A. TATA TERTIB
1. Pengertian
Tata tertib merupakan seperangkat peraturan yang disusun secara sistematis dan
dilaksanakan oleh pihak sekolah bertujuan agar peserta didik lebih berdisiplin dan berperilaku
baik sehingga tercipta lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan kondusif. Tata tertib sekolah
adalah peraturan yang baik dan merupakan hasil pola pembiasaan peserta didik yang konsisten
(taat azas) di sekolah. Tata tertib sekolah menjadi patokan atau acuan peserta didik dalam
memiliki standar etika berperilaku di sekolah.
Tata tertib sekolah memiliki peranan sebagai kesediaan dan kesadaran diri dari peserta
didik mematuhi ketentuan berupa peraturan-peraturan tentang kehidupan dan budaya sekolah
dalam kehidupan sehari-hari. Tata tertib sekolah bertujuan agar semua warga sekolah memahami
tugas, hak, kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan
lancar. Prinsip tata tertib sekolah meliputi aspek kesadaran diri, aspek normatif, dan aspek
persuasif. Tata tertib sekolah memiliki beberapa sejumlah peraturan, mekanisme pelanggaran,
dan sanksi (hukuman) bagi yang melanggarnya. Memberikan hukuman sebagai solusi terakhir
dan mengedepankan perkembangan psikologis peserta didik. Sanksi (hukuman) dalam tata tertib
ini akan di konsepkan sebagai imbalan atau akibat (agar peserta didik berpandangan positif).
Berikut dijelaskan daftar istilah dalam tata tertib sekolah ini :
a. Kasus ringan ialah jenis kesalahan seperti tidak memakai seragam, membuat kebisingan,
telat masuk kelas, dan sebagainya sebagaimana tercantum dalam Pedoman Tata Tertib
Peserta didik SMP Salman Al Farisi.
b. Kasus sedang ialah jenis kesalahan yang melibatkan hubungan pertemanan dengan lawan
jenis yang tidak sesuai dengan kaidah islam (misal : pacaran, mendekati zina), berkata-
kata kasar, membawa senjata tajam, membawa rokok/vape, merusak sarana dan prasarana
sekolah dan sebagainya sebagaimana tercantum dalam Pedoman Tata Tertib Peserta didik
SMP Salman Al Farisi.
c. Kasus berat ialah jenis kesalahan yang perlu perhatian khusus seperti merokok di
lingkungan sekolah, membawa bahan pornografi, berzina, mencuri, berkelahi, bullying,
membawa dan mengedarkan obat-obatan terlarang, dan sebagainya sebagaimana
tercantum dalam Pedoman Tata Tertib Peserta didik SMP Salman Al Farisi.
d. Wakasek Kesiswaan adalah Wakil Kepala Sekolah yang menangani kegiatan dan
permasalahan peserta didik.
e. Staf kesiswaan merupakan guru yang diberi tanggung jawab secara khusus menangani
masalah-masalah kedisiplinan peserta didik.
f. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah konselor sekolah yang bertanggungjawab
untuk membimbing peserta didik terkait dengan perilaku, sikap, dan talenta peserta didik.
g. SP 1 adalah Surat Pemanggilan orangtua yang pertama; SP2 adalah Surat Pemanggilan
orangtua yang kedua; SP3 adalah Surat Pengembalian peserta didik keorangtua.
2. Fungsi
Fungsi tata tertib sekolah yaitu sebagai berikut :
a. Membentuk akhlak dan kepribadian peserta didik melalui penciptaan iklim dan budaya
sekolah yang kondusif dalam menunjang proses pembelajaran.
b. Membentuk dan membiasakan pelaksanaan nilai-nilai karakter sekolah.
c. Melatih peserta didik untuk dapat hidup tertib dan berakhlak mulia yang akan
diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Memotivasi peserta didik untuk berprestasi dan menjadikan sekolah yang berkualitas.
e. Memonitor dan mengevaluasi perilaku peserta didik secara berkesinambungan untuk
dijadikan pertimbangan dalam penentuan kenaikan kelas, dan keberhasilan prestasi
akademik.
