Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

“KEGIATAN PENDUKUNG DALAM BIMBINGAN KONSELING”

DISUSUN OLEH
1.Anggi Novitasari (19075128)
2. Anggun Aldinda Miftahunur (19075128)
3.Vira Syelvia Putri (19004086)

4.Riska Alwasih putri (19003096)

DOSEN PEMBIMBING
Frischia meivilona yendi ,S.Pd,M.Pd
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, Penulis panjatkan puji syukur kepada Allah


Swt. karena atas qudrat, hidayah dan ma’unah-Nya, penulis dapat membuat
makalah ini sesuai waktu yang ditentukan. Tidak lupa shalawat serta salam
semoga Allah tetap curah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada
keluarganya, para sahabatnya, sampai kepada kita selaku umatnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibuk Frischia meivilona yendi


,S.Pd,M.Pdselaku dosen mata kuliah Bimbingan Konseling, serta kepada teman-
teman semuanya yang telah mensuport baik moril maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kegiatan Pendukung
Dalam Bimbingan Konseling”.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat


kesalahan, baik penulisan maupun isinya, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki makalah
kedepannya.

Akhir kata, penulis berharap semoga adanya makalah ini dapat


bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Padang, 03 oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KataPengantar ....................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................... ii
BABI PENDAHULUAN ...................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................... 3
B. RumusanMasalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 4
BABII PEMBAHASAN ....................................................................... 5
A. Pengertian Kegiatan Pendukung bimbingan dankonseling .......... 5
B. Macam – Macam Kegiatan Pendukung BK ............................... 5
BAB III PENUTUP .............................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam


proses pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang bahwa proses
pendidikan adalah proses interaksi antara masukan alat dan masukan mentah.
Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkankan masukan alat adalah
tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media
pendidikan, system administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian,
tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling.
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu
sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke
arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang
layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani
oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, bahwa pemberian
layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan
dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan
konseling kelompok.
Dalam ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut dilakukan agar
setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin
sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian
siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami
hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.

3
Realitas di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam
pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal
mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga
tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak
positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan
Konseling tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling
berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik
apabila tidak adanya kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Artinya, hal
itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah, tidak hanya dengan
layanan saja, tetapi harus ada kegiatan pendukungnya.
Berdasar latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk
melakukan telaah mengenai kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

B. Identifikasi Masalah
1. Pengertian Kegiatan Pendukung
2. Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan mendasar yang hendak
ditelaah dalam makalah ini adalah bagaimana sebetulnya tujuan dari 5 aspek
kegiatan pendukung yang dilakukan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Pokok Bahasan

1. Pengertian Kegiatan Pendukung bimbingan dan konseling

Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk


mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan
keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah,
ataupun dilingkungan sekitarnya.
Kegiatan ini dimaksudkan agar para pembimbing dan dosen lebih mudah
memahami potensi dan kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan
kegiatan pendukung ini diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang
dihadapi oleh seorang klien.

2. Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan


Konseling
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang
telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung
Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling, yaitu:
a. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran
dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan,
disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam
bentuk layanan konseling.

5
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis
layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan
inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program.
Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah: a).
Materi yang hendak diungkapkan, b). bentuk instrument yang hendak
digunakan. Dan juga dibantu dengan responden yang bertugas untuk
mengerjakan instrument baik tes maupun non-tes melalui pengadministrasi yang
diselenggarakan oleh Konselor.[1]
Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam
melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat
bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional).
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-
jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program,
penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program. Operasionalisasi dalam kegiatan ini
adalah
1) Perencanaan
Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan subjek,
menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas,
menyiapkan kelengkapan administrative.
2) Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi,
mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban
intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.
3) Eveluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan
evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis

6
dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan asanalisis dan
menafsirkan hasil analisis.
4) Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi,
mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut.
Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.

b. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.
Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif,
terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi:
Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1) Perencanaan
Menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya,
menetapkan bentuk himpunan data, menetapkan dan manata fasilitas,
menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta
menyiapkan kelengkapan administrative.
2) Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi,
memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.

