengkompres dengan air hangat 10-20 menit, 4x sehari
• Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah
• -Menjaga kebersihan mata agar tidak kambu
• Jika rencana klien tidak dapat diselesaikan maka :
• - Melakukan pemeriksaan ulang ke RS dan pengobatan lebih lanju
t
• pengetahuan klien tentang masalahah/penyakit yang ada :
• pasien selalu mengelak saat ditanya tentang penyakit matanya
Spiritual :
• Aktivitas ibadah sehari-hari (baik)
• Kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan : (sholat)
• Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan ya
ng sekarang sedang dialami :
• (Pasien mempertekun ibadahnya agar penyakit yang did
erita lekas sembuh)
Analisa data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Klien mengatakan Adanyan sumbatan Ganguuan
penglihatan kabur pada kelenjar penglihatan
DO: meibom
Mata berair, adanya
benjolan pada mata kanan
dan kiri
2. DS: Klien mengatakan Adanya sumbatan Gangguan fungsi
takut adanya cedera pada pada saluran kelenjar mata yang tidak
mata dari hordeolum normal
DO: internum
Perubahan fungsi
penglihatan
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
3. DS:Klien Mengatakan Adanya benjolan Gangguan kebutaan
Kehilangan fungsi dan produksi
penglihatan dan selaput air mata
adanya yang berlebihan
ketidaknyamanan
adanya benjolan pada
mata
DO:pada mata terlihat
ada benjolan

4. DS:klien mengatakan Adanya banteri yang Gangguan inflamasi


takut akan adanya masuk dalam mata
infeksi pada mata jika
tidak sembuh
DO:
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
5. DS: klien Harga diri rendah Gangguan spikologis
mengatakan akan
gelisah akan penyakit
yang di derita
DO:
Wajah klien nampak
cemas, gelisah, tidak
tenang
Diagnosa keperawatan
• 1. Gangguan persepsi sensori: penglihata
n (D.0085.Halaman 190)
• 2. Resiko cidera (D.0136.Halaman 294)
• 3. Gangguan citra tubuh (D.0083.Halama
n 184)
• 4. Resiko infeksi (D.0142.Halaman 304)
• 5. Assietas (D.0080.Halaman 179)
Intervensi keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1. Gangguan Tujuan : Setelah 1. Anjurkan tidak 1. Agar
menyentu mata
persepsi sensori: dilakuakn 2. Ajarkan cara
benjolan pada
penglihatan tindakan memonitor reflek mata tidak
(D.0085.Halama keperawatan kornea membengkak/
n 190) diharapkan 3. Ajarkan cara Besar
penggunaan
penglihatan penutup mata 2. Agar tidak
normal 4. Ajarkan cara ada infeksi
Kriteria Hasil: penggunaan tetes
dan saleb mata
1. Benjolan
lubrikasi
mengecil 5. Ajarkan cara
Berkurangnya penggunaan
pelembab mata
NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA
HASIL
2. Resiko cidera Tujuan : Setelah 1. Sediakan cahaya
1. Agar cedera
yang memadai
(D.0136.Halaman dilakukan 2. Sosialisasikan hilang /
294) tindakan pasien dan keluarga
berkurang
dengan lingkungan
keperawatan ruang rawat 2. Agar tidak
cidera 3. Diskusikan
adanya
mengenai terapi fisik
berkurang yang diperlukan kecelakaan
Kriteria Hasil: 4. Jelaskan alasan
dalam aktivitas
intervensi
1. Rasa nyeri pencegahan jatuh ke
hilang pasien dan keluarga
5. Anjurkan berganti
2. Tidak ada posisi secara
cedera perlahan dan duduk
selama beberapa
menit sebelum
berdiri
(I.14537.Halaman
NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA
HASIL
1. Identifikasi perubahan
3. Gangguan citra Tujuan : Agar citra tubuh yang
1. Agar klien
memiliki harapan
tubuh klien dapat mengakibatkan isolasi
sosial kembali untuk
(D.0083.Halama kembali 2. Monitro frekuensi hidupnya
pernyataan kritik terhadap
n 184) percaya diri, diri sendiri 2. agar klien
dan tidak 3. Diskusikan perubahan dapat
tubuh dan fungsinya beradaptasi
menarik diri 4. Diskusikan perbedaan
dengan keadaan
penampilan fisik terhadap
akan keadaan fisik terhadap harga diri yang di derita
5. Diskusikan kondisi stres
tubuhnya yang mempengaruhi
sekarang
3. agar klien
sekarang harapan citra tubuh
6. Diskusikan persepsi dapat kembali
Kriteria Hasil : pasien dan keluarga melakukan
tentang perubahan citra
1. Klien kembali tubuh aktifitas normal
percaya diri 7. Jelaskan kepada keluarga dengan fungsi
tentang perawatan tubuh yang
2. Klien dapat perubahan citra tubuh
dimiliki
8. Anjurkan
NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
KTITERIA HASIL
4. Resiko infeksi Tujuan : Setelah 1. Jelaskan tanda gejalah
infeksi lokal dan sistemik
1. Infeksi
(D.0142.Halaman dilakukan 2. Informasikan hasil berkurang/
pemeriksaan laboratorium
304) tindakan 3. Anjurkan mengikuti Sembuh
tindakan pencegahan sesuai
keperawatan kondisi 2. Lesi atau
infeksi 4. anjurkan cara merawat
kulit pada area yang edema
kemerahan pada
berkurang/sembu 5. anjurkan cara memeriksa area mata
kondisi luka atau luka
h operasi berkurang
6. anjurkan kecukupan
Kriteria Hasil: nutrisi, cairan, dan istirahat
3. Gatal yang
1. Tidak ada 7. anjurkan kecukupan menyebabkan
mobilisasi dan olaraga
peradangan pada sesuai kebutuhan lesi pada mata
anjurkan latihan nafas dal8.
mata am dan batuk sesuai berkurang
2. Warna mata kebutuhan
9. anjurkan mengelola
tidak Memerahan antibiotik sesuai resep
(I.12406.Halaman 80)
NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
KTITERIA HASIL
5. Assietas Tujuan : Setelah di 1. Jelaskan prosedur,
1)Tidak ada
termasuk sensasi yang
(D.0080.Halaman berikan edukasi mungkin p bersama kegelisahan dan
179) klien tidak pasien, jikdialami
kecemasan
2. Anjurkan keluarga
merasan gelisah untuk tetaa perlu 2) Klien nampak
dan cemas akan 3. Anjurkan melakukan
tenang dengan
kegiatan yang tidak
penyakitnya kompetitif, sesuai keadaanya
Kriteria Hasil : kebutuhan
sekarang
4. Anjurkan
1. Wajah klien mengungkapkan
nampak ceria perasaan dan persepsi
5. Latih kegiatan
2. Tidak ada rasa pengalihan untuk
takut mengurangi
ketengangan latih
penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
6. Latih teknik relaksasi
IMPLEMENTASI
NO TGL DAN WAKTU TINDAKAN

