Anda di halaman 1dari 41

Konsep Dasar Asuhan

Keperawatan Pasien
Dengan Gangguan
System Integumen
Sub Materi

✘ Konsep Dasar Herpes

✘ Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan Psoriasis

✘ Konsep Dasar Scabies

2
Konsep Dasar Herpes
Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela yg menyerang kulit
dan mukosa, infeksi, ini merupakan keaktifan virus yang terjadi setelah infeksi primer (ilmu
penyakit kulit dan kelamin). Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti
gerombolan vesikel unilateral, sesuai dengan dermatomanya (persyarafannya). Infeksi ini
dialami oleh seseorang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap varicella (misalnya
seseorang yang sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella dalam bentuk cacar air). (Smeitzer,
Suzanne C.2001)

3
Klasifikasi Herpes

1. Herpes zoster oftalmikus 2. Herpes Zoster Fasialis 3. Herpes Zoster Brakialis


Herpes zoster oftalmikus merupakan Herpes zoster fasialis Herpes zoster brakialis
infeksi virus herpes zoster yang merupakan infeksi virus herpes merupakan infeksi virus herpes
mengenai bagian ganglion gasseri zoster yang mengenai bagian zoster yang mengenai pleksus
yang menerima serabut saraf dari ganglion gasseri yang menerima brakialis yang ditandai erupsi
cabang ophtalmicus saraf trigeminus serabut saraf fasialis (N.VII), herpetik unilateral pada kulit.
(N.V), ditandai erupsi herpetik ditandai erupsi herpetik
unilateral pada kulit. Infeksi diawali unilateral pada kulit.
dengan nyeri kulit pada satu sisi
kepala dan wajah disertai gejala
konstitusi seperti lesu, demam
ringan. Gejala prodromal berlangsug
1 sampai 4 hari sebelum kelainan
kulit timbul. Fotofobia, banyak kelar
air mata, kelopak mata bengkak dan
sukar dibuka.

4
Klasifikasi Herpes

4. Herpes Zoster Torakalis 5. Herpes Zoster lumbalis 3. Herpes Zoster sakralis


Herpes zoster torakalis merupakan Herpes zoster lumbalis
Herpes zoster sakralis
infeksi virus herpes zoster yang merupakan infeksi virus herpes
merupakan infeksi virus herpes
mengenai pleksus torakalis yang zoster yang mengenai pleksus
zoster yang mengenai pleksus
ditandai erupsi herpetik unilateral lumbalis yang ditandai erupsi
sakralis yang ditandai erupsi
pada kulit. herpetik unilateral pada kulit
herpetik unilateral pada kulit.

5
Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VVZ) dan tergolong virus berinti
DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk subfamili alfa herpes viridae.
Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi, penjamu, sifat sitotoksik dan sel tempat
hidup laten diklasifikasikan kedalam 3 subfamili yaitu alfa, beta dan gamma. VVZ dalam
subfamili alfa mempunyai sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang
menimbulkan lesi vaskuler. Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh virus herpes alfa
biasanya menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion.

6
Manifestasi kinis
2. Setelah itu timbul 3. Gambaran yang khas pada herpes
1. Gejala prodromal sistematik
eritema yang dalam waktu zoster adalah erupsi yang lokalisata
(demam, pusing, malese) dan hampir selalu unilateral
singkat menjadi vesikel
maupun gejala prodomal lokal Menurut daerah penyerangnya
yang berkelompok, vesikel
(nyeri otot tulang, gatal, pegal). dikenal :
ini berisi cairan yang jernih
a)Herpes zosrter of oftalmikus :
kemudian menjadi keruh
menyerang dahi dan sekitar mata
(berwarna abu-abu) dapat b)Herpes zosrter servikalis:
menjadi pustule dan krusta. menyerang pundak dan lengan
(Prof. drtelinga. c)Herpes zosrter torakalis:
. Adhi Juwanda, 199:107). menyerang dada dan perut
d)Herpes zosrter lumbalis:
menyerang bokong dan paha.
e)Herpes zosrter sakralis :
menyerang sekitar anus dan getalia
f)Herpes zosrter atikum :
menyerang

7
Patofisiologi

✘ Herpez zoster disebabkan oleh varicello zoster (VZV). Selama terjadinya infeksi
varisela, VZV meninggalkan lesi dikulit dan permukaan mukosa ke ujung
serabut saraf sensorik. Kemudian secara sentripetal virus ini dibawa melalui
serabut saraf sensorik. Dalam ganglion ini, virus memasuki masa laten dan disini
tidak infeksios dan tidak mengadakan multiplikasi lagi, namun tidak berarti ia
kehilangan daya infeksinya.
✘ Bila daya tahan tubuh penderita mengalami manurun, akan terjadi reaktivasi
virus. Virus mengalami multiplikasi dan menyebar di dalam ganglion. Ini
menyebabkan nekrosis pada saraf serta menjadi inflamasi yang berat dan
biasanya disertai nevralgia yang hebat.