3) Evaluasi dan Analisis


Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang digunakan,
memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta

7
melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan,
keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya.
4) Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang mencakup:
bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan
keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun
harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan
dan konseling.[2]Teknis penyelenggaraan serta menyusun laporan HD,
menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.

c. Konfrensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta
didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus
memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan serta tidak menyinggung klien.[3]
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :
1) Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus
diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan
segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2) Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat
mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan
pikiran untuk memecahkan masalah siswa.[4]

8
3) Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor
memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan
masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk
menyokong upaya pengentasan masalah siswa.
4) Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh
konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis
layanan masalah siswa yang bersangkutan.
d. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua
sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan
permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman
dan pengentasan.
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu
tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan
kasus tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien yang
menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-
pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang
tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata
untuk memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien
sendiri sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan
Rumah yang akan dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya
ia terlibat saat kunjungan rumah.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1) Perencanaan

9
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR,
menyiapkan data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga,
menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR,
melakukan KR berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal), Membahas
masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen,
Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan hasil
KR
3) Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan
keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan
data dalam rangka pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap
efektifitas penggunaan hasil KR terhadap penanganan kasus.
4) Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu
dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak lanjut
layanan dengan menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan akurat. Serta
menyusun laporan KR, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.

e. Alih Tangan Kasus


Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien
dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten,
seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih
tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih
kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.

10
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan
kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan
dalam Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan lagi
wewenang Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain,
melalui cara yang cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang
dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa
surat pengantar jika diperlukan.Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam
Alih tangan kasus ini adalah:
1) Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK,
menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan materi ATK dan
kelengkapan administratif.
2) Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan
mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.
3) Evaluasi dan Analisis
Membahas hasil ATK melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis
hasil ATK kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah
klien. Serta Melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentsan
masalah klien secara menyeluruh.
4) Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan
oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain
lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.

f. Tampilan keperpustakaan
Pengertian Tampilan kepustakaan berupa bantuan layanan
untukmemperkaya diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami klien.

11
Substansi layanan konseling, dan juga kegiatan pendukungnya sering kali
perlu dilengkapi dan diperkuat oleh berbagai bahan yang dapat diambil
dari tampilan kepustakaan. Uraian atau cerita yang dapat dibaca atau diikuti dari
buku, tabloid atau film dapat memperjelas apa-apa yang dibahas di dalam
layanan konseling yang dijalani klien. Contoh, ide dan rumus dapat
memperkuat dan memantapkan atau menjadi bahan perbandingan dari apa- apa
yang dibicarakan dalam layanan konseling. Bahan-bahan tersebut memperluas
pemahaman dan wawasan klien, serta mempertajam analisis terhadap
permasalahan klien.Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkan oleh
konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanan, dan/atau klien secara
mandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri
bahan-bahan yang ada disana sesuai kebutuhan. Tampilan kepustakaan
merupakan kondidsi yang sangat memungkinkan individu atau klien
memperkuat atau memperkaya diri sendiri. Dengan atau tanpa konselor,
terlebih-lebih pada tahap pasca-konseling, individu yang bersangkutan
dapat terus menerus mengembangkan diri melalui pemanfaatan tampilan
kepustakaan.

Tujuan umum dari tampilan kepustakaan yaitu:


a) Melengkapi substansi pelayanan konseling berupa bahan -bahan tertulis
dan /atau rekaman lainnya yang ada dalam tampilan kepustakaan
b) Mendorong klien memanfaatkan bahan-bahan yang ada dalamtampilan
kepustakaan untuk memperkuat pengentasan masalah dan pengembangan
diri pihak-pihak yang bersangkutan
c) Mendorong klien untuk dapat memanfaatkan pelayanan konseling
secara lebih langsung dan berdaya guna Tampilan kepustakaan dapat
didayagunkan untuk kepentingan pelayanan konseling baik dalam tahap pra
-layanan, dalam layanan, maupun pasca-layanan.

12
B. Analisa Masalah

Dijelaskan bahwa tujuan dari beberapa pokok kegiatan pendukung yang


tersebut diatas adalah ada dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan Khusus.
Yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Aplikasi instrumentasi
a. Tujuan umum, Diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi
tertentu klien.
b. Tujuan Khusus, Terkait dengan fungsi-fungsi konseling yang didominasi
oleh fungsi pemahaman. Dengan diperolehnya pemahaman, maka dapat
diwujudkan fungsi pencegahan dan pengentasan. Dilain sisi, maka akan
diperoleh juga fungsi pengembangan dan pemeliharaan.
2. Himpunan Data
a. Tujuan Umum
Menyediakan data dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk
menunjang penyelenggaraan pelayanan konseling sesuai dengan
kebutuhan sasaran layanan.
b. Tujuan Khusus
Didominasi oleh fungsi pemahaman terhadap individu yang datanya
dihimpun. Ini akan mewujudkan fungsi pencegahan dan dapat pula fungsi
pengentasan terhadap masalah individu. Lebih jauh, himpunan data ini
dapat dijadikan bahan dalam melaksanakan fungsi pengembangan dan
pemeliharaan dan dapatjuga digunakan dalam melindungi hak-hak
individu yang sedang mengalami masalah HAM.
3. Konferensi Kasus
a. Tujuan Umum
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh
kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.

13
b. Tujuan Khusus
Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh
tentang permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Dan
terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sehingga penanganan permasalahan menjadi
lebih mudah dan tuntas.
4. Kunjungan Rumah
a. Tujuan Umum
Diperolehnya data yang lebih lengkap dan akurat berkenaan dengan
masalah klien serta digalangnya komitmen orangtua atau anggota
keluarga lainnya dalam rangka penyelesaian masalah.
b. Tujuan Khusus
Agar terpahaminya permasalahan klien dan upaya pengentasannya.
Dari ini dapat mencegah timbulnya masalah lagi serta dapat berlanjut
untuk mewujudkan fungsi pengembangan dan pemeliharaan serta
advokasi.
5. Alih Tangan Kasus
a. Tujuan Umum, Klien mendapat layanan yang optimal atas masalah
yang dialaminya.
b. Tujuan Khusus, Terwujudnya keempat fungsi konseling tarutama
dalam upaya pengentasan masalah klien. Layanan ini juga
mewujudkan upaya pemahaman dan pencegahan serta pengembangan
dan pemeliharaan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan
keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah,
ataupun dilingkungan sekitarnya.
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah
dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam
hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Aplikasi Instrumentasi
Adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur
atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan
untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan konseling.
2. Himpunan data
Adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan
sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
3. Konferensi kasus
Adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan
konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah
untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang
terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan
permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan
pengentasan.

15
4. Kunjungan rumah
Merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan
rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan
untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang
tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan
rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
5. Alih Tangan Kasus
Merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat
dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata
pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta
didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi
kegiatan ini adalah pengentasan.
Sementara itu tujuan dari kegiatan pendukung bimbingan konseling ini
adalah diperolehnya data – data yang akurat dan baik demi mewujudkan
terselesaikannya masalah – masalah yang dihadapi klien dan juga pemahaman
terhadap layanan bimbingan dan konseling.

B. Saran
Saran yang ingin penulis kemukakan dalam kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling ini adalah antara konselor dan klien harus sungguh-
sungguh dalam pemecahan masalah-masalah yang dihadapai klien, demi
kepentingan pribadi klien dan konselor tersebut. Setiap kegiatan yang dilakukan
harus sesuai dengan perencanaan yang disetujui.

16
DAFTAR PUSTAKA
Admin.2017.kegiatan pendukung bimbingan dan Konseling.
http://dewihenihendrabkunib16.blogspot.com/2017/05/kegiatan-pendukung-
bimbingan-dan.html?m=1.(Diakses pada 04 november 2020).
Onana,Ana. kegiatan pendukung bimbingan dan Konseling.
http://www.slideshare.net/mobile/AnaOnana/Kegiatan-pendukung-bimbingan-
dan-konseling.(Diakses pada 04 november 2020).

17

Anda mungkin juga menyukai