3. Sifat
Tata Tertib Sekolah memiliki prinsip yaitu diharuskan, dan dianjurkan untuk selalu
melaksankan peraturan sekolah. Terdapat beberapa batasan dari tata tertib sekolah, yakni sebagai
berikut:
a. Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum yang harus dipatuhi
peserta didik.
b. Adanya acuan aktivitas khusus bagi peserta didik, seperti : penggunaan pakaian seragam,
penggunaan laboratorium, mengikuti upacara bendera, mengerjakan tugas rumah, dan
lain-lain.
Tata tertib sekolah bukan hanya sekedar kelengkapan dari sekolah tetapi merupakan
kebutuhan yang harus mendapat perhatian dari semua pihak terkait (stakeholder sekolah)
terutama dari peserta didik. Sehubungan hal tersebut pihak sekolah menyusun pedoman tata tertib
sekolah bagi peserta didik. Isi dari tata tertib sekolah secara garis besar adalah berupa tugas dan
kewajiban peserta didik yang harus dilaksanakan,pelanggaran, dan imbalan (sanksi).
Pada hakikatnya, tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus meliputi tiga
unsur yaitu sebagai berikut:
a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan yang dilarang,
b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau pelanggar peraturan, dan
c. Cara atau prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai tata tertib
sekolah.
4. Prosedur
a. Wali Kelas /Staf kesiswaan menerima pengaduan maupun laporan pelanggaran tata tertib
peserta didik dari berbagai pihak khususnya warga SMP Salman Al Farisi.
b. Wali Kelas/ Staf kesiswaan mempelajari keluhan dan pengaduan untuk mengidentifikasi
masalah dan solusi penanganan.
c. Wali Kelas dan Staff kesiswaan bekerjasama menangani kasus. Jika diperlukan, guru-guru
terkait lainnya dapat diikutsertakan.
d. Penanganan tiap kasus:
1) Untuk kasus ringan : Wali Kelas mengadakan pertemuan dengan peserta didik
bersangkutan untuk diberi nasehat, bimbingan, dan arahan.
2) Untuk kasus Sedang : Wali Kelas , Staf kesiswaan, dan guru BK akan mengadakan
pertemuan dengan peserta didik bersangkutan untuk diberi nasehat, bimbingan, dan
arahan.
3) Untuk kasus berat : Wali Kelas, Staf kesiswaan, guru BK, dan Kepala Sekolah akan
menghubungi orangtua peserta didik untuk hadir ke SMP Salman Al farisi untuk diberi
penjelasan dan dimintai keterangan yang diperlukan (SP1). Setelah itu, peserta didik
akan diberi bimbingan khusus oleh guru BK dengan sepengetahuan waka kesiswaan.
Jika masalah tertangani kasus selesai.
4) Dalam penanganan kasus, guru BK menggelar konferensi kasus (SP2) melibatkan
peserta didik, orangtua, Wali Kelas, wakasis, dan jika terkait akademik, guru bidang
studi. Jika hasilnya baik, kasus selesai. Jika hasil tidak baik, Wakasis berkonsultasi
dengan Kepala Sekolah untuk saran penyelesaian masalah.
5) Dua jenis keputusan yang mungkin diambil di tingkat ini adalah peserta didik diberi
kesempatan kedua alias dibina lagi atau dikembalikan ke orangtua (SP3).
e. Seluruh kasus dan penanganannya perlu disusun dalam bentuk laporan tertulis oleh Staf
Kesiswaan bersama-sama Wali Kelas dan guru BK.
f. Selanjutnya laporan tersebut diserahkan kepada Kepala Sekolah dan diarsipkan.
5. Jenis Tata Tertib Sekolah
a. Tata tertib Berpakaian (Penampilan)
1) Menggunakan pakaian yang menutupi aurat sesuai dengan syariat islam
2) Tidak menggunakan bahan jeans, tidak skinny (pensil), begi, dan tidak menggunakan
pakaian yang ketat
3) Peserta didik tidak menggunakan aksesoris atau perhiasan (gelang,kalung, cincin. dsb)
4) Menggunakan kaos kaki yang menutupi sampai dengan betis ( peserta didik
perempuan)
5) peserta didik putra tidak menggunakan kaos kaki ketika ke toilet dan sedang
mendirikan sholat
6) Peserta Didik putri wajib menggunakan kaos kaki setiap saat kecuali ke toilet .
7) Menggunakan sepatu standar yang sesuai dengan aturan sekolah
8) Peserta didik diperbolehkan membawa sepatu olahraga yang dipakai ketika jam olah
raga
9) Menjaga anggota tubuhnya dari coretan atau tulisan apapun (tato) kontemporer atau
permanen
10) Tidak menggunakan sweater atau jaket kecuali ada surat izin sakit dari dokter atau
orang tua
11) Model /potongan rambut (putra ) rapi (putra : depan tidak melebihi alis, belakang tidak
melebihi kerah baju, samping tidak melebihi daun telinga ) dan model rambut syar’i
dan tidak di cat.
Ketentuan Pakaian Saat Di Sekolah
1. hari senin : seragam putih biru (rompi)
2. hari selasa : seragam batik sekolah
3. hari rabu : atasan batik bebas dan celana bahan standar warna hitam/akhwat
rok warna hitam.
4. hari kamis : ikhwan (baju pangsi adat sunda, dan celana bahan standar warna
hitam), akhwat (kebaya putih, dan rok warna hitam)
5. hari jum’at : baju koko warna putih dan celana standar (ikhwan), gamis dan
kerudung syar’i (akhwat)
: ekskul dan mata pelajaran olah raga disesuaikan dengan ekskulnya masing –
masing (syar’i)
6. akhwat wajib mengenakan kaus kaki di atas mata kaki dan menggunakan ciput yang
menutupi seluruh rambut
12) Dalam kegiatan sekolah didalam atau diluar sekolah peserta didik diwajibkan
menggunakan pakain yang menutup aurat sesuai ajaran islam.
13) Memiliki sandal jepit ( diberi nama dan kelas )untuk keperluan mobilisasi di sekolah
14) Tidak meminjam sandal atau perlengkapan lainnya tanpa izin pemiliknya
( Ghosob)
b. Tata Tertib Kedatangan Peserta Didik Ke Sekolah
1) Peserta didik masuk kelas pukul 07.30 WIB
2) Peserta didik yang terlambat akan dicatat oleh guru piket dan melaksanakan ikrar,
doa pagi, dan tilawah Al-Qur’an di depan Meja piket
3) Peserta didik yang terlambat tiga kali dalam satu semester akan diberikan sanksi
berupa lari tiga keliling, empat kali = empat keliling, dst.
4) Peserta didik yang terlambat enam kali dalam satu semester akan dilakukan
pemanggilan orang tua (sesi konsultasi).
5) Peserta didik yang terlambat tujuh kali dalam satu semester akan dipulangkan ke
rumah.
c. Tata Tertib Pulang Sekolah
1) Pulang dari sekolah sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
2) Tidak berada dikelas ketika bel pulang sudah berbunyi
3) Tidak berada dilantai dua, tiga, maupun empat, ketika bel pulang sudah berbunyi
4) Senantiasa meminta doa kepada guru, guru wali kelas untuk keberhasilan dan
kesuksesan masa depan peserta didik
5) Menunggu di pos Satpam ketika terlambat dijemput lebih dari jam 17.30
6) Tidak nongkrong di luar area sekolah ketika masih menunggu jemputan pulang
d. Tata tertib di Kelas
1) Kelas hanya di gunakan untuk kegiatan belajar mengajar, sholat dan makan siang
2) Peserta didik menjaga kebersihan dan kenyamanan kelas
3) Desain ruangan kelas sesuai dengan ketentuan setiap level masing-masing
4) Peserta didik menjaga inventaris barang yang ada di kelas
5) Tempat duduk peserta didik diatur oleh Wali Kelas dan atau rekomendasi guru BK
6) Peserta didik berbicara kepada guru, Wali Kelas atau guru mata pelajaran dengan nada
yang halus dan sopan santun
7) Peserta didik menyampaikan pendapat dikelas dengan mengangkat tangan terlebih
dahulu.
8) Peserta didik bertutur kata yang sopan dengan teman sebayanya.
9) menjaga silaturahmi tanpa ada bullying secara verbal ataupun fisik antar sesama
10) Meja dan kursi diberi label Nama peserta didik dan kelas oleh WK
11) Guru mata pelajaran yang mengubah posisi tempat duduk peserta didik harus
memastikan peserta didik mengembalikan ke posisi semula