8
Pemeriksaaan penunjang
Tes diagnostik untuk membedakan dari impetigo, kontak dermatitis dan herps simplex :
1.Tzanck Smear
Preparat diambil dari discraping dasar vesikel yang masih baru, kemudian diwarnai dengan
pewarnaan yaitu hematoxylin-eosin, Giemsa’s, Wright’s, toluidine blue ataupun
Papanicolaou’s. Dengan menggunakan mikroskop cahaya akan dijumpai multinucleated
giant cells
Pemeriksaan ini sensitifitasnya sekitar 84%.
Test ini tidak dapat membedakan antara virus varicella zoster dengan herpes simpleks
virus
2.Kultur dari cairan vesikel dan tes antibodi: Pemeriksaan digunakan untuk
membedakan diagnosis herpes virus
3.Immunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulit
4.Pemerikasaan mikroskop electron
5.Kultur virus
6.Identifikasi anti gen / asam nukleat VVZ
7.Deteksi antibody terhadap infeksi virus
8.Biopsi kulit, pemeriksaan histopatologis tampak vesikel intraepidermal dengan
degenerasi sel epidermal dan acantholysis. Pada dermis bagian atas dijumpai adanya
lymphocytic infiltrate. (Price, Sylvia Anderson. 2005 )

9
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Pada Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit yang
bersifat kronik dan rekuren, yang khas ditandai
dengan papula atau plak eritematosa, kering,
batas tegas dan tertutup skuama tebal berlapis-
lapis, berwarna putih keabu-abuan atau putih

seperti perak / mika .

10
Etiologi
3. Iklim
1. Trauma 2. Infeksi
Psoriasis pertama kali timbul Pada anak-anak terutama Beberapa kasus cenderung
pada tempat-tempat yang infeksi Streptokokus menyembuh pada musim
terkena trauma, garukan, luka panas, sedangkan pada
hemolitikus sering
bekas operasi, bekas vaksinasi, musim penghujan akan
menyebabkan psoriasis
dan sebagainya.Kemungkinan kambuh.
hal ini merupakan mekanisme
gutata. Psoriasis juga timbul
fenomena Koebner.Khas pada setelah infeksi kuman lain
4.Faktor endokrin
psoriasis timbul setelah 7-14 dan infeksi virus tertentu,
Insiden tertinggi pada masa pubertas dan
hari terjadinya trauma. namun menghilang setelah
menopause.Psoriasis cenderung membaik
infeksinya sembuh selama kehamilan dan kambuh serta
resisten terhadap pengobatan setelah
melahirkan.Kadang-kadang psoriasis
pustulosa generalisata timbul pada waktu
hamil dan setelah pengobatan
progesteron dosis tinggi.

11
Etiologi
8. Obat obatan
5. Sinar matahari 6. Metabolik ✘ Antimalaria seperti mepakrin dan
Walaupun umumnya sinar 7. Hipokalsemia dapat klorokuin kadang-kadang dapat
matahari bermanfaat bagi memperberat psoriasis, bahkan dapat
menimbulkan psoriasis.
penderita psoriasis namun menyebabkan eritrodermia.
✘ Pengobatan dengan kortikosteroid
pada beberapa penderita sinar
topikal atau sistemik dosis tinggi dapat
matahari yang kuat dapat menimbulkan efek “withdrawal”.
merangsang timbulnya ✘ Lithium yang dipakai pada pengobatan
psoriasis.Pengobatan penderita mania dan depresi telah
fotokimia mempunyai efek diakui sebagai pencetus psoriasis.
✘ Alkohol dalam jumlah besar diduga
yang serupa pada beberapa
dapat memperburuk psoriasis.
penderita. ✘ Hipersensitivitas terhadap nistatin,
yodium, salisilat dan progesteron dapat
menimbulkan psoriasis pustulosa
generalisata.