1. 02 Maret 2019 Memberi kompres dengan air hangat pada mata 10-
09.45 WIB 20 menit
2. 02 Maret 2019 1. Mengkaji TTV
10.45 WIB 2. Mengajarkan tehnik relaksasi dengan
mengajarkan tehnik nafas dalam
3. Member obat analgesic asam mefenamat 500mg

3. 02 Maret 2019 1.Mengkaji penglihatan


11.45 WIB 2. Melakukan tindakan perawatan benjolan mata
3. Memberikan obat antibiotikoptikal amoxcilin
200mg
4. 02 Maret 2019 Memberikan Penkes tentang penyakit
12:45 WIB yang dialami pasien
EVALUASI
NO DIAGNOSA EVALUASI
1. Gangguan persepsi S : klien mengatakan penglihatan kembali
sensori: penglihatan normal
(D.0085.Halaman 190) O : Benjolan pada mata berkurang, dan
keluaran air mata berkurang
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Resiko cidera S: klien mengatakan tidak terasa sakit
(D.0136.Halaman 294) pada mata
O: Tidak ada kemerahan pada mata
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
NO DIAGNOSA EVALUASI
3. Gangguan citra tubuh S : Klien mengatakan sudah percaya
(D.0083.Halaman 184) diri akan keadaan sekarang
O : Klien nampak tidak minder lagi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
4. Resiko infeksi (D.0142.Halaman S: Klien mengatakan sudah tidak ada
304) infeksi pada matanya
O: Tidak ada peradangan pada mata
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
5. Assietas (D.0080.Halaman 179) S: Klien mengatakan sudah tidak
merasa cemas dan gelisah
O: Wajah klien nampak tenang
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
SEKIAN DAN TERIMAHKASIH
WAALAIKUMSALAM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai