DISUSUN OLEH
1.Anggi Novitasari (19075128)
2. Anggun Aldinda Miftahunur (19075128)
3.Vira Syelvia Putri (19004086)
DOSEN PEMBIMBING
Frischia meivilona yendi ,S.Pd,M.Pd
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
0
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KataPengantar ....................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................... ii
BABI PENDAHULUAN ...................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................... 3
B. RumusanMasalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 4
BABII PEMBAHASAN ....................................................................... 5
A. Pengertian Kegiatan Pendukung bimbingan dankonseling .......... 5
B. Macam – Macam Kegiatan Pendukung BK ............................... 5
BAB III PENUTUP .............................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Realitas di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam
pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal
mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga
tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak
positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan
Konseling tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling
berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik
apabila tidak adanya kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Artinya, hal
itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah, tidak hanya dengan
layanan saja, tetapi harus ada kegiatan pendukungnya.
Berdasar latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk
melakukan telaah mengenai kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
B. Identifikasi Masalah
1. Pengertian Kegiatan Pendukung
2. Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan mendasar yang hendak
ditelaah dalam makalah ini adalah bagaimana sebetulnya tujuan dari 5 aspek
kegiatan pendukung yang dilakukan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis
layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan
inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program.
Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah: a).
Materi yang hendak diungkapkan, b). bentuk instrument yang hendak
digunakan. Dan juga dibantu dengan responden yang bertugas untuk
mengerjakan instrument baik tes maupun non-tes melalui pengadministrasi yang
diselenggarakan oleh Konselor.[1]
Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam
melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat
bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional).
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-
jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program,
penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program. Operasionalisasi dalam kegiatan ini
adalah
1) Perencanaan
Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan subjek,
menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas,
menyiapkan kelengkapan administrative.
2) Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi,
mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban
intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.
3) Eveluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan
evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis
6
dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan asanalisis dan
menafsirkan hasil analisis.
4) Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi,
mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut.
Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.
b. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.
Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif,
terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi:
Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1) Perencanaan
Menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya,
menetapkan bentuk himpunan data, menetapkan dan manata fasilitas,
menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta
menyiapkan kelengkapan administrative.
2) Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi,
memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.
7
melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan,
keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya.
4) Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang mencakup:
bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan
keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun
harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan
dan konseling.[2]Teknis penyelenggaraan serta menyusun laporan HD,
menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
c. Konfrensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta
didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus
memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan serta tidak menyinggung klien.[3]
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :
1) Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat
persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus
diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan
segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2) Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat
mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan
pikiran untuk memecahkan masalah siswa.[4]
8
3) Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor
memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan
masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk
menyokong upaya pengentasan masalah siswa.
4) Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh
konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis
layanan masalah siswa yang bersangkutan.
d. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua
sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan
membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan
permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman
dan pengentasan.
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu
tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan
kasus tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien yang
menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-
pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang
tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata
untuk memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien
sendiri sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan
Rumah yang akan dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya
ia terlibat saat kunjungan rumah.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
1) Perencanaan
9
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR,
menyiapkan data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga,
menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan administrasi.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR,
melakukan KR berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal), Membahas
masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen,
Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan hasil
KR
3) Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan
keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan
data dalam rangka pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap
efektifitas penggunaan hasil KR terhadap penanganan kasus.
4) Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu
dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak lanjut
layanan dengan menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan akurat. Serta
menyusun laporan KR, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
10
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan
kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan
dalam Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan lagi
wewenang Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain,
melalui cara yang cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang
dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa
surat pengantar jika diperlukan.Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam
Alih tangan kasus ini adalah:
1) Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK,
menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan materi ATK dan
kelengkapan administratif.
2) Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan
mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.
3) Evaluasi dan Analisis
Membahas hasil ATK melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis
hasil ATK kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah
klien. Serta Melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentsan
masalah klien secara menyeluruh.
4) Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan
oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain
lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.
f. Tampilan keperpustakaan
Pengertian Tampilan kepustakaan berupa bantuan layanan
untukmemperkaya diri berkenaan dengan permasalahan yang dialami klien.