12
Manifestasi klinis

✘ Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi,


yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas
bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.Kelainan kulit
terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama
diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan
berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena
tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
✘ Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada
goresan, seperti lilin digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-
bintik yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya
garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan
disebut kobner.
✘ Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut
pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.

13
Patofisiologi

Normalnya sel kulit akan matur pada 28-30 hari dan kemudian terlepas dari permukaan
kulit. Pada penderita psoriasis, sel kulit akan matur dan menuju permukaan kulit pada 3-
4 hari, sehingga akan menonjol dan menimbulkan bentukan peninggian kumpulan plak
berwarna kemerahan. Warna kemerahan tersebut berasal dari peningkatan suplai darah
untuk nutrisi bagi sel kulit yang bersangkutan.Bentukan berwarna putih seperti tetesan
lilin (atau sisik putih) merupakan campuran sel kulit yang mati. Bila dilakukan kerokan
pada permukaan psoriasis, maka akan timbul gejala koebner phenomenon. Terdapat
banyak tipe dari psoriasis, misalnya plaque, guttate, pustular, inverse, dan erythrodermic
psoriasis. Umumnya psoriasis akan timbul pada kulit kepala, siku bagian luar, lutut,
maupun daerah penekanan lainnya. Tetapi psoriasis dapat pula berkembang di daerah
lain, termasuk pada kuku, telapak tangan, genitalia, wajah, dll.

14
Pathway

Pertumbuhan kulit yang cepat (3-4 hari )



Stratum granulosum tidak terbentuk

Interval keratinisasi sel-sel stratum basale memendek

Preoses pematangan dan keratinisasi stratum korneum gagal

Terjadi parakeratosis

15
Penatalaksanaan
Ada tiga terapi yang standar: topikal, intralesi dan sistemik.
✘ Terapi topical
Preparat yang dioleskan secara topikal digunakan untuk melambatkan aktivitas epidermis yang
berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.Obat-obatannya mencakup preparat ter, anthralin,
asam salisilat dan kortikosteroid.Terapi dengan preparat ini cenderung mensupresi epidermopoisis
(pembentukan sel-sel epidermis).
✘ Formulasi ter
mencakup losion, salep, pasta, krim dan sampo. Rendaman ter dapat menimbulkan retardasi dan
inhibisi terhadap pertumbuhan jaringan psoriatik yang cepat.Terapi ter dapat dikombinasikan dengan
sinar ultraviolet-B yang dosisnya ditentukan secara cermat sehingga menghasilkan radiasi dengan
panjang gelombang antara 280 dan 320 nanometer (nm).Selama fase terapi ini pasien dianjurkan untuk
menggunakan kacamata pelindung dan melindungi matanya.Pemakaian sampo ter setiap hari yang
diikuti dengan pengolesan losion steroid dapat digunakan untuk lesi kulit kepala.Pasien juga diajarkan
untuk menghilangkan sisik yang berlebihan dengan menggosoknya memakai sikat lunak pada waktu
mandi.
✘ Anthralin
preparat (Anthra-Derm, Dritho-Crème, Lasan) yang berguna untuk mengatasi plak psoriatik yang tebal
yang resisten terhadap preparat kortikosteroid atau preparat ter lainnya.

16
Penatalaksanaan
✘ Kortikosteroid
topikal dapat dioleskan untuk memberikan efek antiinflamasi. Setelah obat ini dioleskan,
bagian kulit yang diobati ditutup dengan kasa lembaran plastik oklusif untuk
menggalakkan penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.
✘ Terapi intralesi
Penyuntikan triamsinolon asetonida intralesi (Aristocort, Kenalog-10, Trymex) dapat
dilakukan langsung kedalam berck-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang
terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya.Kita harus hati-hati agar kulit yang
normal tidak disuntuik dengan obat ini.
✘ Terapi sistemik
Metotreksat bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA dalam sel epidermis sehingga
mengurangi waktu pergantian epidermis yang psoriatik. Walaupun begitu, obat ini bisa
sangat toksik, khususnya bagi hepar yang dapat mengalamim kerusakan yang
irreversible.Jadi, pemantauan melalui pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk
memastikan bahwa sistem hepatik, hematopoitik dan renal pasien masih berfungsi secara
adekuat.

17
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
(Pengkajian 11 Pola Gordon)
a) Pola Persepsi Kesehatan
✘ Adanya riwayat infeksi sebelumya.
✘ Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
✘ Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
✘ Adakah konsultasi rutin ke Dokter.
✘ Hygiene personal yang kurang.
✘ Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.
b) Pola Nutrisi Metabolik
✘ Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan.
✘ Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
✘ Jenis makanan yang disukai.
✘ Napsu makan menurun.
✘ Muntah-muntah.
✘ Penurunan berat badan.
✘ Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
✘ Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih.

18
Konsep Asuhan Keperawatan
c) Pola Eliminasi
✘ Sering berkeringat.
✘ Tanyakan pola berkemih dan bowel.
d) Pola Aktivitas dan Latihan
✘ Pemenuhan sehari-hari terganggu.
✘ Kelemahan umum, malaise.
✘ Toleransi terhadap aktivitas rendah.
✘ Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.
✘ Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
e) Pola Tidur dan Istirahat
✘ Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
✘ Mimpi buruk.
f) Pola Persepsi Kognitif
✘ Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
✘ Pengetahuan akan penyakitnya.

19
Konsep Asuhan Keperawatan
g) Pola Persepsi dan Konsep Diri
✘ Perasaan tidak percaya diri atau minder.
✘ Perasaan terisolasi.
h)Pola Hubungan dengan Sesama
✘ Hidup sendiri atau berkeluarga
✘ Frekuensi interaksi berkurang
✘ Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
i) Pola Reproduksi Seksualitas
✘ Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
✘ Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
f) Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
✘ Emosi tidak stabil
✘ Ansietas, takut akan penyakitnya
✘ Disorientasi, gelisah
g) Pola Sistem Kepercayaan
✘ Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
✘ Agama yang dianut

20
Konsep Asuhan Keperawatan
2) Diagnosa Keperawatan
✘ Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal
sekunder akibat psoriasis
✘ Gangguan Body image berhubungan dengan ketakutan perubahan bentuk tubuh
✘ Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat
penyakit psoriasis
✘ Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri

21
Konsep Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1. Kerusakan integritas kulit Tujuan : Kerusakan 1.Kaji keadaan 1.Mengetahui dan


kulit mengidentifikasi
berhubungan dengan integritas kulit dapat
2.   Kaji kerusakan kulit untuk
inflamasi antara dermal- teratasi keadaan umum melakukan intervensi
epidermal sekunder akibat Tujuan:  Kerusakan dan observasi yang tepat.
TTV 2.   Untuk mengetahui
psoriasis integritas kulit dapat 3.    Kaji perubahan status
teratasi dengan kriteria perubahan kesehatan pasien
warna kulit 3.   Untuk mengetahui
hasil : 4.    Pertahanka keefektifan sirkulasi
a.    Area terbebas dari n agar daerah dan mengidentifikasi
yang terinfeksi terjadinya komplikasi.
infeksi lanjut
tetap bersih 4.  Untuk membantu
b.    Kulit bersih, dan kering. proses penyembuhan.
5.    Kolaborasi 5.    Untuk membantu
kering, lembab. dengan dokter penyembuhan
dalam
pemberian obat
– obatan

22
Konsep Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Tujuan : Ketakutan Kaji ulang perubahan Reaksi fisik kronis terhadap
2. Gangguan Body teratasi biologis dan fisiologis
Tujuan : Ketakutan 2.      Gunakan
stresor menunjukan adanya
image
teratasi dengan kriteria sentuhan sebagai penyakit kronis dan ketahanan
berhubungan hasil: toleransi rendah
dengan ketakutan 1.    Klien menyatakan 3.      Dukung jenis 2. Kadang dengan
peningkatan kenyamanan koping yang disukai memegang secara hangat akan
perubahan bentuk ketika mekanisme
psikologis dan fisiologis. adaptif digunakan. menolongnya
tubuh 2.    Dapat menjelaskan 4.      Anjurkan untuk mempertahankan kontrol
pola koping yang efektif mengekspresikan 3. Marah merupakan respon
dan tidak efektif perasaannya yang adaptif digunakan
3.    Mengidentifikasi 5.      Anjurkan untuk
respons kopingnya menggunakan 4. Dapat mengurangi stres
sendiri. mekanisme koping pada klien
yang normal 5. Ketetapan dalam
6.      Anjurkan klien menggunakan mekanisme
untuk mencari koping merupakan salah satu
stresor dan
menghadapi rasa cara mengurangi ketakutan
takutnya 6. Kesadaran akan faktor
penyebab ketakutan akan
memperkuat kontrol dan
mencegah perasaan takut yang
makin menumpuk