11
Substansi layanan konseling, dan juga kegiatan pendukungnya sering kali
perlu dilengkapi dan diperkuat oleh berbagai bahan yang dapat diambil
dari tampilan kepustakaan. Uraian atau cerita yang dapat dibaca atau diikuti dari
buku, tabloid atau film dapat memperjelas apa-apa yang dibahas di dalam
layanan konseling yang dijalani klien. Contoh, ide dan rumus dapat
memperkuat dan memantapkan atau menjadi bahan perbandingan dari apa- apa
yang dibicarakan dalam layanan konseling. Bahan-bahan tersebut memperluas
pemahaman dan wawasan klien, serta mempertajam analisis terhadap
permasalahan klien.Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkan oleh
konselor dalam rangka pelaksanaan pelayanan, dan/atau klien secara
mandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri
bahan-bahan yang ada disana sesuai kebutuhan. Tampilan kepustakaan
merupakan kondidsi yang sangat memungkinkan individu atau klien
memperkuat atau memperkaya diri sendiri. Dengan atau tanpa konselor,
terlebih-lebih pada tahap pasca-konseling, individu yang bersangkutan
dapat terus menerus mengembangkan diri melalui pemanfaatan tampilan
kepustakaan.
12
B. Analisa Masalah
13
b. Tujuan Khusus
Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh
tentang permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Dan
terkomunikasinya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sehingga penanganan permasalahan menjadi
lebih mudah dan tuntas.
4. Kunjungan Rumah
a. Tujuan Umum
Diperolehnya data yang lebih lengkap dan akurat berkenaan dengan
masalah klien serta digalangnya komitmen orangtua atau anggota
keluarga lainnya dalam rangka penyelesaian masalah.
b. Tujuan Khusus
Agar terpahaminya permasalahan klien dan upaya pengentasannya.
Dari ini dapat mencegah timbulnya masalah lagi serta dapat berlanjut
untuk mewujudkan fungsi pengembangan dan pemeliharaan serta
advokasi.
5. Alih Tangan Kasus
a. Tujuan Umum, Klien mendapat layanan yang optimal atas masalah
yang dialaminya.
b. Tujuan Khusus, Terwujudnya keempat fungsi konseling tarutama
dalam upaya pengentasan masalah klien. Layanan ini juga
mewujudkan upaya pemahaman dan pencegahan serta pengembangan
dan pemeliharaan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan
keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah,
ataupun dilingkungan sekitarnya.
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah
dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam
hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Aplikasi Instrumentasi
Adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur
atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan
untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan konseling.
2. Himpunan data
Adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan
sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
3. Konferensi kasus
Adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan
konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah
untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang
terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan
permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan
pengentasan.
15
4. Kunjungan rumah
Merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan
rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan
untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang
tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan
rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
5. Alih Tangan Kasus
Merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat
dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata
pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta
didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi
kegiatan ini adalah pengentasan.
Sementara itu tujuan dari kegiatan pendukung bimbingan konseling ini
adalah diperolehnya data – data yang akurat dan baik demi mewujudkan
terselesaikannya masalah – masalah yang dihadapi klien dan juga pemahaman
terhadap layanan bimbingan dan konseling.
B. Saran
Saran yang ingin penulis kemukakan dalam kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling ini adalah antara konselor dan klien harus sungguh-
sungguh dalam pemecahan masalah-masalah yang dihadapai klien, demi
kepentingan pribadi klien dan konselor tersebut. Setiap kegiatan yang dilakukan
harus sesuai dengan perencanaan yang disetujui.
16
DAFTAR PUSTAKA
Admin.2017.kegiatan pendukung bimbingan dan Konseling.
http://dewihenihendrabkunib16.blogspot.com/2017/05/kegiatan-pendukung-
bimbingan-dan.html?m=1.(Diakses pada 04 november 2020).
Onana,Ana. kegiatan pendukung bimbingan dan Konseling.
http://www.slideshare.net/mobile/AnaOnana/Kegiatan-pendukung-bimbingan-
dan-konseling.(Diakses pada 04 november 2020).
17