23
Konsep Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
3. Tujuan : Kaji perubahan 1,Mengetahui  tingkat
Gangguan konsep Gangguan konsep diri perilaku pasien ketidakpercayaan diri
diri berhubungan teratasi seperti menutup pasien dan untuk
Tujuam: diri, malu menentukan intervensi
dengan krisis Setelah dilakukan berhadapan selanjutnya
kepercayaan diri tindakan keperawatan dengan orang lain 2.  Meningkatkan
3x24 jam di harapkan 2.   Bersikap kepercayaan dan
Gangguan konsep diri realistis dan positif mengadakan hubungan
teratasi dengan kriteria selama hubungan antara perawat
hasil : pengobatan – pasien
1.   Dapat berinteraksi 3.   Beri harapan 3.  Meningkatkan perilaku
seperti biasa. dan positif
2.   Rasa percaya diri parameter  situasi 4.  Kata – kata penguatan
timbul kembali. individu dapat mendukung
  4.   Berikan terjadinya perilaku koping
penguatan positif positif
terhadap 5.  Untuk
kemajuan mempertahankan garis
5.   Dorong komunikasi dan
interaksi keluarga memberikan dukungan
terus menerus pada pasien

24
Contoh kasus
Ny. T dengan PSORIASIS Seorang wanita berumur 30 tahun.
 
Ny T datang ke dokter dengan keluhan kulit pada siku dan lututnya terdapat sisik,
dimana sisik tidak hanya di satu titik saja, tetapi meluas. Kulit siku dan lututnya terasa
tebal, bersisik dan berwarna putih. Ketika dilakukan pengajian, ny t mengatakan sudah
kurang lebih satu tahun ini dia mengalami keluhan ini. Akan tetapi semula dia Cuma
mengira penyakit kulit biasa. Dan diluar perkiraan ternyata keluhannya tidak kunjung
sembuh, justru semakin meluas dan bersisik, juga kulit terasa tebal. Dari riwayat
penyakit keluarga dulu pernah ada anggota keluarga yang menderita penyakit kulit, akan
tetapi saat ini sudah sembuh. Karena keadaan ini ny t yang hobinya berenang saat ini
tidak pernah melakukan hobinya karena merasa malu ketika memakai baju renang.

25
Contoh kasus
✘ PENGKAJIAN
✘ Identitas
Nama : ny. t
Umur : 30
Suku/bangsa : jawa
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat: : Gedangan gang
Keluhan Utama : Kulit pada siku dan lutut bersisik, terasa tebal dan semakin meluas
Riwayat Penyakit Sekarang : Sudah kurang lebih setahun yang lalu kulit pada siku dan lutut ny. T mulai
bersisik, awalnya dikira penyakit kulit biasa namun ternyata penyakit ini tak kunjung sembuh, lalu ny. T ke
dokter untuk memeriksakan kondisinya dimana sisik ada pada siku dan lutut sudah meluas dan terasa tebal.
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : ada anggota keluarga yang mengidap penyakit kulit tapi sudah sembuh
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital : S : 36,5 oC TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit RR : 17 x/menit Keadaan
Umum : Baik

26
Contoh kasus
No Data Etiologi Masalah

1. DS : Klien mengatakan Idiopati Kerusakan integritas


siku   kulit
dan lututnya terasa tebal Poliferasi
DO : siku dan lutut bersisik  
Sisik berwana putih Sel2 yg membelah menuju
Turgor jelek epidermis
Kulit kasar  
Penebalan epidermis
 
Kerusakan integritas kulit

27
Contoh kasus
No Data Etiologi Masalah

2. DS : klien mengatakan Proses penyakit Gangguan konsep


malu   diri
dengan kondisi kulitnya Proses inflamasi
Klien mnegatakan tidak  
bisa Kulit bersisik  
berenang karena penyakit
kulitnya padahal renang Pasien malu dengan kondisinya
adalah hobinya
DO : ekspresi wajah
murung

28
Contoh kasus
DIAGNOSA KEPERAWATAN
✘ Kerusakan Integritas Kulit B.D inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat
psoriasis
✘ Gangguan Konsep Diri B.D Krisis percaya diri
INTERVENSI
✘ Kerusakan Integritas Kulit B.D inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat
psoriasis
✘ Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kerusakan integritas
kulit membaik
✘ KH : Area Kulit terbebas dari infeksi lanjutan
✘ Turgor baik
✘ Kulit bersih
✘ Kulit lembab
✘ Sisik berkurang

29
Contoh kasus

Intervensi Rasional

1. Pantau Keadaan Kulit 1.Mengidentifikasi derajat kerusakan


2. Pertahankan kebersihan area infeksi kulit
3. Kolaborasikan pemberian obatobatan 2. Mengetahui keefektifan sirkulasi
3. Membantu mempercepat proses
penyembuhan

2.Gangguan Konsep Diri B.D Krisis percaya diri


✘ Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam klien mampu
✘ percaya diri kembali
✘ KH : dapat beraktifitas kembali seperti biasa
✘ Kepercayaan diri kembali tumbuh

30
Contoh kasus

Intervensi Rasional

1. Pantau perubahan perilaku pasien 1. Mengetahui tingkat kepercayaan


seperti malu saat berinteraksi diri pasien
terhadap orang lain 2. Kata-kata penguatan dapat
2. Beri harapan dalam parameter manumbuhkan rasa percaya diri
situasi individu. Berikan klien
penguatan positif terhadap kondisi 3. Mempertahankan suasana
3. Dorong interaksi keluarga komunikasi seperti sebelum sakit
v

31
Contoh kasus

Implementasi Evaluasi

1. mengkaji keadaan kulit S : ny. T mengatakan sisik


2. menciptakan suasana tempat tidur yang di siku dan lutut mulai
bersih dan mempertahankan kondiri kulit yang berkurang
bersih O :skuama pada siku dan
3. Memberikan obat topical kortikosteroid lutut pasien mulai berkurang
dikombinasikan dengan asam salisilat dan Turgor jelek
Vaselin A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi no
1 sampai 3

32
Contoh kasus

Implementasi Evaluasi

1. mengkaji perilaku pasien S : ny.T mengatakan malu


2. member dorongan semangat berupa harapan dengan kondisi
kesembuhan dan kondisi pasien tidak harus penyakitnya
menjadi aib yang harus disembunyikan. O : klien hanya tiduran di
3. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk tempat tidur
berinteraksi seperti biasa Klien masih menutupi
bagian tubuh yang bersisik
saat ada orang
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi no
1-3

33
Konsep Dasar scabies

Skabies adalah infestasi kulit yang disebabkan


oleh tungau Sarcoptes scabei var.
hominis.Penyakit ini biasanya menyebar melalui
kontak antar kulit, terutama di antara anggota
keluarga dan melalui kontak seksual pada
dewasa muda.Kadang terjadi epidemic dip anti
asuhan dan institusi perawatan serupa lainnya,
tempat skabies menyebar melalui kontak orang-
ke-orang dan kemungkinan melalui busana dan
sprei yang tercemar.Diagnosis sering terlewatkan
dan terapi sering tertunda untuk waktu yang
lama (Goodheart, 2013).

34
Etiologi
✘ Menurut Marwali Harahap (2000) penyebab timbulnya penyakit kulit skabies adalah
scabiesditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi, melalui kontak fisik yang
erat.Penularan melalui pakaian dalam, handuk, sprei, tempat tidur, perabot rumah, jarang
terjadi.Kutu dapat hidup di luar kulit hanya 2-3 hari dan pada suhu kamar 21°c dengan
kelembaban relative 40-80%.
✘ Kutu betina berukuran 0,4-0,3 mm. Kutu jantan membuahi kutu betina, dan kemudian mati.
Kutu betina, setelah impregnasi, akan menggali lobang ke dalam epidermis; kemudian
membentuk terowongan di dalam stratum korneum. Kecepatan menggali terowongan 1-5
mm/hari.Dua hari setelah fertilisasi, skabies betina mulai mengeluarkan telur yang
kemudian berkembang melalui stadium larva, nimpa, dan kemudian menjadi kutu dewasa
dalam 10-14 hari. Lama hidup kutu betina kira-kira 30 hari. Kemudian kutu mati di ujung
terowongan.Terowongan lebih banyak terdapat di daerah yang berkulit tipis dan tidak
banyak mengandung folikel pilosebasea
✘ (Harahap, 2000)

35
Klasifikasi
✘ Klasifikasi orang besrih
Skabies pada orang yang terdapat pada orang yang tingkat kebersihannya cukup bisa salah
didiagnosis.Biasanya sangat sukar ditemukan terowongan.Kutu biasanya hilang akibat mandi
secara teratur.
✘ Klasifikasi pada bayi dan anak
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak
tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga
terowongan jarang ditemukan.Pada bayi, lesi terdapat di muka.
✘ Scabies yang ditularkan melalui hewan
Sarcoptes scabiei varian canis dapat menyerang manusia yang pekerjaannya berhubungan erat
dengan hewan tersebut.Misalnya peternak dan gembala.Gejalanya ringan, rasa gatal kurang,
tidak timbul terowongan, lesi terutama terdapat pada tempat-tempat kontak.

36
Klasifikassi
✘ Scabies noduler
Nodul terjadi akibat reaksi hipersensitivitas.Tempat yang sering dikenai adalah genitalia pria,
lipat paha, dan aksila.Lesi ini dapat menetap beberapa minggu hingga beberapa bulan, bahkan
hingga satu tahun walaupun telah mendapat pengobatan anti skabies.
✘ Scabies incognito
Obat steroid topical atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda skabies, sementara
infestasi tetap ada.Sebaliknya, pengobatan dengan steroid topical yang lama dapat pula
menyebabkan lesi bertambah hebat.Hal ini mungkin disebabkan oleh karena penurunan respons
imun seluler.
✘ Scabies terbaring di tempat tidur ( bed – ripen )
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat tidur dapat
menderita skabies yang lesinya terbatas.

37
Patofisiologi
Kutu skabies dapat menyebabkan gejala transien pada manusia, tetapi mereka bukan penyebab
infestasi persisten.Cara penularan yang paling efisien adalah melalui kontak langsung dan lama
dengan seorang individu yang terinfeksi.Kutu skabies dapat bertahan hingga tiap hari pada kulit
manusia sehingga media seperti tempat tidur atau pakaian merupakan sumber alternative untuk
terjadinya suatu penularan. Siklus hidup dari kutu berlangsung 30 hari dan dihabiskan dalam
epidermis manusia. Setelah melakukan kopulasi, kutu jantan akan mati dan kutu betina akan
membuat liang ke dalam lapisan kulit dan meletakkan total 60-90 telur. Telur yang menetas
membutuhkan 10 hari untuk menjadi larva dan kutu dewasa.Kurang dari 10 % dari telur yang dapat
menghasilkan kutu dewasa. Kutu skabies kemudian bergerak melalui lapisan atas kulit dengan
mengeluarkan protease yang mendegradasi stratum korneum. Scybala (kotoran) yang tertinggal
saat mereka melakukan perjalanan melalui epidermis, menciptakan kondisi klinis lesi yang diakui
sebagai liang. Populasi pasien tertentu dapat rentan terhadap penyakit skabies, termasuk pasien
dengan gangguan immunodefisiensi primer dan penurunan respons imun sekunder terhadap terapi
obat, dan gizi buruk (Mutaqqin,2011).

38
Manifestasi klinis
Menurut Djuanda (2008) ada 4 tanda cardinal terjadinya scabiesdiantaranya :
✘ Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau
ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
✘ Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga
biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan
diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang keluar anggota
keluarnya terkena. Walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala.
Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
✘ Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya
menjadi polimorf (pustule, ekskoriasi, dan lain-lain).

39
Klasifikassi
✘ Scabies noduler
Nodul terjadi akibat reaksi hipersensitivitas.Tempat yang sering dikenai adalah genitalia pria,
lipat paha, dan aksila.Lesi ini dapat menetap beberapa minggu hingga beberapa bulan, bahkan
hingga satu tahun walaupun telah mendapat pengobatan anti skabies.
✘ Scabies incognito
Obat steroid topical atau sistemik dapat menyamarkan gejala dan tanda skabies, sementara
infestasi tetap ada.Sebaliknya, pengobatan dengan steroid topical yang lama dapat pula
menyebabkan lesi bertambah hebat.Hal ini mungkin disebabkan oleh karena penurunan respons
imun seluler.
✘ Scabies terbaring di tempat tidur ( bed – ripen )
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat tidur dapat
menderita skabies yang lesinya terbatas.

40
Thanks!

Any questions?

41

Anda mungkin juga menyukai